BAB I PENDAHULUAN. keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya, selain itu kematian tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. alamiah. Anak merupakan titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Perkataan

Oleh RIAN PRIMA AKHDIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Hukum waris perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang selanjutnya timbul dengan adanya peristiwa kematian

BAB I PENDAHULUAN. mahkluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pula harta warisan beralih kepada ahli waris/para ahli waris menjadi. Peristiwa pewarisan ini dapat terjadi ketika :

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya dengan surat wasiat maupun tanpa surat wasiat. 2. Pewaris meninggalkan harta kekayaannya yang akan diterima oleh ahli

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan akhir dari perjalanan kehidupan seorang manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, yang diwujudkan dalam bentuk hubungan hukum yang mengandung hak-hak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam masyarakat. Dapat pula dikatakan hukum merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai anak sah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

BAB I PENDAHULUAN. sebuah keluarga, namun juga berkembang ditengah masyarakat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum

BAB I PENDAHULUAN. bahu-membahu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur baik materil maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, pengangkatan anak merupakan cara untuk mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan patrilinial yang menyebabkan sistem pertalian kewangsaan

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan perbuatan hukum. Peristiwa hukum pada hekekatnya adalah

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya

BAB I PENDAHULUAN. selalu hidup bahagia, damai dan sejahtera yang merupakan tujuan dari perkawinan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah ada sejak dahulu yaitu hukum Waris Adat, Hukum Waris Islam, dan hukum Waris Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah tengah berkembang secara pesat. Perkembangan

BAB IV PEMBAHASAN. Dasar pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan dispensasi nikah dibawah umur di Pengadilan Agama Bantul

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia. Apabila ada peristiwa hukum, yaitu meninggalnya seseorang

BAB I PENDAHULUAN. orang lain berkewajiban untuk menghormati dan tidak mengganggunya dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK ANGKAT ATAS HARTA YANG DIPEROLEH DARI HIBAH SETELAH ORANG TUA ANGKATNYA MENINGGAL DUNIA RESUME TESIS

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DWI SUDIARTANTI KEDUDUKAN SAKSI P ADA KEABSAHAN UIDAH DAN HAK ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA PENINGGALAN

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Tujuan pembangunan itu dapat tercapai, bila sarana-sarana dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk dapat membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, untuk

BAB I PENDAHULUAN. pejabat berwenang, yang isinya menerangkan tentang pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup Bangsa Indonesia. Penjelasan umum Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. diakui eksistensinya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan, maupun dengan pihak ketiga. Pewaris adalah orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam pelaksanaan administrasi pertanahan data pendaftaran tanah yang

PERGESERAN PEMIKIRAN HUKUM KEWARISAN ISLAM MAHKAMAH AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. mengabulkan sebagian permohonan uji materi terhadap Pasal 2 ayat (2) dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mencegah permasalahan mengenai harta warisan tersebut, hukum

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

BAB I PENDAHULUAN. menurut Mr.A.Pitlo adalah rangkaian ketentuan-ketentuan, dimana,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup pasti akan mengalami kematian, demikian juga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia didalam perjalanannya di dunia mengalami tiga peristiwa

PENGATURAN DAN IMPLEMENTASI WASIAT WAJIBAH DI INDONESIA *

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan negara dan rakyat yang makin beragam dan. atas tanah tersebut. Menurut A.P. Parlindungan 4

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita yang dikaruniai sebuah naluri. Naluri

BAB IV MENGAPA HAKIM DALAM MEMUTUSKAN PERKARA NOMOR 0091/ Pdt.P/ 2013/ PA.Kdl. TIDAK MENJADIKAN PUTUSAN MAHKAMAH

BAB I PENDAHULUAN. rohani. Dalam kehidupannya manusia itu di berikan akal serta pikiran oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling ketergantungan antara manusia yang satu dengan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hukum adat maupun hukum Islam. Dalam hukum adat, harta bersama. masing-masing pihak baik suami maupun istri adalah merupakan harta

