BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Gamping merupakan rumah sakit pendidikan Universitas

dokumen-dokumen yang mirip
The Relations Between Knowledge and Personal Protective Equipment (PPE) Use Adherence in Non-Medical Employee

Laboratorium 7 orang petugas, dan Instalasi Gizi 11 orang petugas. Setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian

LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

BAB III METODE PENELITIAN. secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional untuk menilai

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN DAN EKUITAS MEREK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. fraktur around hip yang menjalani perawatan rutin.

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

HUBUNGAN MUTU DAN FASILITAS PELAYANAN DI RUANG PERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS KELAS III DI RUMAHSAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. 45 tahun. Usia atau umur menurut suma mur (1993) tenaga kerja yang tidak. perhatian khusus dalam melakukan pekerjaannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat. lantai makanan dan benda-benda peralatan medik sehingga dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan tingkat kreativitas pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. defisiensi besi sebanyak 25 sebagai kasus dan 37 anak dengan Hb normal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perawatan. Tindakan pemasangan infus akan berkualitas apabila dalam

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS PENUNJANG NON MEDIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODA PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

PENGESAHAN SKRIPSI...

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat. darurat (Permenkes RI No. 147/ Menkes/ Per/ 2010).

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa

Oleh : Rahayu Setyowati

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat. a. Gambaran Kepuasan Pasien Jamkesmas Pada Pelayanan Keperawatan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

Gladys Apriluana, Laily Khairiyati, Ratna Setyaningrum

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari*

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) yang berjumlah 96 pasien sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah observasional analitik komparatif kategorik

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah

III. METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian dijumpai 35 anak yang dirawat di bangsal

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan penelitian analitik obeservasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DIRUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS PENUNJANG MEDIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terminal yang menjalani hemodialisa rutin di unit hemodialisa RS

BAB III (METODE PENELITIAN) dan analisis menggunakan statistik.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Ahmad Dahlan No. 20 Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu rumah sakit umum milik yayasan Muhammadiyah yang terletak di jalan Wates KM 5,5, Sleman, Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping merupakan rumah sakit pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, rumah sakit pendidikan tipe C ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan diantaranya berupa instalasi gawat darurat, pelayanan medis, pelayanan penunjang, pelayanan pemeliharaan kesehatan dan pelayanan unggulan. Pelayanan penunjang dapat berupa pelayanan penunjang medis dan non medis. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan hasil observasi pada petugas penunjang non medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah petugas kesehatan yang bekerja di unit penunjang non medis yang terdiri dari 11 petugas pelayanan linen dan laundy, 3 petugas pelayanan CSSD, 3 petugas pelayanan sanitasi dan IPAL, dan 2 petugas pelayanan elektromedik pada periode April sampai Mei 2016 dengan total sampel 19 petugas. Kriteria sampel yang diteliti adalah petugas kesehatan yang bekerja di unit penunjang non medis RS PKU Muhammadiyah Gamping dengan karakteristik yang disajikan pada tabel di bawah ini: 54

55 Tabel 4. Karakterisitik petugas penunjang non medis RS PKU Muhammadiyah Gamping berdasarkan jenis kelamin No Jenis kelamin Jumlah Persentase 1 Laki-laki 15 78,9% 2 Perempuan 4 21,1% Total 19 100% Karakteristik petugas berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini sebagian besar terdiri dari 15 petugas laki-laki (78,9%) dan 4 petugas perempuan (21,1%) sebagaimana yang tercantum pada tabel 4. Tabel 5. Karakteristik petugas penunjang non medis RS PKU Muhammadiyah Gamping berdasarkan tingkat pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase 1 SD 3 15,8% 2 SMP 1 5,3% 3 SMA/SMK 12 63,2% 4 D3 2 10,5% 5 S1 1 5,3% Total 19 100% Karakteristik petugas berdasarkan tingkat pendidikan pada tabel 5 paling banyak yaitu SMA/SMK berjumlah 12 petugas (63,2%), kemudian pendidikan SD berjumlah 3 petugas (15,8%), selanjutnya pendidikan D3 berjumlah 2 petugas (10,5%), dan yang terakhir SMP dan S1 masing masing berjumlah 1 petugas (5,3%). Tabel 6. Karakteristik petugas penunjang non medis RS PKU Muhammadiyah Gamping berdasarkan tingkat pengetahuan No Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase 1 Baik 16 84,2% 2 Cukup 3 15,8% Total 19 100%

