PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII. METODE TRANSPORTASI

Penentuan Solusi Optimal MUHLIS TAHIR

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan

MODEL PENUGASAN. Tujuan optimasi adalah meminimumkan biaya penugasan atau memaksimumkan keuntungan dari penugasan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

TRANSPORTATION PROBLEM. D0104 Riset Operasi I Kuliah XXIII - XXV

Metode Transportasi. Muhlis Tahir

UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA

Komoditas tunggal Beberapa sumber ke beberapa tujuan Data : Level suplai dan level permintaan pada kasus pendistribusian; jumlah produksi dan jumlah

Pokok Bahasan VI Metode Transportasi METODE TRANSPORTASI. Metode Kuantitatif. 70

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

CONTOH MODEL TRANSPORTASI DAN PENYELESAIAN DENGAN NORTH WEST CORNER DAN MODI

TRANSPORTATION PROBLEM

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

v j v 1 =c 31 u 3 =14 0=14 v 2 =c 32 u 3 =0 0= 0 v 3 =c 43 u 4 =0 (8 M)=M 8 v 4 =c 34 u 3 =M 0=M v 5 =c 55 u 5 =0 (15 M)=M 15

MASALAH TRANSPORTASI

MASALAH TRANSPORTASI

PEMROGRAMAN LINIER: MODEL TRANSPORTASI. Oleh: Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si

BAB VII METODE TRANSPORTASI

METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) METODE TRANSPORTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Model Transportasi /ZA 1

METODE TRANSPORTASI Permintaan Masalah diatas diilustrasikan sebagai suatu model jaringan pada gambar sebagai berikut:

OPERATIONS RESEARCH. Industrial Engineering

Metode Kuantitatif Manajemen, Kelompok 5, MB IPB E49, 2014 OPERATION RESEARCH - TRANSPORTATION MODELS. Presented by Group 5 E49

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU)

Hermansyah, Helmi, Eka Wulan Ramadhani INTISARI

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

METODE BIG M. Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 1

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 5 MODEL TRANSPORTASI. 5.1 Pengertian Model Transportasi

Operations Management

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).

BAB III SOLUSI OPTIMAL MASALAH FUZZY TRANSSHIPMENT

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

CONTOH MODEL TRANSPORTASI DAN PENYELESAIAN DENGAN NORTH WEST CORNER DAN STEPPING STONE

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat,

Bentuk Standar dari Linear Programming pada umumnya adalah sebagai berikut: Sumber daya 1 2. n yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah.

PERTEMUAN 10 METODE PENDEKATAN VOGEL / VOGEL S APPROXIMATION METHOD (VAM)

TEKNIK RISET OPERASI UNDA

Model Transportasi 1

METODE IMPROVED EXPONENTIAL APPROACH DALAM MENENTUKAN SOLUSI OPTIMUM PADA MASALAH TRANSPORTASI

METODE TRANSPORTASI. GUDANG A GUDANG B GUDANG C KAPASITAS PABRIK PABRIK W. RP 20 RP 5 RP RP 15 RP 20 RP RP 25 RP 10 RP 19 50

Manajemen Sains. Model Transportasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC)

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas tentang pengimplementasian Zero Point Method

Optimasi Pendistribusian Barang Menggunakan Metode Stepping Stone dan Metode Modified Distribution (MODI)

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS POSTOPTIMAL/SENSITIVITAS

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERSOALAN TRANSPORTASI

Artinya : penugasan adalah sub bagian dari program linier.

METODE TRANSPORTASI. Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas pabrik Pabrik W. Rp 20 Rp 5 Rp Rp 15 Rp 20 Rp Rp 25 Rp 10 Rp 19 50

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI

Penyelesaian Masalah Transshipment Menggunakan Vogels s Approximation Method (VAM)

VISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

Teknik Riset Operasi. Oleh : A. AfrinaRamadhani H. Teknik Riset Operasi

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11

TRANSPORTASI & PENUGASAN

MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian)

Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan

Metode Transportasi. Rudi Susanto

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model Pengertian sistem Pengertian model

METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION) METODE TRANSPORTASI

Z = 5X1 + 6X2 + 0S1 + 0S2 + MA1 + MA2. Persoalan Primal (asli) Persoalan Dual (kebalikan dari primal)

Pemrograman Linier (2)

ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA

Analisis Biaya Distribusi Tas Dengan Menggunakan Metode Transportasi Solusi Awal Pada CV. Nabilah Putri.

