Analisis high and best value use (HBU)
|
|
- Yohanes Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis high and best value use (HBU) Analisis high and best value use (HBU) adalah analisis terhadap daya guna tertinggi dan terbaik atas suatu properti. Dalam penilaian, analisis HBU diperlukan untuk mengidentifikasi penggunaan properti yang paling menguntungkan dan kompetitif dalam rangka mengestimasi nilai properti. Kekuatan pasar menghasilkan nilai. Karena itu interaksi antara kekuatan pasar dan konsep highest and best use sangat penting. HBU dari sebidang tanah bukan hasil dari analisa subyektif dari pemilik/developer/penilai, melainkan dilahirkan dari kekuatan pasar dimana property tersebut. Oleh karena itu analisis dan interpretasi HBU merupakan hasil studi ekonomi terhadap kekuatan pasar atas properti tsb Hubungan Antara Market Analysis, Feasibility Analysis And Highest And Best Use Market Analysis (Analisa Pasar) 1. Untuk mengidentifikasi permintaan atas beberap alternatif jenis penggunaan 2. Analisis permintaan dan penawaran untuk memperkirakan tingkat penyerapan pasar dan tingkat sewa yang memungkinkan Feasibility Analysis (Studi Kelayakan) 1. Untuk menentukan nilai properti berdasarkan kriteria tertentu, seperti ROR, nilai lahan sisa
2 2. Perhitungan NOI/cash flows and penentuan tingkat kapitalisasi/diskonto yang sesuai untuk menentukan nilai properti Highest and Best Use (Penggunaan tertinggi & Terbaik) 1. Menentukan jenis penggunaan yang menghasilkan nilai properti paling maksimal 2. Menentukan spesifikasi properti dalam hal jenis penggunaan, waktu, dan pasar Penilai harus membedakan antara HBU atas tanah kosong (vacant land) dan HBU atas tanah yang telah dibangun (improved). Empat kriteria dalam penentuan higest and best use 1. Diijinkan secara hukum (legally permissible) Untuk menentukan jenis penggunaan potensial mana yang paling diijinkan oleh peraturan2 pemerintah, zoning, IMB, peraturan lain terkait dgn lingkungan dan kawasan khusus/bersejarah. 2. Memungkinkan utk dibangun/digunakan Secara fisik (physically possible) Untuk menentukan jenis penggunaan potensial mana yang paling memungkinkan dibangun terkait dengan kondisi fisik lahan, lingkungan dan aksesibilitas serta resiko bencana yang mungkin terjadi 3. Layak dari segi keuangan/pembiayaan (financially feasible) Menentukan jenis penggunaan mana yang paling mungkin dibiayai dan menghasilkan keuntungan tertinggi bila dibandingkan dengan biaya pembangunan/operasional yang dikeluarkan. 4. Menghasilkan manfaat/produksi yang paling maksimal (maximally productive) Menentukan jenis penggunaan potensial yang menghasilkan nilai sisa tanah tertinggi atau yang memiliki tingkat permintaan pasar paling tinggi.
3 HBU Tanah Kosong Apa jenis penggunaan yang paling sesuai atas tanah kosong tersebut? Harus dipertimbangkan kaitannya dengan seluruh penggunaan potensial. Dua alasan perlunya mengidentifikasi HBU tanah kosong dalam penilaian 1) Untuk mengestimasikan nilai tanah secara terpisah 2) Untuk mengidentifikasi penjualan tanah kosong sebagai data pembanding HBU Properti yang Telah Dibangun HBU properti yg telah dibangun adalah jenis penggunaan yang dapat memaksimalkan nilai investasi properti, konsisten dgn tingkat pulangan jangka panjang dan resiko terkait. Jika penambahan modal memungkinkan utk mengubah jenis penggunaan saat ini (existing use) menjadi beberapa jenis penggunaan potensial yg lain, harus diperhatikan seberapa besar tingkat pulangan yang dihasilkan oleh masing2 jenis penggunaan tsb terkait dengan biaya investasi yang telah dikeluarkan. Dua alasan perlunya analisa HBU atas properti yg telah dibangun. 1. Untuk mengidentifikasi jenis properti yang diharapkan dapat menghasilkan tingkat pulangan tertinggi. 2. Untuk membantu proses identifikasi data pembanding. Hubungan antara Analisis Pasar dan Analisis HBU