56 Berdasarkan tingkat pengetahuan, karakteristik petugas dilihat dari tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan baik merupakan proporsi jumlah terbanyak yaitu 84,2% dan tingkat pengetahuan cukup yaitu 15,8%. Tabel 7. Karakteristik petugas penunjang non medis RS PKU Muhammadiyah Gamping berdasarkan tingkat kepatuhan No Tingkat Kepatuhan Jumlah Persentase 1 Patuh 15 78,9% 2 Tidak Patuh 4 21,1% Total 19 100% Pada tabel 7 dapat dilihat karakteristik petugas berdasarkan tingkat kepatuhan menunjukkan paling banyak petugas yang patuh menggunakan alat pelindung diri sebanyak 15 petugas (78,9%) dan petugas yang tidak patuh sebanyak 4 petugas (21,1%). Tabel 8. Perbandingan pengetahuan petugas pada 4 pelayanan di unit penunjang non medis RS PKU Muhammadiyah Gamping No Pelayanan Rerata Prosentase Pengetahuan Petugas 1 Pelayanan Linen dan Londry 83,64% 2 Pelayanan CSSD 88,9% 3 Pelayanan Sanitasi dan IPAL 84,46% 4 Pelayanan Elektromedik 83,35% Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa rerata pengetahuan petugas berdasarkan unit pelayanan menunjukkan nilai pengetahuan paling tinggi pada unit pelayanan CSSD (88,9%), selanjutnya unit pelayanan Sanitasi dan IPAL (84,46%), kemudian diikuti oleh unit pelayanan Linen dan Laudry (83,64%), dan yang terakhir adalah unit pelayanan Elekromedik (83,35%).

57 Tabel 9. Perbandingan kepatuhan petugas pada 4 pelayanan di unit penunjang non medis RS PKU Muhammadiyah Gamping No Pelayanan Rerata Prosentase Kepatuhan Petugas 1 Pelayanan Linen dan Londry 84.84% 2 Pelayanan CSSD 88,9% 3 Pelayanan Sanitasi dan IPAL 100% 4 Pelayanan Elektromedik 100% Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa rerata kepatuhan petugas berdasarkan unit pelayanan menunjukkan nilai kepatuhan paling tinggi pada unit pelayanan Sanitasi dan IPAL dan unit pelayanan Elektromedik (100%), selanjutnya unit pelayanan CSSD (88,9%), kemudian diikuti oleh unit pelayanan Linen dan Laudry (84,84%). Berdasarkan data tersebut kemudian diolah secara statistik menggunakan program komputer dengan menggunakan metode uji Chi-Square Tests namun karena nilai tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan terdapat 3 sel <5, maka dilakukan Fisher s Exact Test dan Uji Korelasi Spearman karena data yang penulis gunakan berdistribusi tidak normal. Uji Fisher s Exact Test dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada petugas penunjang non medis RS PKU Muhammadiyah Gamping, sedangkan Uji Korelasi Spearman dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap tingkat kepatuhan penggunaan alat pelindung diri. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengetahuan petugas mengenai alat pelindung diri dan variabel terikat pada penelitian ini adalah kepatuhan petugas dalam menggunakan alat pelindung

58 diri. Variasi untuk variabel bebas adalah pengetahuan baik, cukup dan kurang, sedangkan variasi untuk variabel terikat adalah patuh dan tidak patuh. Tabel 10. Hasil analisis pengetahuan mengenai alat pelindung diri terhadap kepatuhan penggunaan APD pada petugas penunjang non medis. Tingkat pengetahuan penggunaan APD pada petugas penunjang non medis Tingkat Kepatuhan Patuh Tidak Patuh Total N % N % N % Baik 15 78,9% 1 5,3% 16 84,2% Cukup 0 0% 3 15,8% 3 15,8% Total 15 78,9% 4 21,1% 19 100% Fisher s Exact Test P = 0,004 α = 0,05 Spearman Correlation P = 0,003 α = 0,05 Correlation Coefficient = 0,651 Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat bahwa 15 petugas (78,9%) dengan tingkat pengetahuan baik dan patuh dalam menggunakan alat pelindung diri, 1 petugas (5,3%) dengan tingkat pengetahuan baik dan tidak patuh dalam menggunakan alat pelindung diri, dan 3 petugas (15,8%) dengan tingkat pengetahuan cukup dan tidak patuh dalam menggunakan alat pelindung diri. Hasil analisis didapatkan signifikansi sebesar 0,004 atau p=0,004. Jika p<0,05 maka H1 diterima atau hipotesis diterima. Dapat disimpulkan pada penelitian ini H1 diterima karena p<0,05 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada petugas penunjang non medis RS PKU Muhammadiyah Gamping. Pada tabel 8, juga tertera bahwa nilai signifikansi Spearman Correlation sebesar 0,003 atau p=0,003. Jika p<0,05 maka hipotesis kedua diterima artinya bahwa semakin tinggi pengetahuan maka semakin tinggi pula kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada petugas penunjang non medis RS PKU

