BAB 3 METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian mengenai jenis penelitian, metode penelitian, unit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

one-shot atau cross sectional, yaitu sebuah studi yang dilakukan dengan data yang hanya

BAB III METODE PENELITIAN. ialah penelitian deskriptif asosiatif. Melalui penelitian asosiatif, dapat diketahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan PT Pabrik Kaos Aseli

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitian. T-1 Asosiatif Individual-Pelanggan. T-2 Asosiatif Individual-Pelanggan

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2008:208) penelitian survei dapat digunakan

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan tentang desain penelitian: Tabel 3.1 Desain Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk kuantitatif dengan menggunakan alat ukur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini bersifat asosiatif, penelitian asosiatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih

Bab III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini. metode yang digunakan adalah asosiatif. Dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang akan kami lakukan adalah penelitian yang bersifat asosiatif.

Bab III. Metodologi penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode adalah cara kerja pikiran dalam memahami suatu objek, di dalamnya

BAB 3 METODE PENELITIAN. Disesuaikan dengan tujuan penelitian dan tingkat eksplenasinya, jenis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2009), metode penelitian

BAB III METODA PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner dimana data diolah dalam bentuk kata-kata yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian

BAB 3. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Barat. Penelitian ini dilakukan pada Maret 2016 sampai dengan selesai.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif. Menurut Sugiyono (2008:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODLOGI PENELITIAN. berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dilaksanakan. Adapun objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini adalah sepeda motor vario 150 yang berada di kota

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh Hubungan Industrial terhadap

Transkripsi:

60 BAB 3 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Deskriptif yang dimaksud adalah mendefinisikan berbagai kriteria dan variabel yang diteliti. Menurut Thomas dan James (1999, p125) Mayoritas penelitian deskriptif mendayagunakan wawancara terhadap responden dan data yang tersedia dari sumber data sekunder. Konsumen dalam penelitian ini didefinisikan sebagai pembeli potensial dari produk motor Yamaha. Time Horizon atau waktu pengambilan penelitian ini adalah Cross Section. Cross Section adalah data yang dikumpulkan dalam satu waktu tertentu, pada beberapa objek untuk menggambarkan keadaan (Suliyanto, 2005, p6). Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif Individu Konsumen PT. Laksana Cross Section Kencana Gemilang T-2 Deskriptif Individu Konsumen PT. Laksana Cross Section Kencana Gemilang Keterangan : T-1 : Untuk mengetahui pengaruh Advertising, Personal Selling dan Sales Promotion terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang secara simultan dan parsial.

61 T-2 : Untuk mengetahui pengaruh Advertising, Personal Selling, Sales Promotion dan Sikap Konsumen terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang secara simultan dan parsial. Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu independent (bebas) dan dependent (terikat). Definisi variabel tersebut sebagai berikut: 1. Variabel Independent - Advertising (X1) Merupakan variabel yang mewakili penilaian konsumen Yamaha motor terhadap advertising (iklan) dari Yamaha motor. - Personal Selling (X2) Merupakan variabel yang mewakili penilaian konsumen Yamaha motor terhadap personal selling (tenaga penjual) dari Yamaha motor. - Sales Promotion (X3) Merupakan variabel yang mewakili penilaian konsumen Yamaha motor terhadap sales promotion (promosi penjualan) dari Yamaha motor. 2. Variabel Intervening Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variable independent dan dependent. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel intervening adalah sikap konsumen (Y) dari Yamaha Motor.

62 3. Variabel Dependent Variable dependent (terikat) dalah variable yang dipengaruhi variable independent (bebas). Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variable dependent (Z) adalah perilaku pembelian Yamaha motor. Table 3.2 Operasionalisasi variabel penelitian Variabel Sub Variable Indikator Variabel Skala pengukuran Instrumen pengukuran Advertising 1. Unsur Daya Tarik Likert Kuisioner (X1) pesan Iklan. (interval) Iklan Panjang Iklan. Dukungan. Batas waktu penawaran. Personal 1.Mengkomunika- Pengetahu- Likert Kuisioner Selling (X2) sikan informasi an (interval) produk mengenai produk Komunikasi mudah dipahami

