Desember 2016 RESEARCH TEAM

dokumen-dokumen yang mirip
Juni 2017 RESEARCH TEAM

Monthly Market Update

Monthly Market Update

Monthly Market Update

November 2016 Highlight 5/2016. Pertumbuhan Harga Properti Residential Masih Lambat

Monthly Market Update

Monthly Market Update

SMF Highlight PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN 2016 : MELAMBAT. Februari 2017 Highlight 2/2017

SMF Highlight AWAL TAHUN 2017, PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN MELAMBAT. Maret 2017 Highlight 3/2017

Informasi Pembiayaan Perumahan

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Mei 2017 RESEARCH TEAM

Monthly Market Update

Monthly Market Update

Monthly Market Update

Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik

Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik

Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik

MACROECONOMIC REPORT JUNI, 2014

Sinyal Negatif. Technical Analysis Stock Shoot 3 Juni Infrastructure. Target Juni 13 Juni Analisa teknis.

R i Danareksa Research Institute

Level psikologis IHSG terletak di angka Resistance 3 4,947 Resistance 2 4,936 Resistance 1 4,931. Pivot Point 4,925

R i Danareksa Research Institute

Juni Danareksa Investment Management PEREKONOMIAN GLOBAL. Perekonomian Amerika ( AS )

R i Danareksa Research Institute

MACROECONOMIC REPORT JULI, 2014

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

R i Danareksa Research Institute

PENGHARGAAN DI TAHUN 2008

1. Tinjauan Umum

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

MACROECONOMIC REPORT AGUSTUS, 2014

R i Danareksa Research Institute

Trend Analysis 3 April 2014

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

MARKET CORNER. Technical Approach October 8 th, 2014 SIKLUS YANG BERULANG DI IHSG?

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

Sinyal Netral. Technical Analysis Stock Shoot 2 Juni Jakarta Composite Index. Target Potensi bulanan Terendah Tertinggi 5.

expenditure) naik 0,4 persen dibulan Mei. Pertumbuhan keduanya tercatat melambat

Perkembangan Hari Ini

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

Perkembangan Hari Ini

Weekly Technical View

PT Adaro Energi Tbk. On track to build a bigger and better ADRO. Company Profile. ADRO Key Takeaway Investor Day 2010

Weekly Technical View

Perkembangan Hari Ini

Weekly Technical View

Pola Indikator Teknikal

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Market Maker 12 Desember 2017 Ver.1.581

Weekly Technical View

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Weekly Technical View

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

R i Danareksa Research Institute

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

PERAN KEBIJAKAN MONETER DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

What Next? IHSG & Dow Jones. Time Frame Short term. Signal : Technical Analysis outlook 28 January PM

Elastisitas Outstanding Kredit Pemilikan Rumah dan Apartemen Terhadap Indikator Pasar Perumahan. Oleh : Tim Riset

The Right time to Trade

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Trade The Trend. Technical Analysis update Rabu, 29 January AM Time Frame Short Term. Risk Profile:

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

GLOBAL OUTLOOK 1 NOVEMBER 2017

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

GLOBAL OUTLOOK 4 SEPTEMBER 2017

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

CARLINK PRO MIXED Dana Investasi Campuran 31-Jan-17 NAV: 2,

GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

Banking Sector. Kinerja Perbankan Grafik Pertumbuhan DPK Bank Umum (miliar Rupiah)

Weekly Technical View

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Inflation Targeting Framework (ITF) tidaklah cukup untuk mengatasi. krisis ekonomi dan keuangan, maka perlu adanya sebuah instrument

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan

Transkripsi:

