TANTANGAN AGAMA BUDDHA DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh: Eka Liliana. Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TANTANGAN AGAMA BUDDHA DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh: Eka Liliana. Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra. Abstrak"

Transkripsi

1 TANTANGAN AGAMA BUDDHA DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI Oleh: Eka Liliana Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra Abstrak Perkembangan zaman membawa banyak perubahan dalam masyarakat. Melalui kemajuan teknologi, setiap sisi kehidupan dituntut untuk cepat dan instan dalam mencapai sesuatu. Kondisi dan situasi seperti ini manjadi tantangan bagi masyarakat dalam menghadapi perkembangan zaman. Untuk menjawab dan merespon fenomena tersebut, agama menjadi filter tindakan manusia. Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai tantangan agama Buddha di era teknologi informasi. Teknologi informsi saat ini memudahkan umat Buddha untuk belajar Dhamma secara terbuka. Hal tersebut didukung dengan ajaran Buddha yang terbuka dengan ilmu pengetahuan. Keselarasan Buddhisme dengan ilmu pengetahuan tampak dari metode dalam menemukan kebenaran yang lebih menekankan pada tidak hanya percaya. Keterbukaan agama Buddha terhadap ilmu pengetahuan juga didukung oleh banyak ilmuan. Meskipun demikian, teknologi informasi dapat berdampak dengan kemerosotan moral manusia jika pemanfaatannya kurang bijak. Oleh sebab itu, penggunaan teknologi informasi harus didasari dengan kebijaksanaan. Pendahuluan Pada kehidupan saat ini, manusia dapat dikatakan sebagai bagian yang tidak dapat terlepas dari teknologi informasi. Setiap hari manusia modern tidak terlepas dengan penggunaan teknologi itu sendiri. Mulai akses internet, transaksi, penggunaan handpone dan berbagai kebutuhan manusia yang sudah masuk dalam lingkaran teknologi. Sebagai contoh, sesorang yang lupa membawa handphone dalam waktu sehari sudah pusing dan bahkan dapat mengalami kerugian yang cukup besar karena tidak dapat melakukan transaksi. Kondisi ini mencerminkan manusia selalu bergelut dan tidak terlepas dari kemajuan teknologi. Kebutuhan mengenai teknologi ini yang kemudian mendorong teknologi baru berkembang pesat. Teknologi sangat dekat dengan manusia dikarenakan teknologi membantu aktifitas manusia menjadi lebih mudah.

2 Secara umum dengan adanya teknologi informasi manusia akan menjadi manusia yang lebih cerdas. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya berbagai informasi yang dibuat manusia dan diposting di internet. Namun ternyata, fasilitas yang ada seperti teknologi informasi digunakan sebagai alat untuk bersenangsenang saja. Akan tetapi pada kenyataannya kebanyakan orang belum memberikan suatu sikap yang bertujuan untuk memperbaiki batin. Sebenarnya pengunaan teknologi merupakan sebuah pilihan, dimana seseorang akan menggunakan sebagai hal positif atau negatif. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kebanyakan orang memilih untuk bermain smartphone saat puja bakti di vihara dibandingkan dengan mendengarkan ceramah bhikkhu. Dari adanya kejadian tersebut membuktikan bahwa di era teknologi individu lebih tertarik mencari informasi dengan teknologi dari pada informasi langsung dari seseorang bahkan guru. Berdasarkan latar belakang dan adanya kejadian di dalam masyarakat, maka dalam tulisan ini penulis akan membahas tentang Tantangan Agama Buddha di Era Teknologi Informasi. Hal tersebut menjadi pembahasan yang penting dalam era ini karena banyak tantangan baru bagi kemajuan moral manusia seiring dengan teknologi informasi yang semakin berkembang. Pembahasan Teknologi merupakan 1) metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan; 2) keseluruhan sarana untuk menyediakan barangbarang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia (Tim Penyusun, 2008: 1473). Oleh karena itu, yang dimaksud dengan teknologi disini adalah ilmu terapan yang berkembang saat ini. Sebagai contoh dari teknologi yang berkembang saat ini adalah alat yang mampu menyampaikan informasi kepada pihak lain. Seseorang yang membahas teknologi pasti akan langsung menyebutkan kata teknologi informasi. Informasi merupakan penggunaan teknologi seperti komputer, elektronik, dan telekomunikasi, untuk mengolah dan mendistribusikan informasi dalam bentuk digital (Tim Penyusun, 2008: 1473). Teknologi informasi memberikan kemudahan bagi manusia dalam berkomunikasi. Dengan adanya

