BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

BAB IV PEMBAHAS AN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai penerapan indikator Bollinger Bands dan RSI

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi yang berbeda antara satu. ekonomi dalam memandang manajemen keuangan.

II. LANDASAN TEORI. lainnya. Laporan neraca dapat menggambarkan posisi keuangan suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

PENGARUH CURRENT RATIO

BAB II LANDASAN TEORI. lembar saham biasa (Kieso dkk, 2007:379). berbagai aspek, salah satunya adalah Earnings Per Share (Nachrowi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan resiko yang harus ditanggung setiap investor terutama investor jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

BAB II LANDASAN PUSTAKA. antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

support (batas bawah), hal ini penting dilakukan sebagai informasi mengenai pergerakan

Teori Portofolio ANALISIS TEKNIKAL. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup atau derajatnya di masyarakat meningkat. Banyak cara yang dilakukan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 3 LANDASAN TEORI. modal, yaitu Analisa fundamental dan Analisa Teknikal. Analisa Fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Fungsi Saham

BAB II URAIAN TEORITIS. Rinati (2009) melakukan penelitian yang berudul Pengaruh Net Profit

Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor. Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend

Investasi Saham di Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

PASAR MODAL JENIS JENIS INSTRUMEN PASAR MODAL BUKTI RIGHT DAN WARAN. Disusun oleh : KELOMPOK DUA S1 AKUNTANSI A. Disusun Oleh:

TEKNIK ANALISA FOREX - 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan terkait lainnya. (Tjiptono Darmadji dan Fakhruddin, 2011).

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi

BAB II LANDASAN TEORI. keuntungan bagi investor. Saham yang diperoleh melalui pembelian atau. terbatas (Darmadji dan Fakhrudin, 2012:05).

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merambah dalam dunia perekonomian di Indonesia telah mengubah mind set

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Right issue atau dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu

PASAR MODAL INDONESIA

PRODUK PASAR MODAL. 1. SAHAM Surat bukti pemilikan modal pada suatu perusahaan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham

ANALISA TEKNIKAL. Beberapa 'peralatan populer' yang digunakan dalam analisa teknikal adalah : 1. Chart. - Line - Candlesticks.

Buletin Compiled by

Rizky Watuseke

Bab IV PEMBAHASAN. membuat rencana perdagangan (trading plan), tujuannya sebagai dasar acuan penulis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), pasar modal (capital market)

Definisi dan asumsi dasar analisa teknikal Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan diuraikan penerapan indikator Bollinger Bands, RSI dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB II PERATURAN MENGENAI KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PASAR MODAL. A. Ketentuan Prosedur Kepemilikan Saham dalam Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

MENDENGARKAN SUARA PASAR.

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Saldo Awal Minimal (Minimum Opening Balance) untuk melakukan perdagangan valas dibutuhkan langkah langkah awal

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL

BAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan

Bollinger Bands. Gambar 1. Bollinger Bands, MA 20 & STD 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pendanaan dari dalam negeri maupun luar negeri. Dimana penghimpunan

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

BAB I PENDAHULUAN. emiten. Sebaliknya, di tempat itu pula perusahaan (entities) yang membutuhkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

ATA 2014/2015 M1/IT /NICKY/ Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

Hariyanto. Jl. Komplek Pendidikan Rt 07/Rw 09, Rangkasbitung. Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. sebuah perusahaan dan merepresentasikan klaim dari sebagian aset dan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. Maya (2012) Analisis Perbandingan Risk & Return antara sahan syariah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana atau tambahan modal. Pasar modal (capital market)

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI II.1. Investasi Menurut Sunariyah (2003:4): Investasi adalah penanaman modal untuk waktu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan return dimasa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang memiliki kelebihan dana. II.2. Pasar Modal dan Manfaatnya Menurut Susanto dan Sabardi (2010:1): Pasar modal merupakan tempat transaksi jual-beli instrumen bagi finansial, misal obligasi dan saham jangka panjang (lebih dari satu tahun jatuh temponya). Menurut Nasarudin dan Surya (2004:182): Pasar modal adalah pasar yang memperdagangkan efek dalam bentuk instrumen keuangan jangka panjang baik dalam bentuk modal (equity) dan utang. Menurut Dahlan (2004): Pasar modal adalah tempat semua surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Menurut Charlie (2010:26): Pasar modal adalah tempat berkumpulnya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual-beli surat berharga. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah pasar tempat mempertemukan antara penjual dan pembeli efek. Dimana yang diperdagangkan adalah saham, obligasi, reksadana, produk derivatif, maupun instrumen lainnya. 7

