PENGKONSTRUKSIAN GRAFIK PENGENDALI BERDASAR BOXPLOT

dokumen-dokumen yang mirip
PENGKONSTRUKSIAN GRAFIK PENGENDALI BERDASAR BOXPLOT

PENGKONSTRUKSIAN GRAFIK PENGENDALI BERDASAR BOXPLOT BIVARIAT

GRAFIK PENGENDALI NON PARAMETRIK UNIVARIAT PADA DATA ph PRODUK AIR MINUM GALON MERK X BERDASARKAN FUNGSI DISTRIBUSI EMPIRIK

Studi Simulasi Grafik Pengendali Non Parametrik Berdasarkan Fungsi Distribusi Empirik

S 10 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN DAN STUDI SIMULASI GRAFIK PENGENDALI NON PARAMETRIK BERDASARKAN FUNGSI DISTRIBUSI EMPIRIK PADA DATA ph PRODUK AIR MINUM GALON MERK X

Prosiding ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

Yudi Agustius, Adi Setiawan, Bambang Susanto

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada.

Adi Setiawan Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro Salatiga 50711

BAB III METODE PENELITIAN

INFERENSI PARAMETER SIMPANGAN BAKU POPULASI NORMAL DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF

STATISTICAL PROCESS CONTROL

BAB 2 LANDASAN TEORI

STUDI SIMULASI GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ESTIMASI FUNGSI DENSITAS KERNEL BIVARIAT

Adi Setiawan Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro Salatiga 50711

PERBANDINGAN KOEFISIEN VARIASI ANTARA 2 SAMPEL DENGAN METODE BOOTSTRAP

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI DAN STUDI SIMULASI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Pendahuluan

Kata Kunci: Bagan kendali nonparametrik, estimasi fungsi kepekatan kernel

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian

PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF. Adi Setiawan

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

STUDI SIMULASI UJI KOEFISIEN KORELASI SPEARMAN DAN KENDALL DARI SAMPEL YANG DIBANGKITKAN BERDASARKAN ESTIMASI DENSITAS KERNEL MULTIVARIAT

RESAMPLING BERDASARKAN ESTIMASI DENSITAS KERNEL BIVARIAT

PROSIDING. Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VII. Pembelajaran Sains yang Menarik dan Menantang

ANALISIS GRAFIK KENDALI np YANG DISTANDARISASI UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS DALAM PROSES PENDEK

III. METODE PENELITIAN

STK 211 Metode statistika. Materi 2 Statistika Deskriptif

BAB 2 LANDASAN TEORI

INFERENSI PARAMETER MEAN POPULASI NORMAL DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF

BAB II LANDASAN TEORI

Uji Normalitas Menggunakan Statistik Jarque-BeraBerdasarkan Metode Bootstrap

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

PENDAHULUAN. CuSum. Univariate EWMA MEWMA. Multivariate Hotelling. Kosumen. Kualitas Baik. Peta Kendali. Pengendalian Kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam pembuatan produk. standar (Montgomery, 1990). Statistical Quality Control (SQC) merupakan salah

STK 211 Metode statistika. Agus Mohamad Soleh

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES PADA DATA BERDISTRIBUSI BINOMIAL

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 2 Review Statistika Dasar

PETA KENDALI MULTIATRIBUT C DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI MULTIVARIAT POISSON

LAB MANAJEMEN DASAR MODUL STATISTIKA 1. Nama : NPM : Kelas : Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Kelapa Dua

BAB III. PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI. Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada.

V. HASIL DA PEMBAHASA

(MEWMA) Zuhrawati Latif ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Hasil dari suatu proses produksi yang diterima oleh konsumen diharapkan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas telah menjadi karkteristik utama dalam organisasi atau perusahaan agar

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Statistika Deskriptif

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.

Short Quiz. TIME LIMIT: 10 minutes

LAB MANAJEMEN DASAR MODUL STATISTIKA 1

PEMBUATAN BAGAN KENDALI MULTIVARIAT T 2 -HOTELLING UNTUK PROSES PERKULIAHAN Studi Kasus : IPK dan Lama Studi Lulusan Matematika Universitas Andalas

STATISTIKA DESKRIPTIF. Wenny Maulina, S.Si., M.Si

Statistika I. Pertemuan 2 & 3 Statistika Dasar (Basic( Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta. Konsep Peubah

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method

25/09/2013. Metode Statistika (STK211) Pertanyaan. Modus (Mode) Ukuran Pemusatan. Median. Cara menghitung median contoh