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya telah mampu merombak tatanan atau sistem kewarisan yang

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

BAB III. PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI No. 368 K/AG/1995. A. Ruang Lingkup Kekuasaan Mahkamah Agung

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. seperti jual beli, hibah, dan lain-lain yang menyebabkan adanya peralihan hak milik

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang berperkara untuk mengajukan suatu upaya hukum atas putusan

BAB I PENDAHULUAN. mana masyarakat itu berada serta pergaulan masyarakatnya. 2 Kehidupan

RESUME. HAK ISTRI BERBEDA AGAMA ATAS WASIAT WAJIBAH HARTA WARISAN SUAMINYA BERAGAMA ISLAM (Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 16 K/AG/2010)

menyendiri, namun manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari

DALUWARSA PENGHAPUS HAK MILIK DALAM SENGKETA PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan kekayaan alam yang mempunyai arti sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam. kerjasama yang mengikat antara dua individu atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga

WASIAT WAJIBAH DAN PENERAPANNYA (Analisis Pasal 209 Kompilasi Hukum Islam)

BAB II KEWENANGAN MENGADILI PENGADILAN AGAMA DALAM SENGKETA WARIS ISLAM. A. Jangkauan Kewenangan Mengadili Perkara Warisan.

BAB I PENDAHULUAN. juga diatur mengenai waris Islam yang di dalamnya membahas mengenai mafqud

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 perkawinan adalah ikatan

PENETAPAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamakan kematian. Peristiwa hukum tersebut menimbulkan akibat

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN PENGAADILAN AGAMA TUBAN NOMOR 0182/PDT.P/2012/PA.TBN TENTANG PENOLAKAN PERMOHONAN PENGANGKATAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Tanah yang merupakan kebutuhan pokok bagi manusia akan berhadapan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 15 Januari Dalam Perubahan Undang-Undang Nomor 30

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

BAB I PENDAHULUAN. manisfestasi dari rangkaian teks dokumen suci dan telah memperoleh prioritas

KEDUDUKAN ANAK YANG PINDAH AGAMA UNTUK MEWARIS DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Oleh : Dessy Gea Herrayani Made Suksma Prijandhini Devi Salain

Wawancara dengan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan. (Dra. Muhayah, SH) : Apakah pewarisan terhadap anak angkat berdasarkan penetapan

P E N E T A P A N Nomor : 307/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mana dimulai dari kelahiran kemudian dilanjutkan dengan perkawinan dan

BAB I PENDAHULUAN. pemiliknya kepada pihak lain. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak mampu. Walaupun telah jelas janji-janji Allah swt bagi mereka yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia. Manusia

A. LATAR BELAKANG. Dari seluruh hukum yang ada dan berlaku dewasa ini di samping hukum

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan. Manusia harus meninggalkan dunia fana. kekayaannya beralih pada orang lain yang ditinggalkannya.

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin banyak manusia menginginkan dan memperoleh sebidang tanah untuk

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya disebut UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa. berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. sayang keluarga, tukar pikiran dan tempat untuk memiliki harta kekayaan. 3 apa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. hartanya kepada para ahli warisnya. Hal ini tidak bisa dipungkiri atau diingkari oleh

ialah sebagai Negara yang berdasarkan pancasila, sila pertamanya ialah

alam, retribusi, sumbangan, Bea dan Cukai, laba dari BUMN dan sumber golongan yang terdiri dari pajak langsung dan pajak tidak langsung; (2) pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meninggalnya seseorang membawa pengaruh dan akibat hukum kepada diri, keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya, selain itu kematian tersebut menimbulkan kewajiban orang lain bagi dirinya (si mayit) yang berhubungan dengan pengurusan jenazahnya. Dengan kematian timbul akibat hukum lain secara otomatis, yaitu adanya hubungan yang menyangkut hak para keluarga (Ahli Waris) terhadap seluruh harta peninggalannya. Harta peninggalan seseorang yang telah meninggal dunia sering kali meninggalkan sengketa dan pertengkaran dalam sebuah keluarga, yang akhirnya memutuskan hubungan tali silaturahmi atau tali persaudaraan dalam keluarga. Memutuskan tali persaudaraan adalah hal yang diharamkan dalam Islam. Putusnya tali persaudaraan disebabkan karena masing-masing ahli waris pada dasarnya ingin mendapatkan bagian yang banyak bahkan jika perlu mendapatkan seluruh harta waris sedangkan ahli waris lainnnya tidak perlu mendapatkan bagian. Adanya kematian seseorang mengakibatkan timbulnya cabang ilmu hukum yang menyangkut bagaimana cara menyelesaikan harta peninggalan kepada keluarganya yang dikenal dengan nama hukum waris. Seperti dalam hukum