Menurut Susanto dan Sabardi (2010) mendefinisikan pasar modal banyak memberikan manfaat, yaitu: a. Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus. b. Memberikan masyarakat yang biasanya tidak berminat masuk dalam manajemen. c. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial. d. Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik. e. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang baik. f. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi g. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan manajemen professional, dan penciptaan iklim usaha yang sehat. Mengacu pada buku Nasarudin dan Surya (2004) terdapat beberapa manfaat keberadaan pasar modal di suatu negara, yaitu: a. Meningkatkan kapitalisasi pasar dan aktivitas perdagangan. b. Meningkatkan partisipasi pemodal asing dalam pasar domestic; dan c. Meningkatkan akses ke pasar internasional. II.3. Efficient Market Hypothesis Suatu pasar dikatakan efisien apabila harga barang-barang yang dujual telah menunjukan semua informasi yang ada sehingga tidak terbias (not biased) menjadi terlalu murah atau terlalu mahal. Perubahan harga di masa mendatang hanya tergantung 8

dari datangnya informasi baru dimasa mendatang yang tidak diketahui sebelumnya. Perubahan harga terjadi dengan sangat cepat sehingga tidak memungkinkan untuk dieksploitasi. Karena informasi baru datangnya tidak bisa diduga, maka perubahan harga pun tidak bisa diduga alias acak. Hipotesis tentang efisiensi pasar dibagi menjadi 3 bagian: a. Week form: menyatakan bahwa semua informasi berkaitan dengan harga-harga, transaksi volume, atau informasi pasar modal di masa lampau tidak ada gunanya. Bila ini benar, maka segala bentuk Teknikal Analisis tidak memberikan nilai tambah. b. Semi-strong form: menyatakan bahwa semua informasi yang susah diketahui public (baik itu informasi dari pasar modal seperti harga-harga di masa lampau maupun informasi fundamental lainya seperti laporan keuangan) tidak berguna. Informasi dari degi fundamental yan baru datang akan langsung terlihat di harga sehingga tidak bisa dieksploitasi. Bila hal ini benar, maka semua bentuk Teknikal Analisis dan Fundamental Analisis tidak bisa memberikan nilai tambah. c. Strong form: menyatakan bahwa semua informasi yang ada baik itu public atau prifat (insider information misalnya) sudah terlihat di harga saham sehingga tidak lagi bermanfaat. II.4. Efek dan Jenis-jenisnya Menurut Susanto dan Sabardi (2010:4): Efek merupakan setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham obligasi, tanda bukti utang, buku right (right issue), waran (warrant), unit penyertaan kontrak, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap turunan (derivatif) dari efek. 9

Menurut Darmajdi dan Fakhruddin (2006:4): Efek adalah surat berharga, yaitu pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit kontrak kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Definisi efek yang tertera dalam Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 tersebut telah mencakup semua jenis surat berharga yang ada di pasar modal menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006) antara lain, yaitu: a. Efek penyertaan adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjadi pemegang saham perusahaan yang menerbitkan efek tersebut. b. Efek utang adalah efek dimana penerbitnya mengeluarkan atau menjual surat utang, dengan kewajiban menebus kembali pada waktu yang telah ditentukan berdasarkan kesepakatan di antara pihak pihak yang bersangkutan. c. Efek derivatif merupakan efek turunan dari efek utama baik yang bersifat penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan dari efek utama maupun turunan selanjutnya atau turunan kedua. Efek derivatif adalah waran right, futures, forward, swap dan lain-lain. d. Efek lainya adalah efek yang tidak termasuk dalam efek penyertaan, utang, maupun derivatif. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: Reksa Dana, Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI), dan lain lain. II.5. Saham Menurut Vibby (2009:21): Saham merupakan salah satu jenis instrumen investasi yang berarti tanda kepemilikan terhadap suatu perusahaan dan akan memberikan keuntungan dalam bentuk dividen dan capital gain seiring dengan pergerakan nilai harganya. 10