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK X UNTUK KARAKTERISTIK ph DENGAN MENGGUNAKAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN DENSITAS KERNEL

PENGGUNAAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF DALAM INFERENSI PARAMETER POPULASI SERAGAM

STATISTIKA DESKRIPTIF. Wenny Maulina, S.Si., M.Si

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Metode Statistika (STK211) Statistika Deskriptif (2) Dr. Ir. Kusman Sadik Dept. Statistika IPB, 2015

ESTIMASI. A. Dasar Teori

ANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STATISTIK. Rahma Faelasofi

REVIEW BIOSTATISTIK DESKRIPTIF

UKURAN NILAI SENTRAL&UKURAN PENYEBARAN. Tita Talitha, MT

MODEL DISTRIBUSI TOTAL KERUGIAN AGGREGAT MANFAAT RAWAT JALAN BERDASARKAN SIMULASI

S - 19 UJI NORMALITAS BERDASARKAN METODE ANDERSON- DARLING, CRAMER-VON MISES DAN LILLIEFORS MENGGUNAKAN METODE BOOTSTRAP

PENGENDALIAN MUTU BERAT PRODUKSI PT. SEMEN PADANG MENGGUNAKAN BAGAN KENDALI MEDIAN ABSOLUTE DEVIATION (MAD) PADA DATA TIDAK NORMAL

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk

IV. METODOLOGI PE ELITIA

DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DP PEDOMAN PERHITUNGAN STATISTIK UNTUK UJI PROFISIENSI JULI 2004

PENGUKURAN DESKRIPTIF

Prosedur untuk Memonitor Proses dengan Proporsi Kecacatan yang Rendah

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN KUALITAS X MENGGUNAKAN GRAFIK PENGENDALI HOTELLING T 2 UNIVARIAT DAN MULTIVARIAT

PENGUNAAN STEM AND LEAF DAN BOXPLOT UNTUK ANALISIS DATA. Moh Yamin Darsyah ABSTRAK

Bab 5 Distribusi Sampling

Perbandingan Karakteristik Inflasi Kota-Kota Di Indonesia Bagian Timur Sebelum Dan Sesudah Krisis Moneter 1998

Transkripsi:

PENGKONSTRUKSIAN GRAFIK PENGENDALI BERDASAR BOXPLOT Frangky Masipupu 1), Adi Setiawan ), Bambang Susanto 3) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika ),3) Dosen Program Studi Matematika Program Studi dan Matematika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 5 60 Salatiga 50711 Email : frangky_masipupu@yahoo.com Abstrak Pada suatu industri, pengendalian kualitas sangatlah penting, pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan Statistic Processing Control (SPC) untuk pengendalian proses dalam memastikan bahwa barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahan dengan yang diharapkan sesuai. Grafik pengendali x sering dipakai untuk data yang berdistribusi normal, pada makalah ini akan dibahas grafik pengendali berdasar boxplot untuk data yang tidak berdistribusi normal. Grafik pengendali berdasar boxplot dapat dibangun dengan batas pengendali menggunakan nilai kuartil dan jangkaun antar kuartil. Penelitian ini akan menggunakan data univariat karakteristik O 3 dari sebuah perusahaan Y di bidang air minum kemasan, dimana salah satu produknya adalah air mineral kemasan galon 19L merk X. Perusahaan Y memiliki standar kandungan O 3 dalam setiap produksi air mineral galon 19L berkisar antara 0.1 0.4. Dalam penelitian ini, dikontruksikan batas pengendali untuk grafik pengendali berdasar boxplot. Boxplot merupakan alat yang paling banyak digunakan dalam analisis data. Kuartil Q 1, Q, dan Q 3 akan membagi data terurut menjadi empat bagian. Jangkauan antar kuartil (IQR, Interquartile Range) didefinisikan sebagai selisih kuartil Q 1 terhadap kuartil Q 3, atau IQR = Q 3 Q 1. Data-data pencilan dapat ditentukan yaitu nilai yang kurang dari 1.5*IQR terhadap kuartil Q 1 dan nilai yang lebih dari 1.5*IQR terhadap kuartil Q 3. Grafik pengendali berdasarkan boxplot pada data O 3 air minum galon 19L merk X dari perusahaan Y memiliki batas pengendali untuk LCL = 0.03, CL = 0,14 dan UCL = 0,05 jika digunakan batas boxplot untuk grafik pengen dali UCL = Q 3 + 1.5*IQR dan LCL = Q 1-1.5*IQR, sedangkan jika digunakan grafik pengendali berdasar UCL = Q 3 + 3*IQR dan LCL= Q 1-3*IQR maka diperoleh LCL = 0.04, CL = 0,14 dan UCL = 0,5. Grafik pengendali berdasar boxplot yang telah dibangun melalui batas penggendali tersebut memperlihatkan bahwa tidak ada titik yang out of control. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa air mineral galon 19L merk X dari perusahaan Y dalam batas kendali kualitas dan memenuhi syarat kualitas yang didasarkan pada grafik pengendali berdasarkan boxplot yang diusulkan. Kata kunci : grafik pengendali, boxplot, pencilan (outlier), grafik pengendali berdasar boxplot. PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era globalisasi yang berkembang, kebutuhan masyarakat meningkat. Manusia sebagai konsumen sangatlah menginginkan suatu barang dan jasa yang sangat murah dan terjangkau, karena itu dunia industri ingin menjawab kebutuhan para konsumen yang ingin mendapatkan barang atau jasa yang diinginkannya. Salah satu cara untuk menarik perhatian para konsumen adalah memakai barang dan jasa yang baik dan berkualitas. Tidak hanya itu kualitas merupakan ukuran seberapa dekat suatu barang atau jasa sesuai dengan standar tertentu. Kualitas sangatlah berperan penting pada dunia industri karena itu dibutuhkan suatu pengendalian kualitas untuk menjaga kestabilan kualitas. 1