63 Penampilan personal dan kepribadian 2. Pendekatan dengan konsumen Memberi konsultasi mengenai masalah Membantu pembiayan dan pengiriman Mudah dihubungi Sales 1. Sales Diskon Likert Kuisioner Promotion Promotion Premium (interval) (X3) berorientasi (Bingkisan) konsumen Undian Permainan (games)

64 Sikap 1. Komponen Kognitif. Likert Kuisioner konsumen Sikap Afektif (interval) (Y) Konatif Perilaku 1. Sikap Perasaan. Likert Kuisioner pembelian (interval) (Z) Perilaku. Evaluasi. Jenis Dan Sumber Data Penelitian Table 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Dan Sumber Data Data Jenis Data Sumber Data T-1 Pengaruh Advertising, Personal Selling dan Sales Promotion terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang secara simultan dan parsial. T-2 Pengaruh Advertising, Personal Selling, Sales Promotion dan Sikap Konsumen terhadap Perilaku Pembelian motor Kuantitatif Kuantitatif Data primer dari kuisioner Data primer dari kuisioner

65 Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang secara simultan dan parsial. Keterangan : - Kuantitatif adalah data dalam bentuk angka, dimana semua data dikuantitatifkan. - Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh organisasi atau perseorangan langsung dari objek (kuisioner). Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah : 1. Kuisioner (angket) Kuisioner adalah cara mengumpulkan data dengan menyebarkan dan memberikan daftar perntanyaan kepada responden. Dengan harapan mereka memberi respon atas pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan tersebut ditujukan kepada konsumen untuk mengukur nilai dari variabel. Kuisioner ini ditujukan khususnya kepada sample konsumen PT. Laksana 2. Wawancara Merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab bertatap langsung (face to face) dengan Bapak Subuh Praha Tedja selaku Pemilik PT. 3. Studi Pustaka Mempelajari dan mengambil data dari literatur terkait dan sumber lain yang dapat memberikan informasi mengenai penelitian. Dilakukan dengan

66 membaca buku-buku di perpustakaan, membaca artikel di internet. Sehingga dapat dijadikan suatu dasar teori yang dapat dipertanggung jawabkan. Teknik Pengolahan Sampel Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mewakili nilai suatu populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli motor Yamaha pada dealer PT. Arikunto dalam Riduwan dan Kuncoro (2007, p39) mengatakan sample adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sample penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sugiyono dalam Riduwan dan Kuncoro (2007, p40) memberikan pengertian Sample adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan, Sample adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Ada dua macam pengambilan sampling dalam penelitian yaitu nonprobability sampling dan probability sampling. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling (dimana semua populasi memiliki kesempatan untuk menjadi sampel). Untuk menentukan ukuran (jumlah) sampel digunakan rumus dari Taro Yamane, sebagai berikut: n = N N.d 2 + 1 Dimana : n = jumlah sample

67 N = jumlah populasi d 2 = presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%) Teknik pengambilan sample menggunakan rumus dari Taro Yamane sebagai berikut: n = N N.d 2 + 1 Dimana : n N = jumlah sample = jumlah populasi d 2 = presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%) Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan diketahui jumlah populasi pembeli motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang sejak bulan Januari 2009-Oktober 2009 adalah 3400 orang (pembeli). Dengan menggunakan rumus Taro Yamane sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3400 n = 3400.0.1 2 + 1 n = 97.14 100 responden.

68 Metode Analisis Table 3.4 Metode Analisis Data Tujuan Penelitian Alat Analisis T-1 Path Analysis Dan Korelasi Pearson T-2 Path Analysis Dan Korelasi Pearson Skala Likert Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial (Suliyanto, 2005, p23). Penelitian gejala (fenomena) sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p20). Langkah dalam menyusun skala likert adalah: 1. Menetapkan variabel yang akan diteliti, 2. Lalu variabel dijabarkan menjadi sub variabel, 3. Tentukan indikator yang dapat mengukur variabel yang diteliti, 4. Menurunkan indikator tersebut menjadi daftar pertanyaan (kuisioner). Jawaban dari setiap instrumen pada skala likert mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Apabila item positif, maka angka terbesar diletakkan pada sangat setuju. Sedangkan jika item negatif, maka angka terbesar diletakkan pada sangat tidak setuju. Karena skala likert memiliki skor yang diberikan jawaban lalu dijumlahkan, skala likert s sering disebut dengan likert s summated ratings. Skala likert dituliskan dengan bentuk: a. Sangat setuju (SS) : Skor 5 b. Setuju (S) : Skor 4 c. Netral (N) : Skor 3 d. Tidak Setuju (TS) : Skor 2