4 1. Sesuai prinsip penilaian, untuk menghasilkan nilai yang optimum, perlu interaksi antara Highest and Best Use (Daya Guna Tertinggi dan Terbaik dan kekuatan pasar (penawaran dan permintaan); 2. Prinsip Penawaran dan Permintaan Properti Nilai pasar ditentukan oleh interaksi kekuatan permintaan dan penawaran di pasar. Oleh karena itu pengaruh kekuatan-kekuatan yang ada di pasar harus dianalisis dan dievaluasi dengan cermat dalam menentukan nilai. 3. Analisis Pasar membantu penilai untuk memperkirakan potensi permintaan dan penawaran properti subyek dengan jenis penggunaan tertentu (existing use maupun potensial use). Analisis Pasar & HBU Aspek kelayakan pasar sangat berguna untuk menentukan jenis penggunaan yang paling optimum atas suatu properti, baik dalam penentuan penggunaan tanah kosong maupun properti yang telah dibangun Analisis Pasar Tanah Kosong Besar kecilnya kekuatan permintaan tanah mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan atas tanah dan pertumbuhan properti di wilayah tersebut Analisis Pasar atas Properti yang Telah Dibangun Apabila properti dengan jenis penggunaan tertentu memiliki tingkat permintaan rendah maka jenis penggunaan tersebut kemungkinan besar menghasilkan tingkat pulangan yang rendah (kurang layak dari segi keuangan) dan tingkat hunian yang rendah (kurang dapat berproduksi secara maksimal)
5 Analisis pasar tidak hanya terbatas untuk saat ini akan tetapi juga estimasi penawaran dan permintaan properti dalam jangka panjang Data penawaran property Inventarisasi data penawaran meliputi: 1. Unit sewa 2. Properti yang telah terjual 3. Properti yang sedang ditawarkan di pasar 4. Properti yang akan masuk ke pasar Penyelidikan penawaran disamping kompetisi yang ada sekarang, juga harus meliputi proyek prospektif yang akan bersaing di masa datang Data permintaan pesaing 1. Untuk mendapatkan data ini dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan inventarisasi penawaran, yaitu dengan melakukan analisis permintaan prospektif untuk properti yang dinilai. 2. Penilai tidak dapat berasumsi bahwa penggunaan saat ini merupakan penggunaan yang akan terus ada dimasa datang, bahkan dalam pasar stabil sekalipun. 3. Dalam beberapa kasus, penilai dapat menggunakan data yang disusun oleh perusahaan riset pasar khusus. 4. Bagaimanapun penilai harus memiliki pengertian mengenai teknik riset pasar dan ketrampilan penelitian mengenai permintaan yang mendasar. Faktor - Faktor HBU untuk Properti Berupa Tanah dan Bangunan: 1. Fisik, antara lain:
6 Bentuk tanah dan ukuran tanah Topografi tanah Lokasi tanah / Letak tanah Sarana dan Prasarana 2. Peraturan Pemerintah, antara lain: Peruntukan berdasarkan rencana Tata Kota KDB (Koefisien Dasar Bangunan) KLB (Koefisien Lantai Bangunan) KDH (Koefisien Dasar Hijau) GSB (Garis Sempadan Bangunan) Tinggi Maksimum Bangunan 3. Supply and Demand, antara lain: Banyaknya supply dari para developer untuk Properti yang sejenis di pasar Demand dari pasar Properti yang sejenis dengan yang dikembangkan Harga sewa dari Properti sejenis Harga jual dari Properti Sejenis. 4. Dari alternatif - alternatif pengembangan yang sesuai peraturan pemerintah, kemudian dipilih alternatif yang memberikan hasil tertinggi. Faktor - Faktor HBU untuk Properti Berupa Pabrik: 1. Tanah dan Bangunan, antara lain: Waktu Faktor waktu kadang-kadang sangat menentukan, terutama bila kontrol dan peraturan pemerintah sangat ketat terhadap Ekspor/Impor mesin-mesin dan peralatan. Hal tersebut menyebabkan pemilihan mesin-mesin yang terhambat dan design produksi terhambat Lokasi Lokasi menjadi suatu hal yang sangat penting, apabila Lokasi mempengaruhi prinsip penggunaan terbaik dan tertinggi. Hal ini terjadi apabila pabrik harus didirikan pada lokasi yang memerlukan banyak tenaga kerja dan memerlukan alat transportasi untuk mengangkut karyawan Permintaan Pasar Analisis Permintaan Pasar kadang-kadang diperlukan bila produksi suatu barang kadang-kadang harus mendekati Pasar Keadaan Topografi Tanah