Pengendalian kualitas merupakan teknik dan manajemen, dimana aktivitas tersebut mengukur ciri khas suatu produk yang berkualitas untuk membandingkan dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar (Montgomery,1990). Oleh karena itu adanya pengendalian kualitas dapat mendeteksi penyimpangan yang terjadi supaya dapat melakukan perbaikan sehingga memberikan kepuasan kepada konsumen. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan metode Statistical Processing Control (SPC) dan Outlier (pencilan) yang diartikan sebagai penyimpangan suatu data dari sekumpulan data yang lain. Dalam skripsi Taungke (011) telah dibahas tentang bagaimana mengkonstruksikan grafik pengendali berdasar fungsi densitas kernel, sedangkan dalam makalah Jantini et al. (011a) telah dibahas tentang bagaimana mengkonstruksikan grafik pengendali berdasarkan fungsi distribusi empirik dan pada makalah Jantini et al. (011b) dibahas tentang studi simulasinya. Dalam makalah ini akan dibahas tentang bagainana mengkonstruksikan grafik pengendali berdasarkan boxplot. DASAR TEORI Statistik process control (SPC) Statistical Process Control (SPC) merupakan metode statistik untuk pemantauan dan pengendalian proses dalam memastikan bahwa barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahan beroperasi pada potensi penuh untuk menghasilkan produk yang sesuai. Dikatakan pula bahwa SPC merupakan pengaplikasian teknik teknik statistik untuk mengendalikan suatu proses guna menentukan stabilitasnya dan kemampuannya menghasilkan produk atau jasa yang bermutu. Karena SPC memiliki kemampuan untuk mendeteksi segala bentuk penyimpangan ketidaksesuaian maupun kesesuaian terhadap standar produk, proses dan sistem maka perusahaan industri dapat mengambil tindakan perbaikan terhadap penyimpangan tersebut agar produk dapat memenuhi standard. Metode tersebut merupakan salah satu cikal bakal konsep pendekatan jaminan kualitas terbaik yang diperkenalkan dalam dunia industri modern (Taungke, 011). Salah satu alat yang dapat digunakan dalam metode SPC adalah grafik pengendali. Grafik Pengendali Grafik pengendali terdiri dari elemen batas-batas pengendali dan sebuah garis pertengahan. Pada grafik pengendali memuat garis tengah yang disebut dengan centerline (CL) dan mempunyai dua batas pengendali yaitu batas pengendali atas (upper limit control atau UCL) dan batas pengendali bawah (lower limit control atau LCL). Apabila titik-titik sampel berada di antara UCL dan LCL maka dikatakan bahwa proses dalam keadaan terkendali. Artinya bahwa jumlah variasi dalam output masih relatif konstan dan masih berada dalam batas yang dapat diterima. Output yang dimaksud merupakan barang maupun jasa hasil produksi. Akan tetapi, jika ada titik-titik sampel yang berada diluar UCL