2 perkawinan, di Indonesia hukum waris yang ada dan berlaku sampai saat ini masih belum merupakan unifikasi hukum. Hingga saat ini masalah pengaturan warisan masih belum terdapat keseragaman. di dalam melakukan pembagian harta warisan di Indonesia ada berbagai alternatif, (tiga pilihan hukum) yakni hukum adat, hukum perdata barat serta sistem pewarisan Islam. Berkaitan dengan judul INTERPRETASI HAKIM PENGADILAN AGAMA BANTUL MENGENAI HAK ANAK ANGKAT ATAS HARTA PENINGGALAN ORANG TUA ANGKATNYA maka pilihan sistem hukumnya adalah sistem pewarisan Islam. Di dalam sistem pewarisan Islam anak angkat tidak mendapatkan harta warisan dari orang tua angkatnya. Hubungan antara orang tua angkat dengan anak angkat tidak menyebabkan keduanya mempunyai hubungan waris mewaris,dengan demikian seorang anak angkat tidak dapat memiliki harta peninggalan orang tua angkatnya 1 Terkadang dalam kenyataannya di kehidupan sehari-hari anak angkat mempunyai tugas dan kewajiban yang lebih berat dibandingkan terhadap orangorang yang secara hukum mempunyai hak mewaris terhadap orang tua angkatnya. Tidak jarang anak angkatlah yang paling banyak direpotkan selama orang tua angkatnya tersebut sakit hingga meninggalnya. 1 A.Aziz Dahlan (et al), 1996, Ensiklopedi Hukum Islam, PT Ichtiar Baru Hoeze, Jakarta, hlm 29-30.

3 Sedangkan semasa orang tua angkatnya masih sehat,anak angkat juga yang banyak membantu mengelola harta orang tua angkatnya. Kenyataan seperti tersebut diatas amatlah tidak memberikan rasa keadilan bagi anak angkat. Berdasar latar belakang tivasi masalah tersebut, peran hakim peradilan agama amatlah penting untuk mencapai rasa keadilan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahannya dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa hak anak angkat atas harta peninggalan orang tua angkatnya. Berdasarkan interpretasi hakim di Pengadilan Agama Bantul? 2. Apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam menetukan bagian anak angkat atas harta peninggalan orang tua angkatnya? C. Keaslian Penelitian Sepanjang pengetahuan penulis setelah menelusuri kepustakaan, jurnal, tesis di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), tesis mengenai INTERPRETASI HAKIM PENGADILAN AGAMA BANTUL MENGENAI HAK ANAK ANGKAT ATAS HARTA PENINGGALAN ORANG TUA ANGKATNYA belum pernah ditulis atau diteliti oleh orang lain, namun

