JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) D-73

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Highest and Best Use pada Lahan di Jalan Tenggilis Timur 7 Surabaya

Analisis Produktivitas Maksimum Penggunaan Lahan di Jalan Raya Meruyung Kota Depok

Analisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya

Pemodelan Alokasi Luas Lahan Pada Analisa Highest and Best Use, Lahan di Jl. Kahuripan Raya Kav Sidoarjo, Jawa Timur

ANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) PADA LAHAN BEKAS SPBU BILITON, SURABAYA

ANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) LAHAN X UNTUK PROPERTI KOMERSIAL

TUGAS AKHIR (RC )

Analisis Highest and Best Use (HBU) Pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya

Analisis Highest and Best Use (HBU) pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya

ANALISA HIGHEST AND BEST USE PADA LAHAN DI JALAN TENGGILIS TIMUR 7 SURABAYA

D194. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

ANALISA PRODUKTIVITAS MAKSIMUM PENGGUNAAN LAHAN DI JALAN RAYA MERUYUNG KOTA DEPOK

PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA BANGUNAN DI KORIDOR JL. BASUKI RACHMAT KAYUTANGAN MALANG

Analisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Analisis Penetapan Harga Jual Unit Apartemen Bale Hinggil di Surabaya

Penentuan Kegiatan Untuk Lahan Bekas Lapangan Tenis Jalan Embong Sawo

Analisa Kelayakan Teknis dan Finansial pada Proyek Apartemen Dian Regency Surabaya

Dosen Pembimbing : Dr. Ing. Haryo Sulistyarso

ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN CIPUTRA WORLD SURABAYA. Oleh : Rachma Prima Aurora ( )

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Analisis Alokasi Biaya Tetap Pada Penetapan Harga Pokok Unit Hunian di Tower 2 dan Tower 3 Apartemen Tamansari Prospero, Sidoarjo, Jawa Timur

Analisa Investasi Perumahan Kalianget Paradise di Kabupaten Sumenep Ditinjau dari Aspek Finansial

Analisis Penetapan Harga Jual Unit Apartemen Bale Hinggil di Surabaya

Analisa Investasi The Akavia Indekost Residences Ngaliyan - Semarang

STRATEGI PEMANFAATAN LAHAN PERSIMPANGAN JALAN RAYA KARANGLO KABUPATEN MALANG UNTUK PENGEMBANGAN PUSAT PERNIAGAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisa Biaya Dan Permintaan Pada Penetapan Harga Marginal Unit Rumah Di Perumahan Royal Regency, Lumajang

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah di Perumahan Griya Agung Permata, Lamongan

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. keberadaannya akan melampaui umur semua bangunan dan segala penggunaan

Analisis Biaya Dan Permintaan Dalam Penetapan Harga Pokok Penjualan Unit Apartemen Puncak Darmahusada

Analisis Investasi pada Proyek Pembangunan Apartemen Bale Hinggil Surabaya

ANALISIS PEMANFAATAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA LAHAN KOSONG DI JALAN MAYJEN SUNGKONO, KOTA SURABAYA

Analisa Pembeayaan Investasi Proyek Apartemen Puncak Kertajaya

BAB I PENGANTAR. Setelah Jakarta kian sesak akibat maraknya pembangunan properti, apartemen pun merambah daerah di luar Ibu Kota Jakarta yaitu Bekasi,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Indonesia Property Watch (2015), menunjukkan bahwa rata-rata

Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah

Penetapan Harga Pokok Penjualan Berdasarkan Alokasi Biaya Terhadap Posisi Rumah Pada Perumahan Green Park Residence Sampang

Penetepan Harga Sewa Ruang Rusunawa Sumur Welut Surabaya Dengan Metode Permenpera No.18 Tahun 2007

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah pada Proyek Perumahan Griya Suci Permai Baru, Gresik

Jenis penggunaan lahan apakah yang dapat memberikan nilai lahan tertinggi dan terbaik di Koridor Jalan Basuki Rahmat Surabaya?