atau LCL maka proses dikatakan tidak terkendali. Grafik pengendali x, R dan S termasuk teknik pengendalian paling penting dan berguna. Misalkan karakter kualitas Jika x,..., x,..., 1, x xn berdistribusi normal dengan mean μ dan deviasi standar σ. 1, x xn sampel berukuran n maka rata-rata sampel berukuran ini adalah x1 + x x = +... + x n n. (1) Dalam praktek, biasanya kita tidak mengetahui μ dan σ, sehingga nilai-nilai harus ditaksir dari sampel-sampel pendahuluan yang diambil ketika proses itu diduga terkendali. Misalkan x 1, x,..., x m adalah rata-rata tiap sampel. maka penaksir terbaik untuk rata-rata proses μ adalah mean keseluruhan yakni x = x 1 + x +... + x m m. () Jadi x digunakan sebagai garis tengah grafik pengendali x tersebut. Pada metode rentang (range), jika x..., adalah selisih observasi yang terbesar dan terkecil yakni 1, x, xn suatu sampel berukuran n maka rentang sampel itu R= x maks xmin. (3) Misalkan R,..., 1, R Rm adalah rentang m sampel itu, maka rentang rata-ratanya adalah R1 + R +... + Rm R = m Taksiran untuk σ dihitung sebagai berikut. (4) σ = R d Nilai d untuk berbagai ukuran sampel diberikan dalam Tabel Lampiran VI (Montgomery, 1990).. (5) Grafik Pengendali x Untuk mengontrol kualitas dan memantau jalannya produksi maka digunakan bagan kendali khususnya bagan kendali x yang memiliki tiga batas kendali CL (centerline), UCL (upper limit control) dan LCL (lower limit control), batas kendali tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. 3

x digunakan sebagai penaksir untuk μ sedangkan R d sebagai penaksir untuk σ, sehingga para meter grafik x adalah UCL = x + d 3 n R CL = x 3 LCL = x d n R (6) Dicatat bahwa kuantitas : A 3 = (7) d n adalah konstan yang hanya tergantung pada ukuran sampel sehingga persamaan(6) dapat ditulis kembali menjadi UCL = CL = x LCL = x + A x A R R (8) dengan x = rata-rata mean keseluruhan, R = rata-rata dari n sampel, A = konstanta yang bergantung pada ukuran sampel yang ada pada Tabel Lampiran VI (Montgomery, 1990). Contoh penggunaan grafik pengendali x Dengan menggunakan data kandungan O 3 pada lampiran 1, maka di peroleh nilai R = 0,0383 dan garis tengah adalah CL = x = 0,1441. Untuk menghitung batas grafik pengendali x, digunakan A = 0.79 dari Tabel Lampiran VI (Montgomery, 1990) dengan n=4 dan persamaan (8) sehingga diperoleh UCL = 0,1441 + 0,79 *0,0383 = 0,171 dan LCL = 0,1441-0,79 *0,0383 = 0,1161. Grafik pengendali x ditunjukkan dalam Gambar 1, terlihat bahwa tidak ada titik yang di luar kontrol sehingga variabilitas proses terkendali. 4

Gambar 1. Grafik pengendali x untuk kandungan O 3. Boxplot Gambar. Skema identifikasi pencilan dengan menggunakan IQR atau Boxplot. Boxplot adalah teknik grafik yang dikembangkan untuk menganalisa data, grafik ini secara umum mengurangi penyajian data yang terperinci pada grafik sehingga efektif untuk ukuran data yang lebih besar. Elemen dasar dari bentuk grafiknya adalah (1) kotak segi empat yang memuat 50 persen data (ingat istilah IQR atau interquartile range), () garis melintang pada kotak yang menunjukkan median, (3) kedua sisi pada kotak dengan kutub yang berlawanan (kiri dan kanan, atau atas dan bawah), disebut hinges, dan (4) serat (whisker) yang menghubungkan hinges dikedua sisi dengan data terkecil dan data terbesar (Anonim, 001). Boxplot merupakan alat yang paling banyak digunakan yakni dengan mempergunakan nilai kuartil dan jangkauan Kuartil Q 1, Q, dan Q 3 akan membagi sebuah urutan data menjadi empat bagian. Jangkauan antar kuartil (IQR, Interquartile Range) didefinisikan sebagai selisih kuartil Q 1 terhadap kuartil Q 3, atau IQR = Q 3 Q 1. Data-data yang nilai kurang dari 1.5*IQR terhadap kuartil Q 1 dan nilai yang lebih dari 1.5*IQR terhadap kuartil Q 3 biasa disebut data pencilan (outlier). Pada Gambar 3 berikut adalah boxplot dari data hasil uji produk gallon merk X untuk kandungan O 3 5

