ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster

dokumen-dokumen yang mirip
ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster (lanjutan)

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster (lanjutan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udang adalah hewan kecil tak bertulang belakang (invertebrata) yang

Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: KEP. 41/MEN/2001 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG VANAME SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster (lanjutan)

TINJAUAN PUSTAKA. Udang putih berdasarkan klasifikasinya termasuk ke dalam Kingdom

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.78/MEN/2009 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG VANAME UNGGUL NUSANTARA I

KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Haliman dan Adijaya (2005), klasifikasi udang vannamei

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

Induk udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas induk pokok

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelas : Crustacea. Ordo : Decapoda. Webster et al., (2004), menyatakan bahwa lobster merupakan udang air tawar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Udang windu menurut Mujiman dan Suyanto (2003) tergolong ke. Sub Ordo : Matantia. Famili: Penaedae.

penangkapan, maka jumlah ketersediaan udang akan semakin menurun pada musim Pada umumnya hasil tangkapan yang diperoleh dapat berupa udang muda atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai anggota dari golongan krustasea, semua badan udang dan kepiting terdiri dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Kepiting Pasir

Klasifikasi Udang Air Tawar Peranan Udang Air Tawar dalam Ekosistem

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, ekologis, maupun biologis. Fungsi fisiknya yaitu sistem perakaran

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH GI MACRO II

INVENTARISASI JENIS UDANG DI PASAR PARIT 1 KUALA TUNGKAL

ASPEK BIOLOGI UDANG EKONOMIS PENTING. Oleh. Rianta Pratiwi 1)

1. Morfologi dan Klasifikasi Penggolongan udang vaname menurut Anonim (2011) adalah sebagai berikut :

JURNAL JENIS LOBSTER DI PANTAI BARON GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA. Disusun oleh : Mesi Verianta

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

BAB IV. Selama proses habituasi dan domestikasi Attacus atlas (F1-F2) dengan pemberian dua

MENGGALI SUMBERDAYA GENETIK UDANG JERBUNG (Fenneropenaeus merguiensis de Man) SEBAGAI KANDIDAT UDANG BUDIDAYA DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keras. Ilmu yang mempelajari tentang crustacean adalah karsinologi (Demarjati et al.,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.15/MEN/2002 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG ROSTRIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Hutan Mangrove 2.2 Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove Fungsi Fisik

Benih udang windu Penaeus monodon (Fabricius, 1798) kelas benih sebar

Benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.5. Metagenesis. Metamorfosis. Regenerasi

KEHIDUPAN UDANG REGANG, MACROBRACHIUM SINTANGENSE (DE MAN)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Klasifikasi Kepiting Bakau (Scylla serrata) Menurut Kanna (2002) kepiting bakau (S. serrata) berdasarkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan

MANAJER UTAMA MANAJER PEMASARAN MANAJER SDM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Udang Kelong (Penaeus indicus)

ABSTRAK IDENTIFIKASI DAN KERAPATAN UDANG DI BAWAH TUMBUHAN NIPAH KAWASAN MANGROVE DESA SWARANGAN KECAMATAN JORONG KABUPATEN TANAH LAUT.

AVERTEBRATA AIR FILUM CRUSTACEA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Migrasi Ikan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga II TINJAUAN PUSTAKA. Genus Scylla mempunyai tiga spesies lain yaitu Scylla serata, S. oseanica dan S.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komoditas udang Vannamei ( Litopenaeus vannamei) merupakan udang asli

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Lobster Air Tawar / Red Claw (Cherax quadricarinatus) Menurut Lukito dan Prayugo (2007), lobster air tawar dapat

Oleh. Ir. Ernawati, MP STAFF PENGAJAR

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Siput Gonggong (Strombus turturella)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Diaphanosoma sp. adalah sebagai berikut:

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Morfologi Klasifikasi

Diunduh dari BSE.Mahoni.com

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis Klasifikasi

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

POTENSI UDANG DOGOL (Metapenaeus ensis) DI KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH. Abstrak

biologi SET 23 ANIMALIA 3 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri b. Klasifikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Larva Rajungan. Jenis Stadia dan Lama Waktu Perkembangan Larva

BAB I PENDAHULUAN. (FAO, 2016a) dan produksi dua jenis udang yaitu Litopenaeus vannamei dan Penaeus

Jumat, 24 Desember 2010

Tinjauan Mata Kuliah. Materi pengembangan bahan ajar mata kuliah ini akan disajikan dalam 9 (sembilan) modul sebagai berikut.

