Lampiran 1 Prosedur analisis fisik

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Formulir organoleptik

A B. 2. Penetapan kadar protein dengan metode Semi Mikro Kjeldahl (SNI ) Lampiran 1 Prosedur analisis kimia

Lampiran 1 Analisis Sifat Fisik Keju Putih Rendah Lemak

METODE. Materi. Rancangan

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Kadar protein = % N x 6.25

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Lampiran 1 Kerangka kerja penelitian pendahuluan

Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

PENGARUH CARA PENGERINGAN DAN PENAMBAHAN KACANG HIJAU TERHADAP SIFAT WARNA DAN TINGKAT KESUKAAN BERAS ANALOG OYEK

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Lampiran 1 Proses Pembuatan Tepung Bekatul Konvensional dan Fungsinal Proses Pembuatan Tepung Bekatul Konvensional. Bekatul segar. Pengayakan 60 mesh

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Lampiran 1. Prosedur analisa proksimat serbuk daun dan ranting jarak pagar kering. diulangi hingga diperoleh bobot tetap.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

Desikator Neraca analitik 4 desimal

METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L.

1. Water Holding Capacity (WHC) (Modifikasi Agvise Laboratories). 2. Ammonia Holding Capacity (AHC) (Modifikasi Nurcahyani 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

METODE. Bahan dan Alat

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

METODOLOGI Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Cara Perhitungan : % N = Abs Blangko X 14 X N. HCl X 100% Berat Sampel

Lampiran 1. Prosedur uji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Perhitungan 20 g yang setara 30 kali kemanisan gula. = 0,6667 g daun stevia kering

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

Bab III Bahan dan Metode

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Penghancuran kelopak bunga rosella. dilarutkan dalam air 1:4. Ekstraksi dengan perbedaan suhu (50 o C distirer selama dua jam)

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

III. METODE PENELITIAN

A. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2012 Januari 2013.

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

1 kg beras dicuci 3 kali dimasak dengan 2 liter air selama 25 menit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Transkripsi:

LAMPIRA 50

Lampiran 1 Prosedur analisis fisik 1. Analisis Tekstur (kekerasan dan kekenyalan) Kekerasan adalah gaya yang dibutuhkan untuk menekan suatu bahan atau produk sehingga terjadi perubahan bentuk yang diinginkan. Kekenyalan merupakan komponen yang tidak terpisahkan dengan kekerasan. Menurut SI 01-3818-1995, bakso yang baik adalah bakso yang memiliki tekstur kenyal. Sifat kenyal adalah sifat fisik produk dalam hal daya tahan untuk pecah akibat gaya tekan. Sifat kenyal dan keras sebenarnya sama-sama menyatakan daya tahan untuk pecah, tetapi bedanya adalah sifat keras untuk menyatakan sifat benda atau produk pangan yang bersifat deformasi, sedangkan sifat kenyal adalah sifat reologi pada produk plastis yang bersifat deformasi (Soekarto 1990). Kekerasan dan kekenyalan diukur dengan menggunakan alat Texture Analyzer TAXT2. Cara kerja alat ini adalah pisau pada alat akan memotong sampel (berukuran 2x2x2 cm 3 ) sebanyak 2 kali. Pemotongan pertama akan terbentuk kurva tertinggi menyatakan nilai kekerasan sampel, kemudian pada pemotongan berikutnya akan diperoleh kurva kedua. Kekenyalan sampel diperoleh dengan membandingkan time different antara kedua kurva tersebut. 2. Analisis Aktivitas Air (Aw) Aktivitas air (Aw) suatu bahan atau produk diukur dengan menggunakan Aw meter yang sebelumnya sudah dikalibrasi dengan menggunakan larutan BaCl 2 selama 24 jam. Larutan BaCl 2 memiliki nilai aktivitas air (Aw) sebesar 0,9 (Syarief & Halid 1993). Sample dimasukan ke dalam wadah kemudian wadah ditutup dengan Aw meter. Sampel jangan terlalu banyak agar tidak mengganggu alat. Pembacaan skala Aw meter dilakukan setelah 3 jam pengukuran. Aktivitas air ditentukan dengan Rumus: Aw = Skala + [(suhu-20 0 C) x 0.002] 3. Analisis ph Alat ph meter dikalibrasi dahulu dengan menggunakan larutan standar dengan ph netral (ph 7). Elektoda kemudian dimasukkan ke dalam sampel adonan yang akan diukur ph nya sehingga dapat terbaca nilai ph adonan. 4. Analisis Daya Mengikat Air (DMA) DMA dianalisis dengan metode kertas saring (modifikasi metode Garm & Hamm 1972). Sampel diletakan di tengah 2 lembar kertas saring dan ditekan dengan tekanan 35 kg per cm 2 selama 5 menit. DMA relatif dinyatakan 51