7 Keadaan ini akan mempengaruhi biaya membangun dan biaya sarana & prasarana pabrik yang akhirnya mempengaruhi Prinsip Penggunaan Terbaik dan Tertinggi Teknologi Membangun Teknologi membangun terutama untuk daerah-daerah yang sulit, akan mempengaruhi proses penyelesaian proyek. Bila proyek selesai dalam waktu yang terlalu lama maka akan menyebakan biaya proyek membengkak (overrun) Kelengkapan Utilitas Misalnya suplai air, pembuangan limbah untuk pabrik yang mempunyai tuntutan pembuangan limbah yang tinggi serta tenaga listrik 2. Mesin - Mesin dan Peralatan Penggunaan terbaik dan tertinggi pada mesin-mesin dan peralatannya (plant and machinery) adalah penggunaan mesin-mesin dan peralatannya (plant and machinery), secara benar yang akan menghasilkan pendapatan/ penerimaan yang terbesar untuk suatu masa tertentu dan yang secara hukum dibenarkan dan akan menghasilkan Nilai yang tertinggi.
Analisis Highest and Best Use (HBU) Pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Analisis Highest and Best Use (HBU) Pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya Akmaluddin dan Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciANALISIS HIGHEST and BEST USE (HBU) GAMA BOOK PLAZA
ANALISIS HIGHEST and BEST USE (HBU) GAMA BOOK PLAZA Dosen : Drs. Djasmanuddin, M. Ec. Dev., MAPPI (cert). Anggota Kelompok : Arlidika Novasari Liu Wei Wei Marhayati M. Hidayatullah Norman Luther Aruan
Lebih terperinciAnalisis Highest and Best Use (HBU) pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-353 (2301-271 Print) C-6 Analisis Highest and Best Use (HBU) pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya Akmaluddin, dan Christiono Utomo Jurusan Teknik
Lebih terperinciAdipandang Yudono 2011
Nilai & Harga Lahan Adipandang Yudono 2011 Pemahaman tentang Nilai Lahan Nilai dapat ditafsirkan sebagai makna atau arti dari suatu benda atau barang. Nilai Lahan dapat ditafsirkan sebagai suatu makna
Lebih terperinciAnalisis Produktivitas Maksimum Penggunaan Lahan di Jalan Raya Meruyung Kota Depok
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-136 Analisis Produktivitas Maksimum Penggunaan Lahan di Jalan Raya Meruyung Kota Depok Siti Nur Sarah Mayangsari dan Christiono
Lebih terperinciANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) PADA LAHAN BEKAS SPBU BILITON, SURABAYA
1 ANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) PADA LAHAN BEKAS SPBU BILITON, SURABAYA T.Defi Anysa Rasyid dan Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciAnalisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-181 Analisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya T. Defi Anysa Rasyid, Christiono Utomo Jurusan
Lebih terperinciANALISA PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA LAHAN PASAR TUNJUNGAN DI SURABAYA
ANALISA PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA LAHAN PASAR TUNJUNGAN DI SURABAYA ADE FARIANTO PUTRA 1, I PUTU ARTAMA WIGUNA 2, FARIDA RACHMAWATI 3 1 Mahasiswa S2 Manajemen Proyek, FTSP, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Tanah merupakan properti yang mempunyai karakteristik yang sangat
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan properti yang mempunyai karakteristik yang sangat unik, khususnya sifat kelangkaan dan kegunaannya. Hal itu berkaitan dengan semakin berkurangnya ketersediaan
Lebih terperinciAnalisis Highest and Best Use pada Lahan di Jalan Tenggilis Timur 7 Surabaya
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-30 Analisis Highest and Best Use pada Lahan di Jalan Tenggilis Timur 7 Surabaya Kevin dan Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) LAHAN X UNTUK PROPERTI KOMERSIAL
ANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) LAHAN X UNTUK PROPERTI KOMERSIAL Miftahul Mubayyinah, Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya yiena_hereiam@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciTEKNIK DAN METODE SURVEI PROPERTI
TEKNIK DAN METODE SURVEI PROPERTI DTSS PENILAIAN PROPERTI DASAR, 2016 Survei Apa itu survei (wikipedia.org) Survei adalah pemeriksaan atau penelitian secara komprehensif [1]. Survei yang dilakukan dalam
Lebih terperinciANALISA ALIH FUNGSI PEMANFAATAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA LAHAN DI JALAN LOWANU KOTA YOGYAKARTA
ANALISA ALIH FUNGSI PEMANFAATAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA LAHAN DI JALAN LOWANU KOTA YOGYAKARTA Chairina Willyana 1) dan Christiono Utomo 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi
Lebih terperinciPENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA BANGUNAN DI KORIDOR JL. BASUKI RACHMAT KAYUTANGAN MALANG
PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA BANGUNAN DI KORIDOR JL. BASUKI RACHMAT KAYUTANGAN MALANG Afief Fithrotun Nisa 1, *), Purwanita Setijanti 2) dan Christiono Utomo 3) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN PEMANFAATAN LAHAN BEKAS LOKASI PASAR SENTRAL DI KOTA BULUKUMBA PROPINSI SULAWESI SELATAN. Oleh :
ANALISIS PENENTUAN PEMANFAATAN LAHAN BEKAS LOKASI PASAR SENTRAL DI KOTA BULUKUMBA PROPINSI SULAWESI SELATAN Oleh : Agus Wijaya 1) Putu Rudi Setiawan ) ABSTRAK Pemerintah daerah Kabupaten Bulukumba memiliki
Lebih terperinciANALISA PRODUKTIVITAS MAKSIMUM PENGGUNAAN LAHAN DI JALAN RAYA MERUYUNG KOTA DEPOK
TUGAS AKHIR (RC14-1510) ANALISA PRODUKTIVITAS MAKSIMUM PENGGUNAAN LAHAN DI JALAN RAYA MERUYUNG KOTA DEPOK SITI NUR SARAH MAYANGSARI NRP 3114 106 009 Dosen Pembimbing Christiono Utomo, ST., MT., Ph.D. JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Penilaian Indonesia (SPI 2013: KPUP 3.4), tanah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Standar Penilaian Indonesia (SPI 2013: KPUP 3.4), tanah merupakan sesuatu yang mendasar bagi kehidupan dan keberadaan manusia. Hingga kini, tanah masih menjadi
Lebih terperinciANALISA HIGHEST AND BEST USE PADA LAHAN DI JALAN TENGGILIS TIMUR 7 SURABAYA
TUGAS AKHIR (RC14-1510) ANALISA HIGHEST AND BEST USE PADA LAHAN DI JALAN TENGGILIS TIMUR 7 SURABAYA KEVIN NRP 3113 100 045 Dosen Pembimbing Christiono Utomo, ST., MT., Ph.D. JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas
Lebih terperinciPENINGKATAN NILAI PENGGUNAAN LAHAN PASAR KEPUTRAN DI KOTA SURABAYA
PENINGKATAN NILAI PENGGUNAAN LAHAN PASAR KEPUTRAN DI KOTA SURABAYA Iman Krestian 1) dan Christiono Utomo 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Cokroaminoto
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) D-73
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-73 Analisis Produktivitas Maksimum Penggunaan Lahan dengan Metode Highest and Best Use (HBU) pada Lahan Kosong di Kawasan Perumahan
Lebih terperinciPUSAT STUDI BERKELANJUTAN
PUSAT STUDI REAL ESTAT BERKELANJUTAN AHMAD SAIFUDIN MUTAQI, IAI PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA DESKRIPSI PUSAT KAJIAN TENTANG PERMASALAHAN- PERMASALAHAN (ISSUES) PENGEMBANGAN INVESTASI
Lebih terperinciANALISIS PEMANFAATAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA LAHAN KOSONG DI JALAN MAYJEN SUNGKONO, KOTA SURABAYA
ANALISIS PEMANFAATAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA LAHAN KOSONG DI JALAN MAYJEN SUNGKONO, KOTA SURABAYA Soesandi Ismawan 1) dan Christiono Utomo 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut
Lebih terperinciFORM INSPEKSI. f. Issue Lingkungan : Air/ Udara/ Bunyi/ Keterangan : g. Analisis Resiko : Banjir/ Kebakaran/ Longsor/ Keamanan/
FORM INSPEKSI Nama Pemberi Tugas : Tujuan Penilaian : Dasar Penilaian : Tanggal Penilaian : Tanggal Inspeksi : Nama Penilai/Surveyor : DAERAH SEKITAR PROPERTI YANG DINILAI 1 DATA LINGKUNGAN a. Karakteristik
Lebih terperinciPADA LAHAN EKS TERMINAL GADANG. Oleh : KARTIKA PUSPA NEGARA RETNO INDRYANI, Ir., M.S. RIANTO B.ADIHARDJO, Ir.,M.Sc.,Ph.D
ANALISA PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA LAHAN EKS TERMINAL GADANG DI KOTA MALANG Oleh : KARTIKA PUSPA NEGARA RETNO INDRYANI, Ir., M.S. RIANTO B.ADIHARDJO, Ir.,M.Sc.,Ph.D LATAR BELAKANG Pemkot Malang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012
KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Laporan Akhir Kajian Rencana Zonasi Kawasan Industri ini dapat diselesaikan. Penyusunan Laporan
Lebih terperinciANALISA PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA LAHAN EKS TERMINAL GADANG DI KOTA MALANG
ANALISA PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA LAHAN EKS TERMINAL GADANG DI KOTA MALANG Kartika Puspa Negara 1, Retno Indryani 2, dan Rianto B.Adihardjo 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi
Lebih terperinciJenis penggunaan lahan apakah yang dapat memberikan nilai lahan tertinggi dan terbaik di Koridor Jalan Basuki Rahmat Surabaya?
(Studi Kasus: Lahan Kosong Milik PT. Trijaya Kartika) UNDER SUPERVISING OF Putu Gde Ariastita, ST, MT PRESENTED BY M. Fitrah Rifai BAB 1 LATAR BELAKANG Wilayah penelitian berada di Koridor Basuki Rahmat
Lebih terperinciPENDEKATAN DATA PASAR DIREKTORAT PENILAIAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KEMENTERIAN KEUANGAN
PENDEKATAN DATA PASAR DIREKTORAT PENILAIAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KEMENTERIAN KEUANGAN POKOK BAHASAN 1 Pengertian dan definisi 2 Hubungan dan prinsip penilaian 3 4 Prosedur Penilaian Analisis
Lebih terperinciKAJIAN ASPEK TEKNIS DAN ASPEK EKONOMIS PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN INDONESIA DI BANJARMASIN
TUGAS AKHIR KAJIAN ASPEK TEKNIS DAN ASPEK EKONOMIS PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN INDONESIA DI BANJARMASIN DIYAH TRI SULISTYORINI - 3111.105.037 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Lebih terperinciLAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan
LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN Zona (berdasarkan Kawasan Lindung Kawasan Hutan Manggrove (Hutan Bakau Sekunder); Sungai, Pantai dan Danau; Rel Kereta Api pelindung ekosistim bakau
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan tanah dengan berbagai macam tujuan penggunaannya akan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan tanah dengan berbagai macam tujuan penggunaannya akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di suatu daerah atau kota. Tanah perkotaan
Lebih terperinciDosen Pembimbing : Dr. Ing. Haryo Sulistyarso
Disusun oleh : Wika Eka S. (3609100016) Dosen Pembimbing : Dr. Ing. Haryo Sulistyarso Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pertumbuhan pembangunan yang terjadi pada kawasan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian mengenai Analisis Potensi Bentuk Kerjasama Optimasi Aset Lahan Milik PT KAI di Pangandaran, bertujuan untuk mengetahui alternatif bentuk kerjasama pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Timor, tepatnya LS dan BT; Luas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Kupang merupakan bagian dari wilayah Negara Indonesia dan merupakan ibukota dari Provinsi Nusa Tenggara Timur yang teletak di pulau Timor, tepatnya 10 36 14-10
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENILAIAN PROPERTI
LAMPIRAN I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-54/PJ/2016 Tanggal : 9 Desember 2016 PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN PROPERTI I. PENDAHULUAN 1. Gambaran Umum Penilaian Properti Perkembangan pasar
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi INTISARI... xii ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB VI RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN
BAB VI RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN 6.1. Struktur Peruntukan Lahan e t a P Gambar 6.1: Penggunaan lahan Desa Marabau 135 6.2. Intensitas Pemanfaatan Lahan a. Rencana Penataan Kawasan Perumahan Dalam
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN DENGAN METODE PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK ATAU HIGHEST AND BEST USE (HBU)
TUGAS AKHIR RG141536 OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN DENGAN METODE PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK ATAU HIGHEST AND BEST USE (HBU) SRI INDAH NUR BAYUH NRP 3513 100 089 DOSEN PEMBIMBING Yanto Budisusanto,
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
ANALISA PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA ASET MILIK PEMERINTAH TERHADAP PENINGKATAN NILAI LAHAN KAWASAN (Studi Kasus Lahan Sekolah di Koridor Jalan A. Yani Surabaya ) Dedy Kurniawan 1) dan Christiono
Lebih terperinciPenjelasan Substansi. Dokumen Lengkap, ada pada BAB IV