Gambar 3. Boxplot dari data kandungan O 3. Data pencilan adalah pengamatan yang tidak mengikuti sebagian besar pola dan terletak jauh dari pusat data. Tidak jarang ditemukan satu atau beberapa data yang jauh dari pola kumpulan data keseluruhan. Karena dalam suatu pengamatan terhadap suatu keadaan tidak menutup kemungkinan diperoleh suatu nilai pengamatan yang berbeda dengan nilai pengamatan lainnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh kesalahan pada saat persiapan data atau terdapat peristiwa yang ekstrim yang mempengaruhi data. METODE PENELITIAN Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan untuk air minum galon 19L merk X khususnya data tentang kandungan O 3 dalam air pada Lampiran.1 yang dicatat mulai 01 Januari 8 Februari 010 sebanyak 17 titik sampel sebagai salah satu variabel yang akan diuji kualitasnya. Berdasarkan data dikonstruksi grafik pengendali berdasarkan boxplot untuk menentukan titik sampel yang out of control. Analisis Data Untuk membantu dalam analisis data digunakan paket program R.15.1 antara lain untuk menentukan nilai UCL, CL, LCL serta menggambarkan grafik. Data yang digunakan adalah data hasil uji produk gallon merek X dengan mengambil variable kandungan O 3. 1. Berdasarkan data dilakukan grafik pengendali berdasarkan boxplot.. Melakukan studi simulasi dengan cara : a. Membangkitkan data berdistribusi normal dengan mean 0.1441 dan variansi 0.0193 selanjutnya menentukan prosentase titik-titik yang di luar kontrol dengan menggunakan grafik pengendali berdasar boxplot. Prosedur ini diulang sebanyak bilangan besar kali, misalkan B = 10000 dan dicari rataratanya. 6

b. Membangkit data berdistribusi normal dengan mean 0 dan variansi 1, 4 dan 16 begitu juga distribusi normal dengan mean 1,, 3 dan variansi 1 selanjutnya menentukan presentase titik-titik yang di luar kontrol dengan menggunakan grafik pengendali berdasar boxplot prosudur ini diulang sebanyak bilangan besar B kali, misalkan B=10000 dan dicari rata-ratanya. c. Membangkitkan data acak berdistribusi Eksponensial dengan mean 1,, dan 3. selanjutnya menentukan prosentase titik-titik yang di luar kontrol dengan menggunakan grafik pengendali berdasar boxplot. Prosedur ini diulang sebanyak bilangan besar B kali, misalkan B = 10000 dan dicari rata-ratanya d. Membangkitkan data acak berdistribusi Chikuadrat dengan mean 1, 3, dan 5 selanjutnya menentukan prosentase titik-titik yang di luar kontrol dengan menggunakan grafik pengendali berdasar boxplot. Prosedur ini diulang sebanyak bilangan besar B kali, misalkan B = 10000 dan dicari rata-ratanya. e. Membangkitkan data acak berdistribusi Cauchy dengan lokasi 0 dan skala 1,, dan 3 selanjutnya menentukan prosentase titik-titik yang di luar kontrol dengan menggunakan grafik pengendali berdasar boxplot. Prosedur ini diulang sebanyak bilangan besar B kali, misalkan B = 10000 dan dicari rata-ratanya. HASIL DAN PEMBAHASAN Perusahaan Y memiliki standar nilai kandungan O 3 dalam setiap produksi air mineral galon 19L berkisar antara 0,1 0,4. Kandungan O 3 pada produksi air minum 19L tersebut berkisar antara 0.09 sampai 0.19. Gambar 4 dan memperlihatkan bahwa terdapat 1 titik yang out of control untuk standar yang ditetapkan oleh perusahaan, sedangkan pada Gambar 5 menunjukkan gambaran data dengan kandungan O 3 dalam bentuk histogram. Gambar 4. Gambar data dan batas yang diberikan perusahaan. 7