69 e. Sangat tidak setuju (STS) : Skor 1 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval Menurut Suliyanto (2005, p25) seringkali data yang diperoleh dari penelitian data yang berskala ordinal (Likert s) sehingga tidak langsung dapat dianalisis dengan menggunakan statistic parametrik, seperti regresi atau analisis jalur (Path Analysis). Oleh karena itu, data ordinal harus ditransformasikan terlebih dahulu menjadi data interval. Teknik transformasi yang sederhana dilakukan adalah MSI (Method of Successive Interval). Dengan langkah transformasi sebagai berikut : a. Perhatikan butir jawaban responden dari kuisioner yang disebarkan, b. Tentukan frekuensi ( 1 5) pada tiap butir, c. Frekuensi dibagi dengan banyak responden dan hasilnya disebut proporsi, d. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan sesuai dengan kolom skor, e. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk tiap proporsi yang diperoleh, f. Tentukan nilai tinggi densitas untuk nilai Z (dengan tabel densitas), g. Tentukan nilai skala dengan rumus : (density at lower limit) (density at upper limit) NS = (area below upper limit) (area below lower limit) h. Tentukan nilai transformasi dengan rumus Y = NS + [1+ NS min ]

70 Validitas Dan Reliabel Untuk mengukur besarnya nilai dari variable yang diteliti, diperlukan alat ukur berupa skala atau tes yang reliable dan valid agar kesimpulan penelitian nantinya tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya. Hasil penelitian dikatakan valid jika terdapat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya. Jika hasil penelitian menyatakan bahwa konsumen lebih menyukai kemasan oval, namun pada kenyataannya tidak ada konsumen yang membeli produk oval, maka hasil penelitian ini dikatakan tidak valid. Hasil penelitian dikatakan reliable jika hasil penelitian mendapatkan hasil yang sama jika dilakukan penelitian berulang. Jika hasil penelitian menyatakan bahwa konsumen lebih menyukai produk oval, setelah dilakukan penelitian lagi menunjukkan hasil yang relatif sama maka disebut reliable. Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Suliyanto, 2005, p40). Valid tidaknya alat ukur tergantung kemampuan alat tersebut untuk mengukur objek yang diukur dengan cermat dan tepat. Jika suatu tes dimaksudkan mengukur kepuasan konsumen dan kemudian menghasilkan informasi tentang pembelian konsumen, alat ukur tersebut dikatakan sebagai alat ukur yang validitasnya rendah. Hal yang diperhatikan dalam validitas adalah ketepatan dan kecermatan. Uji validitas menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana df= n-2 (n = jumlah responden). Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut: Jika r hitung positif, serta r hitung > r tabel, maka butir pertanyaan tersebut valid. Jika r hitung negatif, serta r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid. Suliyanto (2005, p42) mengatakan bahwa reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran dilakukan berulang kali