PENINGKATAN NILAI PENGGUNAAN LAHAN PASAR KEPUTRAN DI KOTA SURABAYA

Analisa Penetapan Harga Pokok Penjualan Apartemen Puri Park View Tower E Kebon Jeruk Jakarta Barat

Analisa Investasi Apartemen de Papilio Surabaya

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah pada Proyek Perumahan Soka Park Bangkalan

BAB I PENGANTAR. Pemerintah daerah di dalam menjalankan kewenangannya telah diberikan

Analisis high and best value use (HBU)

Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Unit Rumah pada Perumhan Tambora di Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. Balikpapan juga merupakan pusat perdagangan dan jasa yang perekonomiannya

REZA RAMADAN NRP DOSEN Pembimbing : Christiono Utomo,ST.MT.,Ph.D Yusronia Eka Putri,ST,MT

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

PENINGKATAN NILAI FUNGSI PENGGUNAAN LAHAN TERMINAL JOYOBOYO DI KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah 1.3. Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia, karena tanah dan kandungannya bisa

Analisa Luasan Area Parkir

ANALISA PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA LAHAN EKS TERMINAL GADANG DI KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan kegiatan produktif manusia, baik sebagai wadah maupun

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

ANALISA ALIH FUNGSI PEMANFAATAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA LAHAN DI JALAN LOWANU KOTA YOGYAKARTA

Analisa Pembeayaan Investasi Proyek Perumahan Green Pakis Regency Malang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Otonomi daerah dimulai sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22

Analisis Penetapan Harga Sewa Berdasarkan Tingkat Subsidi Tertentu Rusun Grudo Kota Surabaya

Analisa Kelayakan Investasi Perumahan Green Semanggi Mangrove Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Penilaian Indonesia (SPI 2013: KPUP 3.4), tanah

Adipandang Yudono 2011

Identifikasi Tipologi berdasarkan Karakteristik Sempadan Sungai di Kecamatan Semampir

Analisa Investasi Perumahan Green Semanggi Mangrove Surabaya

PENGARUH TINGKAT HUNIAN PADA KEPUTUSAN INVESTASI PROYEK HOTEL SANTIKA GUBENG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (BPK RI) merupakan salah satu target setiap daerah di

Analisa Investasi Hotel Axana (Ex Ambacang) - Padang. Oleh: Gusriani

PEMODELAN ALOKASI LUAS LAHAN PADA ANALISA HIGHEST AND BEST USE, LAHAN DI JL. KAHURIPAN RAYA KAV 30-34, SIDOARJO, JAWA TIMUR

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. ini Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu memiliki tujuh aset idle yang

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL UNIT APARTEMEN BALE HINGGIL DI SURABAYA WAHYU IKA APRILIA DOSEN PEMBIMBING :

BAB I PENDAHULUAN. kurang merata. Dari sejumlah jiwa penduduk pada tahun 2013, sebaran

Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah

ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE JL.PEMUDA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Indonesia, menurut Undang-Undang Dasar Tahun

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang adalah sebanyak orang, tahun 2012 adalah sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perkotaan yang terjadi dari akibat adanya perubahan pada suatu

ANALISA PEMBIAYAAN INVESTASI APARTEMEN PURI PARK VIEW TOWER E KEBON JERUK, JAKARTA BARAT

Analisa Investasi Hotel Axana (Ex Ambacang) Padang

KAJIAN ASPEK TEKNIS DAN ASPEK EKONOMIS PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN INDONESIA DI BANJARMASIN

Analisa Nilai Agunan Rumah Tinggal di Medokan Asri Utara XII Surabaya

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah Di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus : Daerah Industri di Surabaya)

ANALISIS NILAI AGUNAN RUMAH TINGGAL JL. SEMOLOWARU SELATAN XII SURABAYA

ANALISIS OPTIMALISASI ASET MILIK PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan tanah dengan berbagai macam tujuan penggunaannya akan

BAB I PENDAHULUAN. Pasca dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

ANALISA EKONOMI PROYEK PADA PEMBANGUNAN PALANGKA RAYA MALL. Rida Respati Program Studi Teknik Sipil UM Palangka Raya ABSTRAK

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah Di Perumahan Pakuwon City Surabaya

PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP DINAMIKA HARGA LAHAN DI SURABAYA BARAT

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PURIMAS SURABAYA

ANALISIS PENENTUAN PEMANFAATAN LAHAN BEKAS LOKASI PASAR SENTRAL DI KOTA BULUKUMBA PROPINSI SULAWESI SELATAN. Oleh :

