Pendakian Bukit (Hill Climbing)

dokumen-dokumen yang mirip
Pencarian. Kecerdasan Buatan Pertemuan 3 Yudianto Sujana

KECERDASAN BUATAN METODE HEURISTIK / HEURISTIC SEARCH ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST., M.KOM

BAB III METODE PELACAKAN/PENCARIAN

KECERDASAN BUATAN. Simple Hill Climbing. Disusun Oleh:

BAB IV TEKNIK PELACAKAN

SISTEM PENENTUAN LINTASAN TERPENDEK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA SIMPLE HILL CLIMBING

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA SIMPLE HILL CLIMBING

PENCARIAN RUTE TERPENDEK ARENA KONTES ROBOT PEMADAM API INDONESIA (KRPAI) MENGGUNAKAN ALGORITMA HILL CLIMBING

Metode Pencarian & Pelacakan dengan Heuristik

Case Study : Search Algorithm

HEURISTIC SEARCH. Irvanizam Zamanhuri, M.Sc Dr. Taufiq A. Gani, M.EngSc

Teknik Pencarian Heuristik

memberikan output berupa solusi kumpulan pengetahuan yang ada.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh pemilik kos sedangkan lama waktu penyewaan ditentukan sendiri

INTELEGENSI BUATAN. Pertemuan 2,3 Problem, Space, Search. M. Miftakul Amin, M. Eng. website :

METODE PENCARIAN DAN PELACAKAN

Contoh 4/7/ HEURISTIC METHOD. Pencarian Heuristik

LAMPIRAN 1. Proses Pembuatan Kopi Tanpa Ampas. Green Bean Kopi Tempur. Jadi. Digiling. Diseduh. Jadi. Hasil Seduhan Kopi Tempur. Disaring.

Search Strategy. Search Strategy

Pencarian Rute Terpendek pada Tempat Wisata di Kota Bogor Menggunakan Metode Heuristik

BAB 2 LANDASAN TEORI Visualisasi

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE HILL CLIMBING

Combinatorics. Aturan Jumlah. Teknik Menghitung (Kombinatorik) Contoh

7. LAMPIRAN Formula Adonan Arem-Arem 1 kilogram beras 3 liter santan Kara yang diencerkan 1 sachet royco rasa daging ayam Daun pandan

Artificial Intelegence/ P_3 EKA YUNIAR

HEURISTIC SEARCH UTHIE

Sistem Kecerdasan Buatan. Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian Solusi. Masalah. Masalah Sebagai Ruang Keadaan 10/7/2015

UJI KECOCOKAN ( MATCHING TEST

ANALISA ALGORITMA GENETIKA DALAM TRAVELLING SALESMAN PROBLEM SIMETRI. Lindawati Syam M.P.Siallagan 1 S.Novani 2

Sudaryatno Sudirham. Permutasi dan Kombinasi

7. LAMPIRAN Perhitungan. Perhitungan jumlah fortifikan yang ditambahkan : AKG zat besi wanita = 18 mg/hari

BAB 1 PENDAHULUAN. ini akan semakin tinggi.apalagi pada tahun ini terjadi kenaikan harga bahan bakar

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Proses Pembuatan Torakur. a b c d

Penerapan Metode Hill Climbing Pada Sistem Informasi Geografis Untuk Mencari Lintasan Terpendek

KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL.. xviii. 1.1 Latar Belakang Masalah 1

Contoh. Teknik Menghitungdan Kombinatorial. Contoh. Combinatorics

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Analisa Data Karakteristik fisik nugget ikan nila

ANALISA KEBUTUHAN WAKTU PADA PROSES PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM

Aplikasi Teori Peluang dalam Permainan Poker

KUISIONER. 2. Apakah anda pernah mengkonsumsi Jelly (dalam kemasan cup dan siap dikonsumsi) a) Ya, alasannya

PENERAPAN ALGORITMA STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING DAN LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) DALAM GAME SLIDE PUZZLE PENGENALAN SEMBILAN SUNAN BERBASIS ANDROID

Permainan Bergenre Petualangan (Adventure Game) Berbasis Android Dengan Konten Pembelajaran Huruf Hijaiyah/Bahasa Arab

Modul Bahan Ajar KECERDASAN BUATAN

STEGANOGRAFI PADA MULTIPLE IMAGES 24 BITS

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PENERAPAN SOCIALLY OPTIMAL CHOICE FUNCTION DALAM STRATEGI DOMINAN LINA YASMINA MAHBUBAH