3 teknologi informasi agama Buddha memiliki keuntungan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya website yang berhubungan dengan Agama Buddha atau Dhamma. Akan tetapi dari adanya teknologi informasi juga memiliki dampak negatif bagi Agama Buddha. Sebagai contoh adalah umat Buddha akan cenderung memilih untuk menyaksikan sinetron dibandingkan menonton mimbar Agama Buddha. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu sosialisasi yang dapat dilakukan melalui informasi kepada pengurus vihara atau melalui media seperti website kepada umat Buddha bahwa ada mimbar di suatu stasius televisi. Agama Buddha dan Teknologi Pada zaman sekarang agama memiliki tantangan tersendiri terhadap perkembangan teknologi atau ilmu pengetahuan. Kondisi tersebut yang telah mendorong para ilmuan untuk memberikan respon terhadap agama yang ilmiah. Agama kadang menjadi penghambat pertumbuhan ilmu pengetahuan, namun ilmu pengetahuan yang berkembang juga dapat membongkar dogma agama yang tidak ilmiah. Ketidakselarasan ini yang mengundang respon dari para ilmuan dalam merespon ilmu pengetahuan. Buddhisme mendapat sorotan dari ilmuan penemu hukum relativitas energi. Albert Einstain merespon Buddhisme dengan ilmu pengetahuan. Beliau berpendapat bahwa: Agama masa depan adalah agama kosmik. Melampaui Tuhan sebagai pribadi serta menghindari dogma dan teologi. Mencakup baik alamiah maupun spiritual, agama tersebut seharusnya didasarkan pada rasa keagamaan yang timbul dari pengalaman akan segala sesuatu yang alamiah dan spiritual, berupa kesatuan yang penuh arti. Ajaran Buddha menjawab gambaran ini. Jika ada agama yang akan memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan modern, itu adalah ajaran Buddha, (Albert Einstein dalam Sri Dhammananda, 1992: 9). Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa agama Buddha merupakan agama yang terbuka dengan illmu pengetahuan. Hal tersebut dikarenakan agama Buddha tidak berpedoman dengan adanya wahyu atau dogma-dogma. Dhamma yang diajarkan oleh Buddha membawa kita kepada cara berpikir yang rasional. Hal tersebut dilakukan oleh Buddha dimasanya dimana memberikan jawaban atas pertanyaan murid dengan perumpamaan. Perumpamaan yang diberikan Buddha mengajarkan bagaimana cara berpikir dalam menjalani

4 hidup. Perumpamaan yang di sampaikan oleh Buddha seperti perumpamaan orang terkena panah beracun. Orang tersebut mencari tahu siapa pemilik panah yang melukai dirinya tanpa menyadari bahwa dirinya berada dalam bahaya. Perumpamaan tersebut menggambarkan bahwa rasa ingin tahu seseorang pada teknologi informasi membawa kepada keadaan yang membuat perasaan menjadi senang untuk sementara. Akan tetapi, di satu sisi rasa ingin tahu pada teknologi informasi menjauhkan seseorang kepada kemajuan batin. Sebagai contoh, penggunaan teknologi informasi dapat menjerumuskan kita pada hal buruk seperti melakukan kejahatan seperti penipuan dan mengakses situs porno. Melihat perkembangan teknologi informasi banyak cara yang digunakan oleh individu untuk selalu mengikuti tren. Hal tersebut, akan membawa dampak yang kurang baik bagi moral manusia. Akan tetapi agama Buddha memberikan tanggapan lain dengan adanya teknologi informasi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya tulisan yang mengatakan bahwa: Dokrin Buddha Dhamma yang ada dewasa ini tidak terpengaruh oleh perjalanan waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan, dan masih tetap seperti ketika petama kali Ia ucapkan. Tidak peduli seberapa jauh pengetahuan ilmiah dapat memperluas cakrawala mental seseorang, di dalam kerangka kerja Dhamma terdapatlah ruang untuk penerimaan dan asimilasi terhadap penemuan yang lebih jauh/baru. Ia tidak bergantung kepada konsep konsep terbatas dari pikiran pikiran yang primitif/kuno juga tidak pada kekuatan pikiran yang negatif, (Francis story dalam Sri Dhammananda, 1992: 9). Kutipan tersebut memberikan gambaran bahwa Dhamma tidak pernah menutup diri dari pengetahuan dan pikiran negatif terhadap sesuatu yang baru. Teknologi informasi yang berkembang saat ini memberikan kesempatan setiap individu untuk mempelajari pengetahuan baru. Dhamma yang diajarkan oleh Buddha selaras dengan ilmu pengetahuan. Akan tetapi yang terjadi saat ini penggunaan teknologi informasi tidak digunakan sebagaimana mestinya. Di satu sisi teknologi informasi mempermudah penyebaran agama akan tetapi di sisi lain dengan adanya teknologi baru seperti internet memudahkan seseorang untuk mengakses hal-hal yang berbau pornografi. Pada zaman sekarang ini banyak dari pengguna internet yang memasang iklan berbau pornografi. Iklan yang dipasang