Histogram Data Kandungan O3 Frequency 0 5 10 15 0 5 30 35 0.10 0.1 0.14 0.16 0.18 X Gambar 5. Histrogram data kandungan O 3 Untuk mencari batas grafik pengendali pada boxplot, terlebih dahulu dihitung nilai kuartil Q 1, Q dan Q 3 serta jangkauan (IQR, Interquartile Range) sehingga diperoleh hasil : Q 1 = 0,13; Q = 0,14; Q 3 = 0,16; IQR= 0,03; 1,5*IQR= 0,045. Dari hasil perhitungan nilai kuartil Q 1, Q dan Q 3 serta IQR maka kita dapat menentukan batas-batas pengendali berdasarkan boxplot, sehingga diperoleh garis tengah yaitu CL = median = Q = 0,14, sedangkan batas atas dan batas bawah grafik pengendali berdasarkan boxplot yaitu UCL= Q 3 +1,5 IQR = 0,05 dan LCL= Q 1-1,5 IQR = 0,03. Bila disajikan dalam grafik pengendali berdasarkan boxplot akan tampak seperti pada Gambar 6. Gambar 6. Grafik pengendali berdasar boxplot. Jika data kandungan O 3 diubah untuk titik ke-1 menjadi 0.05, titik ke-171 menjadi 0.06 dan titik ke- 17 menjadi 0.3, maka terdapat data pencilan (outlier) pada grafik pengendali berdasar boxplot, sehingga Gambar 7 memperlihatkan titik yang out of control pada data ke 1, 171 dan 17. 8

Gambar 7. Grafik pengendali berdasar boxplot sesudah berubah. Simulasi dilaksanakan dengan cara mengambil sampel ukuran n dari distribusi normal dengan mean 0.1441 dan variansi 0.019 yang diperoleh dari data kandungan O 3. Berdasarkan simulasi, diperoleh prosentase titik titik sampel yang out of statistical control yang dinyatakan pada Tabel 1. Tabel 1 memperlihatkan untuk n= 15, n=30, dan n=50 tidak terdapat titik sampel yang berada di luar kontrol, sedangkan untuk n=100, n=500, n=1000, n=10000 masing masing terdapat 0.007, 0.01, 0.03 dan 0.071 titik sampel yang berada di luar kontrol. Tabel 1. Prosentase titik sampel yang out of control untuk distribusi normal dengan mengambil mean dan variansi dari data O 3. N Distribusi normal dengan mean= 0.1441 dan variansi = 0.0193 15 0 30 0 50 0 100 0.7 500 1 1000 3 10000 7 Tabel. Prosentase titik sampel yang out of control untuk distribusi normal dengan mean 0 dan variansi berturut-turut 1,4 dan 16. N N(0,1) N(0,4) N(0,16) 15 0 0 0 30 0 0 0 50 0 0 0 100 0 0 4 500 0.1 0.5 0.5 1000 0.4 0.8 0.1 10000 0.6 0.7 0.73 Tabel memperlihatkan untuk n=15, n=30, n=50, pada distribusi normal untuk nilai mean dan variansi yang telah ditentukan memperlihatkan bahwa tidak ada titik yang out of control, sedangkan n=100 pada distribusi normal dengan mean 0 dan variansi 16 terdapat 0.04 titik sampel 9

yang di luar kontrol. Begitu pula n= 500, n=1000 dan n=10000 masing-masing terdapat titik sampel yang di luar kontrol. Tabel 3 memperlihatkan untuk n =15 pada distribusi normal untuk nilai mean dan variansi yang telah ditentukan memperlihatkan bahwa tidak ada titik yang out of control, sedangkan n=100 pada distribusi normal dengan mean 3 dan variansi 1 terdapat 0.03 titik sampel yang di luar kontrol,begitu pula n=50 dengan mean dan 3 untuk variansi 1 terdapat 0.16 dan 0.33 titik sampel yang diluar kontrol. Kemudian untuk n=30, n=500, n=1000 dan n=10000 masing-masing juga memiliki titik sampel yang di luar kontrol. Tabel 3. Prosentase titik sampel yang out of control untuk distribusi normal dengan variansi 1 dan mean berturut-turut 1, dan 3. N N(1,1) N(,1) N(3,1) 15 0 0 0 30 3.3 1.6 3.3 50 0 6 100 0 0 3 500 0.6 14 1 1000 0.7 1 0.9 100000 0.63 0.61 0.79 Berikut ini adalah hasil simulasi untuk distribusi Eksponensial, distribusi Chikuadrat dan distribusi Cauchy. Pada Tabel 4 untuk n=15 pada distribusi Eksponensial dengan nilai mean yang telah ditentukan dapat dilihat bahwa tidak ada titik yang di luar kontrol, sedangkan untuk n=30, n=50, n=100, n=500, n=1000, dan n=10000 masing masing memiliki titik sampling yang ada di luar kontrol. Begitu pula Tabel 5 untuk n=15 pada distribusi Chikuadrat dengan nilai mean yang telah ditentukan dapat dilihat bahwa tidak ada titik yang di luar kontrol, sedangkan untuk n=30, n=50, n=100, n=500, n=1000, dan n=10000 masing masing memiliki titik sampling yang ada di luar kontrol. Sedangkan nilai n pada Tabel 6 untuk distribusi Cauchy dengan nilai lokasi dan nilai skala yang telah ditentukan semuanya memiliki titik sampling yang ada di luar kontrol. Tabel 4. Prosentase titik sampel yang out of control untuk distribusi Eksponensial dengan mean berturut-turut 1, dan 3. N Eks(1) Eks() Eks(3) 15 0 0 0 30 3.3 3.3 6.6 50 4 6 100 5 4 500 4.4 6.4 4 1000 5.9 4.5 3.5 10000 4.66 5 5 10