sebagi luasan air yang tertera pada kertas saring. Kategori kemampuan DMA (berdasarkan luasan air bebas): < 6 cm 2 = tinggi 8-9 cm 2 = sedang > 8 cm 2 = rendah Jumlah air bebas (mg) = Luasan air bebas (cm 2 ) 8... (A) 0.0948 Jumlah air sampel (mg) = % kadar air sampel x berat sampel... (B) %DMA = B-A x100 B 52

Lampiran 2 Prosedur analisis kandungan gizi dan daya cerna protein 1. Kadar Air (AOAC 1995) Sampel sebanyak lima gram dikeringkan selama 15 jam dalam oven 10 sampai beratnya konstan. Kadar air dihitung dengan rumus: Kadar Air (%) = a b x 100% c Keterangan : a = Berat wadah dan sampel awal b = Berat dan sampel setelah dikeringkan c = Berat sampel 2. Kadar Abu Metode Gravimetri (AOAC 1995) Cawan kosong dipanaskan dalam oven kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Sampel ditimbang kurang lebih 3 g dan diletakkan dalam cawan, kemudian dibakar dalam kompor listrik sampai tidak berasap. Cawan kemudian dimasukkan ke dalam tanur. Pengabuan dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama pada suhu sekitar 450 dan tahap kedua pada suhu 550, pengabuan dilakukan sekitar 2-3 jam. Cawan kemudian didinginkan dalam desikator. Setelah dingin, cawan kemudian ditimbang. Persentase dari kadar abu dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Abu (%) = Bobot abu (g) x 100% Bobot sampel (g) 3. Kadar Protein metode mikro kjeldahl (AOAC 1995) Kadar protein dalam sampel dianalisis dengan menggunakan metode Kjeldahl yang merupakan analisis kadar total. Sejumlah sampel 0,3 g dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl dan ditambahkan dengan katalis secukupnya dan 25 ml H 2 SO 4 pekat. Campuran dipanaskan dalam pembakar Bunsen. Sampel didestruksi hingga jenuh dan berwarna hijau kekuningan. Labu destruksi didinginkan dan larutan dimasukkan ke dalam labu penyuling kemudian diencerkan dengan 300 ml air yang tidak mengandung dan ditambahkan dengan aoh 33%. Labu penyuling dipasang dengan cepat di atas alat penyuling sehingga 2/3 cairan dalam labu penyuling yang menguap ditangkap oleh larutan H 2 SO 4 dalam erlenmeyer dititar dengan menggunakan larutan aoh 0,3 (Z ml) sampai terjadi perubahan warna menjadi kehijauan kemudian dibandingkan dengan titar blanko (Y ml). 53

