ISSN 2302-0164 7 Pages pp. 43-49 PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PERENCANAAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SERAPAN ANGGARAN SKPA DI PEMERINTAH ACEH Fenny Yumiati 1, Islahuddin 2, Nadirsyah 1) Magister Akuntansi Program Banda Aceh 2.) Staf Pengajar Magister Akuntansi Banda Aceh Abstract : This study aim to determine the influence of human resources quality, budget planning and organizational commitment on SKPA budget absorption at the Aceh Government. Research population was conducted on 138 respondents in SKPA at Aceh government by using census method. The analysis method in this study using multiple linear regression and hypothesis testing. The research results showed that, the human resources quality, budget planning and organizational commitment simultaneously have positive influence on the SKPA budget absorption at the Aceh government. Partially, the human resources quality and organizational commitment have positive influence to the SKPA budget absorption at the Aceh government, while budget planning has a negative influence to the SKPA budget absorption at the Aceh government. Keywords : human resources quality, budget planning, organizational commitment and budget absorption Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas sumber daya manusia, perencanaan anggaran dan komitmen organisasi terhadap serapan anggaran SKPA di Pemerintah Aceh. Populasi penelitian dilakukan pada 138 responden pada SKPA di Pemerintah Aceh dengan menggunakan metode sensus. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kualitas komitmen organisasi secara simultan berpengaruh terhadap serapan anggaran SKPA di Pemerintah Aceh. Secara parsial kualitas sumber daya manusia dan komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap serapan anggaran SKPA di Pemerintah Aceh, Sedangkan perencanaan anggaran berpengaruh negatif terhadap serapan anggaran SKPA di Pemerintah Aceh. Kata Kunci : kualitas sumber daya manusia, perencanaan anggaran, komitmen organisasi dan serapan anggaran PENDAHULUAN Dalam era otonomi daerah hingga sekarang, terjadi sebuah fenomena yang menarik yaitu minimnya penyerapan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di sebagian besar wilayah Indonesia, baik di tingkat provinsi, kabupaten maupun kota. Minimnya penyerapan anggaran tersebut muncul di tengah tuntutan agar pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dan daerah semakin transparans dan akuntabel dalam rangka menuju good government danjugatuntutan untuk efektif dan efisien menuju konsep pemerintahan yang 43 - Volume 5, No. 4, November 2016 baru yaitu New Public Management (NPM). Bank Dunia menyebut negara-negara berkembang termasuk Indonesia memiliki permasalahan dalam penyerapan anggaran, yang disebut slow back-loaded, artinya penyerapan rendah pada awal sampai tengah tahun anggaran, namun melonjak memasuki akhir tahun anggaran (BPKP, 2011). Gambar 1.1 menggambarkan serapan anggaran Pemerintah Aceh dari tahun 2008 sampai dengan 2015. Sejak 2008 sampai 2105 anggaran Pemerintah Aceh terus meningkat, demikian pula dengan serapan anggarannya. Serapan anggaran setiap tahunnya
Rupiah Jurnal Akuntasi belum pernah sesuai target kinerja yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pelaksanaan (DPA) pada masing-masing SKPA. Gambar 1.1 Serapan Pemerintah Aceh 14.000.000.000.000 12.000.000.000.000 10.000.000.000.000 8.000.000.000.000 6.000.000.000.000 4.000.000.000.000 2.000.000.000.000-2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 8 9 8 7 9. 121212 Serapan 120,00 93,38100,00 91,29 92,42 90,17 90,50 95,52 78,06 80,00 67,09 60,00 5 7 7 7 8. 111212 Persentase 6 7 9 9 9 9 9 9 (sumber : Dinas Keuangan, diolah tahun 2016) 40,00 20,00 Secara lebih detail, serapan anggaran secara triwulan dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 dan Serapan Pemerintah Aceh Per Triwulan Penyerapan anggaran penting untuk mendorong terciptanya multiplier effectterhadap ekonomi, sehingga variabel dominan pendorong pertumbuhan dalam kondisi perekonomian kita saat ini yaitu faktor konsumsi. Oleh karena itu - belanja pemerintah yang merupakan konsumsi pemerintah menjadi pendorong utama laju pertumbuhan ekonomi. Untuk kegiatan yang langsung menyentuh kepentingan masyarakat luas, semakin awal pelaksanaan kegiatan, manfaat serta efek stimulusnya juga makin besar. Jika pelaksanaannya mundur ke akhir tahun padahal seharusnya bisa dilaksanakan lebih awal, maka yang dirugikan sebenarnya adalah masyarakat banyak, karena tertunda menerima manfaat. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan serapan anggaran, menyebutkan bahwa, faktor yang mempengaruhi penyerapan anggaran antara lain faktor politik, faktor tender atau lelang, faktor administrasi, faktor dokumen pengadaan, faktor ganti uang persediaan, SDM, perencanaan anggaran, komitmen organisasi, faktor komunikasi, faktor cuaca, faktor terlambatnya pengesahan APBD dan faktor penerapan Unit Layanan Pengadaan (Herryanto, 2012; Priatno, 2013; Arif, 2014). Penelitian sebelumnya yang membahas serapan anggaran menggunakan metode analisis faktor eksploratory. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda dan serapan anggaran yang diteliti adalah serapan anggaran pada triwulan ke-iii. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh kualitas komitmen organisasi terhadap serapan anggaran SKPA di Pemerintah Aceh. Volume 5, No. 4, November 2016-44
KAJIAN PUSTAKA Hubungan Kualitas Sumber Daya Manusia dengan Serapan. Manusia sebagai human capital tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreatifitas, keterampilan dan produktifitas kerja (Schultz, 1961). Manusia sebagai sumber daya dalam organisasi adalah komponen yang sangat penting, karena apabila semua kemampuannya dikerahkan secara keseluruhan akan menghasilkan kinerja yang luar biasa. Sedarmayanti (2007) juga menyebutkan bahwa, tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya pelaku yang terdapat pada organisasi. Terdapat hubungan yang erat antara kinerja karyawan dengan kinerja lembaga. Selanjutnya Gomes (1995) juga menyebutkan bahwa semua potensi sumber daya manusia tersebut sangat berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam pencapaian tujuannya. Betapapun majunya teknologi, berkembangnya informasi, namun jika tanpa sumber daya manusia maka akan sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuannya. Oleh karenanya sumber daya manusia yang bekerja dengan semua kemampuan, keterampilan, pengetahuan yang dimilikinya akan efektif bagi pencapaian tujuan organisasi. Bagi pemerintah, tujuan yang ingin dicapai adalah kesejahteraan masyarakat, yang pencapaiannya dilakukan melalui serapan anggaran belanja terhadap program dan kegiatan yang telah dianggarkan dalam APBD. Hubungan Perencanaan dengan Serapan Mardiasmo (2004) menyebutkan bahwa lemahnya perencanaan anggaran memungkinkan munculnya underfinancing atau overfinancing yang akan mempengaruhi tingkat efesinsi dan efektifitas anggaran.perencanaan anggaran yang tidak matang juga mengakibatkan Dokumen Pelaksanaan (DPA) perlu direvisi. Revisi DPA menyebabkan jadwal kegiatan harus diubah, sehingga waktu pelaksanaannya menjadi mundur. Kegiatan dan program juga belum dapat dilaksanakan sampai persetujuan atas revisi DPA disahkan (Septianova dan Adam, 2013). Herryanto (2012) juga menyebutkan bahwa perencanaan anggaran berpengaruh terhadap keterlambatan penyerapan anggaran. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Arif (2013) yang mana hasilnya menyebutkan bahwa faktor perencanaan anggaran berpengaruh terhadap penyerapan APBD. Dalam upaya peningkatan penyerapan anggaran, perencanaan anggaran memiliki peran yang sangat penting, karena jika direncanakan dengan baik akan memudahkan dalam pelaksanaan anggarannya. Perencanaan anggaran yang tidak baik sering menimbulkan hambatan dalam pelaksanaannya, sehingga harus direvisi atau bahkan tidak dapat direalisasi sama sekali. Hubungan Komitmen Organisasi dengan Serapan Menurut teori goal-setting, pegawai yang didukung dengan komitmen yang tinggi terhadap organisasi (instansi) pemerintah daerah akan lebih mementingkan kepentingan organisasi dari pada kepentingan pribadi. Hal ini akan mendorong pegawai untuk mencapai target anggaran sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi sehingga akan berimplikasi pada pencapaian serapan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Pegawai yang berkomitmen terhadap pencapaian tujuan organisasi 45 - Volume 5, No. 4, November 2016