5 tidak berada di sebuah website tertentu tetapi di sembarang website yang memancing pengguna untuk membaca. Contoh tersebut menggambarkan bahwa disamping informasi positif, hal-hal negatif sangat dekat dengan internet. Hal tersebut sebagai bukti bahwa kita harus dapat menjadi pengguna internet yang cerdas. Agama Buddha Menyikapi Teknologi Informasi Teknologi informasi dapat digunakan sebagai alat baru untuk menguji kebijaksanaan kita. Hal tersebut dikarenakan akan menentukan sampai mana kebijaksanaan kita dalam menggunakan teknologi informasi yang semakin canggih seperti internet. Seperti Dhamma yang diajarkan oleh Buddha dalam Upali Sutta Dari ketiga jenis kamma ini, petapa, yang dianalisis dan dibedakan demikian, Aku menggambarkan kamma pikiran sebagai paling tercela untuk pelaksanaan kamma buruk, dan tidak demikian besarnya kamma jasamani atau kamma ucapan, (Lanny Anggawati & Wena Cintiawati, 2006: 983). Seperti yang disampaikan oleh Buddha dalam Upali Sutta bahwa segala sesuatu dimulai dari pikiran. Pikiran kita harus dapat dikuasai dengan baik agar setiap keputusan yang dilakukan dalam sehari-hari seperti menggunakan internet sesuai dengan Dhamma. Pikiran yang tidak dikendalikan dengan baik akan menjerumuskan individu kepada hawa nafsu. Hawa nafsu yang dimaksud adalah dalam bentuk nafsu seksual, nafsu ingin mencelakai orang lain, atau nafsu untuk membuat seseorang rugi. Hal tersebut sebagai landasan bahwa kita hidup dekat dengan orang lain yang mungkin akan bahagia jika kita terjerumus ke dalam hal yang tidak baik. Begitu pula dengan internet yang akan menjerumuskan kita pada hal buruk apabila dalam menggunakan dengan tidak cerdas. Agama Buddha merupakan agama yang menekankan pada Ehipassiko datang dan buktikan. Ehipassiko adalah cara dimana kita sebagai umat Buddha harus dapat mencari tahu tentang hal baru sebelum benar-benar menerima. Dalam sebuah diskusi yang membahas tentang Buddhism and Technology dikatakan bahwa:

6 Buddhism if it s pointing to anything, it s pointing to this ongoing process of investigating life and investigating the world and my relationship to the world and continuing to see through those things, those resistances and those ways I struggle with reality itself instead of actually being in harmony with the way things are, the way things are actually happening (Vincent, 2013: 3). Dari kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa agama Buddha adalah agama yang pantang percaya pada hal tanpa penyelidikan terlebih dahulu. Bahwa segala sesuatu merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang patut untuk diselidiki termasuk juga teknologi informasi. Penyelidikan terhadap teknologi dapat dilakukan melalui kegunaannya. Kegunaan yang dimaksud adalah dalam hal positif seperti menyampaikan pesan Dhamma melalui website. Memberikan informasi mengenai isu-isu tentang agama juga dapat dilakukan dengan mudah melalui teknologi. Akan tetapi yang menjadi permasalahan yaitu pengelolaan website yang kurang baik akan mengakibatkan permasalahan baru. Seperti adanya bullying terhadap suatu ajaran agama. Hal tersebut juga mengakibatkan kesalahpahaman antar umat beragama. Menjadi manusia yang memiliki ilmu pengetahuan luas adalah salah satu ajaran Buddha. Hal tersebut dapat ditemukan dalam ajaran Buddha mengenai pengetahuan Apakah pengetahuan semacam ini perlu? Tentu kalau kita tidak mau menjadi orang buta yang meraba gajah lalu mendebatkannya (Lanny Anggawati & Wena Cintiawati, 1995: 8). Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa ilmu pengetahuan penting dikarenakan segala sesuatu yang ada di bumi akan terus mengalami kemajuan. Seperti teknologi informasi yang semakin maju membutuhkan landasan kebijaksanaan agar tidak terjerumus pada penderitaan. Teknologi informasi yang sangat berkembang saat ini memberikan kesempatan kepada kita untuk berada di dalam lingkaran keserakahan. Salah satu dari contoh keserakahan manusia terlihat dari bagaimana menanggapi teknologi informasi. dengan berkembangnya teknologi informasi saat ini dapat diibaratkan sebagai mengendarai mobil, dimana apabila kita mengendarai dengan hati-hati kita akan sampai ketujuan dengan selamat. Namun apabila kita mengendarai dengan tidak hati-hati kita dapat celaka atau membuat orang lain celaka. Begitu

7 pula dengan teknologi informasi yang kita gunakan dapat memberikan bantuan kepada kita untuk berkomunikasi dengan mudah tetapi juga dapat menjerumuskan kita pada kebencian, keserakahan atau konsumerisme. Memiliki pengetahuan tentang teknologi informasi sebenarnya menjadikan kita lebih maju dibandingkan dengan zaman Buddha. Akan tetapi, hal yang berhubungan dekat dengan teknologi informasi saat ini yaitu kebencian, keserakahan, dan konsmumerisme. Kebencian dapat terjadi dimana ketika ada rasa tidak suka terhadap suatu ajaran agama akan mengakibatkan konflik di sosial media. Hal tersebut memancing seseorang atau kelompok untuk melakukan bullying terhadap suatu agama, misalnya kasus tentang agama Buddha yang tidak bertuhan. Selain kebencian, keserakahan dekat dengan konsumerisme dimana seseorang akan merasa selalu tidak puas dengan teknologi lama dan akan terus mencari teknologi baru. Hal tersebut juga banyak terjadi dikalangan remaja saat ini yang kebanyakan dari mereka adalah gemar membeli barang-barang yang sedang tren seperti smartphone dan aksesorisnya. Memiliki pengetahuan luas seperti mengetahui tentang teknologi informasi merupakan hal yang tidak dilarang oleh Buddha. Akan tetapi pengetahuan luas harus didasari dengan kebijaksanaan. Penderitaan akan terhindar dari seseorang yang memiliki pengetahuan luas. Dalam hal ini pengetahuan luas harus didasari dengan kebijaksanaan. Buddha menyampaikan hal yang berhubungan dengan kebijaksanaan dalam sebuah sutta, bahwa Lewat tiga hal orang dapat dikenali: lewat perilaku, tubuh, jasmani dan pikiran, (Lanny Anggawati & Wena Cintiawati, 2003: 99). Menjadi orang yang memiliki sikap bijaksana berarti harus dapat memiliki perilaku yang baik. Hal tersebut dapat dilakukan dalam menghadapi kehidupan yang sudah maju seperti saat ini. Kebijaksanaan mengarahkan pada penggunaan teknologi hanya sebagai sarana bukan sebagai yang utama. Teknologi perlu diwaspadai dalam pemanfaatannya karena ketika sudah melekat dengan teknologi dapat mengarahkan manusia yang sangat bergantung dengan teknologi. Sedangkan paradigma Buddhisme, awal dari penderitaan didasari dengan keinginan nafsu dan kemelekatan atau ketergantungan. Hal tersebut dikarenakan ketika seseorang menjadi pemuja