Menurut Hariyani dan Serfianto (2010:198): Saham merupakan salah satu instrument pasar modal yang paling umum diperdagangkan karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berharga (efek) yang berbentuk sertifikat yang berfungsi sebagai tanda kepemilikan seseorang atau badan usaha di dalam suatu perusahaan perseroan terbatas. II.5.1. Jenis-jenis Saham Menurut Vibby (2009:21) memberikan definisi jenis jenis saham antara lain, yaitu: a. Saham Preferen Merupakan jenis saham khusus yang biasanya diterbitkan terbatas untuk pemilik atau pendiri perusahaan. Saham ini memiliki klaim khusus terhadap asset perusahaan namun tidak memiliki hak suara. b. Saham Biasa Merupakan jenis saham yang ditawarkan dan dapat dimiliki oleh public. Saham ini memiliki hak suara namun mendapat hak paling akhir terhadap asset bila perusahaan terlikuidasi. Pemilik saham biasa memiliki hak terlebih dahulu dalam penerbitan saham baru (right issue), namun jika pemegang saham biasa menolak menebusnya, maka dapat ditawarkan kepada pidak lain. Menurut Situmorang, Mahardhika dan Listiyarini (2010:2) memberikan definisi beberapa jenis saham yang perlu diketahui, yaitu: a. Saham biasa (common stock), adalah saham dengan ciri memiliki hak suara untuk menunjuk manajemen, dividen tergantung pada keuntungan perusahaan dan disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan apabila perusahaan dilikuidasi, dan memiliki hak memesan terlebih dulu sebelum saham ditawarkan ke masyarakat. b. Saham preferen (preferred stock) adalah saham dengan ciri tidak memiliki hak suara untuk menunjuk direksi dan komisaris, dividen yang diterima sudah pasti atau tetap, memiliki hak klaim lebih dulu jika perusahaan dilikuidasi, dapat dikonversi ke jenis saham lain. 11

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:7) Dilihat dari cara peralihanya saham dapat dibedakan atas: a. Saham atas unjuk, artinya saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS. b. Saham atas nama, merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihanya harus melalui prosedur tertentu. Menurut Darmadji dan Fakhuruddin (2006:8) Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas: a. Saham unggulan, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen. b. Saham pendapatan, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham. c. Saham pertumbuhan (well-khown), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu dapat juga saham petumbuhan (lesser khown), yaitu saham dari emiten yang tidak berperan sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri saham petumbuhan. Umumya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten. d. Saham spekulatif, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti. e. Saham siklikal, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitenya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resersi. Emiten seperti ini bisanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat seperti rokok dan barang- barang kebutuhan sehari- hari. II.5.2. Keuntungan Membeli Saham Mengacu pada definisi Situmorang, Mahardhika dan Listiyarini (2010) Ada tiga keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu: 12

a. Dividen Dengan memiliki saham suatu perusahaan, baik perusahaan yang tercatat di BEI (emiten) maupun yang tidak tercatat di BEI (non- emiten), investor biasanya akan mendapatkan dividen. Dividen diartikan sebagai sejumlah pengembalian (return) bagi pemegang saham yang didasarkan pada proporsi kepemilikan atas seluruh saham perusahaan yang diteribtkan, tentunya dividen diberikan perusahaan apabila perusahaan bersangkutan membukukan keuntungan. b. Capital gain Capital gain merupakan keuntungan dari hasil jual atau beli saham berupa selisih antara nilai jual lebih tinggi dari nilai beli. Biasanya, untuk merealisasikan keuntungan tersebut, para investor berupaya membeli saham ketika harga sedang turun dan menjualnya ketika harga saham sedang naik. Keuntungan inilah yang dijadikan alasan seseorang, bahkan sebagian besar orang, untuk berinvestasi di bursa saham. c. Bisa Dijaminkan Saham juga bisa dijaminkan ke bank sebagai jaminan untuk memperoleh kredit. Namun, biasanya saham hanya dianggap sebagai jaminan tambahan oleh bank, atau tidak bisa berdiri sendiri dengan alasan tingkat fluktuasi saham yang tidak bisa diprediksi. Menurut Hariyani dan Serfianto (2010:199) memberikan definisi keuntungan yang didapat investor dengan membeli saham, ada dua macam yaitu: a. Dividen Dividen merupakan pembagian keuntugan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan perusahaan setiap tahun. Dividen diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. 13