akan berusaha keras untuk mencapainya, menempatkan kepentingan organisasi diatas kepentingan pribadinya dan mendukung sepenuhnya nilai dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi. Pada pemerintahan daerah, tujuan yang ingin dicapai adalah salah satunya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu dibutuhkan anggaran untuk pelaksanaannya. Pegawai dengan komitmen yang tinggi akan berusaha program dan kegiatan yang telah dianggarkan dapat terlaksana dengan baik. variabel kualitas sumber daya manusia (X 1 ) memiliki nilai cronbach alpha sebesar 0,849, variabel perencanaan anggaran (X 2 ) memiliki nilai cronbach alpha sebesar 0,797, variabel komitmen organisasi (X 3 ) memiliki nilai cronbach alpha sebesar 0,715. Semua pernyataan dapat dinyatakan reliabel karena nilai cronbach alpha berada diatas 0,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang dijadikan alat ukur dalam penelitian ini layak digunakan. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian populasi atau menggunakan metode sensus. Unit analisis penelitian ini adalah seluruh SKPA yang berada di lingkungan Pemerintah Aceh yang berjumlah 46 SKPA. Sedangkan yang menjadi responden adalah yaitu Kuasa Pengguna (KPA), Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada masing-masing SKPA, sehingga secara keseluruhan berjumlah 138 orang. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Validitas Hasil pengujian menunjukkan bahwa r- hitung dari masing-masing item variabel berkisar antara 0,326 0,869. Nilai r-tabel sebesar 0,278 dan nilai alpha dibawah 5%, sehingga seluruhnya memenuhi syarat minimum suatu item dianggap valid karena nilai signifikansi dibawah alpha 5% dan nilai r-hitung lebih besar dari nilai r-tabel. Uji Reliabilitas Hasil pengujian menunjukkan bahwa HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji serta menganalisi rumusan hipotesis berdasarkan regresi. Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya diterima atau ditolak. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif dari variabel-variabel independen (kualitas komitmen organisasi) terhadap variabel dependen (serapan anggaran SKPA) pada penelitian ini, maka digunakan metode analisis regresi linear berganda. Adapun hasil pengujian regresi secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Unstandardized Coefficients Variabel Std. β Error (Constant) 34,65 55,899 7 Kualitas SDM (X 1) 4,007 7,025 Perencanaan (X 2) -12,190 7,957 Komitmen Organisasi (X 3) 12,33 5,408 9 Koefisien Korelasi (R) = 0,319 Koefisien Determinasi (R 2 ) = 0,102 Adjust R Squared = 0,038 Volume 5, No. 4, November 2016-46
Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan program SPSS diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y= 55,899+4,007X 1-12,190X 2 + 5,408X 3 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama : Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Perencanaan, dan Komitmen Organisasi terhadap Serapan SKPA di Pemerintah Aceh. diketahui bahwa nilai konstanta sebesar 55,899; mempunyai arti bahwa apabila variabel kualitas komitmen organisasi sama dengan nol, maka besarnya serapan anggaran SKPA bernilai positif sebesar 55,899. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien regresi (β) masing-masing variabel adalah 4,007 untuk variabel kualitas sumber daya manusia (β 1 ); -12,190 untuk variabel perencanaan anggaran (β 2 ), dan 5,408 komitmen organisasi (β 3 ). untuk variabel Untuk menguji hipotesis pertama yaitu pengaruh kualitas sumber daya manusia, perencanaan anggaran dan komitmen organisasi terhadap serapan anggaran SKPA, digunakan kriteria penerimaan hipotesis yaitu jika paling sedikit ada satu βi = (i = 1,2,3) > 0 : H a diterima. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai β 1 = 4,007; β 2 = -12,190 dan β 3 = 5,408. Ini berarti sesuai dengan ketentuan hipotesis, maka hipotesis alternatif (H a ) diterima. Dengan demikian kualitas komitmen organisasi berpengaruh secara bersamasama terhadap serapan anggaran SKPA pada 47 - Volume 5, No. 4, November 2016 Pemerintah Aceh. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua : Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Serapan SKPA di Pemerintah Aceh diketahui bahwa, koefisien variabel kualitas sumber daya manusia (β 1 ) bernilai sebesar 4,007; mempunyai arti bahwa, setiap penambahan variabel kualitas sumber daya manusia sebesar 1 poin akan berpengaruh positif (meningkatkan) serapan anggaran SKPA sebesar 4,007 persen. Untuk menguji hipotesis kedua yaitu pengaruh kualitas sumber daya manusia terhadap serapan anggaran SKPA, digunakan kriteria penerimaan hipotesis yaitu jika β 1 > 0 ; H a diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa β 1 > 0; H a diterima. Ini berarti kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap serapan anggaran SKPA (Y). Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga : Pengaruh Perencanaan terhadap Serapan SKPA di Pemerintah Aceh diketahui bahwa, koefisien variabel perencanaan anggaran (β 2 ) bernilai sebesar -12,190, mempunyai arti bahwa, setiap peningkatan variabel perencanaan anggaran sebesar 1 poin akan berpengaruh negatif (mengurangi) serapan anggaran SKPA sebesar 12,190 persen. Untuk menguji hipotesis ketiga yaitu pengaruh perencanaan anggaran terhadap serapan anggaran SKPA, digunakan kriteria penerimaan hipotesis yaitu jika β 2 >0 ; H a diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa β 2 < 0; Ha ditolak. Ini berarti perencanaan anggaran berpengaruh negatif