RESEARCH TEAM

Ringkasan Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% yoy pada kuartal ketiga 2016, lebih tinggi dari Q3 2015 sebesar 4,74% yoy atau lebih rendah dari Q2 2016 sebesar 5,18% yoy. PDB kuartal ketiga 2016 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh positif ke 5,01% yoy atau dengan share 55,32%. Sedangkan konsumsi pemerintah tumbuh negatif di level -2,79%. Pada terjadi inflasi sebesar 0,42% mom dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 126,71, setelah di bulan sebelumnya terjadi inflasi sebesar 0,47% mom. Secara tahunan, laju inflasi mencapai 3,02% yoy. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14-15 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-days Repo Rate di level 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing sebesar 4,00% dan 5,50%. Rupiah tercatat terapresiasi tipis sebesar 0,84% dari level Rp13.555/US$ pada akhir bulan November 2016 ke level Rp13.441/US$ pada akhir bulan. Menguatnya rupiah disebabkan oleh meredanya tekanan di pasar global paska Trump effect serta meningkatnya indeks manufaktur Indonesia diikuti oleh laju inflasi yang terjaga. Meskipun demikian, nilai tukar rupiah diprediksi cenderung stagnan seperti level pada. Hal ini disebabkan karena aksi wait and see terhadap arah kebijakan Trump. Rupiah diprediksi kembali menguat setelah Trump menyampaikan arah kebijakan ekonominya. Pergerakan yield SUN selama bulan diwarnai fase bearish, ditandai dengan kenaikan yield rata-rata sebesar 23,23bps dibandingkan bulan lalu. Melemahnya kinerja pasar obligasi pada bulan Desember dipicu oleh kenaikan Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25bps ke level 0,5%-0,75%. Pasar juga semakin tertekan dengan outlook kenaikan FFR pada tahun 2017. The Fed memproyeksi setidaknya ada tiga kali kenaikan FFR dengan range di posisi 1,1%-1,6% pada tahun 2017. Meskipun demikian, pada pertengahan bulan Desember pasar sempat berbalik bullish didorong oleh kenaikan outlook peringkat Indonesia dari stabil menjadi positif oleh lembaga pemeringkat Fitch Ratings. Pada, rata-rata suku bunga dasar (SBDK) KPR dari 10 besar Bank Penyalur KPR di Indonesia mencapai 10,48%, tidak mengalami perubahan dari rata-rata SBDK bulan lalu. SBDK KPR tertinggi yang ditawarkan sebesar 11,50% yakni Bank Panin, sedangkan SBDK KPR terendah sebesar 9,75% yaitu Maybank. Suku bunga dasar KPR diproyeksikan berada dikisaran 10,50% 10,45% pada kuartal I tahun 2017. Data statistik perbankan Indonesia mencatatkan outstanding KPR per bulan Oktober 2016 sebesar Rp343,638 triliun, mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar 0,54% (mom). Outstanding KPR Oktober 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 7,12% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 (yoy). Porsi KPR terbesar adalah bank pemerintah sebesar 55%. Sedangkan total outstanding KPR dan KPA per bulan Oktober 2016 sebesar Rp356,381 triliun. Pertumbuhan KPR dan KPA diproyeksikan masih melambat dengan dikisaran 6,8%-8,0% yoy di tahun 2016. 1