8 teknologi akan menambah penderitaan. Oleh karena itu, kebijaksanaan menjadi pondasi yang tepat dalam penggunaan teknologi informasi. Bijaksana dalam konteks ini manusia harus mempertimbangkan dengan matang dampak pengunaan teknologi informasi. Penutup Teknologi informasi yang saat ini berkembang menjadi fasilitas baru dalam menjalani aktifitas dalam sehari-hari. Teknologi informasi yang saat ini ada menjadi bukti bahwa manusia semakin maju dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Agama Buddha merupakan agama yang terbuka dengan adanya teknologi informasi. Hal tersebut didikung oleh banyak ilmuan yang menyatakan bahwa agama Buddha merupakan agama yang tidak menolak ilmu pengetahuan. Teknologi informasi dapat menjadi sebuah tantangan baru bagi manusia. Dimana pengguna teknologi informasi diharapkan mampu memberikan kebijaksanaan dalam menggunakan. Hal tersebut dikarenakan, kebencian, keserakahan dan konsumerisme dekat dengan kemajuan teknologi informasi saat ini. Refrensi Anggawati, Lanny dan Cintiawati, Wena Majjhima Nikaya 3. Klaten: Vihara Bodhivamsa. Anggawati, Lanny dan Cintiawati, Wena Petikan Anggutara Nikaya. Klaten: Vihara Bodhivamsa. Tim penyusus Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Dhammananda, Sri Agama Buddha di Mata Para Intelek Dunia. Mutiara Dhamma

AGAMA BUDDHA DAN IPTEK

AGAMA BUDDHA DAN IPTEK AGAMA BUDDHA DAN IPTEK NURWITO, S.Ag., M.Pd. UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA Agama dan Iptek: Perkembangan iptek ternyata tidak sejalan perkembangan batin manusia Bahkan, ilmu pengetahuan dapat mengondisikan

Lebih terperinci

Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101]

Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101] 1 Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101] [Buddha]: Menghampiri para Nigantha yang mengajarkan demikian, saya bertanya kepada mereka, Sahabat- sahabat Nigantha,

Lebih terperinci

Peran umat Buddha terhadap masyarakat ARNHANTYO DAMARSETO, SEMARANG

Peran umat Buddha terhadap masyarakat ARNHANTYO DAMARSETO, SEMARANG DPD Patria Sumatera Utara Juara Harapan I Lomba Berkarya Dhamma Peran umat Buddha terhadap masyarakat ARNHANTYO DAMARSETO, SEMARANG www.patria.or.id Page 1 Era globalisasi saat ini dapat dilihat sangat

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015 Dhamma Inside Vol. 22 - September 2015 Kematian Yang Indah Akhir dari Keragu-raguan Orang-orang Kematian Yang Indah Oleh : Bhikkhu Santacitto Kematian adalah peristiwa yang tidak dapat dihindari oleh siapapun,

Lebih terperinci

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin Manfaatkan Waktu Semaksimal Mungkin Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Pernahkah anda merenungkan seberapa baik anda memanfaatkan waktu yang anda miliki? Dapat dipastikan jawabannya adalah TIDAK. Sebagian

Lebih terperinci

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies 62 PANDANGAN SALAH (3) D. PAHAM PENYANGKALAN TANPA AKHIR Amarāvikkhepavāda Para bhikkhu, beberapa pertapa dan Brahmana seperti belut yang menggeliat. Pada saat ditanya tentang sesuatu, mereka menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memiliki peran penting dan menjadi dasar bagi perkembangan psikologi anak dalam konteks sosial yang lebih luas.

