BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Maka dalam melaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas III SDN No 87 Kota

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Sedangakan model yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlangsung selama beberapa siklus. Rancangan masing-masing siklus

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. indikator indikator penelitian yang telah ditetapkan sebagaimana dikemukakan pada bahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap siswa kelas IV Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Kemampuan Menyelesaikan Pengurangan Pecahan biasa

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data-data yang diperoleh dalam pelaksanaan kesulitan tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini diadakan di SDN 48 Hulonthalangi Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 18 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN

Membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja disajikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 1 Limboto Barat Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo dengan fokus penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Gunungterang,

BAB III METODE PENELITIAN. di SDN 2 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Siswa yang dikenai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Perencanaan Pembelajaran. dipersiapkan diantaranya:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kegiatan bersiklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan &

SKRIPSI. Oleh Miyas Septi Adi Asri NIM

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA N 2 LIMBOTO, kelas. Pada variabel penelitian ini terbagi atas 3 yaitu :

Perencanaan Tindakan BAB IV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. Sukarame Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Sedangkan waktu

Kategori Frekuensi Persentase (%) 1. < 65 Tidak Tuntas 6 23, Tuntas 20 76,92 Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara yang berjumlah 20 orang siswa, terhadap materi perubahan

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.4 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap pertemuan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik. Penelitian ini diawali dengan observasi awal terhadap subjek penelitian sebagai data awal dipilihnya masalah dalam penelitian ini.. 1.1.1. Siklus 1 Pelaksanaan siklus 1 terdiri atas 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Empat tahap tersebut diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan Pada siklus 1 ini, peneliti melakukan perencanaan dengan menggunakan pendekatan realistik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menjumlahkan pecahan biasa berpenyebut tidak sama. Siklus 1 dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran matematika di kelas VA yaitu pada hari Rabu dan Sabtu. Siklus 1 dilakukan pada hari sabtu tanggal 12 Mei 2012 dengan alokasi waktu 2x 35 menit. b. Pelaksanaan Pelaksanaan siklus 1 ini peneliti mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik pada penjumlahan pecahan biasa berpenyebut tidak sama dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 25

26 1) Persiapan Guru menyiapkan masalah kontekstual, dan benar-benar memahami masalah dan memiliki berbagai macam strategis yang mungkin akan ditempuh siswa dalam menyelesaikan. 2) Pembukaan Pada bagian ini siswa diperkenalkan dengan strategis pembelajaran yang dipakai dan diperkenalkan kepada masalah dari dunia nyata. Kemudian siswa diminta untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri. 3) Proses pembelajaran Siswa mencoba berbagai strategis untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan pengalamamnya, dapat dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok. Kemudian setiiap siswa atau kelompok mempresentasikan hasil kerjanya didepan siswa atau kelompok lain dan siswa atau kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil kerja siswa atau kelompok penyaji. Guru mengamati jalannya diskusi kelas dan memberikan tanggapan sambil mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik serta menemukan atauran atau prinsip yang bersifat lebih umum. 4) Penutup Setelah mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik melalui diskusi kelas, siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.

27 Padaakhir pembelajaran siswa harus mengerjakan soal evaluasi dalam bentuk matematika formal. b. Pemantauan dan Evaluasi Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 di kelas VA SDN No 48 Hulontalangi Kota Gorontalo pada mata pelajaran Matematika semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I No Kegiatan Guru 1. Guru menjelaskan materi 2. Guru memperkenalkan masalah kontekstual 3. Guru menggunakan media pembelajaran 4. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Anggota setiap kelompok 5 orang 5. Tiap kelompok diberikan tugas melalui LKS yang telah disediakan 6. Setiap kelompok melaksanakan diskusi 7. Guru memanggil perwakilan dari masing-masing kelompok untuk melaporkan hasil jawaban 8. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan Kriteria Nilai SB B C K Jumlah 2 3 3 Prosentase 25% 37,5 % 37,5 % Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus 1 dari 8 komponen kegiatan yang dilakukan oleh guru 2 komponen atau 25% berada pada