Tabel 5. Prosentase titik sampel yang out of control untuk distribusi Chikuadrat dengan mean berturut-turut 1, 3 dan 5. N Chikuadrat(1) Chikuadrat(3) Chikuadrat(5) 15 0 0 0 30 10 3.3 1 50 4 6.6 1. 100 8 4 1 500 9.8 3..8 1000 8.4..7 10000 7.3 3.83.7 Tabel 6. Prosentase titik sampel yang out of control untuk distribusi Cauchy dengan lokasi 0 dan skala berturutturut 1, dan 3. N Cauchy(0,1) Cauchy(0,) Cauchy(0,3) 15 1.6 13.3 13.3 30 6.6 10 16.6 50 10 14 1 100 11 1 16 500 14 17. 16.4 1000 15 15 14 10000 16.1 15.1 15.5 Untuk mengubah batas pengendali pada boxplot maka dapat menghitung kembali nilai kuartil dengan mengubah 1.5*IQR menjadi 3*IQR dengan tujuan dapat mendefinisikan kembali nilai UCL dan LCL atau data ekstrim berikut adalah hasil perhitungan. Q 1 = 0,13; Q = 0,14; Q 3 = 0,16; IQR= 0,03; 3*IQR= 0,09. Dari hasil perhitungan nilai kuartil Q 1,Q dan Q 3 serta IQR maka kita dapat menentukan batas-batas grafik pengendali berdasar boxplot,dengan garis tengah yaitu CL = median = Q = 0,14. Sedangkan batas atas dan batas bawah UCL= Q 3 +3 IQR = 0,5 dan LCL= Q 1-3 IQR = 0,04. Bila disajikan dalam grafik pengendali berdasarkan boxplot akan tampak seperti pada Gambar 8. Gambar 8. Grafik pengendali berdasar boxplot dengan perubahan UCL dan LCL. 11

Jika data kandungan O 3 diubah untuk titik ke-1 menjadi 0.05, titik ke-171 menjadi 0.06 dan titik ke-17 menjadi 0.3, maka terdapat titik outlier pada grafik pengendali berdasar boxplot, sehingga Gambar 9 memperlihatkan titik yang out of control pada data ke 17, hal ini disebapkan karena semakin besar nilai batas atas dan bawah grafik pengendali berdasar boxplot. Gambar 9. Grafik pengendali berdasar boxplot sesudah berubah dengan perubahan UCL dan LCL. Dari hasil simulasi untuk UCL dan LCL yang telah diubah, pada distribusi normal tidak terdapat titik yang out of control. Pada Tabel 7 dan Tabel 8 untuk n=15, n=30, n=50, pada distri Eksponensial dan Chikuadrat tidak terdapat titik yang di luar kontrol begitu pulah untuk n=100, n=500, n=1000, dan n=10000 masing masing memiliki titik sampling yang ada di luar kontrol. Sedangkan pada tabel 9 untuk n=15 pada distribusi Cauchy dengan lokasi 0 dan skala 1 tidak terdapat titik yang di luar kontrol, sedangkan nilai n lainnya yang telah ditentukan pada distribusi Cauchy pada Tabel 9 masing-masing memiliki titik sampling yang ada di luar kontrol. Tabel 7. Prosentase titik sampel yang out of control dengan perubahan UCL dan LCL untuk distribusi Eksponensial dengan mean berturut-turut 1, dan 3. N Eks(1) Eks() Eks(3) 15 0 0 0 30 0 0 0 50 0 0 0 100 0.1 0.1 0. 500 0.8 0.6 0.9 1000 0.8 0.6 1.07 10000 0.83 0.9 6.6 1