71 memberikan hasil yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Untuk memudahkan pemahaman, Suliyanto (2005, p42) menganalogikan sebagai berikut: perkataan orang akan dipercaya (reliable) apabila apa yang dikatakan tidak berubah-ubah. Sebaliknya, kita percaya akan kebenaran yang dikatakan jika pernyataannya relatif sama. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok objek yang sama diperoleh hasil relatif sama (tidak berubah), meskipun tetap ada toleransi bila terjadi perbedaan. Jika perbedaan tersebut sangat besar dari waktu ke waktu, hasil pengukuran tidak reliable (tidak dapat dipercaya). Uji reliabilitas dilakukan pada masing-masing variabel. Dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas ini adalah sebagai berikut: Jika Cronbach Alpha > r tabel, maka dapat dikatakan reliabel. Jika Cronbach Alpha < r tabel, maka dapat dikatakan tidak reliabel. Normalitas Menurut Siggih Santoso (2007: 152-155), dalam melakukan kegiatan statistik inferensi, ada hal yang harus diuji terlebih dahulu yaitu: a. Apakah beberapa sampel yang telah diambil berasal dari populasi yang sama (populasi data berdistribusi normal)? b. Apakah sampel-sampel tersebut mempunyai varians yang sama? Dengan kata lain, uji normalitas data dan uji varians adalah hal yang lazim sebelum sebuah metode statistik diterapkan. Uji normalitas dan kesamaan varians sebuah sampel data dilakukan dengan bantuan alat uji SHAPIRO-WILK,LILLIEFORS atau KOLMOGOROV- SMIRNOV, serta gambar NORMAL PROBABILITY PLOTS. Menurut Singgih Santoso (2007; 154), dalam menjelaskan output test of normality, ada pedoman pengambilan keputusan : 1. Nilai Sig. atau signifikan atau nilai probabilitas < 0.05, distribusi adalah tidak normal.

72 2. Nilai Sig. atau signifikan atau nilai probabilitas > 0.05, distribusi adalah normal. Selain itu, pada gambar Q-Q Plot terlihat ada garis lurus dari kiri ke kanan atas. Jika suatu distribusi data normal, maka data akan tersebar di sekeliling garis. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas ini terdapat dalam prosedur SPSS 16.00 Explore, selain itu ditampilkan garis normal probability plot. Dalam Normal Probability Plot, setiap nilai data yang diamati dipasangkan dengan nilai harapannya (expected value) dari distribusi normal. Jika sampel data berasal dari populasi yang terdistribusi normal, maka titik-titik data akan terletak kurang lebih dalam suatu garis lurus. Korelasi Pearson Korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variable dengan variable lain (Suliyanto, 2005, p52). Misalnya, ingin mengetahui hubungan antara advertising dengan personal selling, hubungan antara advertising dengan sales promotion, dan hubungan antara personal selling dengan sales promotion. Korelasi Pearson Product Moment (PPM) ditemukan oleh Karl Pearson tahun 1990, untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Korelasi ini menggunakan data interval dan ratio. Misalnya dipilih secara acak, data berdistribusi normal, data berpola linier dan lain-lain. Berdasarkan buku Riduwan dan Kuncoro (2007, p62) korelasi pearson dapat dihitung dengan rumus : n (Σ XY) (Σ X). (Σ Y) r XY = { n. Σ X 2 (Σ X) 2 }. { n. Σ Y 2 (Σ Y) 2 } Keterangan : r XY n = koefisien korelasi = jumlah pengamatan

73 Σ X Σ Y = jumlah pengamatan dari nilai X = jumlah pengamatan dari nilai Y Besarnya hubungan antara variable yang satu dengan variable yang lain dalam korelasi PPM dilambangkan dengan huruf r. Besarnya koefisien korelasi akan berkisar antara 1 (negatif 1) sampai +1 (positif 1). Apabila korelasi mendekati +1 atau 1 berarti hubungan antarvariabel semakin kuat. Jika korelasi mendekati angka 0, berarti hubungan antar variable semakin lemah. Tanda - dan + hanya menunjukkan arah hubungannya saja. -1 r +1 Keterangan : r = -1 artinya korelasi negatif sempurna. r = 0 menunjukkan tidak ada korelasi r = +1 berarti korelasinya sangat kuat. Arti harga r akan dikonsultasikan dengan table interprestasi nilai r sebagai berikut: Tabel 2.1 Intepretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.80 1.000 Sangat Kuat 0.60 0.799 Kuat 0.40 0.599 Cukup Kuat 0.20 0.399 Rendah 0.00 0.199 Sangat Rendah Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2006, p62)