% = (Y Z) x aoh x 0,014 x 100% gram contoh % Protein = % x 6,25 (faktor koreksi) 4. Kadar lemak (AOAC 1995) Labu lemak terlebih dahulu dikeringkan dalam oven pada suhu 105 0 C, dan didinginkan dalam desikator serta dihitung beratnya. Contoh sebanyak 5 gram dalam bentuk kering dibungkus dalam kertas saring, kemudian dimasukkan ke dalam alat ekstrasi soxhlet. Alat kondensor diletakkan di atas dan labu lemak secukupnya. Selanjutnya dilakukan refluks selama minimal 6 jam sampai pelarut yang turun kembali ke dalam labu lemak berwarna jernih. Labu lemak yang berisi lemak hasil ekstrasi dikeringkan dalam oven bersuhu 105 0 C untuk mengeluarkan sisa pelarut hingga mencapai berat yang konstan, kemudian didinginkan dalam desikator. Labu lemak kemudian ditimbang dan berat lemak dapat diketahui. Kadar lemak (% bb) = Berat lemak (gram) x 100% Berat contoh (gram) 5. Kadar Karbohidrat (Winarno 1997) Kadar karbohidrat ditentukan by difference yaitu hasil pengurangan dari 100% dengan kadar air, kadar protein, kadar lemak, dan kadar abu, sehingga kadar karbohidrat tergantung karbohidrat sangat berpengaruh kepada faktor kandungan zat gizi lainnya. Penentuan dengan cara ini kurang akurat dan merupakan pertimbangan kasar sebab karbohidrat dihitung termasuk serat kasar yang tidak menghasilkan energi. Serat kasar adalah fraksi karbohidrat yang sukar dicerna. Karbohidrat (%) = 100% - % kadar (air + protein + lemak + abu) 6. Analisis Fosfor Metode Vanadat-Molibdat (Sulaeman et al. 1994) a. Persiapan pereaksi Vanadat-molibdat Ammonium molibdat sebanyak 20 gram dilarutkan dalam 400 ml akuades hangat kemudian didinginkan. Sebanyak 1,0 gram vanadat dan dilarutkan ke dalam 300 ml akuades mendidih. Setelah dingin, ditambahkan asam sitrat pekat sambil diaduk. Larutan molibdat dimasukkan ke dalam larutan vanadat dan diaduk. Larutan molibdat + vanadat diaduk lalu diencerkan hingga volume 1 liter. b. Persiapan larutan fosfat standar Sebanyak 3,834 gram potasium dihidrogen fosfat kering dilarutkan di dalam akuades dan diencerkan hingga volume 1 liter. Sebanyak 25 ml 54

larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml dan diencerkan sampai tanda tera (1 ml = 0.2 P 2 O 5 ). c. Pembuatan kurva standar Larutan fosfat standar diambil sebanyak 0; 0,25; 5; 10; 20; 30; 40 dan 50 ml lalu dimasukkan dalam labu takar 100 ml. masing-masing ditambah 25 ml pereaksi vanadat-molibdat kemudian ditera. Larutan didiamkan selama 10 menit, kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 400 nm. d. Penetapan sampel Sampel yang telah dipreparasi dipipet 1 ml dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. tambahkan 25 pereaksi pereaksi vanadatmolibdat pada masing-masing labu takar dan diencerkan sampai tanda tera. Setelah didiamkan, sampel diukur absorbansinya pada penjang gelombang 400 nm. Konsentrasi fosfor dapat diketahui melalui kurva standar berdasarkan absorbans yang terbaca. Perhitungan : % P 2 O 5 = (100/1000 x fp x konsentrasi fosfor x 100)/ mg sampel 7. Analisis Kalsium Metode AAS (Apriyanto et al. 1989) Analisis kalsium diawali dengan preparasi sampel. Preparasi sampel dilakukan dengan pengabuan basah. Sampel ditimbang sebanyak ± 1 gram dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 10 ml H 2 SO 4 dan 10 ml HO 3 dipanaskan perlahan-lahan sampai larutan tidak berwarna gelap (semua zat organik telah teroksidasi). Larutan ditambah akuades hingga menjadi tidak berwarna atau menjadi kuning, dididihkan sampai berasap. Setelah itu didinginkan dan dienserkan dalam labu takar 100 ml sampai tera. Blanko dipersiapkan seperti proses diatas. Larutan standar kalsium, sampel dan blanko diukur pada panjang gelombang 427. Hasil pengukuran selanjutnya di tetapkan ke dalam kurva. %kalsium = 100 1000 x fp x absorban sampel absorban blanko x 100) mg sampel 8. Analisis Daya Cerna Protein secara in vitro (Sounders et al. 1973) Pengukuran daya cerna protein secara in vitro dilakukan dengan menggunakan 250 mg sampel. Sampel dimasukkan ke dalam labu erlenmayer 50 ml kemudian ditambahkan 15 ml HCl 0,1 yang mengandung 1,5 mg enzim pepsin. Selanjutnya campuran dalam labu 55

erlenmayer dikocok dengan menggunakan shaker waterbath dengan kecepatan 50 rpmdan suhu 37 C selama 3 jam. Larutan dinetralkan (ph 7) dengan aoh 0.5 yang diukur dengan ph meter kemudian ditambahkan 7,5 ml larutan buffer fosfat 0,2 M (ph 8) yang mengandung natrium azida 0.005 M dan 4 mg enzim pankreatin. Larutan selanjutnya dikocok pada shaker waterbath dengan kecepatan 50 rpm dengan suhu 37 C selama 24 jam. Padatan yang diperoleh dari akhir penyaringan, disaring dengan kertas saring Whatman 41 (sebelumnya bobot kertas saring sudah dicatat) yang dihubungkan dengan alat penghisap uap. Berat padatan ditimbang, kemudian dianalisis kadar proteinnya (% protein sisa) dengan menggunakan metode mikro Kjeldahl. Perhitungan daya cerna protein dilakukan dengan rumus : % Daya cerna protein = Protein Kasar Protein Sisa x 100% Protein Kasar 56