Outstanding KPR Syariah per bulan Oktober 2016 sebesar Rp49,263 triliun, mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar 2,01% (mom) atau sebesar 16,41% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 (yoy). Total outstanding KPR dan KPA Syariah per bulan Oktober 2016 sebesar Rp50,726 triliun. Persentase NPL KPR Syariah pada Oktober 2016 mengalami penurunan menjadi 2,50% dibandingkan periode September 2016 yakni sebesar 2,53%. SMF Building Permit Index (SMF-BPI) masih menunjukkan sinyal perlambatan. Pada bulan November 2016, SMF-BPI melambat -34,9% mom (-41% yoy) ke level 177,3. Pada bulan sebelumnya pertumbuhan SMF-BPI sebesar -24,2% mom (-15,5% yoy) atau di level 272,1. Data SMF Building Permit Index Residential (SMF-BPI Residential) juga menunjukkan sinyal yang sama. Pada bulan November 2016, SMF-BPI Residential melambat -29,7% mom (-55,7% yoy) ke level 98,7. Pada bulan sebelumnya pertumbuhan SMF-BPI Residential sebesar -24,4% mom (-41,8% yoy) atau di level 140,3. Hal tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan pembangunan rumah tapak masih melambat. Harga properti residensial pada triwulan III-2016 meningkat dari triwulan sebelumnya. Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan III-2016 berada pada level 193,83 atau tumbuh 0,36% (qtq). Namun, pertumbuhan IHPR pada triwulan III-2016 tersebut melambat dibandingkan pertumbuhan IHPR pada triwulan II-2016 dan triwuian I-2016 yang tercatat masing-masing sebesar 0,64% (qtq) dan 0,99% (qtq). Secara triwulanan (qtq), perlambatan kenaikan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe besar. Secara tahunan, harga properti residensial tumbuh melambat di level 2,75% (yoy), melambat dibandingkan 3,39% (yoy) pada triwulan II-2016. (Sumber: Survey Harga Properti Residensial) Data Survey Harga Properti Residensial BI menyebutkan bahwa pada triwulan III-2016, fasilitas KPR masih menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi pembelian properti. Sebagian besar konsumen (74,77%) memilih fasilitas KPR dalam transaksi pembelian properti, kemudian berturutturut adalah tunai bertahap (17,62%) dan tunai (7,61%). Namun, proporsi pembelian properti secara KPR pada triwulan III-2016 tersebut menurun dari triwulan sebelumnya sebesar 75,68%. (Sumber: Survey Harga Properti Residensial) 2

DAFTAR ISI RINGKASAN... 1 DAFTAR ISI... 3 MAKRO EKONOMI... 4 Produk Domestik Bruto... 4 Inflasi... 5 BI 7-days Reverse Repo Rate... 6 Nilai Tukar USD-IDR... 7 PASAR SURAT UTANG... 8 INFORMASI PENYALUR KPR... 10 Outstanding KPR... 10 Non Performing Loan (NPL) KPR... 11 Outstanding KPR Syariah...12 Loan to Funding Ratio Perbankan...13 Suku Bunga Dasar KPR...14 SMF BUILDING PERMIT INDEX...15 INDEKS HARGA PROPERTI RESIDENTIAL......16 3

MAKROEKONOMI Produk Domestik Bruto Market Comment Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% yoy pada kuartal ketiga 2016, lebih tinggi dari Q3 2015 sebesar 4,74% yoy atau lebih rendah dari Q2 2016 sebesar 5,18% yoy. PDB kuartal ketiga 2016 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh positif ke 5,01% yoy atau dengan share 55,32%. Sedangkan konsumsi pemerintah tumbuh negatif di level - 2,79%. Menurut lapangan usaha, sektor informasi dan komunikasi mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,2% yoy, diikuti sektor jasa keuangan dan asuransi yang mengalami pertumbuhan 8,83% yoy, serta sektor transportasi dan pergudangan sebesar 8,2% yoy. Sumber : BPS Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% di Q3 2016 Melambatnya perekonomian Indonesia pada Q3 2016 terutama disebabkan kontraksi konsumsi pemerintah menyusul restrukturisasi APBN yang dilakukan oleh pemerintah. Konsumsi rumah tangga dan LNPRT tetap tumbuh bagus sejalan inflasi yang terjaga dan indeks kepercayaan konsumen yang tetap tinggi serta tren suku bunga yang mulai menurun. Prospek: Secara triwulanan, perekonomian Indonesia di kuartal IV diproyeksikan akan mengalami kontraksi karena faktor musim, dimana produksi sektor pertanian akan turun signifikan karena musim paceklik. Namun, karena sifatnya musiman, maka pertumbuhan ekonomi tahunan diproyeksikan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan selama 3 triwulan. Untuk tahun 2017, motor pertumbuhan ekonomi masih bertumpu pada konsumsi pemerintah, rumah tangga, dan investasi. 4

