Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Lampiran 1.Diagram alir penelitian proses produksi bioetanol dari hidrolisat fraksi selulosa pod kakao

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Tatacara analisis kimia limbah tanaman jagung. Kadar Air (%) = (W1-W2) x 100% W1. Kadar Abu (%) = (C-A) x 100% B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Bahan dan Metode

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

4. Total Soluble Carbohydrate (Metode Phenol-AsamSulfat)

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Formulir organoleptik

METODE. Materi. Rancangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

METODELOGI PENELITIAN. dan Teknologi Pangan, Laboratorium kimia, dan Laboratorium Biomedik Fakultas

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

Daftar Pustaka Tidak ada

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

MATERI DAN METODE. Materi

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT

Transkripsi:

LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan dengan oven dengan suhu 105 0 C selama 3 jam. Setelah itu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Pekerjaan tersebut diulangi sehingga mendapat bobot yang konstan. Keterangan : Kadar Air (%) = A B x 100% C A = wadah + contoh sebelum dikeringkan (g) B = wadah + contoh setelah dikeringkan (g) C = bobot contoh (g) 2. Kadar Abu (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 2 g contoh ditimbang dalam cawan porselin yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya, kemudian diarangkan dengan menggunakan pemanas bunsen hingga tidak mengeluarkan asap lagi. Cawan porselin berisi contoh yang sudah diarangkan kemudian dimasukkan ke dalam tanur bersuhu 600 0 C sampai pengabuan sempurna. Cawan porselin berisi abu didinginkan dalam desikator dan ditimbang hingga mencapai bobot tetap. Keterangan : Kadar Abu (%) = A B x 100% C A = cawan + contoh kering (g) B = cawan kosong (g) C = bobot kosong (g) 3. Kadar Protein (AOAC, 1995) Sebanyak 0,1 g contoh dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl lalu ditambahkan 2,5 ml H 2 SO pekat, 1 g katalis dan beberapa butir batu didih. Larutan didestruksi hingga menghasilkan larutan jernih kemudian didinginkan. Larutan hasil destruksi dipindahkan ke alat destilasi dan ditambahkan 15 ml

NaOH 50%. Labu erlenmeyer yang berisi 25 ml HCl 0,02 N dan 2- tetes indikator mengsel (campuran metil merah 0,02% dalam alkohol dan metil biru 0,02% dalam alkohol (2:1)) diletakkan dibawah kondensor. Ujung tabung kondensor harus terendam dalam larutan HCl. Destilasi dilakukan sampai volume larutan dalam erlenmeyer mencapai 2 kali volume awal. Ujung kondensor dibilas dengan akuades (ditampung dalam erlenmeyer). Larutan yang berada dalam erlenmeyer dititrasi dengan NaOH 0,02 N hingga diperoleh perubahan warna dari hijau menjadi ungu. Setelah itu dilakukan pula penetapan blanko. Keterangan : Kadar protein kasar = (a-b) x N x 0,01 x 6,25 x 100% W a = ml NaOH untuk titrasi blanko b = ml NaOH untuk titrasi contoh N = normalitas NaOH W = bobot contoh (g). Kadar Lemak (AOAC, 1995) Sebanyak 2 g contoh bebas air diekstraksi dengan pelarut organik heksan dalam alat soxlet selama 6 jam. Contoh hasil ekstraksi diuapkan dengan cara diangin-anginkan dan dikeringkan dalam oven bersuhu 105 0 C. Contoh didinginkan dalam eksikator dan ditimbang hingga diperoleh bobot tetap. Kadar lemak = bobot lemak x 100% bobot contoh 5. Kadar Serat Kasar (AOAC, 1995) Sebanyak 2 g contoh dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 100 ml H 2 SO 0,325 N. Kemudian dihidrolisis dalam otoklaf selama 15 menit pada suhu 105 0 C dan didinginkan serta ditambahkan NaOH 1,25 N sebanyak 50 ml. Kemudian dilakukan hidrolisis kembali dalam otoklaf selama 15 menit. Contoh disaring dengan kertas saring yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Kertas saring tersebut dicuci berturut-turut dengan air panas, 25 ml H 2 SO 0,325 N lalu dengan air panas dan terakhir menggunakan aceton/alkohol 25 ml. Kertas saring tersebut dikeringkan dalam oven bersuhu 105 0 C

selama 1 jam dan dilanjutkan sampai bobotnya tetap. Kadar serat ditentukan dengan rumus : Kadar serat kasar (%) = a b x 100% c Dimana : a = bobot residu serat dalam kertas saring (g) b = bobot kertas saring kering (g) c = bobot bahan awal (g) 6. Kadar Karbohidrat (By Difference) Kadar karbohidrat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Kadar Karbohidrat (% bk) = 100% - ( A + B + C + D + E) Dimana : A = Kadar Abu B = Kadar Protein C = Kadar Lemak D = Kadar Air E = Kadar Serat kasar 5

Lampiran 2. Prosedur Pengujian Hasil Fermentasi 1. Uji ph (AOAC, 1995) Media yang sudah difermentasi diuji ph-nya dengan menggunakan ph meter. Katoda ph meter dibilas dengan akuades kemudian dikeringkan dengan tisu. Katoda dimasukkan ke dalam buffer dengan ph 6,8, tunggu sampai ada tanda bunyi yang menunjukkan ph meter siap digunakan. Kemudian ph meter dimasukkan ke dalam media uji, hasilnya dicatat. 2. Uji Total Biomassa (AOAC, 198) Pengukuran biomassaa dilakukan dengan penyaringan larutan menggunakan kertas saring berpori kecil (Whatman No.2). Biomassa dikeringkan menggunakan oven dan ditimbang bobot konstannya. Total Biomassa = (Bobot kertas dan bahan bobot kertas) g/l 3. Uji Gula Pereduksi Metode DNS (Apriyantono et al., 1989) Sebanyak 10,6 g asam 3,5 dinitrosalisilat dan 19,8 g NaOH dilarutkan dalam 116 ml air. Ke dalamnya ditambahkan 306 g NaK-tartat, 7,6 ml fenol yang telah dicairkan pada suhu 105 0 C dan 8,3 g Na-metabisulfit. Bahan-bahan tersebut dicampurkan hingga larut merata. Keasaman dari pereaksi DNS yang dihasilkan ditentukan. Sebanyak 3 ml larutan DNS dititrasi dengan HCl 0,1 N dengan indikator fenolftalein. Banyaknya titran berkisar 5-6 ml. Untuk setiap ml kekurangan HCl 0,1 N pada titrasi, ditambahkan 2 g NaOH. Sebanyak 1 ml larutan standar glukosa atau contoh dipipet, dan ditambahkan 3 ml pereaksi DNS. Larutan tersebut diletakkan dalam air mendidih selama 5 menit, kemudian didinginkan hingga suhu kamar. Pembacaan dengan spektrofotometer dilakukan dengan panjang gelombang 550 nm. Bila diperlukan, contoh diencerkan agar dapat terukur pada kisaran 0,2-0,8 %Abs (Absorbansi).. Uji Total Gula Metode H 2 SO (Dubois et al., 1956) Sebanyak 2 ml larutan contoh dimasukkan ke dalm tabung reaksi, lalu tambahkan 1 ml larutan fenol 5 %, kocok kedua larutan. tambahkan 5 ml asam sulfat pekat dengan cepat segera tegak lurus ke atas permukaan larutan. biarkan selama 10 menit, kemudian kocok dan tempatkan dalam penangas air selama 15 6

menit. ukur total gula pada panjang gelombang 90 nm. bila diperlukan, contoh diencerkan agar dapat terukur pada kisaran 20-80 % T (Trancmitan). Pembuatan kurva standar sama dengan prosedur pengukuran sampel, hanya sampel diganti dengan larutan glukosa standar sebesar 0, 10, 20, 30, 0, 50 dan μg glukosa. 5. Uji Kadar Etanol (Penetapan Berat Jenis) Setelah fermentasi berakhir, medium diaduk sampai homogen dan sebanyak 25 ml diukur dengan teliti kemudian dinetralkan dengan NaOH 1.0 N dan ditambah dengan aquades hingga volume 50 ml. Campuran didestilasi hingga diperoleh destilat sebanyak 23 ml. Piknometer volume 25 ml dibersihkan dan dikeringkan dengan tisu. Kemudian diisi dengan akuades sampai penuh dan ditimbang dengan teliti. Cairan yang menempel pada dinding piknometer dikeringkan dengan kertas tisu dan ditimbang dengan teliti. Berat air = (bobot piknometer isi akuades - bobot piknometer kosong) Piknometer yang sama dikeringkan dan diisi dengan destilat yang mengandung etanol, ditera dengan ditambah aquades hingga 25 ml dan ditutup dengan baik. Cairan yang menempel pada dinding piknometer dikeringkan dengan tisu dan ditimbang dengan teliti. Berat sampel = (bobot piknometer isi sampel - bobot piknometer kosong) Berat jenis destilat = (Berat sampel / berat air) Kadar etanol hasil fermentasi dapat dihitung menggunakan Tabel Hubungan Berat Jenis dengan Kadar Etanol (A.O.A.C., 1980). 7

Lampiran 3. Pengaruh Konsentrasi Asam dan Waktu Hidrolisis Terhadap Pembentukan Gula Pereduksi dan Total Gula Pada Bahan Sargassum sp. Konsentrasi (%) 0,25 0,50 1,00 1,50 2,00 Waktu (menit) 10 20 Nilai Gula Pereduksi (g/l) Total Gula (g/l) DP Nilai Gula Pereduksi (g/l) Total Gula (g/l) DP Ulangan 1 0,00 0,121 Ulangan 1 0,110 0,239 Ulangan 2 0,02 0,212,061 Ulangan 2 0,115 0,2 2,17 Rerata 0,01 0,167 Rerata 0,113 0,22 Ulangan 1 0,01 0,230 Ulangan 1 0,135 0,388 Ulangan 2 0,092 0,137 2,759 Ulangan 2 0,227 0,382 2,127 Rerata 0,067 0,18 Rerata 0,181 0,385 Ulangan 1 0,080 0,16 Ulangan 1 0,298 0,531 Ulangan 2 0,077 0,152 2,013 Ulangan 2 0,12 0,518 2,86 Rerata 0,079 0,158 Rerata 0,211 0,525 Ulangan 1 0,129 0,289 Ulangan 1 0,388 0,689 Ulangan 2 0,155 0,338 2,208 Ulangan 2 0,159 0,21 2,029 Rerata 0,12 0,31 Rerata 0,2735 0,555 Ulangan 1 0,215 0,321 Ulangan 1 0,638 0,999 Ulangan 2 0,233 0,35 1,507 Ulangan 2 0,659 1,031 1,565 Rerata 0,22 0,338 Rerata 0,685 1,015 8

Lampiran. Pengaruh Konsentrasi Asam dan Waktu Hidrolisis Terhadap Pembentukan Gula Pereduksi dan Total Gula Pada Bahan Limbah Agar Gracilaria sp. Konsentrasi (%) 0,25 0,50 1,00 1,50 2,00 Waktu (menit) 10 20 Nilai Gula Pereduksi (g/l) Total Gula (g/l) DP Nilai Gula Pereduksi (g/l) Total Gula (g/l) DP Ulangan 1 0,052 0,16 Ulangan 1 0,0 0,081 Ulangan 2 0,072 0,138 2,290 Ulangan 2 0,069 0,089 1,50 Rerata 0,062 0,12 Rerata 0,057 0,085 Ulangan 1 0,090 0,15 Ulangan 1 0,076 0,091 Ulangan 2 0,06 0,16 2,338 Ulangan 2 0,031 0,083 1,626 Rerata 0,068 0,159 Rerata 0,05 0,087 Ulangan 1 0,098 0,139 Ulangan 1 0,080 0,100 Ulangan 2 0,106 0,180 1,56 Ulangan 2 0,00 0,062 1,350 Rerata 0,102 0,160 Rerata 0,060 0,081 Ulangan 1 0,18 0,199 Ulangan 1 0,099 0,112 Ulangan 2 0,166 0,211 1,306 Ulangan 2 0,028 0,100 1,669 Rerata 0,157 0,205 Rerata 0,06 0,106 Ulangan 1 0,09 0,16 Ulangan 1 0,068 0,098 Ulangan 2 0,068 0,152 2,57 Ulangan 2 0,059 0,107 1,61 Rerata 0,059 0,19 Rerata 0,06 0,103 9

Lampiran 5. Analisis Keragaman Hasil Hidrolisis Asam A. Sargassum sp. 1. Analisis Keragaman Terhadap Gula Pereduksi Sumber Konsentrasi Asam Waktu Hidrolisis Interaksi Error Total Jumlah 0,3196 0,1530 0,0803 0,076 0,6005 Derajat Kebebasan 1 10 19 Tengah 0,0800 0,1530 0,0201 0,008 F-Hitung 16,78 32,11,22 Signifikan 0,0002 0,0002 0,0296 F hitung >F tabel atau Signifikan < 0,05 maka konsentrasi asam dan waktu hidrolisis memberikan perbedaan yang berbeda nyata terhadap gula pereduksi. Uji Duncan pada interaksi konsentrasi asam dan waktu hidrolisis terhadap gula pereduksi Interaksi Rata-rata Kelompok Duncan (α = 0,05) K1T1 0,007 D K2T1 0,0661 D C K3T1 0,078 D C K1T2 0,1128 D C B KT1 0,117 D C B K2T2 0,1809 D C B K3T2 0,2113 C B K5T1 0,2237 C B KT2 0,2735 B K5T2 0,687 A 2. Analisis Keragaman Terhadap Total Gula Sumber Konsentrasi Asam Waktu Hidrolisis Interaksi Error Total Jumlah 0,5281 0,880 0,2100 0,068 1,2728 Derajat Kebebasan 1 10 19 Tengah 0,1320 0,880 0,0525 0,007 F-Hitung 28,20 10,22 11,21 Signifikan 0,0001 0,0001 0,0010 F hitung >F tabel atau Signifikan < 0,05 maka konsentrasi asam dan waktu hidrolisis memberikan perbedaan yang berbeda nyata terhadap total gula. 50