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-73 Analisis Produktivitas Maksimum Penggunaan Lahan dengan Metode Highest and Best Use (HBU) pada Lahan Kosong di Kawasan Perumahan Royal Residence, Surabaya Christsanto Wijaya dan Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: christiono@ce.its.ac.id Abstrak Royal Residence merupakan salah satu komplek perumahan elit di daerah Surabaya Barat. Salah satu lahan dengan luas 9523,5 m 2 di perumahan Royal Residence memiliki rencana awal untuk pengembangan perumahan. Namun, seiring dengan nilai lahan yang terus meningkat, perumahan belum tentu masih menjadi pilihan yang terbaik. Karena tingginya nilai lahan dan berada di depan rencana area komersial, lahan tersebut sangat cocok untuk dikembangkan menjadi apartemen dan juga properti komersial. Analisis Highest and Best Use (HBU) digunakan untuk menentukan penggunaan lahan untuk lahan kosong di kawasan perumahan Royal Residence ini. HBU adalah analisis produktivitas maksimum penggunaan lahan yang akan menentukan penggunaan tertinggi dan terbaik suatu lahan. Analisis HBU memiliki 4 kriteria yaitu aspek legal, aspek fisik, aspek finansial, dan memberikan produktivitas yang maksimum. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa alternatif apartemen merupakan alternatif penggunaan tertinggi dan terbaik yang akan menghasilkan kenaikan nilai tanah sebesar Rp. 11.707.798/m 2 dengan produktivitas sebesar 113%. Kata kunci : HBU, Lahan, Prorperti Residensial, Properti Komersial I. PENDAHULUAN ERTUMBUHAN properti baik untuk tempat tinggal, Pproperti, maupun penggunaan lain yang semakin hari semakin tinggi. Hal ini mengakibatkan rencana pengembangan terhadap suatu lahan dapat berubah seiring dengan perubahan sekitarnya. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah analisis untuk menentukan peruntukan suatu lahan sehingga dapat menghasilkan alternatif properti dengan penggunaan tertinggi dan terbaik Salah satu analisis penilaian tersebut adalah dengan metode Highest and Best Use (HBU). HBU adalah analisis terhadap kegunaan terbaik dan tertinggi dari suatu bidang tanah lahan kosong, lahan dalam pengembangan, ataupun lahan yang dianggap kosong [1]. Analisis HBU ini merupakan salah satu cara penilaian lahan yang sangat berguna dalam mempertimbangkan peruntukan lahan yang sesuai dan memiliki nilai tertinggi. Penelitian akan dilakukan pada lahan kosong yang berada di kawasan Perumahan Royal Residence, di jalan Royal Residence B007 02-10, kelurahan Sumur Welut, kecamatan Lakarsantri, Surabaya. Lahan ini merupakan lahan dengan rencana awal untuk pengembangan properti perumahan. Namun seiring perkembangan wilayah sekitar, nilai lahan terus meningkat mengakibatkan alternatif pengembangan perumahan belum tentu menjadi pilihan terbaiknya. selain itu, lokasi lahan yang berada di seberang daerah CBD menjadikan lahan ini perpoteni untuk menjadi properti komersial. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis HBU untuk menentukan penggunaan tertinggi dan terbaik lahan tersebut. II. PENELITIAN TERDAHULU Rasyid dan Utomo (2013) [2], pada jurnal yang berjudul Analisis Highest and Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya, dengan menggunakan empat kriteria pokok, yaitu aspek fisik, aspek legal, aspek finansial, dan produktivitas maksimum. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah peruntukan pertokoan yang produktivitas maksimum dengan nilai lahan sebesar Rp 16.457.465/m 2 dan memiliki produktivitas maksimum sebesar 65%. Penelitian oleh Akmaluddin dan Utomo (2012) [3], pada jurnal berjudul Analisis Highest and Best Use (HBU) pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya, yang berpotensi dikembangkan menjadi properti komersial antara lain hotel, apartemen, perkantoran dan pertokoan. Hasil dari analisis HBU didapatkan alternatif properti terbaik untuk lahan tersebut adalah properti komersial hotel dengan nilai lahan Rp. 67.069.980,31/m 2. Indrakusuma dan Utomo (2014) [4], menganalisis lahan kosong di Jalan Nias Surabaya seluas 2218 m 2 dengan metode Highest and Best Use. Alternatif properti komersial yang digunakan yaitu apartemen, hotel, perkantoran dan pertokoan. Dari penelitian ini didapatkan apartemen menghasilkan nilai lahan tertinggi yaitu sebesar Rp. 39.540.353/m 2 dengan prosentase kenaikan 452%. Mubayyinah dan Utomo (2012) [5], menganalisis lahan X yang berlokasi di Jalan Raya Dr.Sutomo no.79-81 mempunyai luas 820 m 2. Alternatif properti komersial yang digunakan yaitu apartemen, hotel, perkantoran dan pertokoan. Kesimpulan dari penelitian ini didapat alternatif hotel sebagai penggunaan lahan terbaik yang memiliki nilai lahan tertinggi yaitu sebesar Rp 13.148.307/m 2. Anggarawati dan Utomo [6], menganalisis lahan kawasan komersial Perumahan Citra Raya Surabaya. Alternatif properti komersial yang digunakan adalah kantor, hotel dan kantor dengan ruang serbaguna. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan alternatif kantor sebagai penggunaan lahan tertinggi dan terbaik dengan nilai lahan sebesar Rp 27.984.580,59/m 2 dengan peningkatan prosentase produktivitas sebesar 74,9%. Faradiany dan Utomo[7], menganalisis lahan kosong di Jemur Gayungan II Surabaya. Alternatif properti komersial yang digunakan berupa apartemen, hotel dan perkantoran. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan alternatif hotel sebagai penggunaan lahan terbaik yang memiliki nilai lahan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-74 tertinggi yaitu sebesar Rp 9.772.718/m 2 dengan prodiktivitas meningkat sebesar 486%. Utami dan Utomo [8], menganalisis lahan kosong di kawasan wisata Ubud. Alternatif properti komersial yang digunakan menggunakan 3 alternatif mix used villa dan spa center, dimana alternatif tersebut dijadikan satu properti komersial dengan prosentase penggunaan yang telah ditentukan. Hasil yang didapatkan adalah penggunaan alternatif 1 mix used antara villa 60% dan spa center 40% dengan produktivitas sebesar 829% dan nilai lahan yang didapatkan adalah Rp 10.263.207/m 2. Aziz dan Utomo [9], menganalisis lahan Gedung Serbaguna Purnama di Jl. R.A. Kartini Bangkalan. Alternatif properti komersial yang digunakan berupa supermarket, hotel, dan kolam renang. Hasil yang diperoleh yaitu hotel merupakan alternatif penggunaan tertinggi dengan nilai lahan sebesar Rp 4.086.635/m 2 dengan produktifitas maksimum sebesar 253%. III. METODOLOGI Penelitian ini menggunakan konsep Highest and Best Use (HBU) untuk menganalisis penggunaan lahan kosong di kawasan perumahan Royal Residence yang dapat menghasilkan jenis properti tertinggi dan terbaik dengan berdasarkan aspek legal, aspek fisik, aspek finansial, dan produktifitas maksimum. Beberapa rincian pengelompokan indikator dan jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Variabel Penelitian Variabel Indikator Aspek Legal Penentuan Alternatif Aspek Fisik Aspek Finansial Produktivitas Maksimum 1. Zoning 2. Building Code a. Garis Sempadan Bangunan b. Koefisien Dasar Bangunan c. Koefisien Lantai Bangunan d. Koefisien Dasar Hijau e. Ketinggian Bangunan Alternatif Awal 1. Ukuran dan Bentuk Lahan 2. Utilitas 3. Aksesibilitas 4. Desain Alternatif 1. Biaya Investasi 2. Pendapatan 3. Pengeluaran 4. Aliran Kas 