Inflasi : (0,42% mom, 3,02% yoy) Inflasi 2012 4,36% Inflasi 2013 8,08% Inflasi 2014 8,36% Inflasi 2015 3,35% Sumber : BPS Grafik Inflasi Pada terjadi inflasi sebesar 0,42% mom dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 126,71, setelah dibulan sebelumnya terjadi inflasi sebesar 0,47% mom. Secara tahunan, laju inflasi mencapai 3,02% yoy. BPS mencatat bahwa inflasi pada tahun 2016 sebesar 3,02%. Tingkat inflasi tahun 2016 tersebut merupakan yang terendah sejak tahun 2010, dimana tingkat inflasi tahun 2011 sebesar 3,79%; tahun 2012 sebesar 4,36%; tahun 2013 sebesar 8,08%; tahun 2014 sebesar 8,36% dan tahun 2015 sebesar 3,35%. Penyebab inflasi di adalah adanya kenaikan tarif angkutan udara karena natal dan tahun baru. Sementara harga-harga pangan cenderung stabil. Prospek: Untuk tahun 2017, laju inflasi diperkirakan lebih tinggi daripada laju inflasi tahun 2016. Kenaikan tersebut disebabkan oleh administered prices dari kenaikan tarif listrik dan kemungkinan kenaikan BBM. Sumber : BPS 5

BI 7-days Reverse Repo Rate Data 7-days Reverse Repo Agustus 2016 5,25% September 2016 5,00% Oktober 2016 4,75% November 2016 4,75% 4,75% Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14-15 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-days Repo Rate di level 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing sebesar 4,00% dan 5,50%. Prospek: Untuk bulan Januari 2017, BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level 4,75%. Hal tersebut didasari oleh kemungkinan adanya sentimen negatif dari eksternal, sehingga kecil peluang BI untuk tetap agresif mendorong kebijakan moneter yang longgar. Sumber : BI 6

Nilai Tukar USD-IDR Rupiah tercatat terapresiasi tipis sebesar 0,84% dari level Rp13.555/US$ pada akhir bulan November 2016 ke level Rp13.441/US$ pada akhir bulan. Menguatnya rupiah disebabkan oleh meredanya tekanan di pasar global paska Trump effect serta meningkatnya indeks manufaktur Indonesia diikuti oleh laju inflasi yang terjaga. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar Periode (Sumber: Bloomberg) Prospek: Kedepan, nilai tukar rupiah diprediksi cenderung stagnan seperti level pada. Hal ini disebabkan karena aksi wait and see terhadap arah kebijakan Trump. Rupiah diprediksi kembali menguat setelah Trump menyampaikan arah kebijakan ekonominya. 7

PASAR SURAT UTANG Pergerakan yield SUN bulan diwarnai fase bearish dengan kenaikan rata-rata sebesar 23,23bps mom dibanding bulan sebelumnya. Rata-rata Tenor SUN Premium Pasar CB AAA CB AA+ 1 6.84 165 177 2 7.30 167 179 3 7.53 168 179 5 7.66 168 187 7 7.74 171 200 10 7.80 173 216 *CB : Corporate Bonds (Obligasi Korporasi) Sumber : IBPA, diolah Pergerakan yield SUN selama bulan Desember 2016 diwarnai fase bearish, ditandai dengan kenaikan yield rata-rata sebesar 23,23bps dibandingkan bulan lalu. Melemahnya kinerja pasar obligasi pada bulan Desember dipicu oleh kenaikan Fed Funds Rate sebesar 25bps ke level 0,5%-0,75%. Pasar juga semakin tertekan dengan outlook kenaikan FFR pada tahun 2017. The Fed memproyeksi setidaknya ada tiga kali kenaikan FFR dengan range di posisi 1,1%-1,6% pada tahun 2017. Meskipun demikian, pada pertengahan bulan Desember pasar sempat berbalik bullish didorong oleh kenaikan outlook peringkat Indonesia dari stabil menjadi positif oleh lembaga pemeringkat Fitch Ratings. Rata rata Yield SUN pada mengalami kenaikan signifikan sebesar 23,23bps mom 8

Credit Spread Obligasi rating AAA & rating AA+ mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya Sumber: IBPA, diolah 9