Kelurahan/Desa : Caile Kota/kabupaten : Bulukumba NO Substansi 1 Apa Visi Spatial yang ada di dalam RPLP? Bagaimana terapan visi tersebut ke dalam Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman kita? Status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Indonesia Property Watch (2015), menunjukkan bahwa rata-rata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan pengembang properti berdasarkan survei yang dilakukan oleh Indonesia Property Watch (2015), menunjukkan bahwa rata-rata jumlah pengembang di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan kegiatan produktif manusia, baik sebagai wadah maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah memiliki fungsi dan kedudukan yang sangat penting dalam berbagai kehidupan, menyebabkan tanah menjadi komoditi yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi
Lebih terperinciKetentuan Umum Istilah dan Definisi
Ketentuan Umum 2.1. Istilah dan Definisi Penyusunan RDTR menggunakan istilah dan definisi yang spesifik digunakan di dalam rencana tata ruang. Berikut adalah daftar istilah dan definisinya: 1) Ruang adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengendalian pembangunan merupakan upaya mengatur kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian pembangunan merupakan upaya mengatur kegiatan pembangunan yang meliputi pelaksanaan kegiatan pendirian bangunan, perekayasaaan, pertambangan maupun kegiatan
Lebih terperinciAnalisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-98 Analisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan Devi Santi Maharani dan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR (RC )
TUGAS AKHIR (RC14-1510) ANALISA PRODUKTIVITAS MAKSIMUM PENGGUNAAN LAHAN DENGAN METODE HIGHEST AND BEST USE (HBU) PADA LAHAN KOSONG DI KAWASAN PERUMAHAN ROYAL RESIDENCE, SURABAYA CHRISTSANTO NRP 3113 100
Lebih terperinciPendekatan Pendapatan
Pendekatan Pendapatan KONSEP Pendekatan Pendapatan Konsep Pendekatan Pendapatan Berkaitan dengan Prinsip Penilaian : Prinsip Antisipasi & Perubahan Prinsip Supply & Demand Substitusi : market oriented,
Lebih terperinciTATA LAKSANA PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PERENCANAAN KOTA
TATA LAKSANA PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PERENCANAAN KOTA (Ordonansi No.158 tanggal 13 Juni 1969) BAB I. KETENTUAN UMUM (Pasal 1 Pasal 2) Revisi Terkhir: Ordonansi No. 350 Tanggal 1 Agustus 2003 BAB II.
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KORIDOR JALAN RAYA SERPONG KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG
Lebih terperinciANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN CIPUTRA WORLD SURABAYA. Oleh : Rachma Prima Aurora ( )
ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN CIPUTRA WORLD SURABAYA Oleh : Rachma Prima Aurora (3106 100 130) PENDAHULUAN Latar Belakang Lahan perumahan di Surabaya semakin sempit karena meningkatnya
Lebih terperinciLEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG
LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 41 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 41 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DARI PENGEMBANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diproduksi dan jumlahnya yang tetap, namun kebutuhan akan lahan terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya yang terbatas karena tidak dapat diproduksi dan jumlahnya yang tetap, namun kebutuhan akan lahan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN PT. Pegadaian merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mempunyai bisnis inti berupa usaha gadai yang dinamakan kredit cepat aman (KCA). Selain
Lebih terperinciSudirman Green Office
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1.Tinjauan Umum Proyek 2.1.1.Gambaran Umum Proyek Judul proyek : Perencanaan Sudirman Office Tema : Lokasi : Jl. Jend. Sudirman kawasan SCBD Jakarta Selatan Sifat Proyek : Fiktif
Lebih terperinciLatar Belakang. Ketidakseimbangan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan (timbul masalah kemacetan)
Latar Belakang Ketidakseimbangan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan (timbul masalah kemacetan) Integrasi land use dan transportasi Fungsi jalan: Kolektor Primer LOS standar (Menteri Perhubungan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 47 TAHUN 2011.