28 kategori sangat baik, 3 komponen atau 37,5 % berada pada kategori baik dan 3 komponen atau 37,5 % berada pada kategori cukup. Hasil perolehan kegiatan guru pada proses pembelajaran pada siklus I untuk kategori sangat baik dan baik yaitu 62,5%. Untuk itu perlu peningkatan kegiatan guru pada siklus berikutnya. Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I NO 1 2 3 4 Kegiatan Siswa Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi menjumlah pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama Siswa memperhatikan masalah kontekstual yang dijelaskan oleh guru Siswa memperhatikan media pembelajaran yang digunakan oleh guru Siswa duduk berkelompok Kriteria Nilai SB B C K 5 Siswa mengerjakan tugas secara kelompok 6 7 Siswa (wakil kelompok) melaporkan hasil kerja kelompoknya. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran Jumlah 3 4 Prosentase 43 57 % % Berdasarkan tabel hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus 1 diperoleh hasil bahwa dari 7 komponen kegiatan siswa yang diamati 3 komponen berada pada kategori baik atau sekitar 43 % dan 4 komponen berada pada kategori

29 cukup atau sekitar 57%. Untuk itu perlu adanya perbaikan dan peningkatan kegiatan guru dalam proses pembelajaran pada siklus berikutnya. Kegiatan awal merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memberikan motivasi kepada siswa untuk memperhatikan penjelasan materi. Motivasi yang diberikan antara lain menyangkut pentingnya materi tersebut dipelajari oleh siswa karena berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam prosespembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menjumlah pecahan biasa berpenyebut tidak sama melalui pendekatan realistik. Pada tahap ini, siswa diberikan tugas untuk mengerjakan LKS dibawah pengawasan dan bimbingan guru. Pada Kegiatan akhir, siswa dan guru menyimpulkan materi. Tabel 3.Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa Dalam Menjumlah Pecahan Biasa Berpenyebut Tidak Sama Melalui Pendekatan Realistik pada siklus I N o 1 2 3 Aspek Kemampuan Me nentukan KPK Kemampuan Melakukan Pembagian Kemampuan Melakukan Perkalian Kriteria Jumlah Prosen Siswa tase Mampu 14 70% Kurang Mampu 3 15% Tidak Mampu 3 15% Mampu 9 45% Kurang Mampu 4 20% Tidak Mampu 7 35% Mampu 9 15% Kurang Mampu 4 45% Tidak Mampu 7 35% Jumlah 100% 100% 100% Dari tabel diatas kemampuan siswa dalam menjumlah pecahan biasa berpenyebut tidak sama melalui pendekatan realistik diamati dengan 3 aspek.

30 Aspek 1: kemampuan menentukan KPK, siswa yang berada pada kriteria mampu sebanyak 14 orang atau 70 %, kriteria kurang mampu sebanyak 3 orang atau 15% dan kriteria tidak mampu sebanyak 3 orang atau 15%. Aspek 2 : kemampuan melakukan pembagian, pada aspek ini siswa yang berada di kriteria mampu ada 9 orang atau 45%, kriteria kurang mampu sebanyak 4 orang atau 20% dan kriteria tidak mampu sebanyak 7 orang atau 35%. Aspek 3: kemampuan melakukan perkalian, siswa yang berada pada kriteria mampu sebanyak 9 orang atau 45%, kriteria kurang mampu sebanyak 4 orang dan kriteria tidak mampu sebanyak 7 orang atau 35%. Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 diperoleh hasil belajar siswa yang mana masih banyak siswa yang memperoleh nilai rendah sebagaimana tampak pada tabel 4. Tabel 4.Hasil Belajar siswa dengan Menggunakan Pendekatan Realistik pada Siklus I. Rentang Nilai Kategori Jumlah Persentase (%) 90-100 Sangat Baik 6 30 80-89 Baik 3 15 65-79 Cukup 3 15 55-64 Kurang 0 0 0-54 Sangat kurang 8 40 Jumlah 100 Persentase siswa yang memperoleh nilai 70 = 50% Persentase siswa yang memperoleh nilai 70 = 50% Sumber Data : SDN No. 48 Hulontalangi Kota Gorontalo, 2012. Berdasarkan pada tabel diatas tampak bahwa siswa yang memperoleh rentang nilai 90 100 sebanyak 6 orang atau sekitar 30%, rentang nilai 80 89

31 sebanyak 3 orang atau sekitar 15%, rentang nilai 65 79 sebanyak 3 orang atau sekitar 15%, dan rentang nilai 0 54 sebanyak 8 orang atau sekitar 40%. Melihat penilaian hasil belajar siswa pada observasi awal yang mencapai 45% atau 9 orang siswa dari 20 orang siswa memperoleh nilai diatas 70. Pada pelaksanaan siklus 1 siswa yang memperoleh nilai diatas 70 sebanyak 10 orang atau 50%.Jadi pada siklus I ini terjadi peningkatan sebanyak 5 %.Untuk itu peneliti melakukan perbaikan kembali pada siklus II. c. Analisis dan Refleksi Pada kegiatan pembelajaran pada siklus 1, indikator keberhasilan penelitian belum tercapai.belum berhasilnya kegiatan pembelajaran dalam siklus I menyebabkan penelitian ini dilanjutkan pada siklus II. Tidak berhasilnya indikator kinerja yang ingin dicapai pada siklus I ini disebabkan oleh: 1 Guru kurang memotivasi siswa dalam mengawali proses pembelajaran. 2. Belum optimalnya guru dalam membimbing siswa pada saat pembelajaran berlangsung. 3. Guru kurang memberikan umpan balik 4. Belum optimalnya guru dalam mengadakan refleksi. Dari hasil refleksi, diketahui bahwa cara guru dalam proses pembelajaran perlu dimaksimalkan agar indikator keberhasilan dapat dicapai pada siklus berikutnya.

32 4.1.2Siklus II a. Perencanaan Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada siklus II dilakukan sebagaimana langkah-langkah yang telah dilakukan pada siklus I, dengan tetap menggunakan pendekatan realistik pada pelaksanaan pembelajaran namun lebih memfokuskan pada aspek penilaian yang masih rendah pada siklus I. Pelaksanaan siklus II dilakukan pada hari rabu, 16 Mei 2012 Sesuai dengan jadwal pelajaran matematika di kelas VA. b. Pelaksanaan Pelaksanaan siklus II ini peneliti mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik pada penjumlahan pecahan biasa berpenyebut tidak sama dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1) Persiapan Guru menyiapkan masalah kontekstual, dan benar-benar memahami masalah dan memiliki berbagai macam strategis yang mungkin akan ditempuh siswa dalam menyelesaikan. 2) Pembukaan Pada bagian ini siswa diperkenalkan dengan strategis pembelajaran yang dipakai dan diperkenalkan kepada masalah dari dunia nyata. Kemudian siswa diminta untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri.

33 3) Proses pembelajaran Siswa mencoba berbagai strategis untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan pengalamamnya, dapat dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok. Kemudian setiiap siswa atau kelompok mempresentasikan hasil kerjanya didepan siswa atau kelompok lain dan siswa atau kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil kerja siswa atau kelompok penyaji. Guru mengamati jalannya diskusi kelas dan memberikan tanggapan sambil mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik serta menemukan atauran atau prinsip yang bersifat lebih umum. 4) Penutup Setelah mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik melalui diskusi kelas, siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. Pada akhir pembelajaran siswa harus mengerjakan soal evaluasi dalam bentuk matematika formal. a. Pemantauan dan Evaluasi Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II di kelas VA SDN No 48 Hulontalangi Kota Gorontalo pada mata pelajaran Matematika semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel berikut:

34 Tabel 5. Data Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II No Kegiatan Guru 1. Guru menjelaskan materi 2. Guru memperkenalkan masalah kontekstual 3. Guru menggunakan media pembelajaran 4. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Anggota setiap kelompok 5 orang 5. Setiap kelompok diberikan tugas melalui LKS yang telah disediakan 6. Setiap kelompok melaksanakan diskusi 7. Guru memanggil perwakilan dari masing-masing untuk melaporkan hasil jawaban 8. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan Kriteria Nilai SB B C K Jumlah Prosentase 3 37,5 % 4 4 1 5 50 % 12,5 % Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus II dari 8komponen kegiatan yang dilakukan oleh guru 3 komponen atau 37,5% berada pada kategori sangat baik, 4 komponen atau 50% berada pada kategori baik dan 1 komponen atau 12,5% berada pada kategori cukup. Hasil perolehan guru pada proses pembelajaran pada siklus II untuk kategori sangat baik dan baik yaitu 87,5%.Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hampir keseluruhan aspek sudah baik. Tabel 6. Data Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II

35 NO 1 2 3 Kegiatan Siswa Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi menjumlah pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama Siswa memperhatikan masalah kontekstual yang dijelaskan oleh guru Siswa memperhatikan media pembelajaran yang digunakan oleh guru Kriteria Nilai SB B C K 4 5 6 7 Siswa duduk berkelompok Siswa mengerjakan tugas secara kelompok Siswa (wakil kelompok) melaporkan hasil kerja kelompoknya. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran Jumlah 2 5 Prosentase 29 % 71 % Tabel hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus II diperoleh hasil bahwa dari 7 komponen kegiatan siswa yang diamati 2komponen berada pada kategori sangat baik atau sekitar 29 %, 5 komponen berada pada kategori baik atau sekitar 71% dan 1. Untuk itu perlu adanya perbaikan dan peningkatan kegiatan guru dalam proses pembelajaran pada siklus berikutnya.berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kegiatan siswa pada siklus II sudah meningkat sesuai dengan yang diinginkan. Tabel 7.Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa Dalam Menjumlah Pecahan Biasa Berpenyebut Tidak Sama Melalui Pendekatan Realistik pada siklus II

36 N o 1 2 3 Aspek Kemampuan Me nentukan KPK Kemampuan Melakukan Pembagian Kemampuan Melakukan Perkalian Kriteria Jumlah Prosen Siswa tase Mampu 19 95% Kurang Mampu 1 5% Tidak Mampu Mampu 15 75% Kurang Mampu 3 15% Tidak Mampu 2 10% Mampu 15 75% Kurang Mampu 3 15% Tidak Mampu 2 10% Jumlah 100% 100% 100% Dari tabel diatas kemampuan siswa dalam menjumlah pecahan biasa berpenyebut tidak sama melalui pendekatan realistik diamati dengan 3 aspek. Aspek 1: kemampuan menentukan KPK, siswa yang berada pada kriteria mampu sebanyak 19 orang atau 95%, kriteria kurang mampu sebanyak 1 orang atau 5% dan Aspek 2 : kemampuan melakukan pembagian, pada aspek ini siswa yang berada di kriteria mampu ada 15 orang atau 75%, kriteria kurang mampu sebanyak 3 orang atau 15% dan kriteria tidak mampu sebanyak 2 orang atau 10%. Aspek 3: kemampuan melakukan perkalian, siswa yang berada pada kriteria mampu sebanyak 15 orang atau 75%, kriteria kurang mampu sebanyak 3 orang atau15% dan kriteria tidak mampu sebanyak 2 orang atau 10%. Pelaksanaan tindakan pada siklus II diperoleh hasil belajar siswa yang mana sudah banyak siswa yang memperoleh nilai diatas 70 sebagaimana tampak pada tabel Tabel 8.Hasil Belajar siswa dengan Menggunakan Pendekatan Realistik Pada Siklus II.