Perancangan Kriptografi Block Cipher 64 Bit Berbasis pada Pola Terasering Artikel Ilmiah

I. KECERDASAN BUATAN Pengampu : Idhawati Hestiningsih

Penggunaan Teori Kombinatorial dalam CAPTCHA

PENGEMBANGAN PRODUK & EVALUASI SENSORIS

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat untuk pertanyaan-pertanyaan dibawah ini

I. PENGANTAR KECERDASAN BUATAN

Artikel Ilmiah. Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

BAB I PENDAHULUAN. generasi pertama pada tahun 1972 dikenal dengan game konsol yang dikeluarkan

PENYELESAIAN MASALAH 8 PUZZLE DENGAN ALGORITMA HILL CLIMBING STEPEST ASCENT LOGLIST HEURISTIK BERBASIS JAVA

Lampiran 1. Worksheet Uji Ranking Hedonik Konsentrasi Rumput Laut. Worksheet Uji Ranking Hedonik ABCD 11 BCDA 12 CDAB 13 DABC 14 ACBD 15

ALGORITMA PENCARIAN. 1. Iterative-Deepening Depth-First Search (IDS) Nama : Gede Noverdi Indra Wirawan Nim : Kelas : VI A

Lampiran 1. Lembar Worksheet dan Scoresheet Penentuan Komposisi Selai Pepaya

PENERAPAN METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING PADA MODEL PENCARIAN RUTE TERDEKAT FASILITAS PELAYANAN DARURAT DI KOTA BOGOR BERBASIS ANDROID

Implementasi S-Box AES Dan Komparasi Rancangan Permutation Box (P-Box) Dalam Skema Super Enkripsi. Artikel Ilmiah

Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian

Pengembangan Produk Baru & Evaluasi Sensoris

Masalah, Ruang Keadaan dan Pencarian 4/7/2016. fakultas ilmu komputer program studi informatika

Kecerdasan Buatan Pendahuluan kecerdasan tiruan Artificial Intelligence kecerdasan buatan

PROTOTIPE IMPLEMENATSI ALGORITHMA HILLCLIMBING UNTUK MEMBUAT JADWAL PRODUKSI GARMENT DI PT XX

ALGORITMA PENCARIAN (HEURISTIC)

Kompresi Pohon dengan Kode Prüfer

Lampiran 1. Gambar Nugget Jamur Berbasis Tepung Kacang Hijau

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penerapan Algoritma Backtracking dalam Permainan Futoshiki Puzzle

SEARCHING. Blind Search & Heuristic Search

BAB 1 PENDAHULUAN. memarkirkan mobilnya di tempat-tempat perparkiran yang cukup sibuk seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Update 2012 DESAIN DAN ANALISIS ALGORITMA SEARCHING

1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komputer yang semakin pesat dapat digunakan untuk membantu mempermudah manusia dalam melakukan

LESSON 5 : INFORMED SEARCH Part I

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

03/03/2015. Agenda Teknik Dasar Pencarian Teknik Pemecahan Masalah Strategi Pencarian Mendalam Pencarian Heuristik

PENGGUNAAN METODE HILL CLIMBING UNTUK PENCARIAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI TENGAH

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND

Metode Searching. Blind/Un-informed Search. Heuristic/Informed Search. Breadth-First Search (BFS) Depth-First Search (DFS) Hill Climbing A*

DEPARTEMEN MATEMATIKA

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE TABU SEARCH

PENERAPAN METODE HILL CLIMBING UNTUK PENCARIAN RUTE LOKASI KULINER TERDEKAT DI SUMATERA UTARA BERBASIS ANDROID

Studi Pohon Steiner dan Penggunaannya dalam Perancangan Chip dan Jaringan

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya, wisata belanja, hingga wisata Alam. Untuk menarik minat

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM DITRIBUSI HASIL PRODUKSI BUKU PADA PT. BINA PUTRA MANDIRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut harus terhubung dengan telepon rumah. Hal ini dikenal dengan Dial-Up

Pengukuran adalah penempatan angka (atau bilangan) pada objek atau peristiwa menurut aturan. SKALA merupakan bagian dari aturan penempatan angka itu

Kombinatorik: Prinsip Dasar dan Teknik

Sebelumnya... Best-First Search Greedy Search A* Search, karena boros memory, dimunculkan variannya (sekilas): IDA* SMA* D* (DWA*) RBFS Beam

