BAB V PENUTUP. kelas X di SMAN 3 Malang adalah tinggi. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat determinasi diri pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. metode statistika. Pendekatan kuantitatif dilakukan dalam rangka pengujian

PENGARUH PERAN AYAH (FATHERING) TERHADAP DETERMINASI DIRI (SELF DETERMINATION) PADA REMAJA KELAS X DI SMAN 3 MALANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjadi responden penelitian adalah SMAN 3 Malang yang berada di jalan

PENGARUH PERAN AYAH (FATHERING) TERHADAP DETERMINASI DIRI (SELF DETERMINATION) REMAJA

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

NASKAH PUBLIKASI PERAN AYAH DALAM PENGASUHAN DAN KELEKATAN REMAJA PADA AYAH

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB IV HASIL PENELITIAN. remaja ini terbagi di SMKN 1, SMKN 2, SMKN 5, SMA Mataram, SMA

Anak laki-laki yang dirawat dan mendapat sentuhan fisik ayah, dapat menerima diri secara positif dan merasa aman dengan maskulinitasnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

HASIL. Karakteristik Remaja

Remaja Pertengahan (15-18 Tahun)

PENDAHULUAN. Kelamin, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, [terhubung berkala]. [3 April 2009]. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri,

BAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu

LEMBARAN KUESIONER PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Sikap Remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afeksional pada seseorang yang ditujukan pada figur lekat dan ikatan ini

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT

BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK. Pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas intelektual berbasis keluarga

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selain sebagai makhluk pribadi, juga merupakan makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan. Bahkan hubungan seksual yang sewajarnya dilakukan oleh

POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan lembaga terkecil namun memberikan pengaruh yang

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. lain begitu juga dengan subjek D, R dan S dalam memberikan pola asuh dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil pembahasan pada bab IV, oleh peneliti rumuskan suatu. kesimpulan, kesimpulan umum dan kesimpulan khusus.

BAB V SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. digolongkan pada individu yang sedang tumbuh dan berkembang (Yusuf,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kenikmatan dan pelengkap kebahagiaan dalam keluarga. Anak merupakan titipan

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

DATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III

BAB VI PENUTUP DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara logis anak memiliki dua nilai fungsi, yakni fungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai macam hal yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tentang pengaruh pola asuh

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan sampai merinding serta menggetarkan bahu ketika mendengarkan kata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika Oleh Frans simangunsong, S.H., M.H

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Remaja merupakan bagian perkembangan yang penting dan unik,

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR TERHADAP PROGRAM GENERASI BERENCANA DI SMA NEGERI 13 MEDAN TAHUN 2015

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi, tahapan, dan faktor-faktor yang

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Coakley (dalam Lerner dkk, 1998) kadang menimbulkan terjadinya benturan antara

TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI

LAMPIRAN 1 RINCIAN ALAT UKUR 1. Persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter orangtua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan kesatuan sosial yang terdiri atas suami istri dan anakanaknya,

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

BAB I PENDAHULUAN. orang tua sejak anak lahir hingga dewasa. Terutama pada masa

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mayang Wulan Sari,2014

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007).

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini, yakni: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat peran ayah pada remaja kelas X di SMAN 3 Malang adalah tinggi. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat determinasi diri pada remaja kelas X di SMAN 3 Malang adalah tinggi. 3. Peran ayah dalam pengasuhan memberikan pengaruh terhadap determinasi diri pada remaja SMA kelas X di SMAN 3 Malang 4. Peran ayah yang berpengaruh terhadap determinasi diri adalah peran ayah sebagai sumber daya sosial dan akademik (resource) bagi anak, sedangkan peran ayah yang paling tidak memberikan pengaruh bagi determinasi diri adalah peran ayah sebagai pengawas dan penegak disiplin (monitor dan diciplinarian). 5. Peran ayah sebagai sumber daya sosial dan akademik (resource) secara signifikan memberikan pengaruh terhadap munculnya rasa keterhubungan para responden dengan lingkungan sekitar mereka. Kemudian, peran ayah sebagai pemberi perhatian dan kasih sayang (caregiver) memberikan pengaruh terhadap rasa kemandirian anak. Peran ayah sebagai konsultan dan penasihat (advocate) berpengaruh terhadap terbentuknya rasa kompetensi anak. 96