74 Regresi Regresi adalah proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p4). Regresi juga diartikan untuk memprediksi perubahan di masa yang akan datang. Menurut Suliyanto (2005, p62) analisis regresi merupakan teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediksi). Karena merupakan analisis prediksi, maka nilai prediksi tidak selalu tepat dengan nilai riilnya. Semakin kecil tingkat penyimpangan antara nilai prediksi dan nilai riilnya, maka semakin tepat regresi yang dibentuk. Regresi dapat disimpulkan untuk mengemukakan keingintahuan apa yang terjadi di masa depan untuk memberikan sumbangan menentukan keputusan yang terbaik. Hubungan antarvariabel dalam persamaan regresi merupakan hubungan sebab akibat (causal relationship). Oleh karena itu, sebelum menggunakan persamaan regresi dalam menjelaskan hubungan antara dua variable atau lebih. Maka perlu diyakini terlebih dahulu bahwa secara teoritis variable-variabel tersebut memiliki hubungan (Suliyanto, 2005, p63). Variable yang mempengaruhi variable lain disebut variable bebas. Variable yang dipengaruhi oleh variable lain disebut variable terikat. Salah satu kegunaan regresi adalah meramalkan variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2007, p4) Persamaan regresi dirumuskan dengan : Ŷ = a + bx Dimana : Ŷ= (disebut Y topi) yaitu variabel terikat. a = Nilai konstanta harga Y, jika X = 0. b = Nilai yang menentukan ramalan (prediksi) untuk menunjukkan peningkatan

75 (+) atau penurunan (-) variabel Y. X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan. Asumsi model regresi terpusat pada : 1. Data yang dianalisis berjenis interval. 2. Data dipilih secara acak. 3. Data berdistribusi normal. 4. Data berpola linier. 5. Data mempunyai pasangan yang sama dengan subjek yang sama. Analisis Jalur (PATH) Analisis jalur (path analysis) dikembangkan tahun 1920 oleh Sewall Wright. Path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variable terikat (endogen) (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p2). Robert Rutherford dalam Sarwono (2007, p1) mendefinisikan Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variable bebasnya mempengaruhi variable terikat secara langsung dan tidak langsung. Definisi lain mengatakan Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan dan signifikansi hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variable (Sarwono, 2007, p1). Model path analysis yang dibicarakan adalah pola hubungan sebab akibat. Manfaat dari path analysis adalah : 1. Penjelasan fenomena yang permasalahan yang diteliti.

76 2. Prediksi variabel terikat (Y) dengan nilai variabel bebas (X). Path analysis bersifat kualitatif. 3. Faktor diterminan adalah penentuan variable X yang berpengaruh pada variabel (Y). digunakan untuk mnelusuri jalur-jalur pengaruh X terhadap Y. 4. Menguji model, menggunakan theory trimming, baik uji reliabilitas konsep yang sudah ada ataupun konsep baru. Asumsi path analysis menurut Riduwan dan Kuncoro (2007, pp2-3) : 1. Hubungan antar variabel bersifat linier, adaptif, dan normal. 2. Tidak ada arah kausalitas yang berbalik, hanya satu arah kausal. 3. Variabel terikat minimal dalam skala ukur interval dan ratio. 4. Menggunakan sample probability (memberi peluang sama pada populasi untuk menjadi sample). 5. Pengukuran valid dan reliable. 6. Model yang dianalisis diidentifikasi dengan benar dengan teori dan konsep yang relevan. Artinya teori yang dikaji dibangun berdasarkan kerangka teoritis yang mampu menjelaskan hubungan kualitas antar variabel yang diteliti. Analisis jalur digunakan untuk menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X 1, X 2, dan X 3 terhadap Y serta dampaknya kepada Z (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p5). Model jalur ialah diagram yang menghubungkan variable bebas (X), perantara (Y), dan terikat (Z) (Sarwono, 2007, pp3-5). Hubungan ditunjukkan menggunakan anak panah. Anak panah tunggal menunjukkan hubungan sebab akibat (kausal) atau pengaruh langsung antara variable exogenous (X), variable perantara (Y), dengan variable terikat atau endogenus (Z). Anak panah ganda menunjukkan hubungan korelasi antara variable exogenous. Variable exogenous adalah variable yang tidak ada penyebab atau