(a) Nugget ayam kontrol, (b) Nugget ayam 10% rumput laut, (c) Nugget ayam 20% rumput laut, (d) Nugget ayam 30% rumput laut

7. LAMPIRAN. selama 15 menit.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui

Transkripsi:

Pendakian Bukit (Hill Climbing) Metde ini hampir sama dengan metde pembangkitan & pengujian, hanya saja prses pengujian dilakukan dengan menggunakan fungsi heuristik. Pembangkitan keadaan berikutnya sangat tergantung pada feedback dari prsedur pengetesan. Tes yang berupa fungsi heuristic ini akan menunjukkan seberapa baiknya nilai terkaan yang diambil terhadap keadaan-keadaan lainnya yang mungkin. Simple Hill Climbing Algritma 1. Mulai dari keadaan awal, lakukan pengujian: jika merupakan tujuan, maka berhenti; dan jika tidak, lanjutkan dengan keadaan sekarang sebagai keadaan awal. 2. Kerjakan langkah-langkah berikut sampai slusinya ditemukan, atau sampai tidak ada peratr baru yang akan diaplikasikan pada keadaan sekarang: Cari peratr yang belum pernah digunakan; gunakan peratr ini untuk mendapatkan keadaan yang baru. Evaluasi keadaan baru tersebut. Jika keadaan baru merupakan tujuan, keluar. Jika bukan tujuan, namun nilainya lebih baik daripada keadaan sekarang, maka jadikan keadaan baru tersebut menjadi keadaan sekarang. Jika keadaan baru tidak lebih baik daripada keadaan sekarang, maka lanjutkan iterasi. Cnth : Traveling Salesman Prblem (TSP) Serang salesman ingin mengunjungi n kta. Jarak antara tiap-tiap kta sudah diketahui. Ingin diketahui rute terpendek dimana setiap kta hanya bleh dikunjungi tepat 1 kali.

Operatr yang akan kita gunakan, adalah menukar urutan psisi 2 kta dalam suatu lintasan. Apabila ada n kta, dan kita ingin mencari kmbinasi lintasan dengan menukar psisi urutan 2 kta, maka kita akan mendapatkan sebanyak : n! 2t(n-2)l Sehingga kalau ada 4 kta, kita bisa memperleh : kmbinasi. Keenam kmbinasi ini akan kita pakai semuanya sebagai peratr, yaitu: * Tukar 1, 2 (menukar urutan psisi kta ke-1 dengan kta ke-2). * Tukar 2, 3 (menukar urutan psisi kta ke-2 dengan kta ke-3). * Tukar 3, 4 (menukar urutan psisi kta ke-3 dengan kta ke-4). * Tukar 4, 1 (menukar urutan psisi kta ke-4 dengan kta ke-1). * Tukar 2, 4 (menukar urutan psisi kta ke-2 dengan kta ke-4). * Tukar 1, 3 (menukar urutan psisi kta ke-1 dengan kta ke-3). Pada Gambar 2.22 terlihat bahwa, pada keadaan awal, lintasan terpilih adalah ABCD (=19). Pada level pertama, hill climbing akan mengunjungi BACD (=17) yang ternyata memiliki nilai heuristic lebih kecil dibandingkan dengan ABCD (17<19), sehingga BACD menjadi pilihan selanjutnya dengan peratr