Lebih terperinci

SEMINAR BAHAYA PORNOGRAFI

SEMINAR BAHAYA PORNOGRAFI SEMINAR BAHAYA PORNOGRAFI [A. Ernest Nugroho, SMA ST. CAROLUS SURABAYA] - Berita Umum Seminar ini bertujuan Ibu/Bapak guru memahami apa itu pornografi, memahami dampak dari bahaya Pornografi kepada para

Lebih terperinci

KIAT MENGATASI KENAKALAN REMAJA

KIAT MENGATASI KENAKALAN REMAJA KIAT MENGATASI KENAKALAN REMAJA PENDAHULUAN Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahaptahap

Lebih terperinci

Dāna-4. Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Dāna-4. Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana  hp ; pin. Friday, April 12, 13 Dāna-4 Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Definisi Bhikkhu Leher-Kuning Anggota-anggota dari silsilah Buddha Gotama yang berleherkuning,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang modern ini handphone dapat di jadikan untuk hal-hal yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. yang modern ini handphone dapat di jadikan untuk hal-hal yang bersifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman sekarang telah banyak sekali alat-alat canggih. Salah satu diantaranya adalah handphone, namun dengan adanya perubahan zaman yang modern ini handphone dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demonstrasi di International Computer Communication Conference (ICCC) pada

BAB I PENDAHULUAN. demonstrasi di International Computer Communication Conference (ICCC) pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat dunia dalam suatu demonstrasi di International Computer Communication Conference (ICCC) pada bulan Oktober 1972,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya. Beragam agama, ras, suku bangsa, dan berbagai golongan membaur menjadi satu dalam masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era digital ini perkembangan internet di Indonesia semakin melaju pesat ditandai dengan meningkatkan jumlah penggunaan internet pertahunnya. Hanya penyedia layanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya. Salah satu dampak negatif dari era globalisasi adalah munculnya gaya

BAB I PENDAHULUAN. tentunya. Salah satu dampak negatif dari era globalisasi adalah munculnya gaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang membutuhkan orang lain untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup, untuk itu manusia hidup

Lebih terperinci

D. ucapan benar E. usaha benar

D. ucapan benar E. usaha benar 1. Keyakinan yang dituntut dalam agama Buddha adalah A. keyakinan tanpa dasar terhadap seluruh ajaran Buddha B. keyakinan yang muncul dari proses pembelajaran, pengalaman, dan perenungan C. keyakinan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Internet saat ini merupakan fasilitas yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Banyaknya fitur yang ada di internet membuat penggunanya merasa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Oleh : Widy Rentina Putri F 100 040 185 FAKULTAS

Lebih terperinci

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Kata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dari tahun ke tahun semakin cepat. Hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dari tahun ke tahun semakin cepat. Hal yang paling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa di era globalisasi perkembangan dan kemajuan teknologi dari tahun ke tahun semakin cepat. Hal yang paling menonjol adalah dengan hadirnya

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini, komputer memegang peranan yang sangat penting. Dengan komputer kita dapat mengatur segala sesuatu yang kita perlukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya pendidikan yang efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pubertas, yaitu suatu periode

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pubertas, yaitu suatu periode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pubertas, yaitu suatu periode ketika terjadi perubahan kadar hormon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sendi Fauzi Giwangsa, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sendi Fauzi Giwangsa, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan teknologi dan informasi begitu pesat. Perkembangan teknologi tersebut tidak hanya terjadi di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang lahir dari produk - produk seperti media cetak dan media elektronik. Produkproduk ini menjadi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. membutuhkan bimbingan serta pengawasan dalam mengunakan gadget. Proses

BAB V PENUTUP. membutuhkan bimbingan serta pengawasan dalam mengunakan gadget. Proses BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada penelitian ini didapatkan bahwa komunikasi antarpribadi sangat penting peranannya bagi orangtua dengan anak di masa sekolah dasar yang masih membutuhkan bimbingan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali setiap individu akan mengalami masa peralihan ini.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali setiap individu akan mengalami masa peralihan ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa peralihan, yang bukan hanya dalam arti psikologis, tetapi juga fisiknya. Peralihan dari anak ke dewasa ini meliputi semua aspek perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata Pahlawan Nasional merupakan kata yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita, khususnya anak-anak bangsa Indonesia, begitu pula dalam mengenal para tokoh sejarah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan mengadakan adaptasi menyebabkan banyak kebimbangan, pribadi yang akibatnya mengganggu dan merugikan pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan mengadakan adaptasi menyebabkan banyak kebimbangan, pribadi yang akibatnya mengganggu dan merugikan pihak lain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan masyarakat modern yang serba kompleks sebagai produk kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi, dan urbanisasi memunculkan banyak masalah

Lebih terperinci

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi. Hal itu juga membuat kemajuan yang cukup signifikan. pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi. Hal itu juga membuat kemajuan yang cukup signifikan. pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini seiring dengan makin pesatnya kemajuan teknologi menyebabkan tuntutan manusia terhadap kebutuhan teknologi semakin tinggi. Hal itu juga membuat

Lebih terperinci

Suramnya Masa Kini Sinopsis

Suramnya Masa Kini Sinopsis Suramnya Masa Kini Sinopsis Menceritakan kisah seputar tentang pola kehidupan masyarakat pada masa kini. Yang sudah banyak berbeda dibandingkan dengan zaman dahulu. Dengan buku ini, kita akan sadar bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Koran dalam bentuk media cetak merupakan salah satu bentuk media massa yang sudah ada sejak beratus tahun lalu, dan menjadi bagian dari masyarakat. Koran berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di bidang furnitur mebel semakin banyak jumlahnya disetiap