TINGKAT KELULUSAN HIDUP LARVA UDANG GALAH BERDASARKAN SUMBER GENETIK YANG BERBEDA

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Hidup dan Morfologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMALISASI REPRODUKSI INDUK UNTUK MENJAGA KESEIMBANGAN POPULASI UDANG WINDU DI PERAIRAN TARAKAN KALIMANTAN UTARA

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Udang Galah

telur, dimana setelah jam diinkubasi pada suhu 25 C kista akan menetas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di perairan Indonesia diperkirakan lebih dari 100 spesies jenis kepiting

KARSINOLOGI (BIO323) Mempelajari Kelompok Hewan anggota Crustacea

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

MODUL: PEMELIHARAAN INDUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ikan, sebagai habitat burung-burung air migran dan non migran, berbagai jenis

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

statistik menggunakan T-test (α=5%), baik pada perlakuan taurin dan tanpa diberi Hubungan kematangan gonad jantan tanpa perlakuan berdasarkan indeks

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan nila merah Oreochromis sp.

TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN TAWON KEMIT (Ropalidia fasciata) YANG MELIBATKAN ULAT GRAYAK (Spodopteraa exigua)

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

I. PENDAHULUAN. lemak omega 3 yang ada pada ikan (Sutrisno, Santoso, Antoro, 2000).

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

BAB II. sederhana untuk menghasilkan hasil yang maksimal. (Hassan, Fuad. Balai Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi dua, Menteri

Transkripsi:

ORDO DECAPODA Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster

Kelompok Macrura Bangsa Udang dan Lobster Bentuk tubuh memanjang Terdiri kepala-dada (cephalothorax) dan abdomen (yang disebut ekor) Kaki beruas enam Pada bagian kepala terletak : * 2 pasang antenna, * sepasang mata bertangkai, * 5 pasang kaki-jalan (pereiopod) * dekat pada bagian ekor terletak enam pasang kaki-renang (pleopod), sepasang untuk tiap ruas, sebuah telson dan 2 pasang uropod Ada sekitar 83 jenis udang dari suku Penaeidae yang terdapat di Indonesia, hanya 9 jenis udang penaeid yang dikategorikan mempunyai nilai ekonomi penting Dua marga : Penaeus dan Metapenaeus Hidup di laut dan beberapa jenis dibudidayakan di tambak Udang windu (Penaeus monodon) Udang putih (Penaeus merguiensis dan P. indicus) Udang api-api (Metapenaeus monoceros dan M. ensis) Udang cendana (Metapenaeus brevicornis) Udang krosok (Metapenaeus burkenroadi), dll

Udang Dalam usaha secara komersial yang banyak dikenal : Penaeus monodon dan Penaeus merguensis karena mempunyai ukuran besar dan mempunyai pasaran yang baik utk ekspor Morfologi Umum : Mempunyai warna coklat kehijauan dengan garis transversal berwarna gelap Ekstremitas pada bagian uropoda berwarna kuning, biru dan merah Tubuh memanjang, pipih lateral, dengan bagian abdomen berkembang baik adaptasi untuk berenang Setiap segmen dibatasi oleh * tergum (dorsal) * pleura (lateral) * sternum (ventral) Bagian kepala (5 segmen) dan thoraks (8 segmen) menyatu membentuk cephalothoraks yang ditutupi karapaks Rostrum berkembang baik dengan 8-10 duri dorsal dan 1-2 duri ventral Mata pedonkulair

Bagian kepala terdapat masing2 1 pasang : antennula, antenna, maksilula, maksila, mandibula Bagian thoraks terdapat : * 3 pasang maksilipoda * 5 pasang pereiopoda, fungsi ambulakral : - 3 pasang pereiopoda I berakhir dengan japit memegang makanan - 2 pasang pereiopoda II berakhir dengan kuku cakar Tepi anterior dari tiap segmen abdomen tertutup oleh tepi posterior dari segmen sebelumnya Bagian abdomen terdiri dari 6 segmen dan telson * 5 segmen I pertama dari pleopoda untuk berenang * segmen terakhir melekat dengan ekor kipas atau uropoda untuk retropropulsion (gerakan mundur) Telson merupakan lengan dengan 3 pasang duri pada tepinya Pada Penaeus japonicus dari Jepang terdapat species gonochorique Jantan ( ) mempunyai alat copulasi yang tersusun dari petasma dan kaki maskulina yang dibentuk oleh endopodit, modifikasi dari kaki pleopoda primer dan sekunder Betina ( )mempunyai receptacle seminal atau thelycum tertutup, terletak pada bagian basal dari kaki pereiopoda yang kelima

Induk Udang Bule/ Putih (Litopenaeus vannamei)

TUBUH CRUSTACEA : DECAPODA (contoh( Lobster)

Siklus Biologi & Cara Hidup Dalam alam, udang laut menjalani 2 fase kehidupan yaitu fase di tengah laut dan fase di perairan muara. Fase di tengah laut adalah fase dewasa, kawin dan bertelur. Beberapa saat sebelum kawin, udang betina terlebih dahulu berganti kulit Induk Penaeus monodon yang telah matang telur dapat ditemui di dasar laut berpasir atau berlumpur, pada kedalaman 6-45 m. Induk yang matang telur biasanya memijah pada malam hari dan telurnya diletakkan di dasar laut Setiap induk Penaeus monodon menghasilkan 150.000 butir telur Penaeus merguensis 100.000 butir telur Penaeus semisulcatus 300.000 butir telur Diduga P. merguensis dan Metapenaeus ensis berpijah sepanjang tahun tetapi terdapat puncak pada bulan-bulan tertentu Kira-kira 12 jam setelah dikeluarkan, telur menetas menjadi larva yang pada stadium pertama disebut nauplius