INFORMASI PEMBIAYAAN PERUMAHAN Outstanding KPR Outstanding KPR mengalami kenaikan Data statistik perbankan Indonesia mencatatkan outstanding KPR per bulan Oktober 2016 sebesar Rp343,638 triliun, mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar 0,54% (mom). Outstanding KPR Oktober 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 7,12% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 (yoy). Porsi KPR terbesar adalah bank pemerintah sebesar 55%. Sedangkan total outstanding KPR dan KPA per bulan Oktober 2016 sebesar Rp356,381 triliun. Pertumbuhan KPR dan KPA diproyeksikan masih melambat dengan dikisaran 6,8%-8,0% yoy di tahun 2016 (Sumber: Statistik Perbankan Indonesia). Volume outstanding KPR mengalami kenaikan pada Oktober 2016 Share KPR (September 2016) Proyeksi Outstanding KPR & KPA 2016 Porsi KPR terbesar adalah Bank Pemerintah sebesar 55% Periode Proyeksi KPR & KPA (Rp Miliar) Q4-2016 360.124 10

Non Performing Loan (NPL) KPR Bank Indonesia mencatat persentase NPL KPR pada Oktober 2016 mengalami penurunan dari periode sebelumnya, yakni dari 2,77% menjadi sebesar 2,69%. Secara volume, NPL KPR Oktober 2016 turun sebesar Rp36 miliar. Seluruh kelompok bank mengalami penurunan NPL. Kelompok BPD masih memiliki NPL terbesar sebesar 5,91%.NPL KPR diproyeksikan masih di kisaran 2,55%-2,60% pada kuartal pertama tahun 2017 (Sumber: Statistik Perbankan Indonesia) Proyeksi Rasio NPL KPR Persentase NPL KPR mengalami penurunan dari bulan sebelumnya Periode Proyeksi Rasio NPL KPR (%) Q1-2017 2,51 Seluruh kelompok bank mengalami penurunan NPL 11

Outstanding KPR Syariah Outstanding KPR Syariah mengalami kenaikan Outstanding KPR Syariah per bulan Oktober 2016 sebesar Rp49,263 triliun, mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar 2,01% (mom) atau sebesar 16,41% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 (yoy). Total outstanding KPR dan KPA Syariah per bulan Oktober 2016 sebesar Rp50,726 triliun. Persentase NPL KPR Syariah pada Oktober 2016 mengalami penurunan menjadi 2,50% dibandingkan periode September 2016 yakni sebesar 2,53%. (Sumber: Statistik Perbankan Syariah). Volume outstanding KPR Syariah mengalami kenaikan pada Oktober 2016 Persentase NPL KPR Syariah menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya 12

Loan to Funding Ratio Perbankan Tabel Loan to Funding Ratio Penyalur KPR LFR Bank BTN 95,89% Bank Danamon 92,42% Bank CIMB Niaga 92,13% Bank Permata 85,49% Bank BRI 88,01% Bank Panin 85,39% Bank Maybank 84,58% Bank BNI 91,28% Bank Mandiri 89,47% Bank BCA 77,25% Average 88,19% Posisi rata-rata LFR 10 (sepuluh) bank penyalur KPR per September 2016 adalah sebesar 88,19%. Dilihat dari tabel menunjukan bahwa Bank BTN (95,89%), Bank Danamon (92,42%), dan Bank CIMB Niaga (92,13%) memiliki LFR yang melewati batas atas dari LFR yang ditetapkan BI, yaitu 92%. Posisi LFR (Loan to Funding Ratio) per September 2016 menunjukkan rata-rata posisi di bawah LFR yang ditetapkan Bank Indonesia Sumber: Laporan Triwulan (Q3) 2016 masing-masing bank, diolah 13