59 Muhammadiyah Gamping. Pada tabel 8, tertera pula nilai Correlation Coefficient yaitu 0,651 yang artinya keeratan hubungan kedua variabel tersebut kuat. B. Pembahasan Pengetahuan petugas penunjang non medis tentang penggunaan alat pelindung diri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan penggunaan alat pelindung diri untuk mencengah terjadinya infeksi nosokomial. Pengetahuan dibutuhkan sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang benar, sehingga petugas dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang baik untuk dapat menggunakan alat pelindung diri dengan sempurna sesuai dengan indikasinya. Hasil penelitian yang dilakukan pada 19 responden menunjukkan bahwa rata-rata responden memiliki pengentahuan baik terhadap penggunaan APD yaitu sebesar 84,2%. Hal ini sesuai dengan Arikunto (2006) yang menjelaskan bawa individu memiliki tingkat pengetahuan baik jika mampu menjawab dengan benar diatas 75%. Pengetahuan responden pada penelitian ini tergolong baik karena banyak petugas yang sudah mengetahui tentang beberapa informasi dari pertanyaan yang diajukan seperti pengertian, fungsi, manfaat serta jenis-jenis dari APD serta akibat tidak menggunakan APD saat bekerja. Pengetahuan pada tahap aplikasi akan menerapkan materi yang telah dipelajari dalam situasi atau kondisi yang riil (Purnomo, dkk., 2012). Aplikasi (aplication) diartikan sebagai kemampuan petugas untuk menggunakan alat pelindung diri yang

60 telah dipelajari pada kondisi dan situasi yang sebenarnya di unit penunjang non medis. Hal tersebut sesuai dengan hasil pada penelitian ini yaitu sebagian besar petugas penunjang non medis patuh dalam menggunakan alat pelindung diri (78,9%). Dari hasil analisis penelitian diketahui yaitu petugas penunjang non medis yang mempunyai pengetahuan baik, sebagaian besar patuh dalam menggunakan APD saat betugas sebanyak 15 petugas (78,9%). Analisis bivariat digunakan untuk mengetahuai hubungan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD pada petugas penunjang non medis di RS PKU Muhammadiyah Gamping pada penelitian ini menggunakan uji Fisher s Exact Test. Hasil analisis dengan uji tersebut menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada petugas penunjang non medis di RS PKU Muhammadiyah Gamping (P = 0,004; α = 0,05). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Mala (2014) yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yaitu indera pengelihatan, pendengaran, penciumanan, rasa, raba dan telindungan. Domain tahu dalam penelitian ini mengetahui prinsip-prinsip alat pelindung diri dan dimana bukan hanya tahu tetapi mampu menerapkannya dalam praktik penggunaannya saat bertugas (Rohman dan Yuantari, 2015). Petugas penunjang non medis yang mengetahui pentingnya penggunaan alat pelindung diri akan cenderung

61 menggunakan alat pelindung diri saat bertugas, sehingga akan dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi nosokomial. Berdasarkan hasil analisis korelasi Spearman antara variabel tingkat pengetahuan petugas tentang alat pelindung diri dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri menghasilkan nilai p= 0,003. Secara teori memang disebutkan bahwa semakin tinggi pengetahuan responden tentang alat pelindung diri diharapkan semakin tinggi pula kepatuhan dalam menggunakan alat pelindung diri tersebut. Pada penelitian ini menunjukkan hal yang serupa, tingginya pengetahuan responden tentang APD berhubungan dengan tingginya kepatuhan penggunaan APD atau semakin tinggi pengetahuan semaki tinggi pula kepatuhan penggunaan alat pelidung diri dan keeratan hubungan tersebut kuat. Pada penelitian yang dilakukan oleh Purnomo, dkk. (2012) menjelaskan bahwa kepatuhan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengalaman petugas itu sendiri mengenai kejadian infeksi nosokomial, tingkat pendidikan, dan fasilitas seperti ketersediaan alat pelindug diri itu sendiri serta adanya standar operating prosedur (SOP). Kepatuhan petugas dalam menggunakan alat pelindung diri membutuhkan adanya pemahaman yang benar tentang cara dan langkah-langkah dalam menggunakan alat pelindung diri. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi kepatuhan seseorang (Niven, 2002).

62 Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) dalam Nurcahyanti (2015), yang mengatakan bahwa suatu tindakan yang dilakukan berdasarkan oleh ilmu pengetahuan akan lebih bertahan lama, dibandingkan dengan tindakan yang tidak didasari oleh pengetahuan. Selain itu faktor yang menyebabkan pengetahuan berhubungan dengan kepatuhan penggunaan APD adalah pengetahuan dapat meningkatkan informasi petugas tentang APD sehingga petugas lebih tertarik untuk menggunakan APD dikarenakan telah memahami fungsi APD bagi dirinya. Pengetahuan juga berpengaruh terhadap perilaku manusia, semakin baik pengetahuan akan semakin baik juga perilakunya serta adanya pengalaman. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, di mana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut mudah menyerap informasi yang diperoleh serta akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non formal saja. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan terhadap prilaku penggunaan alat pelindung diri pada mahasiswa praktek profesi tahun 2011 2012. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa tingginya pengetahuan responden mengenai APD tidak sejalan dengan perilaku penggunaan APD.