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin

Pertemuan ke-1 PENDAHULUAN

Analisis Penggunaan Model Transportasi dalam Memaksimumkan Penjualan Tiket pada Perusahaan Shuttle Xtrans Cabang Bandung

Model Distribusi. Angkutan Barang. Jurusan Teknik Sipil FTSP UII Yogyakarta. Staf Pengajar Bidang Transportasi. Oleh : Ir. Rizki Budi Utomo, MT

PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia

Bentuk Standar. max. min

METODE TRANSPORTASI PENGERTIAN METODE STEPPING STONE METODE MODI METODE VOGELS APPROXIMATION (VAM)

Model umum metode simpleks

TUGAS PROGRAM LINEAR MODEL TRANSPORTASI

TRANSPORTASI LEAST COST

Transkripsi:

PNNTN OLI OPTIL da dua metode yang dapat kita gunakan untuk menentukan solusi optimal, yaitu metode stepping stone dan odified Distribution (odi). Kedua metode digunakan untuk menentukan sel masuk. Prinsip perhitungan kedua metode dalam menentukan sel masuk adalah sama. Perbedaannya, metode odi didasarkan pada hubungan primal-dual metode simpleks, sedangkan metode stepping stone tidak menunjukkan hubungan sama sekali dengan metode simpleks. etode yang akan digunakan dalam catatan ini adalah odi. etode odifikasi Distribusi (odified Distribution - odi) X 11 2n 21 1n m2 m1 22 12 3 c mn x mn Primal (biaya): inimumkan z = c 11 x11 + c 12x 12 + + c 1n x1n + c21x 2 1 + c m1 x m1 + T erhadap: x11 + x 12 + + x 1n = a 1 u 1 x 21 + x 22 + + x 2n = a 2 u2.... xm 1 + x m2 + + x mn = a m u m x 11 + x 21 + + x m1 = b 1 v1 x 12 + x 22 + + x m2 = b 2 v2.... x 1n + x 2n + + x mn = b n v n Dual aksimumkan w = a 1 u 1 + a 2 u 2 + + a m u m + b 1 v1 + b 2 v 2 + + b n v n Terhadap : u + v c 1 1 11 u 1 + v 2 c 12

. u 2 + v 1 c 21 u 2 + v 2 c 22. u m + v n c mn u 1, u 2,u m, v 1, v 2,,v n tidak terbatas. olusi optimal tercapai jika untuk: aksimisasi, u i + v j c ij 0 inimisasi, u i + v j c ij 0 Langkah-langkah Penyelesaian: 1. Penentuan sel masuk. ntuk setiap sel basis, hitung u i + v j = c ij. u i menunjukkan baris ke-i, v j menunjukkan kolom ke-j dan c ij adalah biaya pada sel ij (baris i kolom j); karena jumlah variabel yang tidak diketahui (u i dan v j ) lebih banyak dibandingkan jumlah persamaan yang dibentuk, maka salah satu variabel diasumsikan bernilai 0. ntuk setiap sel non basis, hitung c pq = u i + v j - c ij. ntuk maksimisasi, sel masuk adalah sel dengan nilai c pq paling negatif; sedangkan adalah sel dengan nilai c pq paling positif. untuk minimisasi, sel masuk 2. Penentuan sel keluar. Penentuan sel keluar dilakukan menggunakan loop tertutup. wal dan akhir loop adalah sel masuk. Garis-garis horizontal ataupun vertikal yang membentuk loop harus berakhir (ujung awal ataupun akhir garis) pada sel basis, kecuali awal dan akhir loop pada sel masuk.

3. Periksa apakah sudah optimal. yarat optimal dipenuhi jika c pq tidak ada yang bernilai negatif ( 0) untuk maksimisasi dan tidak ada yang bernilai positif ( 0 ) untuk minimisasi. Kita gunakan solusi awal yang diperoleh menggunakan metode sudut barat laut sebelumnya. olusi awalnya adalah sebagai berikut: P G D N G 1 2 3 4 5 suplai 2 5 6 3 5 500 6 10 100 3 3 7 I C 11 5 100 6 6 4 600 K kapasitas 400 Iterasi-1 el basis adalah sel 11, 12, 22, 23, 33, 34, 35, sel non basis adalah 13, 14, 15, 21, 24, 25, 31, 32. 1. Penentuan sel masuk 1. ntuk setiap sel bas is: u 1 + v 1 = 2 u 1 + v 2 = 5 u 2 + v 2 = 10 u 2 + v3 = 3 u 3 + v 3 = 6 u 3 + v 4 = 6 u 3 + v5 = 4 isalkan u 1 = 0, ma ka v 1 = 2; v 2 = 5; u 2 = 5; v 3 = -2; u 3 = 8; v 4 = - 2; v 5 = -4 2. ntuk setiap sel non basis: c 13 = u 1 + v 3 - c 13 = 0-2 6 = -8 c 14 = u 1 + v 4 - c 14 = 0-2 3 = -5