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di bidang furnitur mebel semakin banyak jumlahnya disetiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Perusahaan di bidang furnitur mebel semakin banyak jumlahnya disetiap daerah di Indonesia. Hal ini dapat dipahami mengingat semakin meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas)

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas) 1 Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas) [Anguttara Nikaya 3.65] Demikianlah telah saya dengar. Bhagavan sedang melakukan perjalanan bersama orang-orang Kosala dengan sekumpulan

Lebih terperinci

Buddha berkata keinginan itu seperti air asin. Makin banyak diminum, semakin haus

Buddha berkata keinginan itu seperti air asin. Makin banyak diminum, semakin haus Buddha artinya menjadi tercerahkan. Kita semua sedang tertidur, kita semua sedang bermimpi, Dan kita mempercayai apa adanya mimpi kita. Disinilah pokok permasalahannya. Sewaktu saya tinggal di dalam gua,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lihat di kota-kota besar, tidak terkecuali juga kota-kota kecil, banyak sekali game

BAB I PENDAHULUAN. lihat di kota-kota besar, tidak terkecuali juga kota-kota kecil, banyak sekali game A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam 10 tahun terakhir, permainan elektronik atau yang kita sering sebut dengan game online telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ini bisa kita lihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pasar penjualan handphone berkembang dengan cepat. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pasar penjualan handphone berkembang dengan cepat. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat menyebabkan pasar penjualan handphone berkembang dengan cepat. Banyak produsen handphone

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hingga saat ini perkembangan teknologi khususnya di bidang komunikasi merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari munculnya berbagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH BAB IV ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH Kehidupan manusia modern ditandai dengan adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada zaman era globalisasi saat ini, merupakan suatu perubahan zaman yang berkembang pesat, yang dimana teknologi yang berkembang yang semakin canggih. Dalam hal ini,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Kegiatan pemasaran tidak bisa terlepas dari aktifitas bisnis yang bertujuan pada pencapaian profit. Fokus utama kegiatan pemasaran adalah mengidentifikasikan peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepribadian, kecerdasan dan memiliki akhlak mulia, serta keterampilan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepribadian, kecerdasan dan memiliki akhlak mulia, serta keterampilan bahwa 6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran dan peradaban manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran dan peradaban manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pemikiran dan peradaban manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring dengan perubahan zaman, sehingga semakin berkembanglah dunia perdagangan dan industri

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pemberian telepon genggam oleh orang tua kepada anak di SDN. Ungaran 01 pada dasarnya sebagai alat komunikasi mereka untuk dapat

BAB V PENUTUP. Pemberian telepon genggam oleh orang tua kepada anak di SDN. Ungaran 01 pada dasarnya sebagai alat komunikasi mereka untuk dapat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemberian telepon genggam oleh orang tua kepada anak di SDN Ungaran 01 pada dasarnya sebagai alat komunikasi mereka untuk dapat memberikan informasi kegiatan dan jadwal kepulangan

Lebih terperinci

Mahā Maṅgala Sutta (1)

Mahā Maṅgala Sutta (1) Mahā Maṅgala Sutta (1) Azimat Buddhis Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Pseudo Sebab-Akibat Jangan memindah guci-abu-jenasah yang sudah disimpan di vihāra. Penempatan guci-abu. Ibu mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan berusaha mencari sesuatu dengan segala upaya memenuhi kepuasannya, baik dari segi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Smartphone adalah sebuah device yang memungkinkan untuk melakukan komunikasi yang juga di dalamnya terdapat fungsi PDA (Personal Digital Assistant) dan berkemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, teknologi komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi komunikasi memudahkan setiap orang untuk

Lebih terperinci

Para rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit.

Para rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit. Para rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit. 2:13; bandingkan Ibr. 9:28). Kesaksian Kitab Suci. Kepastian Kedatangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. Proses globalisasi lahir dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kemudian berkembang menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mewajibkan muridnya untuk mengenal internet dan juga banyak situs jejaring

BAB 1 PENDAHULUAN. mewajibkan muridnya untuk mengenal internet dan juga banyak situs jejaring 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Internet telah berkembang dalam dua dasa warsa terakhir hingga saat ini terlebih dengan semakin banyak sekolah dan instansi pendidikan lainya yang mewajibkan

Lebih terperinci

15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai oleh perubahan-perubahan

Lebih terperinci

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana  hp ; pin. Friday, April 12, 13 Dāna-3 Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD 1 Pandangan Tentang Dāna Kaum materialis: Dāna tidak ada buah karena tidak ada kehidupan setelah ini. Kaum Theis:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Era Kebebasan Berpikir

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Era Kebebasan Berpikir BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang 1.1.1. Era Kebebasan Berpikir Tingkah laku dan perbuatan remaja zaman sekarang dipengaruhi oleh tayangan televisi, film, radio dan internet. Tren berpakaian, gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini beberapa negara mengalami perkembangan yang sangat pesat dibandingkan masa-masa sebelumnya, termasuk negara Indonesia. Perkembangan

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria KEPASTIAN KEDATANGAN KRISTUS Para rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit. 2:13; bandingkan Ibr. 9:28). KEPASTIAN