77 tidak ada panah yang menuju kearahnya. Jika variable exogenous dikorelasikan maka korelasi tersebut ditunjukkan dengan anak panah berkepala 2. Variable endogenous adalah variable yang memiliki anak panah yang menuju kearahnya (variable terikat). Korelasi dan regresi merupakan dasar perhitungan koefisien jalur. Analisis jalur menggunakan persamaan structural atau disebut dengan model structural. Bila keadaan variabel terikat (Y) ditentukan oleh variabel bebas (X). Lalu digambar dalam struktur hubungan kausal antarvariabel disebut diagram jalur (path diagram) (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p5). Dengan persamaan Y = F (X 1, X 2, X 3 ) dan Z = F (X 1, X 3, Y) yang menjelaskan hubungan kausal variabel eksogen X 1, X 2, X 3 terhadap variabel endogen Y dan Z. diagram jalur untuk model structural adalah : X1 ε1 ε2 r 12 PYX1 PZX1 r 13 X2 PYX2 Y PZY Z r 13 PYX3 PZX3 X3 Gambar 2.7 Diagram Jalur Hubungan Kausal X 1, X 2, X 3, dan Y ke Z Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2007, p5)

78 Persamaan structural untuk diagram jalur yaitu : Y = PYX 1 X 1 + PYX 2 X 2 + PYX 3 X 3 + ε1 (sebagai persamaan substruktur1) Z = PZX 1 X 1 + PZX 3 X 3 + PZy Y + ε2 (sebagai persamaan substruktur2) Keterangan : P ε = Koefisien jalur. = Pengaruh variabel lain yang tidak diteliti (eror).

79 Rancangan Uji Hipotesis Diagram struktural (dua jalur) terdiri atas dua persamaan struktural. Di mana variable X1, X2, dan X3 adalah variable eksogen, Y dan Z adalah variable endogen. Persamaan struktural dapat dilihat sebagai berikut: Y = PYX 1 X 1 + PYX 2 X 2 + PYX 3 X 3 + ε1 (sebagai persamaan substruktur1) Z = PZX 1 X 1 + PZX 3 X 3 + PZy Y + ε2 (sebagai persamaan substruktur2) Dimana Y X 1 X 2 X 3 Z ε1 ε2 = Sikap Konsumen = Advertising = Personal Selling = Sales Promotion = Perilaku Pembelian = Error = Error Rancangan uji hipotesis penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan adalah 95%, jadi tingkat presisi atau batas ketidak akuratan sebesar α = 5% = 0.05. Dasar pengambilan keputusan : Sig 0.05 Ho diterima, Ha ditolak. Sig < 0.05 Ho ditolak, Ha diterima. Dimana : Ho Ha : Tidak ada hubungan atau pengaruh antarvariabel. : Ada hubungan atau pengaruh antarvariabel.

80 1. Tujuan 1 (T-1) Model analisis jalur untuk sub-struktur 1 sebagai berikut: X1 ε1 r 12 PYX1 r 13 X2 PYX2 Y r 13 PYX3 X3 Gambar 3.1 Analisis Jalur Sub-Struktur 1 Dan hipotesisnya sebagai berikut: Analisis Regresi: 1. Pengaruh simultan antara Advertising, Personal Selling dan Sales Promotion, terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Ho: Tidak ada pengaruh Advertising, Personal Selling dan Sales Promotion secara simultan terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Ha: Ada pengaruh Advertising, Personal Selling dan Sales Promotion secara simultan terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT.

81 2. Pengaruh Advertising terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Ho: Tidak ada pengaruh Advertising terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Ha: Ada pengaruh Advertising terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana 3. Pengaruh Personal Selling terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Ho: Tidak ada pengaruh Personal Selling terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Ha: Ada pengaruh Personal Selling terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. 4. Pengaruh Sales Promotion terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Ho: Tidak ada pengaruh Sales Promotion terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Ha: Ada pengaruh Sales Promotion terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT.

82 Analisis Korelasi: 1. Hubungan antara Advertising dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Ho: Tidak ada hubungan antara Advertising dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Ha: Ada hubungan antara Advertising dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana 2. Hubungan antara Personal Selling dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang Ho: Tidak ada hubungan antara Personal Selling dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Ha: Ada hubungan antara Personal Selling dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. 3. Hubungan antara Sales Promotion dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang Ho: Tidak ada hubungan antara Sales Promotion dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Ha: Ada hubungan antara Sales Promotion dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. 4. Hubungan antara Advertising dan Personal Selling motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang Ho: Tidak ada hubungan antara Advertising dan Personal Selling motor Yamaha pada PT.