c 15 = u 1 + v 5 - c 15 = 0 4 5 = -9 c 21 = u 2 + v 1 c 21 = 5 +2 61 = c 24 = u 2 + v 4 c 24 = 5-2 - 3= 0 c 25 = u 2 + v 5 c 25 = 5 4 7 = -6 c 31 = u 3 + v 1 c 31 = 8 + 2 11 = -1 c 32 = u 3 + v 2 c 32 = 8 + 5-58 = Karena masih ada dua sel non basis yang bernilai positif dan tujuan dari optimasi ini adalah minimisasi biaya, maka tabel belum optimal. el masuk adalah sel dengan nilai positif terbesar, dalam hal adalah sel 32, artinya dengan mengisi sel 32, biaya transportasi dapat berkurang. 2. Penentuan sel keluar el keluar ditentukan menggunakan loop tertutup. Loop harus berawal dan berakhir pada sel 32. Hanya ada satu alternatif loop yang dapat kita bentuk. Loop terbentuk pada sel 32, 33, 23 dan 22. Karena sel 32 akan diisi, maka sel 33 dan 22 akan berkurang dan sel 32 dan 23 akan bertambah. Jumlah yang diperpindahkan sama dengan alokasi terkecil yang ada dalam sel loop. P I K G D N G 1 2 3 4 5 suplai 2 5 6 3 5 500 6 10 100 3 3 7 C 11 + 5 100 6 6 4 600 kapasitas 400

P I K G D N G 1 2 3 4 5 suplai 2 5 6 3 5 500 6 10 3 3 7 100 C 11 5 6 6 4 600 100 kapasitas 400 lokasi pada iterasi pertama adalah: Dari pabrik ke gudang 1 sebesar unit, biaya 60.000.000 Dari pabrik menuju gudang 2 sebesar unit, biaya 100. 000.000 Dari pabrik menuju gudang 2 sebesar 100 unit, biaya 100.000.000,00 Dari pabrik menuju gudang 3 s ebesar unit, biaya 60.000.000,00 Dari pabrik C menuju gudang 2 sebesar 100 unit, biaya 100.000.000,00 Dari pabrik C menuju gudang 4 sebesar unit, biaya 180.000.000,00 Dari pabrik C menuju gudang 5 sebesar unit, biaya 80.000.000,00 Total biaya = p. 680.000.000,00 Iterasi-2: 1. Penentuan sel masuk el basis adalah sel 11, 12, 22, 23, 32, 34 dan 35. u 1 + v 1 = 2 u 1 + v 2 = 5 u 2 + v 2 = 10

u 2 + v 3 = 3 u 3 + v 2 = 5 u 3 + v 4 = 6 u 3 + v 5 = 4 isalkan u 1 = 0, maka v 1 = 2; v 2 = 5; u 2 = 5; v 3 = -2; u 3 = 0; v 4 = 6; v 5 = 4 el non basis adalah sel 13, 14, 15, 21, 24, 25, 31 dan 33. u 1 + v 3 c 13 = 0 2 6 = - 8 u 1 + v 4 c 14 = 0 + 6 3 = u 1 + v 5 c 15 = 0 + 4 5 = -1 u 2 + v 1 c 21 = 5 + 2 6 = u 2 + v 4 c 24 = 5 + 6 3 = 8 u 2 + v 5 c 25 = 5 + 4 7 = 2 3 1 u 3 + v 1 c 31 = 0 + 2 11 = -9 u 3 + v 3 c 33 = 0 2 6 = -8 2. Penentuan sel keluar P I K G D N G 1 2 3 4 5 suplai 2 5 6 3 5 500 6 10 3 3 7 100 C 11 5 6 6 4 600 100 kapasitas 400 P G D N G 1 2 3 4 5 suplai 2 5 6 3 5 500