Lebih terperinci

Artikel ilmiah Tema Politik dan Agama Buddha MENUJU KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS MENURUT AJARAN BUDDHA

Artikel ilmiah Tema Politik dan Agama Buddha MENUJU KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS MENURUT AJARAN BUDDHA Artikel ilmiah Tema Politik dan Agama Buddha MENUJU KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS MENURUT AJARAN BUDDHA OLEH: SACCA HANDIKA MENUJU KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS MENURUT AJARAN BUDDHA SACCA HANDIKA ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab IV, maka penulis menarik kesimpulan komunikasi antarpribadi orang tua dan anak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab IV, maka penulis menarik kesimpulan komunikasi antarpribadi orang tua dan anak BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab IV, maka penulis menarik kesimpulan komunikasi antarpribadi orang tua dan anak dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN METTA DAN KHANTI DENGAN UPAYA MENGATASI STRES PADA ANAK ASUH LEMBAGA BEASISWA DHARMA PEMBANGUNAN JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN METTA DAN KHANTI DENGAN UPAYA MENGATASI STRES PADA ANAK ASUH LEMBAGA BEASISWA DHARMA PEMBANGUNAN JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN METTA DAN KHANTI DENGAN UPAYA MENGATASI STRES PADA ANAK ASUH LEMBAGA BEASISWA DHARMA PEMBANGUNAN JAKARTA Yogi Nopriyanto gigii_riyanto@yahoo.co.id Pendahuluan Manusia merupakan

Lebih terperinci

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup?

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup? PENGASUHAN POSITIF KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA 2017 Apa respons masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi dalam wujud ponsel merupakan fenomena yang paling unik dan menarik dalam penggunaannya, karena termasuk benda elektronik yang mudah digunakan

Lebih terperinci

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG Elsa Puji Juwita, Peran Media Sosial terhadap Gaya Hidup Siswa PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG Elsa Puji Juwita 1, Dasim Budimansyah 2, Siti Nurbayani 3 1 SMA PGRI Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada mulanya belanja merupakan suatu konsep yang menunjukan sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan sehari-hari dengan cara menukarkan sejumlah uang untuk

Lebih terperinci

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk apapun tanpa seizin penerbit.

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk apapun tanpa seizin penerbit. Willy Yandi Wijaya UCAPAN BENAR Penulis : Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun Ukuran Buku : 105 x 148.5 mm Kertas sampul : Art Cartoon 210 gsm Kertas isi : HVS 70 gsm Jumlah

Lebih terperinci

Bagaimana Memilih Agama?

Bagaimana Memilih Agama? DhammaCitta Bagaimana Memilih Agama? How To Choose A Religion? Ven. K. Sri Dhammananda Bagaimana Memilih Agama? (How To Choose A Religion?) OLEH : Ven. K. Sri Dhammananda Penerjemah : Hendri Gunawan Editor

Lebih terperinci

MAKALAH PENGARUH SMARTPHONE TERHADAP INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH PENGARUH SMARTPHONE TERHADAP INTERAKSI SOSIAL MAKALAH PENGARUH SMARTPHONE TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DOSEN : Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si Oleh : ALINDA 10112495 ARIEF NUR KHOERUDIN 10112040 FAHREZA RAMDAN 10112500 PERDANA RAHMAT FIRDAUS 1011 Kelas

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBINAAN UMAT OLEH DHARMADUTA. Oleh: Warsito. Abstrak:

STRATEGI PEMBINAAN UMAT OLEH DHARMADUTA. Oleh: Warsito. Abstrak: STRATEGI PEMBINAAN UMAT OLEH DHARMADUTA Oleh: Warsito Abstrak: Perkembangan Dharmaduta di Indonesia telah berkembang pesat sejak masa kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang salah satunya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang salah satunya di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini perkembangan teknologi telah berkembang sangat cepat, baik di negara maju maupun di negara berkembang salah satunya di Indonesia. Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun

BAB IV ANALISIS DATA. berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Tahapan selanjutnya adalah proses penganalisaan terhadap data dan fakta yang di temukan, kemudian di implementasikan berupa hasil temuan penelitian untuk diolah

Lebih terperinci

erotis, sensual, sampai perasaan keibuan dan kemampuan wanita untuk menyusui. Payudara juga dikaitkan dengan kemampuan menarik perhatian pria yang

erotis, sensual, sampai perasaan keibuan dan kemampuan wanita untuk menyusui. Payudara juga dikaitkan dengan kemampuan menarik perhatian pria yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap individu menginginkan kehidupan yang bahagia dan tubuh yang ideal. Harapan ini adalah harapan semua wanita di dunia, tetapi kenyataannya tidak semua wanita memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan komunikasi yang terjadi pada masa ini sangatlah cepat dan serba canggih. Dalam penelitian ini teknologi yang yang akan dibahas

Lebih terperinci

Agama Buddha dan Kehidupan Sosial (Konsep dasar pola pikir Buddhis berdasarkan Sutta)

Agama Buddha dan Kehidupan Sosial (Konsep dasar pola pikir Buddhis berdasarkan Sutta) Agama Buddha dan Kehidupan Sosial ) A. Filsafat dan ciri-ciri Filsafat Buddhis. 1. Panna bersifat menembus hakikat kenyataan (Dhamma) dan langsung dihasilkan dari samadhi. Barang siapa bersamadhi, ia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu lain atau sebaliknya, jadi terdapat hubungan yang