Lampiran 3 Formulir uji organoleptik bakso belut Lembar Uji Mutu Hedonik ama Panelis : Jenis Kelamin : L/ P ama Produk : Bakso Belut Tanggal Pengujian: Dihadapan Saudara/i disajikan 8 sampel bakso belut dengan kode tertentu. Saudara diminta untuk memberikan penilaian terhadap mutu organoleptik sampel dan tidak membandingkan antar sampel, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pengisian dilakukan dengan cara membuat garis vertikal pada setiap mistar sesuai dengan ketentuan dan kode sampel. b. Diharapkan saudara minum terlebih dahulu dengan air mineral sebelum mencoba ke sampel lainnya. Kode Sampel : Kecerahan warna : Sangat gelap Gelap tidak cerah tidak Sangat cerah Aroma belut : Aroma bumbu : Tekstur : Rasa belut : Sangat kuat biasa Sangat lemah Sangat lemah biasa Sangat kuat Sangat alot biasa Sangat kenyal dan renyah Sangat kuat Sedang Sangat lemah Komentar/ saran :...... TERIMA KASIH 57

Lembar Uji Hedonik (Kesukaan) ama Panelis : Jenis Kelamin : L/ P ama Produk : Bakso Belut Tanggal Pengujian: Dihadapan Saudara/i disajikan 8 sampel bakso belut dengan kode tertentu. Saudara diminta untuk memberikan penilaian terhadap sampel sesuai dengan tingkat kesukaan saudara dan tidak membandingkan antar sampel, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pengisian dilakukan dengan cara membuat garis vertikal pada setiap mistar sesuai dengan ketentuan dan kode sampel. b. Diharapkan saudara minum terlebih dahulu dengan air mineral sebelum mencoba ke formula lainnya. Kode Sampel: Warna : Sangat tidak suka Biasa Sangat suka Aroma : Tekstur : Sangat tidak suka Biasa Sangat suka Sangat tidak suka Biasa Sangat suka Rasa : Sangat tidak suka Biasa Sangat suka Komentar/ saran :... TERIMA KASIH 58

Lampiran 4 Hasil sidik ragam dan uji duncan data uji organoleptik a. Hasil analisis statistik data mutu hedonik bakso Tabel 1 Hasil sidik ragam (AOVA) mutu kecerahan warna bakso Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 146.891 7 20.984 15.886.000 Within Groups 623.466 472 1.321 Total 770.357 479 Tabel 2 Uji lanjut (Duncan) data mutu kecerahan warna bakso Faktor_AB A2B2 60 3.6133 A1B2 60 4.1533 A1B1 60 4.2433 Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 5 A2B1 60 4.4400 4.4400 A2B3 60 4.7283 4.7283 A2B4 60 4.8950 4.8950 A1B3 60 5.3133 A1B4 60 5.3150 Sig. 1.000.200.170.427.058 Tabel 3 Hasil sidik ragam (GLM) mutu kecerahan warna bakso Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 146.891 a 7 20.984 15.886.000 Intercept 10102.593 1 10102.593 7.648E3.000 Faktor_A 13.635 1 13.635 10.323.001 Faktor_B 121.424 3 40.475 30.642.000 Faktor_A * Faktor_B 11.832 3 3.944 2.986.031 Error 623.466 472 1.321 Total 10872.950 480 Corrected Total 770.357 479 Tabel 4 Uji Independent T-test data mutu kecerahan warna bakso Faktor_A Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kecerahan_Warna Tepung Tapioka 240 4.7562 1.29717.08373 Tepung Sagu 240 4.4192 1.21802.07862 59