I K 6 10 3 3 7 100 C 11 5 6 6 4 600 kapasitas 400 Dari pabrik menuju gudang 1 sebesar unit, biaya 60.000.000,00 Dari pabrik menuju gudang 2 sebesar unit, biaya 100.000.000,00 Dari pabrik menuju gudang 3 sebesar unit, biaya 60. 000.000,00 Dari pabrik menuju gudang 4 sebesar 100 unit, biaya 30.000.000,00 Dari pabrik C menuju gudang 2 s ebesar unit, biaya 100.000.000,00 Dari pabrik C menuju gudang 4 sebesar unit, biaya 120.000.000,00 Dari pabrik C menuju gudang 5 sebesar unit, biaya 80.000.000,00 Total biaya = p. 550.000.000,00 Iterasi-3: 1. Penentuan sel masuk el basis adalah sel 11, 12, 23, 24, 32, 34 dan 35. u 1 + v 1 = 2 u 1 + v 2 = 5 u 2 + v 3 = 3 u 2 + v 4 = 3 u 3 + v 2 = 5 u 3 + v 4 = 6 u 3 + v 5 = 4 isalkan u 1 = 0, maka v 1 = 2; v 2 = 5; u 2 = -3; v 3 = 6; u 3 = 0; v 4 = 6; v 5 = 4

el non basis adalah sel 13, 14, 15, 21, 22, 25, 31 dan 33. u 1 + v 3 c 13 = 0 6 6 = - 12 u 1 + v 4 c 14 = 0 + 6 3 = u 1 + v 5 c 15 = 0 + 4 5 = -1 u 2 + v 1 c 21 = -3 + 2 6 = -7 u 2 + v 2 c 22 = -3 + 5 10 = -8 u 3 + v 1 c 31 = 0 + 2 11 = -9 2. Penentuan sel keluar P I K P I K u 2 + v 5 c 25 = -3 + 4 7 = -6 u 3 + v 3 c 33 = 0 6 6 = -12 G D N G 1 2 3 4 5 suplai 2 5 6 3 5 500 6 10 3 3 7 100 C 11 5 6 6 4 600 kapasitas 400 G D N G 1 2 3 4 5 suplai 2 0 5 6 3 5 500 6 10 3 3 7 100 C 11 5 6 6 4 600 400 kapasitas 400 3 Dari pabrik menuju gudang 1 sebesar unit, biaya 60.000.000,00 Dari pabrik menuju gudang 4 sebesar unit, biaya 60.000.000,00 Dari pabrik menuju gudang 3 sebesar unit, biaya 60.000.000,00

Da ri pabrik menuju gudang 4 sebesar 100 unit, biaya 30. 000.000,00 D ari pabrik C menuju gudang 2 sebesar 400 unit, biaya.000.000,00 Dari pabrik C menuju gudang 5 sebesar unit, biaya 80.000.000,00 Total biaya = p. 490.000.000,00 Iterasi-4: 3. Penentuan sel masuk el basis adalah sel 11, 12, 14, 23, 24, 32 dan 35. u 1 + v 1 = 2 u 1 + v 2 = 5 u 1 + v 4 = 3 u 2 + v 3 = 3 u 2 + v 4 = 3 u 3 + v 2 = 5 u 3 + v 5 = 4 isalkan u 1 = 0, maka v 1 = 2; v 2 = 5; u 2 = 0; v 3 = 3; u 3 = 0; v 4 = 3; v 5 = 4 el non basis adalah sel 13, 15, 21, 22, 25, 31, 33 dan 34. u 1 + v 3 c 13 = 0 + 3 6 = - 3 u 2 + v 1 c 21 = 0 + 2 6 = -4 u 1 + v 5 c 15 = 0 + 4 5 = - 1 u 2 + v 2 c 22 = 0 + 5 10 = - 5 u 2 + v 5 c 25 = 0 + 4 7 = -3 u 3 + v 3 c 33 = 0 + 3 6 = -3 u 3 + v 1 c 31 = 0 + 2 11 = -9 u 3 + v 4 c 34 = 0 + 4 6 = -2 Karena semua nilai sudah negatif, maka tabel sudah optimal. olusi optimalnya dengan demikian sama dengan solusi yang dihasilkan pada iterasi-3, yaitu: Dari pabrik menuju gudang 1 sebesar unit, biaya 60.000.000,00 Dari pabrik menuju gudang 4 sebesar unit, biaya 60.000.000,00