b. Capital gain Merupakan selisih antara harga beli dan harga jual saham. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. II.5.3. Manfaat Saham Mengacu pada definisi sebelumnya ada beberapa manfaat saham antara lain, yaitu: a. Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus (tidak dengan termin-termin); b. Biaya go public relatif murah; c. Proses relatif mudah; d. Pembagian deviden berdasarkan keuntungan; e. Penyertaan masyarakat biasanya tidak berminat masuk dalam manajemen; f. Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu perusahaan menigkatkan profesionalisme; g. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turur serta memiliki saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial; h. Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat (go public merupakan media promosi); i. Memberikan kesempatan bagi koperasi dan karyawan perusahaan untuk membeli saham. II.5.4. Risiko Investasi pada Saham Menurut Situmorang, Mahardhika dan Listiyarini (2010:4) mendefinisikan risiko investor yang memiliki saham, yaitu: 14

a. Tidak mendapatkan Dividen Hal ini bisa terjadi apabila perusahaan penerbit saham merugi atau memutuskan untuk menggunakan laba usaha sebagai tambahan modal kerja, misalnya untuk melakukan ekspansi usaha. b. Capital Loss Kerugian dari hasil jual atau beli saham berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah dari pada nilai beli saham. c. Risiko Likuidasi Perusahaan penerbit saham bangkrut maka pemegang saham memiliki klaim terakhir terhadap asset atau aktiva perusahaan setelah seluruh kewajiban perusahaan dibayar. Kondisi terburuk adalah tidak ada aktiva yang tersisa sehingga pemegang saham tidak memperoleh apapun. d. Saham Delisting (keluar atau dihapus) dari lantai bursa Saham dikeluarkan dari bursa karena alasan tertentu, saham dapat dihapus atau dikeluarkan pencatatanya dari bursa sehingga tidak bisa diperdagangkan lagi. II.6. Analisis Teknikal Menurut Vibby (2010:37) memberikan definisi sebagai berikut: Analisis teknikal pada prinsipnya merupakan studi utama melakukan penelitian yang mendasari kombinasi antara studi nilai harga (nilai harga pembukaan, nilai harga tertinggi atau terendah, dan nilai harga penutupan) dengan menggunakan grafik-grafik atau chart yang berbentuk sebagai peta utama untuk menentukan langkah-langkah berikutnya. Dalam buku Tryfino (2009:18): Analisis teknikal adalah metode analisis berdasarkan pergerakan harga saham sesuai dengan kemungkinan teknis dari historikal data stastistik pergerakan pada jangka waktu tertentu. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis teknikal adalah suatu metode analisis yang meramalkan pergerakan harga saham dengan menggunakan garfik /chart maupun perhitungan matematis. Analisis teknikal pertama kali di populerkan oleh Charles Dow dan dikenal dengan prinsip Teori Dow / dow theory pada akhir abad 19 dan sumbangan Charles Dow dalam analisis teknikal yang digunakan pada saat ini sungguh tidak dapat diabaikan. Dalam 15

teori dow disebutkan bahwa pergerakan suatu bursa saham / indeks, bergerak secara parallel bersamaan dengan mayoritas saham yang terdapat didalamnya. Analisis teknikal lebih memperhatikan pada apa yang telah terjadi di pasar, dari pada apa yang seharusnya terjadi. Pada analisis teknikal tidak terlalu perduli terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pasar, sebagaimana pada analisis fundamental, tetapi lebih berkonsentrasi pada instrumen pasar. Analisis teknikal dapat memperkirakan potensi kenaikan atau penurunan harga saham, baik dalam jangka panjang, menengah, maupun pendek. Bahkan analisis ini dapat digunakan untuk membaca pergerakan harga saham dalam satu hari perdagangan. II.6.1. Jenis-jenis Grafik Yang Digunakan Dalam Analisis Teknikal Mengacu pada definisi Hidayat (2010) terdapat 2 (dua) tipe chart yang banyak digunakan antara lain, yaitu: a. Bar Charts harga tertinggi harga tertinggi harga tertinggi penutupan pembukaan pembukaan penutupan pembukaan penutupan harga terendah harga terendah harga terendah Gambar 2.1 Bar Charts Berdasarkan gambar 2.2 Bar charts adalah charts atau grafik berbentuk balok tegak lurus yang menggambarkan harga tertinggi (the highest price) dan harga terendah (the lowest price). Di antara harga terendah tersebut, terdapat harga pembukaan (opening 16