5. Net Present Value Nilai Lahan Tertinggi Gambar 1. Diagram Penelitian Gambar 2. Lokasi Objek Penelitian Proses yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-75 8.0000 9.0000 Gambar 4. Garis Sempadan Bangunan Apartemen Gambar 3. Site Plan Lahan IV. ANALISIS DAN HASIL Pada bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian pengunaan properti yang menghasilkan nilai lahan tertinggi. A. Pemilihan Alternatif Pemilihan alternatif dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner. Kuisioner disebarkan ke para stakeholer untuk mendapatkan alternatif awal. Dari alternatif awal tersebut dilakukan seleksi alternatif dengan menentukan urutan prioritas oleh pihak owner dan diambil 3 urutan teratas untuk dianalisis HBU. Alternatif properti yang akan dianalisis adalah apartemen, mix use building, dan perumahan. B. Aspek legal Aspek legal merupakan syarat pertama yang harus dilakukan dalam menganalisis Highest and Best Used (HBU). Analisis aspek legal ditentukan untuk mengidentifikasi batasan yang ditentukan secara hukum. Namun perlu diingat bahwa peraturan pemerintah bisa berubah di masa depan sehingga perlu diidentifikasi kumungkinnya. Aspek legal pada analisis HBU ini mengacu pada Peraturan Walikota Surabaya No. 57 Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pemanfaatan Ruang dalam Rangka Pendirian Bangunan di Kota Surabaya [10] dan Surat Keterengan Rencana Kota (SKRK) No. 653.5739/426.6.2/2015 [11]. perumahan yaitu : 1. Koefisien Dasar Bangunan : 70% (untuk kapling>200m 2 ) 80%(untuk kapling<200m 2 ) 2. Koefisien Lantai Bangunan : 1,8 poin atau 180% 3. Tinggi Bangunan : 3 lantai 5. GSB : 5m depan 0 untuk bagian samping dan belakang apartemen yaitu : 1. Koefisien Dasar Bangunan : 50% 2. Koefisien Lantai Bangunan : 6 poin atau 600% 3. Tinggi Bangunan : 70 m 5. GSB apartemen yaitu : 1. Koefisien Dasar Bangunan : 50% 2. Koefisien Lantai Bangunan : 200% (untuk pertokoan) 300% (untuk apartemen) 3. Tinggi Bangunan : 70 m 5. GSB 8.0000 9.0000 Gambar 5. Garis Sempadan Bangunan Mix Use Building C. Aspek Fisik Dalam analisis aspek fisik terdapat beberapa kriteria yang meliputi lokasi lahan, ukuran dan bentuk lahan, aksesbilitas ke lokasi dan utilitas. Pada aspek fisik akan didapatkan desain awal masing masing alternatif. 1. Analisis Lokasi Lahan Lahan kosong ini berada di Jl. Royal Residence B007 02-10 kelurahan Sumur Welut, kecamatan Lakarsantri, Surabaya. Disekitar lahan merupakan daerah perumahan. Didalam perumahan terdapat banyak fasilitas, seperti pusat perbelanjaan. Disekitar area lahan juga terdapat banyak perumahan perumahan lain, hotel, dan juga area komersial seperti tempat makan, pertokoan, perkantoran, dan juga mall. Selain itu juga mulai banyak terlihat pengembangan properti residensial berupa apartemen. 2. Luas dan Bentuk Lahan Lahan memiliki luas 9523,5 m 2. Bentuk dari lahan ini kurang beraturan di bagian kanan dan depan. 3. Utilitas Utilitas utama antara lain ketersedian air, listrik, dan saran komunikasi. Kesemua utilitas utama tersebut telah terpenuhi pada lahan penelitian. 4. Analisis aksesibilitas Lahan ini merupakan lahan di perumahan yang memiliki jalan yang bagus dan lebar. Namun akses menuju perumahan masih kurang baik karenan sering terjadi kepadatan. 5. Desain Alternatif Awal Setelah ditinjau secara legal, kemudian pada analisis aspek fisik ditentukan desain alternatifnya. Desain alternatif menentukan kapasitas setiap alternatif, mulai dari luas lantai dasar, luas bangunan, tinggi bangunan, dan luas neto bangunan.