Meskipun bentuk Crustacea beragam, tipe awal larva sama nauplius

- Telur-telur akan menetas setelah dihalau dari bawah abdomen dan tersebar di perairan laut - Satu induk betina mampu mengandung ratusan ribu telur tergantung ukuran tubuh dan umurnya -Setelah melalui masa embriogenesis singkat 12-24 jam telur akan menetas dan keluar menjadi larva stadium nauplius (awal stadium perkembangan larva) - Diantara anggota Ordo Decapoda, kelompok Penaeidae ini yang melalui stadium nauplius yang merupakan karakteristiknya, sedangkan anggota kelompok Decapoda yang lain stadium naupliusnya menjadi satu dengan perkembangan embrionya dan penetasan terjadi pada stadium berikutnya, pada umumnya stadium zoea * Perkembangan Larva Menurut pengamatan Hudinaga (1942) pada suhu 25ºC, perkembangan larva dapat dibagi 12 stadium berdasarkan perubahan morfologi (setelah molting): - 6 stadia nauplius, selama 36-48 jam -3 stadia zoea, masing-masing selama 2-3 hari - 3 stadia mysis, masing-masing selama ± 2 hari

Siklus perkembangan anggota Penaeidae dapat dibagi 4 fase suksesif (Hudinaga,, 1942) Masa Reproduksi Perkembangan Larva Perkembangan Post-larva dan Juvenile Masa Dewasa Perkembangan karakter ini dapat dilihat dari : - Perubahan morfologi - Modifikasi pada rongga insang - Pilihan habitat * Masa Reproduksi - Terjadi pada individu dewasa yang mampu reproduksi melalui organ kopulasi : petasma (jantan) dan thelycum (betina) - Kopulasi terjadi setelah waktu molting dari induk betina karena lapisan kutikulanya yang masih lunak - Induk jantan meletakkan spermatopohoranya yang mengandung spermatozoid ke dalam thelycum induk betina - Pengeraman terjadi setelah pengerasan dari kutikulanya

Identifikasi dari setiap stadium meliputi : ukuran, perkembangan morfologi, perilaku dan makanan Larva hidup pelagik pada perairan laut, pada akhir stadium mysis akan berpindah ke arah pantai * Perkembangan Post Larva dan Juvenile Setelah pergantian kulit (molting) awal metamorfosis dari mysis III berubah menjadi post larva - Morfologi hampir sama dengan udang dewasa - Post larva bergerak secara horizontal dan ke dalam dengan menggunakan kaki renang (pleopoda) - Post larva muda hidup pelagik -Pada stadium perkembangan berikutnya setelah molting perbedaan modifikasi metamorfologinya berdasarkan : Morfologi dan anatomi Perilaku Fisiologis

Perkembangan larva & post larva (PL) udang Penaeid

Setelah stadium post larva V (PL 5) : 8 12 hari setelah metamorfosis Udang muda bersifat benthik, bersembunyi di dasar perairan dan aktif pada waktu malam (nocturnal) Post larva hidup di daerah laguna dan estuari dengan salinitas bervariasi Dari stadium post larva berkembang menjadi juvenil - Juvenil bersifat carnivor dan hidup benthik - Hidup di daerah estuari/ laguna/ teluk litoral bervariasi selama ± 6 bulan - Juvenil berpindah dari daerah pantai ke laut yang lebih dalam * Masa Dewasa - 4-5 bulan setelah penetasan, organ seksual eksternal nampak - Juvenil berubah menjadi adult/ dewasa dan terjadi pematangan (maturasi) alat produksi genital - ± 8 bulan setelah penetasan terjadi perubahan perilaku seksual

Udang dewasa hidup seperti pada udang stadium juvenil besar Bersifat omnivor, memakan hewan2 kecil : ikan, moluska, polychaeta dan jenis Crustacea kecil lain membantu dalam penghancuran detritus dan bahan2 organik sehingga mudah dalam proses dekomposisi Pada udang dewasa betina umumnya tumbuh > cepat dibandingkan yang jantan

Pola dasar perkembangan larva Crustacea

Udang yang terdapat di pasaran sebagian besar terdiri dari udang laut. Hanya sebagian kecil yang terdiri dari udang air tawar, terutama di daerah sekitar sungai-sungai besar dan rawa-rawa dekat pantai. Udang air tawar ini pada umumnya anggota keluarga Palaemonidae, sehingga disebut sebagai kelompok udang palaemonid. Contoh : udang galah (Macrobrachium rosenbergii) Udang laut sendiri terutama dari udang anggota keluarga Penaeidae, sehingga disebut udang penaeid. Udang-udang dari keluarga lain : Palinuridae (udang barong) Scyllaridae (udang pasir) Stomatopoda