Suku Bunga Dasar KPR Tabel Suku bunga dasar KPR Penyalur KPR SBDK (KPR) Bank BRI 10,25% Bank BCA 10,00% Bank CIMB Niaga 10,50% Bank Mandiri 10,25% Bank BNI 10,50% Bank Maybank 9,75% Bank Panin 11,53% Bank BTN 10,25% Bank Danamon 10,50% Bank Permata 11,25% Average 10,48% Sumber: Website masing-masing bank Pada, rata-rata suku bunga dasar (SBDK) KPR dari 10 besar Bank Penyalur KPR di Indonesia mencapai 10,48%, tidak mengalami perubahan dari rata-rata SBDK bulan lalu. SBDK KPR tertinggi yang ditawarkan sebesar 11,50% yakni Bank Panin, sedangkan SBDK KPR terendah sebesar 9,75% yaitu Maybank. Suku bunga dasar KPR diproyeksikan berada dikisaran 10,50% 10,45% pada kuartal I tahun 2017. Proyeksi Suku Bunga Dasar KPR Periode Proyeksi Suku Bunga Dasar KPR (%) Q1-2017 10,45 14

SMF BUILDING PERMIT INDEX (SMF-BPI) SMF Building Permit Index SMF Building Permit Index (SMF-BPI) masih menunjukkan sinyal perlambatan. Pada bulan November 2016, SMF-BPI melambat -34,9% mom (-41% yoy) ke level 177,3. Pada bulan sebelumnya pertumbuhan SMF-BPI sebesar - 24,2% mom (-15,5% yoy) atau di level 272,1. Source: PTSP Kota & Kanupaten, diolah Data SMF Building Permit Index Residential (SMF-BPI Residential) juga menunjukkan sinyal yang sama. Pada bulan November 2016, SMF-BPI Residential melambat -29,7% mom (- 55,7% yoy) ke level 98,7. Pada bulan sebelumnya pertumbuhan SMF-BPI Residential sebesar -24,4% mom (-41,8% yoy) atau di level 140,3. Hal tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan pembangunan rumah tapak masih melambat. SMF Building Permit Index Residential SMF Building Permit Index (SMF-BPI) dibangun berdasarkan data IMB dari 18 wilayah kota/kabupaten di Indonesia, dan diolah secara statistik. SMF-BPI merupakan salah satu leading indicator penting yang bermanfaat untuk memonitor arah perkembangan ekonomi Indonesia, termasuk sektor perumahan. Cepatnya pertumbuhan IMB nasional, menjadi salah satu indikasi akselerasi permintaan domestik dan ekonomi dalam 6-12 bulan mendatang. Source: PTSP Kota & Kanupaten, diolah 15

INDEKS HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Pertumbuhan Harga Properti Residensial Harga properti residensial pada triwulan III-2016 meningkat dari triwulan sebelumnya. Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan III-2016 berada pada level 193,83 atau tumbuh 0,36% (qtq). Namun, pertumbuhan IHPR pada triwulan III-2016 tersebut melambat dibandingkan pertumbuhan IHPR pada triwulan II-2016 dan triwuian I-2016 yang tercatat masing-masing sebesar 0,64% (qtq) dan 0,99% (qtq). Secara triwulanan (qtq), perlambatan kenaikan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe besar. Secara tahunan, harga properti residensial tumbuh melambat di level 2,75% (yoy), melambat dibandingkan 3,39% (yoy) pada triwulan II-2016. Pertumbuhan indeks harga properti residensial pada triwulan II-2016 mengalami perlambatan dari triwulanan sebelumnya Data Survey Harga Properti Residensial BI menyebutkan bahwa pada triwulan III-2016, fasilitas KPR masih menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi pembelian properti. Sebagian besar konsumen (74,77%) memilih fasilitas KPR dalam transaksi pembelian properti, kemudian berturutturut adalah tunai bertahap (17,62%) dan tunai (7,61%). Namun, proporsi pembelian properti secara KPR pada triwulan III-2016 menurun dari triwulan sebelumnya sebesar 75,68%. (Sumber: Survey Harga Properti Residensial) Disclaimer: The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. However, none of any PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) and/or their respective employees and/or agents make any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied) of PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a result of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report. For further information please contact our number +6221-2700 400. 16