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-76 D. Aspek Finansial Tahap selanjutnya setelah dilakukan analisis aspek legal dan aspek fisik adalah analisis aspek finansial. Analisis finansial meliputi biaya investasi, pendapatan, pengeluaran, dan arus kas terdiskon. 1. Perencanaan Biaya Investasi Dalam perencanaan biaya investasi terdiri dari biaya biaya bangunan dan biaya tanah serta biaya perijinan yang berupa biaya replanning master plan perumahan. Biaya investasi masing masing alternatif bisa diliat pada Tabel2. Jenis Alternatif Tabel 2. Biaya Investasi Biaya Investasi Perumahan Rp 155.732.096.650 Apartemen Rp 722.715.932.825 Mix - Use Building 1 Rp 483.071.419.478 Mix - Use Building 2 Rp 402.059.263.225 Mix - Use Building 3 Rp 327.912.629.259 2. Perencanaan Pendapatan Perencanaan pendapatan untuk alternatif bangunan berasal dari penjualan atau penyewaan, service charge dan pendapatan parkir. 3. Perencanaan Pengeluaran Perencanaan pengeluaran untuk masing-masing jenis alternatif terdiri dari biaya operasional dan biaya pemeliharan. Biaya operasional terdiri dari biaya karena penggunaan listrik, penggunaan air, dan gaji pegawai. 4. Analisis Arus Kas Analisis arus kas dilakukan dengan metode NPV (Net Present Value) yang dilakukan dengan cara mengurangi pendapatan dengan pengeluaran tiap tahun selama masa investasi sehingga didapatkan aliran kas bersih. Arus kas bersih kemudian disesuaikan dengan faktor terdiskon tingkat pengembalian yang diharapkan. Investasi yang layak ditujukkan dengan nilai NPV positif, sebaliknya investasi yang tidak layak memiliki nilai NPV negatif. Hasil kelayakan finansal dapat dilihat pada Tabel 3. Uraian Tabel 3. Kelayakan Finansial Alternatif Apartemen (Rp) Mix-Use 1 (Rp) Mix-Use 2 (Rp) Mix-Use 3 (Rp) Perumahan (Rp) Investasi (722.715.932.825) (483.071.419.478) (402.059.263.225) (327.912.629.259) (155.732.096.650) Pendapatan 288.073.842.190 214.162.063.731 214.162.063.731 206.749.434.090 147.227.300.000 Pengeluaran (38.298.326.399) (35.132.339.298) (41.522.504.811) (45.796.191.491) (135.807.906) Terminal Value 490.894.226.081 333.528.524.235 287.661.669.751 256.936.836.699 NPV 17.953.809.048 29.486.829.189 50.829.335.804 85.035.696.946 (28.849.386.990) Pengujian Layak Layak Layak Layak Tidak Layak Analisis aspek finansial juga dilakukan dengan memtode IRR. Alternatif yang layak secara finansial ditunjukkan dengan nilai IRR lebih besar dari nilai MARR sebesar 9,24%. Perhitungan IRR dilakukan dengan rumus : Dari hasil perhitungan IRR didapatkan alternatif yang layak dengan IRR lebih besar dari MARR adalah alternatif apartemen, mix-use building 1, mix-use building 2, dan mixuse building 3. Sedangkan alternatif yang tidak layak dengan nilai IRR lebih kecil dari MARR adalah alternatif perumahan. E. Produktivitas Maksimum Alternatif-alternatif yang telah lulus pengujian aspek legal, fisik, dan finansial akan dicari nilai lahannya melalui uji produktivitas maksimum. Hasil perhitungan produktivitas maksimum dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Produktivitas Maksimum Uraian Apartemen Mix -Use Building 1 Mix - Use Building 2 Mix - Use Building 3 Nilai Properti 834.215.150.071 566.791.241.605 488.846.089.953 436.632.965.714 Nilai Investasi (722.715.932.825) (483.071.419.478) (402.059.263.225) (327.912.629.259) Biaya Tanah 98.535.789.513 98.535.789.513 98.535.789.513 98.535.789.513 Nilai Bangunan (624.180.143.312) (384.535.629.965) (303.523.473.712) (229.376.839.746) Nilai Lahan 210.035.006.759 182.255.611.640 185.322.616.241 207.256.125.968 Nilai Lahan /m 22.054.392 19.137.461 19.459.507 21.762.601 Nilai Tanah Awal 10.346.594 10.346.594 10.346.594 10.346.594 Produktivitas 113% 85% 88% 110% Hasil perhitungan