BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis data Data yang diperlukan dalam penelitian ini ada 2 jenis yaitu data primer dan data sekunder, dan data yang diperlukan diantaranya: 1. Data Primer, yaitu: data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang diamati, melalui kegiatan observasi dan wawancara langsung mengenai obyek yang diteliti dengan orang yang berhak atau berwenang. Menurut Nazir (2009) data primer merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian yang lalu. 2. Data Sekunder, yaitu: data yang bersumber dari hasil penelitian sebelumnya dan mempunyai kaitan dengan obyek yang akan diteliti, untuk memperoleh data sekunder dapat dilakukan dengan riset kepustakaan atau metode pengumpulan data. Menurut Hair Jr et al (2011) data sekunder adalah data yang dari awal dikumpulkan untuk tujuan lain tetapi memiliki relevansi untuk proyek penelitian berikutnya. 33
34 3.1 Sumber Data Sumber data untuk kedua jenis data yaitu data primer dan data sekunder berbeda tentunya. Untuk data primer sumber datanya yaitu berasal dari observasi dilapangan dan untuk data sekunder berasal dari data catatan perusahaan. 3.2 Teknik Pengumpulan Data Beberapa teknik pengumpulan data-data yang diperlukan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Observasi Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat dan mengadakan pengamatan secara langsung situasi area tempat produksi berlangsung. 2. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab secara langsung kepada pekerja tentang keluhan area tempat produksi. 3. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan, dan sebagainya (Arikunto, 2002). Dokumentasi dilakukan untuk mengambil gambar lingkungan kerja yang mendukung kinerja perusahaan dalam memenuhi pelayanannya terhadap konsumen.
35 4. Teknik Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2011). Dalam mengumpulkan data yang berdasarkan pendapat dari responden yang berasal dari para karyawan yang ada di PT. Tee Inkers maka dilakukan penyebaran kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup adalah pertanyaan-pertanyaan yang terbentuk, yang dalam hal ini responden dapat memilih jawaban-jawaban yang telah disediakan. Jadi, jawaban telah terkait, responden tidak dapat memberikan jawabannya secara bebas yang mungkin dikehendaki oleh responden yang bersangkutan (Bimo Walgito, 2010). Tujuan kuesioner tertutup adalah untuk mengetahui penilaian para pekerja tentang lingkungan kerja mereka dengan menganut nila-nilai pada 5S. Teknik penyebaran kuesioner dibagi menjadi dua kali penyebaran. Penyebaran kuesioner pertama bertujuan untuk mengetahui penilaian para karyawan PT. Tee Inkers tentang lingkungan kerjanya sebelum penerapan budaya kerja 5S. Sedangkan penyebaran kuesioner kedua bertujuan untuk mengetahui penilaian para karyawan PT. Tee Inkers tentang lingkungan kerjanya setelah penerapan budaya kerja 5S. Skala pengukuran variabel dalam kuesioner tertutup mengacu pada Skala Likert (Likert Scale), dimana masing-masing dibuat dengan menggunakan skala 1 5 kategori jawaban, yang masing-masing jawaban diberi score atau bobot yaitu banyaknya score antara 1 sampai 5, dengan rincian: 1. Jawaban SS yaitu sangat setuju diberi score 5.
36 2. Jawaban S yaitu setuju diberi score 4. 3. Jawaban R yaitu ragu-ragu atau cukup diberi score 3. 4. Jawaban TS yaitu tidak setuju diberi score 2. 5. Jawaban STS yaitu sangat tidak setuju diberi score 1 (Singarimbun, 1994). 3.5 Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data dilakukan untuk menindaklanjuti masalahmasalah yang terdapat pada PT. Tee Inkers. Masalah-masalah yang ada pada perusahaan didapatkan pada tahap pengumpulan data. Pengolahan dan analisis data bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang ada pada perusahaan. Pengolahan dan analisis data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: 1. Tahap implementasi 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) dengan penggunaan penerapan PDCA (Plan, Do, Check, Action). 2. Perbaikan tata layout pabrik berdasarkan Activity Relation Chart (ARC) dan Activity Relationship Diagram (ARD). 3.6 Tahap Implementasi 5S Dengan Penerapan PDCA (Plan, DO, Check, Action) Tahap-tahap yang dilakukan pada tahap implementasi 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) dengan penggunaan penerapan PDCA (Plan, Do, Check, Action). Tahap-tahap implementasi harus dilakukan secara berurutan dari tahap pertama hingga tahap terakhir. 3.6.1 Tahap Plan Tahap awal yang dilakukan untuk pendefinisian masalah yaitu dengan tahap plan pada penerapan seiri dan seiton. Tahap plan bertujuan untuk
37 merencanakan hal-hal yang ingin dilakukan pada tahap implementasi. Hal-hal yang dilakukan yaitu: 1. Penerapan seiri: identifikasi area kegiatan. 2. Penerapan seiri: proses pemilahan. 3. Penerapan seiton: menetapkan pengelolaan dan tata letak barang. 4. Penerapan seiton: identifikasi sumber penyebab masalah. 3.6.2 Tahap Do Tahap kedua dalam pemecahan masalah yaitu tahap do pada penerapan seiso. Tahap do yaitu mulai menerapkan hal-hal yang ingin dilakukan dalam implementasi. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pemilahan jenis penyebab 2. Perbaikan sumber penyebab 3.6.3 Tahap Check Setelah melakukan perbaikan tahap selanjutnya yaitu tahap check pada penerapan seiketsu. Tahap check dilakukan untuk mengetahui apakah implementasi sudah berjalan dengan baik. Hal yang dilakukan yaitu dengan mengevaluasi hasil perbaikan. 3.6.4 Tahap Action Tahap action dibutuhkan setelah tahapa check yang bertujuan untuk memperbaiki implementasi yang kurang berjalan dengan baik dan melanjutkan tahap implementasi pada penerapan shitsuke. Implementasi yang dilakukan yaitu standarisasi dan jadwal rencana kegiatan mandiri.
38 3.6.5 Tahap Perbaikan Layout Tujuan tahap perbaikan layout yaitu untuk memperbaiki layout pabrik yang kurang efektif sehingga dapat membuat proses produksi dapat berjalan dengan baik dan efektif. Tahap-tahap yang dilakukan untuk perbaikan layout yaitu: 1. Pembuatan Activity Relationship Chart (ARC). 2. Pembuatan Activity Relationship Diagram (ARD). 3. Pembuatan block layout perbaikan.
39 Studi Pustaka Studi Lapangan Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Pengumpulan Data: 1. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi 4. Menyebar Kuesioner Tahap Plan (Penerapan Seiri dan Seiton): 1. Penerapan Seiri: Identifikasi area kegiatan 2. Penerapan Seiri: Proses pemilihan 3. Penerapan Seiton: Menetapkan pengelolaan dan tata letak barang 4. Penerapan Seiton: Identifikasi sumber penyebab masalah Tahap Do (Penerapan Seiso): 1. Pemilihan jenis penyebab 2. Perbaikan sumber penyebab Tahap Check (Penerapan Seiketsu) 1. Evaluasi hasil perbaikan Tahap Action (Penerapan Shitsuke): 1. Standarisasi dan jadwal kegiatan mandiri Tahap perbaikan layout Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian