LAPORAN PRA OBSERVASI

dokumen-dokumen yang mirip
MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh:

MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh:

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh :

MENEMUKAN RUMUS LUAS LAYANG - LAYANG MELALUI KONTEKS PERMAINAN LAYANG - LAYANG Oleh:

MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN Oleh:

PENUKARAN UANG DI KOPERASI SEKOLAH Oleh:

MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tanjung Jaya Lampung

Ai Nani Nurhayati 2 Maulana 3. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

B b a I P n e d n a d h a u h l u u l a u n 1 1 L t a a t r a Be B l e a l k a a k n a g n Pe P r e m r a m s a a s l a a l h a a h n

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN 1-29 BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SD NEGERI 117 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan. Matematika adalah salah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode

Kata Kunci: Pendekatan pembelajaran, RME, Keaktifan Belajar, Prestasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(PTK Di SD N 1 Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009) Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika

KHETRINA CITRA PUSPITA SARI 1 DWI AVITA NURHIDAYAH, M. Pd 2 1. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2. Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Laporan Observasi 4 di SDN 117 Palembang pada Tanggal 7 Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini juga tak dapat dipungkiri terjadi karena peran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN MEDIA BENDA-BENDA TERDEKAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANGGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

III. METODE PENELITIAN. atau sering juga disebut dengan Classroom Action Research. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika. Akibatnya. prestasi matematika siswa secara umum belum menggembirakan.

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN BILANGAN CACAH SISWA KELAS II DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti langkah-langkah, aturan-aturan, serta contoh-contoh yang diberikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Desain Pembelajaran PMRI 4: "Jika Kamu Penjahit yang Pintar, Berapa cm Panjang Lingkar. Pinggang Pemesan Baju itu?"

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 3 ISSN X. Saharah, I Nyoman Murdiana, dan Baharuddin Paloloang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Undang - Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat 1 berbunyi: tiap tiap warga negara berhak

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

BAB II KAJIAN TEORI. ada umpan balik dari siswa tersebut. Sedangkan komunikasi dua arah, ialah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Awang Baru Hulu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BALOK GARIS BILANGAN

LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH 6 SD IGM PLUS PALEMBANG Selasa, 25 Oktober 2011

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

Jurnal EDUCATIO Jurnal Pendidikan Indonesia

Bambang Supriyanto 36

LAPORAN OBSERVASI 2. Proses Pembelajaran Matematika di kelas 5C di Sekolah Dasar Xaverius 1 Palembang dan SD IGM Palembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kata Kunci: Pendidikan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematis

IG.A.K. Wardani (2009: 10.7), yang menyatakan bahwa: Pemerintah telah berupaya keras meningkatkan profesionalitas

KAJIAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PADA TEORI BELAJAR DARI BRUNER, APOS, TERAPI GESTALT, DAN RME

Pembelajaran Matematika Realistik Sebagai Sebuah Cara Mengenal Matematika Secara Nyata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa materi

BELAJAR KONSEP PEMBAGIAN MELALUI PERMAINAN MEMBAGI PERMEN DENGAN DADU

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kewarganegaraan (PKn). Dari observasi awal yang telah dilakukan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Beberapa penerapan pola peningkatan kualitas pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB I PENDAHULUAN. diberikan. Semakin banyak siswa yang mencapai tingkat pemahaman dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

Transkripsi:

LAPORAN PRA OBSERVASI Oleh : Nikmatul Husna (nikmatulhusna13@gmail.com) Sri Rejeki (srirejeki345@rocketmail.com) A. Pendahuluan Proses belajar mengajar adalah serangkaian kegiatan antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan baik apabila guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan berkesan bagi siswa. Namun pada kenyataannya masih banyak guru yang menggunakan pendekatan mekanistik. Pendekatan pembelajaran ini menekankan pada latihan yang berulang-ulang atau hafalan. Hal ini juga terdapat pada mata pelajaran matematika. Matematika dianggap sebagai suatu sistem algoritma dan aturan-aturan. Pembelajaran matematika dilakukan dengan memberikan rumus-rumus, contoh-contoh dilanjutkan dengan latihan-latihan yang sejenis dengan contoh yang sudah pernah diberikan. (Widjaja & Heck, 2003,Wubbels, Korthagen & Broekman, 1997). Hal tersebut bukanlah pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Oleh karena itu dikembangkanlah berbagai macam pendekatan, salah satunya adalah Realistic Mathematics Education (RME). Realistic Mathematics Education (RME) adalah suatu pendekatan yang dikembangkan di Universitas Utrecht di Belanda berdasarkan pemikiran Freudenthal (1977) bahwa matematika harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, dekat dengan anak-anak dan relevan dengan kehidupan sosial. Dengan kata lain, mengaitkan matematika dengan kehidupan sehari-hari siswa sangat penting untuk menanamkan konsep matematika. Berbeda dengan pendekatan mekanistik, pendekatan ini melibatkan matematisasi horizontal dan matematisasi vertical. Matematisasi horizontal adalah suatu proses di mana siswa menterjemahkan masalah di dunia nyata ke sistem 1

matematika sedangkan matematisasi vertikal fokus pada pengorganisasian dalam sistem matematika seperti menemukan jalan pintas, menggeneralisasikan metode dan membuat hubungan dan strategi. Classroom Observation adalah salah satu mata kuliah yang dipelajari oleh mahasiswa International Master Program on Mathematics Education (IMPoME). Pada mata kuliah ini mahasiswa mendesain kegiatan belajar mengajar menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education termasuk rencana pelaksanaan pembelajaran, materi pembelajaran, lembar kerja siswa dan media pembelajaran berdasarkan kurikulum dan silabus bersama dengan guru kelas. Selain itu, mahasiswa mengobservasi aktivitas belajar mengajar yang dilaksanakan berdasarkan desain yang sudah dibuat sebelumnya. Dalam aktivitas observasi ini, mahasiswa harus mengamati situasi di kelas. Karena itulah pra observasi dan diskusi mendalam dengan guru kelas sangat diperlukan sebagai langkah awal untuk membuat desain pembelajaran untuk materi yang akan diajarkan di kelas pada pertemuan berikutnya. Selama observasi berlangsung, mahasiswa dapat belajar bagaimana guru mengorganisasi proses belajar mengajar dan bagaimana sikap siswa dalam pembelajaran matematika di kelas. Diskusi dengan guru sangat penting untuk menentukan materi yang akan digunakan untuk classroom observation, media apa yang akan digunakan dan aktivitas apa saja yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar. B. Observasi Kelas 1. Diskusi Sebelum observasi yang sebenarnya, desainer datang ke sekolah untuk berdiskusi dengan kepala sekolah dan guru kelas berkaitan dengan materi matematika yang sedang diajarkan. Guru yang berpartisipasi dalam diskusi ini adalah Ibu Ratna (guru kelas tiga), Ibu Mely (guru kelas lima) dan Ibu Kartini (guru kelas enam). Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan, desainer mengetahui bahwa materi yang sedang 2

diajarkan di kelas tiga adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, di kelas lima adalah waktu jarak kecepatan dan di kelas enam adalah lingkaran. Guru biasa mengajar dengan memberikan beberapa contoh dilanjutkan beberapa soal sebagai latihan. Mereka tidak terbiasa menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar dan kemampuan matematika siswa tidak terlalu bagus. Diskusi dilanjutkan dengan menentukan waktu pra observasi dan kelas yang akan digunakan untuk observasi pada minggu berikutnya. Pra observasi dilakukan di kelas tiga dan kelas enam. Observasi dilaksanakan pada hari senin, 29 oktober 2012 pukul 07.30 WIB untuk kelas VI dan pukul 13.00 WIB untuk kelas III. 2. Observasi a. Observasi di Kelas VI Di SDN 98 Palembang terdiri dari dua kelas pada setiap tingkatannya yaitu kelas A dan B. Guru kelas VI di sekolah ini memiliki kebijakan dalam pembagian mata pelajaran yang diajarkan. Seorang guru bertanggung jawab untuk mengajarkan matematika dan seorang guru lagi bertanggung jawab untuk mengajarkan IPA pada kedua kelas tersebut. Siswa kelas VIA berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 18 orang perempuan dan 16 orang laki-laki. Siswa kelas VIB berjumlah 33 siswa yang terdiri dari 17 orang perempuan dan 16 orang laki-laki. Materi pelajaran matematika untuk kelas VIA telah sampai kepada mencari luas lingkaran sedangkan di kelas VIB masih belum masuk materi lingkaran karena guru yang bersangkutan selama tiga hari mengikuti kegiatan workshop. Oleh karena itu guru yang bersangkutan meminta observer untuk mempersiapkan proses pembelajaran pada materi lingkaran di kelas VIB. Pada kegiatan observasi yang dilakukan, guru yang berkolaboratif dengan observer sedang mengajar di kelas VIA. 3

Kegiatan pembelajaran di awali dengan guru menjelaskan kepada siswa rumus mencari luas lingkaran. Setelah itu guru memberikan soal latihan sebanyak 10 buah soal kepada siswa. Soal latihan yang diberikan guru adalah mencari luas lingkaran yang telah diketahui panjang jari-jarinya. Siswa mengerjakannya di buku latihan mereka secara individu. Setelah beberapa saat observer melakukan observasi di kelas VIA, observer diminta oleh guru untuk menggantikannya mengajar di kelas tersebut. Guru yang bersangkutan hendak mengajar di kelas VIB karena kelas tersebut gurunya tidak hadir. Observer menjalankan amanah tersebut dengan membimbing para siswa untuk menyelesaikan latihan mereka. Selama proses pembelajaran, observer menemukan beberapa masalah yaitu: 1. Banyak siswa-siswa yang masih ragu dengan rumus luas lingkaran. 2. Siswa tidak mengetahui perbedaan dalam penggunaan nilai π untuk 3,14 dan 3. Banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam melakukan operasi perkalian. Masalah-masalah yang ditemukan selama observasi ini dapat diakibatkan karena kurangnya pemahaman konsep oleh siswa. Siswa hanya langsung diberitahukan tentang rumus luas lingkaran. Hal ini mengakibatkan mereka menjadi cepat lupa. Di samping itu guru tidak memberikan penegasan dalam penggunaan nilai π, sehingga siswa menjadi kebingungan dalam menyelesaikan soal. Seharusnya perkalian bukanlah menjadi masalah lagi untuk siswa kelas VI. Namun pada kenyataannya di lapangan, masih banyak ditemui siswasiswi yang mengalami kesulitan untuk melakukan operasi perkalian. Salah satu penyebabnya adalah semenjak di kelas rendah mereka tidak memahami secara baik konsep perkalian. Dengan demikian sampai di kelas tinggi mereka tetap akan mengalami kesulitan. 4

b. Observasi di Kelas III Pada kegiatan observasi terdapat 29 siswa di dalam kelas dan mereka belajar tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Guru memulai pelajaran dengan memberikan beberapa contoh di papan tulis dan meminta siswa untuk bersama-sama memecahkan masalah tersebut dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Gambar 1. Guru memberikan contoh Setelah memberikan beberapa contoh, guru memberikan satu soal dan meminta siswa memecahkan soal tersebut secara individu. Banyak siswa mengangkat tangan ketika guru bertanya siapa yang berani mengerjakan di depan kelas. Akan tetapi, guru memilih seorang siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Gambar 2. Seorang siswa mengerjakan di depan kelas 5

Kegiatan belajar mengajar dilanjutkan dengan meminta siswa untuk mengerjakan lima buah soal di buku teks matematika. Soal-soal tersebut berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Ketika siswa mengalami kesulitan, guru memberi bimbingan secara individu. Di akhir pembelajaran, guru meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaan mereka dan akan didiskusikan pada persemuan berikutnya. C. Penutup Berdasarkan diskusi dan observasi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar di SD 98 Palembang pada kelas tiga dan kelas enam masih menggunakan pendekatan mekanistik dan tidak menggunakan alat peraga. Siswa tidak memahami konsep dengan baik dan lebih cepat lupa dengan apa yang telah mereka pelajari. Siswa menyelesaikan soal berdasarkan petunjuk guru dan guru memberi bantuan ketika siswa mengalami kesulitan. Oleh karena itu, siswa terbiasa meminta bantuan guru tanpa mencoba untuk memecahkan sendiri terlebih dahulu. Hal tersebut melatarbelakangi desainer mencoba untuk merancang pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education sebagai usaha untuk membantu guru menciptakan proses belajar mengajar yang lebih baik untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam matematika. 6