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 47 TAHUN 2011. TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. keberadaannya akan melampaui umur semua bangunan dan segala penggunaan
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan aset permanen yang tidak memiliki umur ekonomis, keberadaannya akan melampaui umur semua bangunan dan segala penggunaan yang berada
Lebih terperinciPemodelan Alokasi Luas Lahan Pada Analisa Highest and Best Use, Lahan di Jl. Kahuripan Raya Kav Sidoarjo, Jawa Timur
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-118 Pemodelan Alokasi Luas Lahan Pada Analisa Highest and Best Use, Lahan di Jl. Kahuripan Raya Kav 30-34 Sidoarjo, Jawa Timur
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM PENDIRIAN BANGUNAN PADA JALUR HIJAU
TINJAUAN HUKUM PENDIRIAN BANGUNAN PADA JALUR HIJAU 1. PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi masyarakat dewasa ini berbanding lurus dengan pembangunan properti. Tumbuhnya masyarakat dengan kemampuan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Pemerintah daerah di dalam menjalankan kewenangannya telah diberikan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah di dalam menjalankan kewenangannya telah diberikan kebebasan yang lebih besar setelah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 10 2007 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PENYEDIAAN LAHAN, PRASARANA LINGKUNGAN, FASILITAS UMUM, DAN FASILITAS SOSIAL OLEH PENGEMBANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penurunan terbesar terjadi di tahun 2012, sedangkan pada tahun 2013 hingga
Persentase Jumlah Penduduk BAB I PENDAHULUAN..Latar Belakang Berdasarkan gambar., jumlah penduduk Kabupaten Sleman mengalami peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Namun jika dilihat dalam persentase
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (BPK RI) merupakan salah satu target setiap daerah di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) merupakan salah satu target setiap daerah di Indonesia. Opini yang diberikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN. 1.1 Kesimpulan. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN 1.1 Kesimpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Penyusunan data atribut (keterangan) aset tanah dan bangunan
Lebih terperinciPENENTUAN ALTERNATIF ALIH FUNGSI PEMANFAATAN LAHAN DAN BANGUNAN BEKAS TERMINAL DHAKSINARGA WONOSARI DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
PENENTUAN ALTERNATIF ALIH FUNGSI PEMANFAATAN LAHAN DAN BANGUNAN BEKAS TERMINAL DHAKSINARGA WONOSARI DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Eka Sumarwati Putu Rudi Satiawan Email: wati_yogya@yahoo.com ABSTRAK Dalam rangka
Lebih terperinciKonsep Dasar Penilaian
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI PENILAIAN PROPERTI DASAR MODUL Konsep Dasar Penilaian DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT KEUANGAN UMUM 2008 IDENTITAS
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup manusia karena lahan merupakan input penting yang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumberdaya Lahan Lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena lahan merupakan input penting yang diperlukan untuk mendukung
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 9 2011 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kawasan perumahan pada hakekatnya tidak akan pernah dapat dipisahkan dari lingkungan sekitarnya. Terlebih pada kenyataannya lingkungan yang baik akan dapat memberikan
Lebih terperinci2. TAHAPAN PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI
2. TAHAPAN PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI Status Hukum dan Materi Penyusunan Klasifikasi Zonasi Penyusunan Daftar Kegiatan Penetapan/Deliniasi Blok Peruntukkan Penyusunan Aturan Teknis Peraturan Zonasi PENYUSUNAN
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Laporan Akhir ini merupakan penyempurnaan dari Laporan Antara yang merupaka satu rangkaian kegiatan dalam Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Daruba, untuk meningkatkan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) RUMAH SAKIT
PEDOMAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) RUMAH SAKIT DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2012 DAFTAR
Lebih terperinciPEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)
PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007) pengertian Penataan bangunan dan lingkungan : adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan, melaksanakan, memperbaiki,mengembangkan atau melestarikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 32. Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, memberikan kewenangan yang lebih besar bagi pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasca dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah terkait otonomi daerah, banyak wilayah-wilayah di Indonesia mengusulkan diri untuk