produktivitas maksimum, dengan pengembangan apartemen akan didapatkan penambahan nilai lahan dari nilai awal sebesar Rp. 11.707.798/m 2 dalam arti produktivitas lahan sebesar 113%, dengan pengembangan mix use building 1 akan didapatkan penambahan nilai lahan dari nilai awal sebesar Rp. 8.790.867/m 2 dalam arti produktivitas lahan sebesar 85%, dengan pengembangan mix use building 2 akan didapatkan penambahan nilai lahan dari nilai awal sebesar Rp. 9.112.913/m 2 dalam arti produktivitas lahan sebesar 88%, dan dengan pengembangan mix use building 3 akan didapatkan penambahan nilai lahan dari nilai awal sebesar Rp. 11.416.606/m 2 dalam arti produktivitas lahan sebesar 110%. Sehingga, alternatif penggunaan tertinggi dan terbaik untuk lahan penelitian adalah alternatif penggunaan apartemen. V. KESIMPULAN Penelitian bertujuan untuk menentukan penggunan tertinggi dan terbaik dari lahan di kawasan perumahan Royal Residence. Dari hasil analisis HBU, didapatkan dengan pengembangan apartemen nilai lahan akan mengalami penambahan dari nilai awal sebesar Rp. 11.707.798/m2 dalam arti pemanfaatan lahan untuk apartemen akan memberikan produktivitas lahan sebesar 113%. Jadi, dapat disimpulkan penggunaan tertinggi dan terbaik untuk lahan penelitihan adalah alternatif pengembangan apartemen. DAFTAR PUSTAKA [1] Suprapno. 2010. Pemahaman Sederhana Konsep Highest and Best Uses Analysis, <https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/detail/pemahamansederhana-konsep-highest-and-best-uses-analysis> [2] Rasyid, T.D.A. Utomo C., 2013, Analisis Higest and Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya. Jurnal Teknik POMITS. Volume 2, Nomor 2, ISSN : 2337-3539. Surabaya. [3] Akmaluddin. dan Utomo, C. 2013, Analisis Highest and Best Use (HBU) pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya. Jurnal Teknik POMITS. Volume 2, Nomor 1, ISSN : 2337-3539. Surabaya. [4] Indrakusuma, R dan Utomo, C. 2014. Analisis Penggunaan Lahan Kosong Jalan Nias Surabaya dengan Metode Highest and Best Used. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Jurusan Teknik Sipil. Surabaya. [4] Mubayyinah, M dan Utomo, C. 2012. Analisis Highest and Best Use (HBU) Lahan X untuk Properti Komersial. Jurnal Teknik ITS Vol.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-77 1, No. 1, hal. D16-D19.Akmaluddin dan Utomo, C. 2013.Analisis Highest And Best Used Jl. Raya Gubeng No. 54 Surabaya. Jurnal Jurusan Teknik Sipil ITS Vol. 2 No. 1 : 2301-9271 C6-C10. [5] Anggarwati, B dan Utomo, C. 2013. Analisis Penggunaan Lahan Kawasan Komersial Perumahan Citra Raya Surabaya dengan Metode Highest and Best Use. Surabaya: Jurnal Teknik ITS 2 No.2, D39- D41. [6] Faradiany, F.V. dan Utomo, C. 2014. Analisis Highest and Best Use pada Lahan Kosong di Jemur Gayungan II Surabaya. Surabaya : Jurnal Teknik ITS 3 (2), C61-63. [7] Utami, N.P.K. dan Utomo, C. 2015. Analisis Highest adn Best Use pada Lahan Kosong di Kawasan Wisata Ubud. Surabaya: Jurnal Teknik ITS Vol. 4, No. 1, C41-C44 [8] Aziz, C.N. dan Utomo, C. 2015. Analisis Highest ad Best Use pada Lahan Gedung Serbaguna Purnama di Jl. R.A. Kartini Bangkalan. Surabaya: Jurnal Teknik ITS Vol. 4, No. 1, D51-D53. [9] Mubayyinah, M dan Utomo, C. 2012. Analisis Highest and Best Use (HBU) Lahan X untuk Properti Komersial. Jurnal Teknik ITS Vol. 1, No. 1, hal. D16-D19. [10] Pemerintah Kota Surabaya. 2015. Peraturan Walikota Surabaya No. 57 Tahun 2015. Tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pemanfaatan Ruang dalam Rangka Pendirian Bangunan di Kota Surabaya. Surabaya. [11] Surat Keterangan Rencana Kota (SKRK) nomor 653/5739/436.6.2/2015.