Tabel 5 Uji lanjut (Duncan) data mutu kecerahan warna bakso Faktor_B 20% 120 3.8833 Subset 1 2 3 10% 120 4.3417 30% 120 5.0208 40% 120 5.1050 Sig. 1.000 1.000.571 Tabel 6 Hasil sidik ragam (AOVA) data mutu aroma belut pada bakso Aroma_Belut Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 16.807 7 2.401 1.589.136 Within Groups 713.287 472 1.511 Total 730.095 479 Tabel 7 Hasil sidik ragam (GLM) data mutu aroma belut pada bakso Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 16.807 a 7 2.401 1.589.136 Intercept 6348.165 1 6348.165 4.201E3.000 Faktor_A.108 1.108.071.789 Faktor_B 14.860 3 4.953 3.278.021 Faktor_A * Faktor_B 1.839 3.613.406.749 Error 713.287 472 1.511 Total 7078.260 480 Corrected Total 730.095 479 Tabel 8 Uji lanjut (Duncan) data mutu aroma belut pada bakso Faktor_B 10% 120 3.4558 Subset 1 2 20% 120 3.4725 30% 120 3.7608 3.7608 40% 120 3.8575 Sig..069.543 Tabel 9 Hasil sidik ragam (AOVA) data mutu aroma bumbu pada bakso Aroma_Bumbu Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 5.224 7.746.545.800 Within Groups 646.353 472 1.369 Total 651.577 479 60

Tabel 10 Hasil sidik ragam (GLM) data mutu aroma bumbu pada bakso Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 5.224 a 7.746.545.800 Intercept 6922.083 1 6922.083 5.055E3.000 Faktor_A.161 1.161.118.732 Faktor_B 2.349 3.783.572.634 Faktor_A * Faktor_B 2.713 3.904.661.577 Error 646.353 472 1.369 Total 7573.660 480 Corrected Total 651.577 479 Tabel 11 Hasil sidik ragam (AOVA) data mutu tekstur bakso Tekstur Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 126.108 7 18.015 9.375.000 Within Groups 907.058 472 1.922 Total 1033.166 479 Faktor_ AB Tabel 12 Uji lanjut (Duncan) data mutu tekstur bakso A1B3 60 3.8283 A2B4 60 3.8550 A2B3 60 3.9617 Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 A1B4 60 4.1417 4.1417 A2B2 60 4.6083 4.6083 A1B2 60 4.7117 4.7117 A2B1 60 5.1033 5.1033 A1B1 60 5.1667 Sig..265.066.064.090 Tabel 13 Hasil sidik ragam (GLM) data mutu tekstur bakso Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 126.108 a 7 18.015 9.375.000 Intercept 9386.314 1 9386.314 4.884E3.000 Faktor_A.768 1.768.400.528 Faktor_B 122.668 3 40.889 21.277.000 Faktor_A * Faktor_B 2.671 3.890.463.708 Error 907.058 472 1.922 Total 10419.480 480 Corrected Total 1033.166 479 61

Tabel 14 Uji lanjut (Duncan) data mutu tekstur bakso Faktor_B 30% 120 3.8950 40% 120 3.9983 Subset 1 2 3 20% 120 4.6600 10% 120 5.1350 Sig..564 1.000 1.000 Tabel 15 Hasil sidik ragam (AOVA) data mutu rasa belut pada bakso Rasa Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 16.561 7 2.366 1.262.267 Within Groups 884.898 472 1.875 Total 901.459 479 Tabel 16 Hasil sidik ragam (GLM) data mutu rasa belut pada bakso Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 16.561 a 7 2.366 1.262.267 Intercept 7201.301 1 7201.301 3.841E3.000 Faktor_A.027 1.027.014.905 Faktor_B 15.004 3 5.001 2.668.047 Faktor_A * Faktor_B 1.530 3.510.272.846 Error 884.898 472 1.875 Total 8102.760 480 Corrected Total 901.459 479 Tabel 17 Uji lanjut (Duncan) data mutu rasa belut pada bakso Faktor_B 10% 120 3.6892 Subset 1 2 20% 120 3.7600 30% 120 3.8917 3.8917 40% 120 4.1525 Sig..283.141 62