37 Rentang Nilai Kategori Jumlah Persentase (%) 90-100 Sangat Baik 4 20 80-89 Baik 11 55 65-79 Cukup 3 15 55-64 Kurang 2 10 0-54 Sangat kurang Jumlah 100 Persentase siswa yang memperoleh nilai 70 = 90% Persentase siswa yang memperoleh nilai 70 = 10% Sumber Data : SDN No. 48 Hulontalangi Kota Gorontalo, 2012. Berdasarkan pada tabel diatas tampak bahwa siswa yang memperoleh rentang nilai 90 100 sebanyak 4 orang atau sekitar 20%, rentang nilai 80 89 sebanyak 11 orang atau sekitar 55%, rentang nilai 65 79 sebanyak 3 orang atau sekitar 15%, dan rentang nilai 55-64 sebanyak 2 orang atau sekitar 10%. Tabel diatas menunjukkan bahwa Penggunaan pendekatan realistik pada mata pelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menjumlahkan pecahan biasa berpenyebut tidak sama pada siswa kelas VA SDN No. 48 Hulontalangi. Perolehan nilai siswa pada siklus II mencapai 90% atau sekitar 18 orang yang nilainya diatas 70 dan 2 orang atau sekitar 10 % memperoleh nilai di bawah 70. b. Analisis dan Refleksi Hasil yang telah dicapai pada pelaksanaan siklus II didukung oleh pelaksanaan yang telah disempurnakan berdasarkan kekurangan pada pelaksanaan siklus I, yaitu sebagai berikut: 1) Lebih memotivasi siswa pada saat mengawali pembelajaran 2) Lebih mengoptimalkan kegiatan pembimbingan pada siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

38 3) Memberikan umpan balik 4) Mengoptimalkan kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran. 4.2 Pembahasan Hasil observasi yang telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menjumlah pecahan biasa berpenyebut tidak samapada siswa kelas VA SDN No. 48 Hulontalangi masih rendah. Untuk itu dilakukan pendekatan realistik, Pada siklus I kemampuan siswa dalam menjumlah pecahan biasa berpenyebut tidak sama, yakni terdapat 6 orang siswa atau 30% yang memiliki kriteria sangat baik, 3 orang siswa atau 15% dengan kriteria baik, 3 orang siswa atau 15% memiliki kriteria cukup dan 8 orang siswa atau 40% memilki kriteria sangat kurang. Aspek-aspek yang menyebabkan kemampuan siswa dalam menjumlah pecahan biasa berpenyebut tidak sama belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan pada siklus I antara lain : 1) Guru kurang memotivasi siswa dalam mengawali pembelajaran, 2) Guru belum optimal dalam memberikan bimbingan kepada sorang siswa iswa pada saat pembelajaran berlangsung, 3) Kurangnya umpan balik dari guru, 4) belum optimalnya guru dalam mengadakan refleksi. Dari refleksi yang telah dilakukan terhadap pembelajaran pada siklus I, peneliti berusah untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II guna meningkatkan kemampuan siswa dalam menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama. Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II, kemampuan siswa dalam menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama meningkat. Dimana ada 4 orang siswa atau 20% memiliki kriteria sangat baik, 11 orang siswa atau 55%

39 memiliki kriteria baik, 3 orang siswa atau 15% memiliki kriteria cukup dan 2 orang siswa atau 10% memperoleh kriteria kurang. Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa perolehan nilai siswa pada siklus I untuk kriteria sangat baik dan baik mencapai 50% dan pada siklus II untuk kriteria sangat baik dan baik meningkat menjadi 90%.Jadi selisih peningkatan prosentase yang dicapai dari siklus I ke siklus II adalah 40%. Dari hal tersebut, diperoleh kejelasan bahwa dengan menggunakan pendekatan realistik pada penjumlahan pecahan biasa berpenyebut tidak sama pada siswakelas V A SDN No. 48 Hulontalangi Kota Gorontalo meningkat hingga 90%. Dari hasil tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu,jika dalam pembelajaran matematika diterapkan pendekatan realistik maka kemampuan siswa tentang penjumlahan pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama akan meningkat, dapat diterima.