price) yang terletak di sisi kiri harga penutupan (closing price) yang terletak di sisi kanan. b. Candlestick Charts harga tertinggi harga tertinggi harga tertinggi penutupan pembukaan pembukaan penutupan pembukaan penutupan harga terendah harga terendah harga terendah kosong (putih) terisi (hitam) doji (putih / hitam) Gambar 2.2 Candlestick Berdasarkan gambar 2.3 Candlestick charts sering disebut dengan japanese candles dikarenakan perna digunakan orang jepang untuk menganalisa harga kontrak padi. Mirip dengan bar charts, candlestick charts juga menampilkan harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi, dan harga terendah. Hanya saja, candlestick charts lebih menekankan pada hubungan antara harga pembukaan dengan harga penutupan. Dalam penggunaan candlestick charts, terdapat beberapa pola yang masing-masing memiliki arti tersendiri, di antaranya adalah: 1) Pola Bullish Pola bullish terjadi saat harga pembukaan berada di dekat harga terendah dan harga penutupan berada di dekat harga tertinggi. Warna balok yang menandai bullish adalah hijau atau putih. 17

2) Pola Bearish Pola bearish terjadi saat harga pembukaan berada di dekat harga tertinggi dan harga penutupan berada di dekat harga terendah. Warna balok yang menandai bearish adalah merah atau hitam. Menurut Vibby (2010:64) memberikan definisi analisis teknikal memiliki tiga jenis grafik yang mendasar antara lain: a. Line Chart Line chart merupakan sebuah grafik riwayat data nilai harga suatu saham yang hanya terbentuk dari nilai harga penutupan suatu saham dalam sebuah periode tertentu pada sebuah pergerakannya di bursa saham/market. Pada line chart tidak ditemukan data-data nilai harga pembukaan, nilai tertinggi, dan nilai terendah dari suatu pergerakan saham. b. Bar Chart Bar chart merupakan sebuah grafik riwayat data nilai harga suatu saham yang hanya terbentuk gari-garis pergerakan nilai harga nilai pembukaan, nilai harga tertinggi, nilai harga terendah dan nilai harga penutupan dari gerakan suatu saham dalam sebuah periode waktu tertentu pada sebuah pergerakan di bursa saham/market. Garis disebelah kiri menunjukkan harga pada saat pembukaan, sedangkan garis disebelah kanan menunjukkan harga penutupan. c. Candlestick chart Candlestick chart merupakan sebuah grafik riwayat data nilai harga suatu saham yang terbentuk dari nilai harga pembukaan, nilai harga tertinggi, nilai harga terendah dan nilai harga penutupan dari gerakan suatu saham dalam sebuah periode waktu tertentu pada sebuah pergerakannya di bursa saham/market. Perbedaan dengan bar chart adalah bentuknya secara visual lebih mudah dibaca dan diartikan, serta sangat mudah membedakan kenaikan dan penurunan harga suatu gerakan saham dari perbedaan warnanya. Warna gelap menunjukkan kejatuhan harga dari nilai harga pembukanya, sementara warna putih menunjukkan kenaikan harga dari nilai harga pembukaannya. 18

II.6.2. Indikator Tren, Support Resistance dan Reversal Mengacu pada definisi Sinaga (2010) Secara sederhana indikator dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu: a. Indikator trendline memiliki kegunaan utama untuk mengetahui trend yang sedang terjadi dengan rentang periode yang ada (meskipun demikian trendline indicator dapat juga digunakan untuk mengetahui hal lainnya seperti support dan resistance point, dsb). b. Indikator Oscillator memiliki ciri khas, yaitu memiliki rentang nilai yang terbatas, biasanya 0-100. RSI, Stochastic oscillator merupakan contoh indikator jenis ini. Biasanya digunakan untuk menentukan overbought dan oversold point yang pada akhirnya akan memicu uptrend dan downtrend. c. Momentum indicator digunakan untuk mengetahui seberapa cepat akselerasi sebuah trend sehingga kita dapat mengetahui seberapa lama trend tersebut akan berlangsung. II.6.2.1. Bollinger Bands Menurut Hidayat (2010:134) memberikan definisi sebagai berikut: Bollinger bands adalah volatility indicator karya John Bollinger dengan tiga line, yaitu upper, lower, dan simple moving average. Upper bands merupakan bands berjarak 2 standar deviasi di atas simple moving average (=middle bands), sedangkan lower bands merupakan bands berjarak 2 standar deviasi di bawah simple moving average. Dikarenakan standar deviasi adalah ukuran volatilitas, maka bands dapat menyesuaikan diri, melebar manakala pasar bergejolak dan menyempit manakala pasar tenang. Dalam penggunaanya, John Bollinger merekomendasikan pedoman dalam menggunakan Bollinger bands adalah: a. Semakin dekat harga bergerak ke arah upper bands, menandakan overbought. 19