b. Hasil analisis statistik data uji hedonik bakso Tabel 18 Hasil sidik ragam (AOVA) data uji hedonik warna bakso Warna Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 7.222 7 1.032.765.617 Within Groups 636.877 472 1.349 Total 644.100 479 Tabel 19 Hasil sidik ragam (GLM) data uji hedonik warna bakso Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 7.222 a 7 1.032.765.617 Intercept 9502.530 1 9502.530 7.042E3.000 Faktor_A.011 1.011.008.928 FAktor_B 6.621 3 2.207 1.636.180 Faktor_A * FAktor_B.590 3.197.146.932 Error 636.877 472 1.349 Total 10146.630 480 Corrected Total 644.100 479 Tabel 20 Hasil sidik ragam (AOVA) data uji hedonik aroma bakso Aroma Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 7.858 7 1.123.842.553 Within Groups 629.539 472 1.334 Total 637.397 479 Tabel 21 Hasil sidik ragam (GLM) data uji hedonik aroma bakso Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 7.858 a 7 1.123.842.553 Intercept 7689.603 1 7689.603 5.765E3.000 Faktor_A 1.633 1 1.633 1.225.269 FAktor_B 2.863 3.954.715.543 Faktor_A * FAktor_B 3.361 3 1.120.840.472 Error 629.539 472 1.334 Total 8327.000 480 Corrected Total 637.397 479 Tabel 22 Hasil sidik ragam (AOVA) data uji hedonik rasa bakso Rasa Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 76.038 7 10.863 5.577.000 Within Groups 919.412 472 1.948 Total 995.450 479 63

Tabel 23 Uji lanjut (Duncan) data uji hedonik rasa bakso Faktor_AB A2B4 60 3.7967 A1B3 60 4.0117 Subset for alpha = 0.05 1 2 3 A1B4 60 4.0783 4.0783 A2B3 60 4.0817 4.0817 A1B2 60 4.5733 4.5733 A2B2 60 4.6267 A2B1 60 4.8067 A1B1 60 4.9567 Sig..315.066.174 Tabel 24 Hasil sidik ragam (GLM) data uji hedonik rasa bakso Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 76.038 a 7 10.863 5.577.000 Intercept 9151.660 1 9151.660 4.698E3.000 Faktor_A.713 1.713.366.545 FAktor_B 72.750 3 24.250 12.449.000 Faktor_A * FAktor_B 2.574 3.858.441.724 Error 919.412 472 1.948 Total 10147.110 480 Corrected Total 995.450 479 Tabel 25 Uji lanjut (Duncan) data uji hedonik rasa bakso FAktor_B 40% 120 3.9375 30% 120 4.0467 Subset 1 2 20% 120 4.6000 10% 120 4.8817 Sig..545.119 Tabel 26 Hasil sidik ragam (AOVA) data uji hedonik tekstur bakso Tekstur Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 17.743 7 2.535 1.559.146 Within Groups 767.600 472 1.626 Total 785.344 479 64

Tabel 27 Hasil sidik ragam (GLM) data uji hedonik tekstur bakso Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 17.743 a 7 2.535 1.559.146 Intercept 8124.656 1 8124.656 4.996E3.000 Faktor_A 1.344 1 1.344.826.364 FAktor_B 12.651 3 4.217 2.593.052 Faktor_A * FAktor_B 3.748 3 1.249.768.512 Error 767.600 472 1.626 Total 8910.000 480 Corrected Total 785.344 479 Tabel 28 Hasil sidik ragam (AOVA) data uji hedonik keseluruhan bakso Keseluruhan Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 21.448 7 3.064 3.087.003 Within Groups 468.445 472.992 Total 489.892 479 Tabel 29 Uji lanjut (Duncan) data uji hedonik keseluruhan bakso FAktor_ AB A2B4 60 3.9548 A1B4 60 4.0062 4.0062 Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 A2B3 60 4.0512 4.0512 4.0512 A1B3 60 4.1140 4.1140 4.1140 A2B2 60 4.2873 4.2873 4.2873 4.2873 A1B2 60 4.3915 4.3915 4.3915 A2B1 60 4.4380 4.4380 A1B1 60 4.5672 Sig..105.058.057.164 Tabel 30 Hasil sidik ragam (GLM) data uji hedonik keseluruhan bakso Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 21.448 a 7 3.064 3.087.003 Intercept 8573.455 1 8573.455 8.639E3.000 Faktor_A.906 1.906.913.340 FAktor_B 20.424 3 6.808 6.860.000 Faktor_A * FAktor_B.118 3.039.040.989 Error 468.445 472.992 Total 9063.348 480 Corrected Total 489.892 479 65

Tabel 31 Uji lanjut (Duncan) data uji hedonik keseluruhan bakso Faktor_B 40% 120 3.9805 30% 120 4.0826 Subset 1 2 20% 120 4.3394 10% 120 4.5026 Sig..428.205 66