Dari pabrik menuju gudang 3 sebesar unit, biaya 60.000.000,00 Dari pabrik menuju gudang 4 sebesar 100 unit, biaya 30.000.000,00 Dari pabrik C menuju gudang 2 sebesar 400 unit, biaya.000.000,00 Dari pabrik C menuju gudang 5 sebesar unit, biaya 80.000.000,00 Total biaya = p. 490.000.000,00 Kalau anda perhatikan kembali solusi awal yang dihasilkan menggunakan metode biaya terkecil dan pendekatan Vogel, solusi optimal ini sama dengan solusi awal yang dihasilkan dengan kedua metode tersebut. Inilah kelebihan dari kedua metode tersebut, bahkan metode pendekatan Vogel dapa t menghasilkan solusi awal yang jauh lebih baik dibandingkan dengan metode biaya terkecil untuk kasus yang lebih kompleks. TOD DN DY Kadang kala, alokasi dari satu daerah sumber menuju satu daerah tujuan tidak dimungkinkan karena berbagai alasan, diantaranya tidak adanya jalur transportasi, biaya yang sangat mahal, waktu lama melebihi umur ekonomis komoditas, dan lain-lain. Kasus seperti ini diatasi dengan memb erikan biaya yang sangat besar ( besar) pada sel yang bersesuaian jika tujuan adalah minimisasi, atau keuntungan yang sangat-sangat kecil (- besar) jika tujuan adalah maksimisasi. Teknik ini akan memaksa kita untuk tidak mengalokasikan pada sel yang bersangkutan. Perhatikan kasus transportasi dari beberapa gudang distributor menuju agen besar pada daerah pemasaran di bawah ini. anajemen memutusakan tidak akan mengirimkan barang dari gudang 2 ke daerah

pemasaran 3 karena larangan pengiriman komoditas sejenis oleh pemerintah setempat dari luar daerah dimana gudang 2 berlokasi. Tabel di bawah ini menunjukkan biaya pengangkutan per unit komoditas. G N G 1 2 3 4 suplai 1 15 5-13 D 2 6 10 20 3 3 10 15 10 8 350 N 4 11 5 16 9 350 G kapasitas 400 Tabel transportasinya adalah: T J N 1 2 3 4 suplai 1 15 5 13 2 6 10 20 3 4 10 15 10 8 350 3 11 5 16 9 350 kapasitas 400 olusi awal dengan metode pendekatan Vogel adalah: 1 2 T J N 3 4 suplai elisih

1 15 5 13 8 2 6 10 20 3 3 3 10 15 10 8 350 2 4 11 5 16 9 350 4 kapasitas 400 selisih 4 0 6 5 T J N 1 2 3 4 suplai elisih 1 15 5 13 8 2 6 10 20 3 3 3 10 15 10 8 350 2 4 11 5 16 9 350 4 ka pasitas 400 selisih 4 0, 5 6 5 T J N 1 2 3 4 suplai elisih 1 15 5 13 8 2 6 10 20 3 3,4 3 10 15 10 8 350 2,5 4 11 5 16 9 350 4,9 kapasitas 400

selisih 4 0,5 6 5 T J N 1 2 3 4 suplai elisih 1 15 5 13 8 2 6 10 20 3 3, 4 3 10 15 10 8 350 2,5 4 11 5 16 9 350 4, 9 ka pasitas 400 selisih 4 0,5 6 5 T J N 1 2 3 4 suplai elisih 1 15 5 13 8 2 6 10 20 3 3, 4 0 3 10 15 10 8 350 2, 5 4 11 5 16 9 350 4, 9 ka pasitas 400 selisih 4 0,5 6 5 T J 1 2 3 4 suplai elisih 1 15 5 13 8 2 6 10 20 3 0 3, 4 N

3 10 15 10 8 350 2,5 150 4 11 5 16 9 350 4, 9 150 kapasitas 400 selisih 4, 1 0,5 6 5 Jumlah sel bas is (sel yang terisi) seharusnya adalah m+n-1 = 4 + 4-1 = 7. Jumlah yang terisi pada solusi awal dengan metode pendekatan Vogel di atas sebanyak 7, dengan demikian solusi awal tersebut dinyatakan layak. Penentuan solusi optimal dilakukan menggunakan metode odi. 1. sel masuk untuk setiap sel basis (sel 12, 21, 24, 31, 33, 41 dan 42), hitung u i + vj = c ij u 1 + v 2 = 5; u 2 + v 1 = 6; u 2 + v 4 = 3; u 3 + v 1 = 10; u 3 + v 3 = 10; u 4 + v 1 = 11; u 4 + v 2 = 5; m isalkan v 2 = 0, maka u 1 = 5 ; u 2 = -5; u 3 = -1; u 4 = 5; v 1 = 11; v 3 = 11; v4 = 8; untuk setiap sel non basis (11, 13, 14, 22, 23, 32, 34, 43 dan 44), hitung u 1 + v 1 c 11 = 5 + 11 15 =1; u 1 + v 3 c 13 = 5+11- = -; u 1 + v 4 c 14 = 5 + 5 13 = -3; u 2 + v 2 c 22 = -5 + 0 10 = -15; u 2 + v 3 c 23 = -5 + 11 20 = -14; u 3 + v 2 c 32 = -1 + 0 15 = -16; u 3 + v 4 c 34 = -1 + 8 8 = -1; u 4 + v 3 c 43 = 5 + 11 16 = 0; u 4 + v 4 c 44 = 5 + 8 94= 2. el keluar Pembentukan loop, diawali dan diakhir pada sel 44. T J N