b. Semakin dekat harga bergerak kea rah lower bands, menandakan oversold. Gambar 2.3. Bollinger Bands Berdasarkan gambar 2.4 ada beberapa cara membaca Bollinger Bands untuk membantu membaca sinyal beli ataupun jual, yaitu (Sinaga, 2010:129): a. Biasanya, deretan candlesrick bergerak di dalam lorong Bollinger Bands, yang menunjukan bahwa harga akan terus mengikuti trend yang sedang berlangsung. b. Pada keadaan market yang sedang sepi, channel akan cenderung menyempit. Sementara, ketika market bergairah, dan mulai terjadi ketidakseimbangan supply dan demand maka akan membuat channel melebar. c. Batas overbought dan oversold adalah saat yang tepat untuk beli ataupun jual. d. Namun, ketika market sedang antusias (sangat bullish atau sangat bearish), deretan candlestick biasanya keluar lorong yang mengindikasikan penguatan trend akan terus berlangsung. Pada pola seperti ini, Bollinger Bands bisa dijadikan satu satunya indikator untuk menentukan saat beli ataupun jual. II.6.2.2. RSI (Relative Strength Index) Dalam buku Sinaga (2010:120) memberikan definisi sebagai berikut: RSI merupakan salah satu indikator momentum terbaik di dunia, nyaris seluruh chartis memanfaatkan RSI karena begitu mudah menggunakanya dan tidak bias. Pertama kali diperkenalkan J Welles Wilder, pada tahun 1978 pada bukunya yang popular. RSI sangat baik untuk menentukan saat tepat (momentum) menentukan market 20

yang telah jenuh, overbought atau oversold. Memiliki skala 0-100 dengan skala 50 sebagai centerline, dimana kondisi overbought apabila garis RSI telah menebus skala 70 di atas centerline dan kondisi oversold apabila garis RSI telah menebus skala 30 di bawah centerline. Bedasarkan gambar 2.5 ada beberapa cara membaca RSI untuk membantu membaca sinyal beli ataupun jual, yaitu (Sinaga 2010:120): a. Apabila garis RSI telah menyentuh skala 70, merupakan kondisi overbought dimana akan terjadi pembalikan arah trend (reversal) sehingga bisa dijadikan sinyal untuk melakukan aksi jual. b. Apabila garis RSI menyentuh skala 30, merupakan kondisi oversold dimana akan terjadi reversal sehingga bisa dijadikan sinyal untuk aksi beli. c. Apabila garis RSI telah menembus skala 50 ke atas, bisa dijadikan konfirmasi bagus bahwa trend sedang menguat bullish, meski tetap mewaspadai terjadinya perubahan trend. d. Sementara apabila garis RSI telah menembus skala 50 ke bawah, bisa dijadikan konfirmasi bagus bahwa trend sedang bearish. Gambar 2.4 RSI (Relative Strength Index) 21

II.6.2.3. Kombinasi Bollinger Bands dan RSI Mengacu pada definisi Sinaga (2010) pada gambar 2.6 apabila Bollinger Bands dikombinasikan dengan RSI, demikian hasilnya: a. Bila harga berada diluar garis atau sama, sementara RSI masih berada dibawah zona overbought, maka ini berarti akan ada kelanjutan trend yang sedang terjadi. Sebaliknya bila RSI sudah berada di area overbought dan sedang meninggalkan area overbought, maka ini berarti akan ada pembalikan trend dalam beberapa candle kedepan. b. Bila harga berada diluar garis bawah atau sama, sementara RSI masih berada dibawah zona oversold, maka ini berarti akan ada kelanjutan trend yang sedang terjadi. Sebaliknya bila RSI sudah berada di area oversold, maka ini berarti akan ada pembalikan trend dalam beberapa candle kedepan. Gambar 2.5 Bollinger Bands & RSI 22