97 6. Ayah tidak berbeda dalam memperlakukan anak laki-laki dan anak perempuan, walaupun secara rata-rata (mean) peran ayah lebih tinggi pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki, terutama dalam peran ayah sebagai pemberi perhatian dan kasih sayang (caregiver), ayah sebagai pelindung (protector), dan ayah sebagai pengawas dan penegak disiplin (monitor and diciplinarian), sedangkan peran ayah sebagai konsultan dan penasihat (advocate) lebih tinggi pada anak lakilaki dibandingkan pada anak perempuan. 5.2 Saran Penelitian ini menunjukkan peran ayah dalam pengasuhan memberikan pengaruh terhadap determinasi diri pada remaja, berikut beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan penelitian ini: 5.2.1 Untuk remaja: 1. Remaja diharapkan mampu membangun determinasi diri dengan meningkatkan rasa kemandirian, kompetensi, dan keterhubungan. Karena aspek-aspek determinasi diri tersebut dapat menumbuhkan motivasi intrinsik dalam berperilaku. 2. Remaja diharapkan untuk membangun hubungan yang lebih dekat dan akrab dengan ayah mereka, karena peran ayah dapat memberikan pengaruh terhadap determinasi diri dan aspek-aspek seperti rasa kemandirian, rasa kompetensi, dan rasa keterhubungan. 5.2.2 Untuk para ayah dan kalangan masyarakat:

98 1. Ayah diharapkan dapat lebih terlibat dalam pengasuhan anak, tidak hanya peran ibu yang memberikan efek positif terhadap perkembangan remaja, penelitian ini membuktikan bahwa peran ayah juga memberikan efek positif terutama dalam membangun determinasi diri remaja. 2. Kepercayaan masyarakat bahwa ayah tidak akan bisa sebaik ibu dalam merawat anak tidak sepenuhnya benar. Ayah mampu melakukan berbagai peran sebagai orangtua yang mendukung perkembangan anak. 3. Rasa kemandirian anak dapat dibangun melalui sikap ayah yang hangat, suportif, perhatian dan penuh dengan kasih sayang. Kemudian ayah dapat membantu anak membangun rasa kompetensi melalui peran ayah sebagai konsultan dan penasihat (advocate), ayah diharapkan secara aktif memberikan informasi, memberikan saran dan pandangan, serta memberikan umpan balik (feedback) terhadap hal-hal yang dikerjakan anak. 4. Ayah sebagai agen sosialisasi anak, mempunyai peran yang sangat penting untuk menyediakan sumber daya sosial dan akademik bagi anak. Dengan menghubungkan anak dengan dunia sosial dapat membantu mereka untuk merasa terhubung dengan orang lain, membuat anak merasa bahwa mereka tidak sendiri dan merasa bahwa orang-orang disekitar peduli terhadap mereka.

99 5. Ayah diharapkan untuk tidak membatasi diri dalam memberikan perhatian dan kasih sayang (caregiving) pada anak laki-laki. Penelitian ini menemukan ada beberapa responden yang memiliki peran ayah sebagai caregiver rendah, dan semua responden tersebut adalah remaja laki-laki. Dampak dari isu maskulinitas membuat anak laki-laki diperlakukan lebih kasar dan jarang mendapat kasih sayang berupa sentuhan, pelukan, dan ciuman dari orangtua mereka terutama ayah, selain itu masyarakat menganggap bahwa anak lakilaki harus menjadi lebih kuat dengan menahan emosi mereka. Padahal hal-hal seperti ini tidak baik untuk perkembangan anak lakilaki. Anak laki-laki tidak hanya dapat belajar kasih sayang dari ibu mereka namun juga melalui ayah, anak laki-laki dapat meniru bagaimana menjadi seorang laki-laki yang penuh kasih sayang. 6. Dalam penelitian ini ayah masih menjadi sosok orangtua yang jarang memberikan informasi mengenai bahaya narkoba dan seks bebas kepada remaja mereka. Namun dalam era modern sekarang kebutuhan generasi muda untuk memahami bagaimana bahaya narkoba dan seks bebas semakin meningkat, sehingga ayah diharapkan dapat lebih aktif untuk terlibat dalam mencegah munculnya perilaku-perilaku yang tidak diinginkan tersebut. 7. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa remaja merasa tidak nyaman jika menceritakan permasalahan mereka kepada ayah mereka, sehingga peneliti mengharapkan agar ayah dapat lebih membuka diri

100 dan menjadi pendengar yang baik bagi remaja mereka. Jadi ketika anak memiliki masalah, ayah sebagai sumber daya penting bagi anak dapat menjadi sandaran bagi anak-anak mereka. 5.2.3 Untuk peneliti selanjutnya: 1. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan mengambil sampel dari budaya atau daerah yang berbeda, untuk melihat apakah faktor budaya berpengaruh terhadap perbedaan peran ayah. 2. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan analisa lebih luas dengan menambahkan apakah faktor ekonomi keluarga, berapa jumlah anak, usia ayah dan anak mempengaruhi peran ayah dalam keluarga. 3. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif, untuk penelitian selanjutnya dapat lebih dikembangkan menggunakan penelitian eksperimen maupun kualitatif.