terhadap serapan anggaran SKPA (Y). Hasil Pengujian Hipotesis keempat : Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Serapan diketahui bahwa, koefisien variabel komitmen organisasi (β 3 ) bernilai sebesar 5,408, mempunyai arti bahwa setiap peningkatan variabel komitmen organisasi sebesar 1 poin akan berpengaruh positif (meningkatkan) serapan anggaran SKPA sebesar 5,408 persen. Untuk menguji hipotesis keempat yaitu pengaruh komitmen organisasi terhadap serapan anggaran SKPA, digunakan kriteria penerimaan hipotesis yaitu jika β 3 >0 ; H a diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa β 3 > 0; H a diterima. Ini berarti komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap serapan anggaran SKPA (Y). KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN Kesimpulan 1. Kualitas sumber daya manusia, perencanaan anggaran, dan komitmen organisasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap serapan anggaran SKPA. 2. Kualitas sumber daya manusia secara parsial berpengaruh positif terhadap serapan anggaran SKPA. 3. Perencanaan anggaran secara parsial berpengaruh negatif terhadap serapan anggaran SKPA. 4. Komitmen Organisasi secara parsial berpengaruh positif terhadap serapan anggaran SKPA. Keterbatasan 1. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner, sehingga hasil penelitian ini rentan terhadap biasnya jawaban responden. 2. Daftar pernyataan dalam kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sebahagian dikembangkan oleh penulis dan sebahagian lainnya diadopsi dari penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan variabel, namun dilakukan modifikasi terhadap pernyataan dan dari sisi bahasa agar sesuai dengan kebutuhan penelitian ini, sehingga masih banyak kelemahan. 3. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) penelitian ini adalah sebesar 0,102, mendekati angka nol, berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas, sehingga kepada peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap serapan anggaran. Saran 1. Peneliti selanjutnya agar: a. Memperbaiki kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu sebelum digunakan atau menggunakan kuesioner yang tingkat validitas dan reabilitasnya lebih tinggi. b. Sebaiknya menambahkan variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap serapan anggaran seperti : faktor revisi anggaran dan perubahan anggaran. Volume 5, No. 4, November 2016-48
c. Menjadikan kelemahan/kekurangan penelitian ini sebagai pembanding, sehingga peneliti selanjutnya melakukan penelitian dengan variabel yang sama akan menghasikan penelitian yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Arif, E. 2013. Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Minimnya Penyerapan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2011. Simposium Nasional Akuntansi XVI, Manado, 25-28 September 2013. Sedarmayanti. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : PT Refika Aditama. Sekaran, U. 2007. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Salemba Empat, Jakarta. Septianova, R., dan Helmy, A. 2013. Pengaruh Kualitas DPA dan Akurasi Perencanaan Kas Terhadap Kualitas Penyerapan pada Satker Wilayah KPPN Malang. JRAK. Vol.4 No. 1 Hm. 75-84. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta. BPKP. 2011. Menyoal Penyerapan. Majalah BPKP, Paris Review, hal.5. Gomes, F.C. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andy Offset. Herriyanto, H. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Penyerapan Belanja Pada Satuan Kerja Kementerian/Lembaga di Wilayah Jakarta. Tesis. Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Andi Yogyakarta Matutina, 2001. Manajemen Sumber daya Manusia, cetakan kedua, Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta Mowday, R., Steers, and Porter. 1979. The Measurement of Organizational Commitment. Journal of Vacational Behavior 14, pp: 224-235. Priatno, P.A. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan pada Satuan Kerja Lingkup Pembayaran KPPN Blitar. Artikel Ilmiah. Malang: Universitas Brawijaya. Schultz, T.W. (1961). Investment In Human Capital. The American Economics Review, No. 51. March 1961. 49 - Volume 5, No. 4, November 2016