Uji Duncan pada interaksi konsentrasi asam dan waktu hidrolisis terhadap total gula. Interaksi Rata-rata Kelompok Duncan (α = 0,05) K3T1 0,1583 F K1T1 0,1663 E K2T1 0,1831 F E K1T2 0,212 F E D KT1 0,3138 F E D K5T1 0,3373 E D K2T2 0,389 D C K3T2 0,52 C B KT2 0,5552 B K5T2 1,0150 A B. Limbah Agar Gracilaria sp. 1. Analisis Keragaman Terhadap Gula Pereduksi Sumber Konsentrasi Asam Waktu Hidrolisis Interaksi Error Total Jumlah 0,0077 0,005 0,0062 0,0062 0,027 Derajat Kebebasan 1 10 19 Tengah 0,0019 0,005 0,0016 0,0006 F-Hitung 3,09 7,27 2,51 Signifikan 0,067 0,022 0,1089 F hitung <F tabel atau Signifikan > 0,05 maka konsentrasi asam dan waktu hidrolisis memberikan perbedaan yang tidak berbeda nyata terhadap gula pereduksi. 2. Analisis Keragaman Terhadap Total Gula Sumber Konsentrasi Asam Waktu Hidrolisis Interaksi Error Total Jumlah 0,002 0,0230 0,0016 0,0019 0,0326 Derajat Kebebasan 1 10 19 Tengah 0,0010 0,029 0,000 0,0002 F-Hitung 5,52 130,1 2,1 Signifikan 0,0130 0,0001 0,1500 F hitung <F tabel atau Signifikan > 0,05 maka konsentrasi asam dan waktu hidrolisis memberikan perbedaan yang tidak berbeda nyata terhadap total gula. 51

Keterangan : K (Konsentrasi Asam) K1 : 0,25 % K2 : 0,50 % K3 : 1,00 % K : 1,50 % K5 : 2,00 % T (Waktu Hidrolisis) T1 : 10 Menit T2 : 20 Menit 52

Lampiran 6. Analisa Hasil Fermentasi Parameter Sargassum sp. Limbah Agar Gracillaria sp. Awal Akhir Awal Akhir Ulangan 1 5,22,60 5,03,65 ph Ulangan 2 5,18,55 5,10,58 Ulangan 3 5,15,58 5,25,50 Rerata 5,18 5,18 5,13,58 Ulangan 1 8,1,36,39 2,25 Total Gula (g/l) Ulangan 2 7,3,13,9 1,99 Ulangan 3 8,5,18 5,0 2,70 Rerata 7,98,22,76 2,31 Ulangan 1,65 2,66 2,13 1,52 Gula Pereduksi (g/l) Ulangan 2 5,36 2,69 2,06 1,7 Ulangan 3 5,13 2,78 2,11 1,66 Rerata 5,05 2,71 2,10 1,6 Ulangan 1 0,58 1,88 0,55 1,65 Total Biomassa (g/l) Ulangan 2 0,56 2,00 0,53 1,57 Ulangan 3 0,57 1,85 0,55 1,5 Rerata 0,57 1,91 0,5 1,56 Parameter Sargassum sp. Limbah Agar Gracillaria sp. Ulangan 1 0,20 0,07 Ulangan 2 0,13 0,13 Kadar Etanol (%v/v) Ulangan 3 0,20 0,13 Rerata 0,18 0,11 53

Lampiran 7. Laju Pembentukan CO 2 Jam ke- Peningkatan Kadar CO2 (ml/6 jam) Sargassum sp. Limbah Agar Gracilaria sp. Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 0 0 0 0 0 0 0 6 3 3 12 6 5 5 5 18 7 8 9 7 8 8 2 5 3 3 30 3 3 3 3 3 3 36 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 8 1 0 0 1 0 0 5 0 0 0 0 0 0 60 0 0 0 0 0 0 66 0 0 0 0 0 0 72 0 0 0 0 0 0 5