Tabel 8. Prosentase titik sampel yang out of control dengan perubahan UCL dan LCL untuk distribusi Chikuadrat dengan mean berturut-turut 1, 3 dan 5. N Chikuadrat(1) Chikuadrat(3) Chikuadrat(5) 15 0 0 0 30 0 0 0 50 0 0 0 100 1 500.8 0.8 0.4 1000 3. 0.8 0. 10000.15 0.49 0.4 Tabel 9. Prosentase titik sampel yang out of control untuk distribusi Cauchy dengan lokasi 0 dan skala berturutturut 1, dan 3. N Cauchy(0,1) Cauchy(0,) Cauchy(0,3) 15 0 6.6 13.3 30 6.6 6.6 13.3 50 10 14 8 100 1 9 6 500 9. 10.4 8.8 1000 8. 7.3 8 10000 9.0 8.76 9.3 Gambar 7 memperlihatkan terdapat 3 titik yang out of control pada kandungan O 3 dengan batas UCL = Q 3 + 1.5* IQR dan LCL = Q 1-1.5* IQR sedangkan Gambar 9 terdapat 1 titik yang out of control dari data kandungan O 3 dengan batas UCL= Q 3 + 3*IQR dan LCL= Q 1-3* IQR. Hal tersebut disebabkan semakin lebar batas nilai UCL dan LCL yang ditentukan sehingga semakin sedikit data pencilan (outlier) yang terlihat. Untuk nilai UCL dan LCL yang telah diubah, tidak terdapat titik yang out of control pada simulasi data yang dibangkitkan dari distribusi normal. Perbedaan juga terlihat pada Tabel 9 dan Tabel 6 untuk distribusi Cauchy dengan lokasi 0 dan skala 1 untuk ukuran sampel 10000 terdapat 9.0 % titik yang diluar kontrol untuk tabel 9, dan 16 % titik yang di luar kontrol untuk Tabel 6. Kemudian untuk data berdistribusi Chikuadrat dengan mean 1 untuk ukuran sampel 10000 pada Tabel 8 terdapat.15% titik sampel yang di luar kontrol sedangkan pada Tabel 5 terdapat 7.3 % titik yang ada di luar kontrol, dan juga pada distribusi Eksponensial dengan nilai n=10000 terdapat prosentase titik yang berbeda dimana 0.83% titik yang di luar kontrol untuk Tabel 7 dan 4.66% titik yang di luar kontrol. Dengan demikian presentase titik-titik yang di luar kontrol seperti yang diharapkan tergantung pada batas kendali dari grafik pengendali yang digunakan. 13

KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal mengenai grafik pengendali berdasar boxplot : 1. Grafik pengendali berdasarkan boxplot pada data kandungan O 3 dalam air minum galon 19L merk X dari perusahaan Y memiliki batas pengendali untuk LCL = 0.03, CL=0,14 dan UCL=0,05. Berdasarkan grafik pengendali berdasar boxplot, data kandungan O 3 air minum galon 19L merk X sebanyak 17 titik sampel berada di dalam kontrol dan memenuhi stándar yang diberlakukan oleh perusahaan sehingga layak untuk dipasarkan. 3. Makin lebar batas nilai UCL dan LCL maka makin sedikit data pencilan (outlier) yang dilihat. 4. Prosentase titik-titik yang di luar kontrol bergantung pada batas pengendali pada grafik pengendali berdasar boxplot dan distribusi sampel yang menjadi asal populasi. DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim. 001. Modul kursus :Metode penelitian ilmiah ekonomi:riset Bisnis ; Universitas Gunadarma Jakarta diunduh dari; http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/risetbisnis_pdf/baca.php [] Harinaldi. 005. Prinsip-prinsip Statistik untuk teknik dan sains : Fakultas Teknik Universitas Indonesia [3] Jantini Trinasari Natangku, Adi Setiawan, Lilik Linawati. 011a. Studi Pengendali Non Prametrik Berdasar Fungsi Distribusi Empirik Simulasi Grafik,Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika:UNY Yogyakarta 3 Desember 011 [4] Jantini Trinasari Natangku, Adi Setiawan, Lilik Linawati. 011b. Grafik Pengendali Non Para metrik Univariat pada data ph Produk Air minum Galon merk X Berdasarkan Fungsi Distribusi Empirik,Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika:UNS Surakarta,6 November 011 [5] Montgomery, Douglas C. 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik. Yogjakarta : Gadjah Mada University Press. [6] Soemartini. 007. (Artikel) Pencilan (Outlier). Jatinangor : Jurusan Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Padjadjaran. [7] Taungke, Novriyanthi. 011. (Skripsi) Pengendalian Kualitas Susu Segar Nasional Rasa Coklat untuk Karakteristik PH dengan Grafik Pengendali Berdasarkan Densitas Kernel. Salatiga : Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana 14