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Setelah Jakarta kian sesak akibat maraknya pembangunan properti, apartemen pun merambah daerah di luar Ibu Kota Jakarta yaitu Bekasi,
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Setelah Jakarta kian sesak akibat maraknya pembangunan properti, apartemen pun merambah daerah di luar Ibu Kota Jakarta yaitu Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah investasi. Akan tetapi, banyak investasi pada real estate lebih banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena tanah merupakan pondasi dari semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia, baik kegiatan yang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tam
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1408, 2017 KEMEN-ATR/BPN. Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciProsiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN
ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA LAHAN ASET DITJEN PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DI JALAN KRAMAT 1 KEBAYORAN LAMA JAKARTA SELATAN Achmad Syafii 1, I Putu Artama Wiguna 2
Lebih terperinciHASIL DISKUSI KELOMPOK II
HASIL DISKUSI KELOMPOK II LANGKAH/OPSI KEBIJAKAN UTK MEMASTIKAN PROYEK DI TIGA SEKTOR DAPAT BERJALAN DALAM UPAYA PENGURANGAN EMISI? 1. Identifikasi rencana detail MP3EI di Kaltim termasuk di dalamnya data
Lebih terperinciAnalisa Kelayakan Teknis dan Finansial pada Proyek Apartemen Dian Regency Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-58 Analisa Kelayakan Teknis dan Finansial pada Proyek Apartemen Dian Regency Surabaya Leonardo Andos Roganda L.Gaol dan Farida
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 12 2016 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA,
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Sumber : ALAM RAYA GROUP tahun 2011
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi 1.1.1 Gambaran Perusahaan Gambar 1.1 Logo PT. DINAR TRUST Sumber : ALAM RAYA GROUP tahun 2011 PT. DINAR TRUST adalah perusahaan yang bergerak di bidang
Lebih terperinciKavling Commercial P R O J E C T KAVLING COMMERCIAL MASTER PLAN
Kavling Commercial COMMERCIAL MASTER PLAN Loading... NO. KAVLING Kavling 1 Kavling 2 Kavling 3 Kavling 5 Kavling 6 Kavling 7 Kavling 8 Kavling 9 Kavling 10 Kavling 11 Kavling 12 Kavling 15 TOTAL LUAS 4.185
Lebih terperinciBUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYEDIAAN LAHAN, PRASARANA LINGKUNGAN, FASILITAS UMUM DAN FASILITAS SOSIAL OLEH PENGEMBANG DI KABUPATEN NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH
PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH Alamat : Bappeda Kota Cirebon Jalan Brigjend Dharsono Bypass Cirebon 45131 Telp. (0231) 203588 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PENGUMUMAN PENGAJUAN
Lebih terperinciMata Kuliah - Kewirausahaan II-
Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Studi Kelayakan & Aspek Teknis dalam Kegiatan Bisnis Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciPenentuan Kegiatan Untuk Lahan Bekas Lapangan Tenis Jalan Embong Sawo
Penentuan Kegiatan Untuk Lahan Bekas Lapangan Tenis Jalan Embong Sawo Dimas Ario Arumbinang 3607100002 2011 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah 1.3. Batasan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek konstruksi, terutama pada bangunan gedung, masih merupakan lahan favorit investor untuk menanamkan investasinya pada objek tersebut. Penanaman investasi pada
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 29 TAHUN 2002 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO
PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 29 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2002 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan
Lebih terperinciSTUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT HUBUNGAN ANTARA PENDEKATAN & PROGRAM BAB IV PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1. PENDEKATAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek besar seperti pembangunan gedung bertingkat tinggi (high rise building) atau proyek pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Lebih terperinciAnalisa Investasi Apartemen de Papilio Surabaya
Analisa Investasi Apartemen de Papilio Surabaya Danniswara Windraya Prasidya 3109100014 Dosen Pembimbing: Ir. Retno Indryani, MS. Gambar Apartemen de Papilio Deskripsi Proyek Owner: PT. Wijaya Karya Developer:
Lebih terperinciBAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE
BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman PRAKATA... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii
DAFTAR ISI PRAKATA... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 8 1.3 Tujuan, Manfaat dan
Lebih terperinci