Lebih terperinci

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana  hp ; pin! SĪLA-2 Pariyatti Sāsana www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD Murid-buangan (Upāsakacaṇḍāla) Vs Murid-permata (upāsakaratana) Murid buangan atau pengikut-yang-ternoda (upāsakamala) atau pengikut-kelas-bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi di masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa pendidikan seks perlu

Lebih terperinci

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu? TENTANG SANG BUDDHA 1. Apa arti kata Buddha? Kata Buddha berarti "Yang telah Bangun" atau "Yang telah Sadar", yaitu seseorang yang dengan usahanya sendiri telah mencapai Penerangan Sempurna. 2. Apakah

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang semakin maju ini teknologi serba modern dan canggih, banyak hal telah

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang semakin maju ini teknologi serba modern dan canggih, banyak hal telah 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju ini teknologi serba modern dan canggih, banyak hal telah berkembang dikarenakan pemikiran manusia yang semakin rumit dan pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diakses dengan menggunakan rangkaian seperti Internet atau private local

BAB I PENDAHULUAN. dapat diakses dengan menggunakan rangkaian seperti Internet atau private local BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laman web atau lebih popular bagi masyarakat Indonesia sebagai website atau web site terdiri dari teks, image, audio, video atau lain-lain. Biasanya laman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

I. PENDAHULUAN. Globalisasi sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat dewasa ini, telah membawa berbagai dampak dan perubahan dalam kehidupan manusia. Globalisasi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. publik mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Hubungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations adalah manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik mempengaruhi kesuksesan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam seluruh aspek kehidupan. Media komunikasi pun semakin berkembang seriring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa informasi seperti sekarang, perkembangan dunia komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa informasi seperti sekarang, perkembangan dunia komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa informasi seperti sekarang, perkembangan dunia komunikasi telah memasuki babak baru seiring dengan perkembangan sarana telekomunikasi yang pesat.

Lebih terperinci

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur, agar ajaran

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur, agar ajaran book Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur, agar ajaran Buddha bisa kita sebar kepada banyak orang. KARMA Ajaran

Lebih terperinci

Agama Buddha Masa Kini : Antara Harmoni dan Konflik oleh : Putu Finsen Darmayana STABN Sriwijaya

Agama Buddha Masa Kini : Antara Harmoni dan Konflik oleh : Putu Finsen Darmayana STABN Sriwijaya Agama Buddha Masa Kini : Antara Harmoni dan Konflik oleh : Putu Finsen Darmayana STABN Sriwijaya ABSTRAK Tujuan artikel ini adalah untuk melihat uniknya perkembangan agama Buddha yang sangat harmonis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman pemerintahan Ir. Soekarno, ada tiga hal penting yang menjadi tantangan. Pertama adalah mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat, kedua adalah membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Gambar 1.1. Situs Zalora.co.id. Sumber : Zalora.co.id

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Gambar 1.1. Situs Zalora.co.id. Sumber : Zalora.co.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Situs Zalora.co.id Sumber : Zalora.co.id Pada dewasa ini, belanja online merupakan salah satu kegiatan yang makin sering dilakukan oleh konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat mulai mengandalkan segala sesuatu yang serba instan dalam pemenuhan kebutuhan mereka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa yang jangka waktunya berbeda-beda tergantung faktor sosial budaya, yang berjalan antara umur 12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama memiliki pengaruh besar terhadap tindakan dan prilaku manusia yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan aturan-aturan dan ideologi

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017 LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017 Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hari, Tanggal : Rabu 8 Maret 2017 Kelas/Semester : XI/IV Alokasi Waktu : 120 menit Guru

Lebih terperinci

Freeing Problems in Life with Metta Ajahn Brahm Dhamma Talk 30 Jan 2009 SELAMAT!!!!!!!

Freeing Problems in Life with Metta Ajahn Brahm Dhamma Talk 30 Jan 2009 SELAMAT!!!!!!! Freeing Problems in Life with Metta Ajahn Brahm Dhamma Talk 30 Jan 2009 SELAMAT!!!!!!! Anda telah mendapatkan hak penuh untuk membagikan E book Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi-teknologi baru yang muncul semakin pesat belakangan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi-teknologi baru yang muncul semakin pesat belakangan ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi-teknologi baru yang muncul semakin pesat belakangan ini menunjukkan semakin bertambahnya kecerdasan dari manusia sejalan dengan berkembangnya waktu. Akses

Lebih terperinci

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita 133 134 Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita 135 136 Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita 137 138

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi adalah kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi adalah kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO), menguraikan bahwa kesehatan reproduksi adalah kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan lingkungan serta bukan semata-mata

Lebih terperinci

Di Manakah Sang Buddha?

Di Manakah Sang Buddha? DhammaCitta Where is The Buddha? Di Manakah Sang Buddha? Where is The Buddha? Venerable Dr. K. Sri Dhammananda Nàyaka Maha Thera Orang-orang sering menanyakan pertanyaan ini, ke manakah Sang Buddha pergi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak

Lebih terperinci