4 berdasarkan penelusuran penulis ada beberapa penelitian tentang Wasiat wajibah yang merupakan salah satu cara mendapatkan bagian bagi anak angkat yang ditulis oleh: 1. Wardiaty WS 2 dengan judul: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP ANAK ANGKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN WASIAT WAJIBAH MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM. Rumusan masalahnya yaitu: Bagaimana tinjauan yuridis anak angkat menurut kompilasi hukum Islam, Bagaimana tujuan yuridis anak angkat dalam hubungannya dengan wasiat wajibah sebagai akibat hukumnya menurut Kompilasi hukum Islam dan bagaimana tinjauan yuridis terhadap Inpres No.1 Tahun 1991 Sebagai Landasan Keberlakuan Kompilasi Hukum Islam. Hasil Penelitiannya adalah sebagai berikut: a. Secara yuridis pengangkatan anak Menurut Kompilasi Hukum Islam adalah dibolehkan sepanjang tidak memutuskan hubungan nasab dengan orangtua kandungnya, namun rumusan pasalnya dalam Kompilasi Hukum Islam dan Faktor formal sangat determinan sehingga mengesampingkan nilai dan hukum yang hidup dan berkembang dalam masyarakat seperti hukum adat yang mengutamakan nilai dan fakta materiil yang lebih realistis. 2 Wardiati WS, 2008, Tinjauan Yuridis Terhadap Anak Angkat Dalam Hubungannya Dengan Wasiat Wajibah Menurut Kompilasi Hukum Islam, tesis, Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta 2008.

5 b. Secara yuridis wasiat wajibah sebagai akibat hukum adanya anak angkat adalah boleh didasarkan atas kaidah maslahat mursalat (kemaslahatan umum) karena dapat mewujudkan tiga tujuan hukum yaitu kemanfaatan, keadilan dan kepastian hukum. c. Secara yuridis landasan keberlakuan Kompilasi Hukum Islam adalah lemah, namun keberlakuan secara sosiologis adalah kuat, maka sebagai landasan yuridis dalam menerapkan Kompilasi Hukum Islam adalah Pasal 28 Ayat (1) Undang - undang No. 4 Tahun 2004. 2. Fitri Susanti 3, dengan judul yang diteliti adalah WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM. Rumusan masalahnya adalah : bagaimanakah kedudukan anak angkat dalam hukum waris Islam dan dasar pertimbangan Hakim Mahkamah Agung berkaitan dengan putusan MA No.328 K/AG 2009. Hasil Penelitiannya adalah : a. Anak angkat tidak berhak mewaris dari orangtua angkatnya karena anak angkat tidak mempunyai hubungan nasab dengan orangtua angkatnya. Anak angkat hanya memperoleh wasiat wajibah sebanyak 1/3 bagian dari harta peninggalan orangtua angkatnya. b. Dasar pertimbangan hakim memberikan wasiat wajibah kepada anak angkat sebesar 1/8 bagian adalah demi rasa keadilan kepada anak angkat 3 Fitri Susanti, 2012, Wasiat Wajibah Bagi Anak Angkat Menurut Kompilasi Hukum Islam, Tesis, Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta

6 dikarenakan istri pewaris dalam ketentuan hukum kewarisan Islam hanya mendapatkan 1/8 bagian. Perbedaannya dengan penelitian penulis disini adalah tentang Interpretasi (penafsiran) hakim terhadap putusan yang telah ditetapkan selama kurun waktu tertentu, mengenai hak - hak anak angkat terhadap harta peninggalan orangtua angkatnya. Penelitian disini meneliti kegiatan hakim dalam melakukan interpretasi, metode - metode dan kaidah-kaidah hukum apa saja yang dijadikan dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara hak-hak anak angkat terhadap harta peninggalan orangtua angkatnya. Demikian, apabila di kemudian hari ditemukan bahwa penelitian ini pernah diteliti oleh peneliti lainnya sebelum dilakukan penelitian ini yang dititikberatkan pada hak-hak anak angkat terhadap harta peninggalan orangtua angkatnya, penelitian ini dapat saling melengkapi. D. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi siapa saja yang ingin mempelajari tentang hakikat pemberian harta terhadap anak angkat menurut pewarisan Islam.

7 2. Untuk pengembangan ilmu hukum, serta merangsang peneliti lain untuk lebih luas dalam mendalami kedudukan anak angkat dalam hukum kewarisan Islam. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalahnya maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apa hak anak angkat atas harta peninggalan orang tua angkatnya berdasarkan interpretasi hakim di Pengadilan Agama Bantul. 2. Untuk mengetahui apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam menentukan bagian anak angkat atas harta peninggalan orang tua angkatnya.