83 Ha: Ada hubungan antara Advertising dan Personal Selling motor Yamaha pada PT. Laksana 5. Hubungan antara Advertising dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang Ho: Tidak ada hubungan antara Advertising dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Ha: Ada hubungan antara Advertising dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana 6. Hubungan antara Personal Selling dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang Ho: Tidak ada hubungan antara Personal Selling dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Ha: Ada hubungan antara Personal Selling dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. 2. Tujuan 2 (T-2) Model analisis jalur untuk sub-struktur 1 sebagai berikut: X1 ε1 ε2 r 12 PYX1 PZX1 r 13 X2 PYX2 Y PZY Z r 13 PYX3 PZX3 X3 Gambar 3.2 Analisis Jalur Sub-Struktur 2

84 Dan hipotesisnya sebagai berikut: Analisis Regresi: 1. Pengaruh simultan antara Advertising, Personal Selling, Sales Promotion dan Sikap Konsumen terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Ho: Tidak ada pengaruh Advertising, Personal Selling, Sales Promotion dan Sikap Konsumen secara simultan terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Ha: Ada pengaruh Advertising, Personal Selling, Sales Promotion, dan Sikap Konsumen secara simultan terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. 2. Pengaruh Advertising terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Ho: Tidak ada pengaruh Advertising terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Ha: Ada pengaruh Advertising terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana 3. Pengaruh Personal Selling terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Ho: Tidak ada pengaruh Personal Selling terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT.

85 Ha: Ada pengaruh Personal Selling terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. 4. Pengaruh Sales Promotion terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Ho: Tidak ada pengaruh Sales Promotion terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Ha: Ada pengaruh Sales Promotion terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. 5. Pengaruh Sikap Konsumen terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Ho: Tidak ada pengaruh Sikap Konsumen terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Ha: Ada pengaruh Sikap Konsumen terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Analisis Korelasi: 1. Hubungan antara Advertising dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Ho: Tidak ada hubungan antara Advertising dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Ha: Ada hubungan antara Advertising dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT.

86 2. Hubungan antara Personal Selling dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Ho: Tidak ada hubungan antara Personal Selling dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Ha: Ada hubungan antara Personal Selling dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. 3. Hubungan antara Sales Promotion dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Ho: Tidak ada hubungan antara Sales Promotion dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Ha: Ada hubungan antara Sales Promotion dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. 4. Hubungan antara Sikap Konsumen dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Ho: Tidak ada hubungan antara Sikap Konsumen dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Ha: Ada hubungan antara Sikap Konsumen dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. 5. Hubungan antara Advertising dan Personal Selling motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang Ho: Tidak ada hubungan antara Advertising dan Personal Selling motor Yamaha pada PT. Ha: Ada hubungan antara Advertising dan Personal Selling motor Yamaha pada PT. Laksana

87 6. Hubungan antara Advertising dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang Ho: Tidak ada hubungan antara Advertising dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Ha: Ada hubungan antara Advertising dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana 7. Hubungan antara Personal Selling dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang Ho: Tidak ada hubungan antara Personal Selling dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Ha: Ada hubungan antara Personal Selling dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Rancangan implikasi dari penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari kuisioner yang dibagikan kepada konsumen PT. Laksana Kencana Gemilang menggambarkan bagaimana Pengaruh Advertising, Personal Selling, dan Sales Promotion terhadap Sikap Konsumen dan dampaknya terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Apabila terdapat hubungan dan pengaruh yang kuat antarvariabel, diharapkan dapat digunakan oleh PT.Laksana Kencana Gemilang sebagai tolak ukur efektifitas promosi dalam hal ini advertising, personal selling, sales promotion untuk mengarahkan sikap konsumen menjadi positif sehingga melakukan pembelian motor Yamaha. Diharapkan penelitian ini dapat membantu perusahaan menindaklanjuti strategi advertising, personal selling, sales promotion atau alat promosi lainnya untuk meningkatkan pembelian motor Yamaha pada PT.