terpakai Tukar1,2. Pada level kedua, hill climbing akan mengunjung ABCD. Karena peratr Tukar 1, 2 sudah digunakan leh BACD, maka dipilih nde yang lain yaitu BCAD (=15). Karena nilai heuristik BCAD lebih kecil dibanding dengan BACD (15<17), maka nde BCAD akan menjadi pilihan selanjutnya dengan peratr Tukar2,3. Kemudian hill climbing akan mengunjungi CBAD (=20). Karena nilai heuristik CBAD lebih besar jika dibanding dengan BCAD (20>17), maka dipilih nde lain. Pencarian menuju ke nde BACD, karena peratr Tukar2,3 sudah pernah digunakan leh BCAD, maka dipilih nde lain. Kunjungan berikutnya ke nde BCDA (=18). Niiai inipun masih lebih besar dari niiai heuristic BCAD, sehingga dipilih nde lain. Nde vang dikunjungi berikutnya adalah DCAB (=19). Nilai heuristic DCAB ternyata juga lebih besar dibanding dengan BCAD, sehingga pencarian dilarrjutkan di nde lainnya lagi, yaitu BDAC (=14). Nilai heuristik ini sudah lebih kecil daripada nilai heuristik nde BCAD (14<15), maka sekarang nde ini yang akan diekplrasi. Pencarian pertama ditemukan nde DBAC (=21), yang lebih besar daripada nilai BDAC. Nilai heuristik yang lebih kecil diperleh pada nde BDCA (=13). Sehingga nde BDCA ini akan diekplrasi. Pencarian pertama sudah mendapatkan nde dengan nilai heuristik yang kebih kecil, yaitu DBCA (=12). Sehingga nde ini diekplrasi juga. Dari hasil ekplrasi dengan pemakaian semua peratr, ternyata sudah tidak ada nde yang memiliki nilai heuristik yang lebih kecil disbanding dengan nilai heuristik DBCA, sehingga sebenarnya nde DBCA (=12) inilah lintasan terpendek yang kita cari (SOLUSI). Misalkan kita tidak menggunakan semua peratr, melainkan kita hanya menggunakan 4 peratr pertama saja, yaitu : * Tukar 1,2 (menukar urutan psisi kta ke'1 dengan kta ke'2). * Tukar 2, 3 (menukar urutan psisi kta ke-2 dengan kta ke'3). * Tukar 3,4 (menukar urutan psisi kta ke-3 dengan kta ke'4). * Tukar 4, 1 (menukar urutan psisi kta ke-4 dengan kta ke'l). maka pencarian dengan simple hill climbing ini dapat dilihat pada Gambar 2.23. Lintasan terpendek yang diperleh adalah B-C-A-D yaitu sebesar 15. Disini kita akan terjebak pada nilai minimum lcal yang disebabkan leh kurangnya peratr yang kita gunakan. Kita tidak dapat memperleh nilai minimum glbalnya yaitu sebesar 12.

Steepest Ascent Hill Climbing Steepest-ascent hill climbing sebenarnya hampir sama dengan simple hill climbing, hanya saja gerakan pencarian tidak dimulai dari psisi paling kiri. Gerakan selanjutnya dicari berdasarkan nilai heuristik terbaik. Dalam hal ini urutan penggunaan peratr tidak menentukan penemuan slusi. Steepest-ascent hill climbing sebenarnya hampir sama dengan simple hill climbing, hanya saja gerakan pencarian tidak dimulai dari psisi paling kiri. Gerakan selanjutnya dicari berdasarkan nilai heuristik terbaik. Dalam hal ini urutan penggunaan peratr tidak menentukan penemuan slusi. Algritma 1. Mulai dari keadaan awal, lakukan pengujian: jika merupakan tujuan, maka berhenti; dan jika tidak, lanjutkan dengan keadaan sekarang sebagai keadaan awal. 2. Kerjakan hingga tujuan tercapai atau hingga iterasi tidak memberikan perubahan pada keadaan sekarang. 3. Tentukan SUCC sebagai nilai heuristic terbaik dari successrsuccessr. 4. Kerjakan untuk tiap peratr yang digunakan leh keadaan sekarang: 5. Gunakan peratr tersebut dan bentuk keadaan baru. 6. Evaluasi keadaan baru tersebut. Jika merupakan tujuan, keluar. Jika bukan, bandingkan nilai heuristiknya dengan SUCC. Jika lebih baik, jadikan nilai heuristic keadaan baru tersebut sebagai SUCC. Namun jika tidak lebih baik, nilai SUCC tidak berubah. 7. Jika SUCC lebih baik daripada nilai heuristic keadaan sekarang, ubah nde SUCC menjadi keadaan sekarang.

Pada Gambar 2.24, terlihat bahwa, keaclaan awal, iintasan terpiiih adalah ABCD (19). Pada level pertama, hili climbing akan rnemiiih nilai heuristik terbaik dari keenam succesr yang ada, yaitu: BACD(17), ACBD(12), ABDC(I8), DBCA(12), ADCB (18) atau CBAD(20). Tentu saja yang terpilih adalah ACBD, karena memiliki nilai heuristik paling kecil (=12;. Dari ACBD ini akan dipilih nilai heuristik terbaik dari succesrnya yaitu: CABD(15), ABCD(19), ACDB(13), DCBA(19), ADBC(16) atau BCAD(15). Ternyata dari keenam successr tersebut memiliki nilai heuristik yang lebih besar disbanding dengan ACBD. Sehingga tidak akan ada perubahan nilai keadaan (tetap ACBD). Hasil yang diperleh, lintasannya adalah ACBD (12).