1 2 3 4 suplai 1 15 5 13 2 6 10 20 3 0 3 10 15 10 8 350 150 4 11 5 16 9 350 150 kapasitas 400 ejumlah 0 komoditas diperpindahkan karena sel 21 yang masuk dalam loop memuat paling sedikit yaitu 0. T J N 1 2 3 4 suplai 1 15 5 13 2 6 10 20 3 3 10 15 10 8 350 150 4 11 5 16 9 350 150 0 kapasitas 400 1. Pemeriksaan optimalitas dan penentuan sel masuk. a. untuk setiap sel basis (sel 12, 24, 31, 33, 41, 42 dan 44), hitung ui + v j = c ij u 1 + v 2 = 5 ; u 2 + v 4 = 3; u 3 + v 1 = 10 ; u 3 + v 3 = 10; u4 + v 1 = 11; u 4 + v 2 = 5; u 4 + v 4 = 9; misalkan u 1 = 0, maka u 2 = -6; u 3 = -1; u 4 = 0; v 1 = 11; v 2 = 5; v 3 = 11; v 4 = 9; b. untuk setiap sel non basis (11, 13, 14, 21, 22, 23, 32, 34 dan 43), hitung

u 1 + v 1 c 11 = 0 + 11 15 = - 4; u 1 + v 3 c 13 = 0+11- = -; u 1 + v 4 c 14 = 0 + 9 13 = -4; u 2 + v 1 c 21 = - 6 + 11 6 = -1; u 2 + v 2 c 22 = -6 + 5 10 = -11; u + v c 23 = - 6 + 11 20 = -15; 2 3 u + v c 3 2 32 = -1 + 5 15 = -11; u + v c = -1 + 9 8 = 0; 3 4 34 u + v c = 0 + 11 16 = -5; 4 3 43 Karena semua nilai sudah 0, maka tabel sudah optimal. Cara penyelesaian di atas dapat dilakukan jika total suplai pada semua daerah sumber sama dengan total permintaan pada semua daerah tujuan ( a i = b j ). Jika syarat ini tidak dipenuhi, maka kita harus menggunakan dummy. Jika a i > b j, maka kita perlukan menambahkan dummy tujuan. Jika a i < b j, maka kita perlukan menambahkan dummy sumber. Dummy ini hanya bersifat sementara, hanya ada dalam perhitungan. Perhatikan kembali kasus pendistribusian produk dari beberapa gudang menuju daerah pemasaran di atas. eandainya permintaan agen 3 di daerah pemasaran meningkat menjadi, maka total suplai akan lebih kecil dari total permintaan ( a i < b j ). upaya kasus ini dapat diselesaikan, kita memerlukan dummy sumber. eperti yang telah disebutkan sebelumnya, dummy hanya ada di kertas (membantu perhitungan), tidak akan dapat ditemukan dalam dunia nyata; oleh karena itu, biaya pada sel baris/kolom dummy adalah 0. Tabel transportasi akan menjadi seperti berikut: T J N 1 2 3 4 suplai

1 15 5 13 2 6 10 20 3 3 10 15 10 8 350 4 11 5 16 9 350 Dummy 0 0 0 0 100 kapasitas 400 enggunakan metode pendekatan Vogel, akan diperoleh solusi awal di bawah. Jika anda periksa selanjutnya, solusi awal dengan metode pendekatan Vogel tersebut sudah optimal. T J N 1 2 3 4 suplai 1 15 5 13 2 6 10 20 3 3 10 15 10 8 350 150 4 11 5 16 9 350 150 0 Dummy 0 0 100 0 0 100 kapasitas 400