BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
Sony Kamilie 1 ; Jonny 2. ABSTRACT. Keywords: total server, service time, waiting time, queueing, simulation ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

(MODUL II PROMODEL) BAB I PENGENALAN SISTEM

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB II LANDASAN TEORI

UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMODEL (STUDI KASUS : PINTU TOL BUAH BATU BANDUNG)

KOMPUTER INDUSTRI (PROMODEL)

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah


BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model Sistem Antrian Bank Mega Cabang Puri Indah

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Landasan Teori

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Garda Bangun Nusa berdiri berdasarkan akte notaris nomor 16,tanggal

BAB III METODE PENELITIAN

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Soho

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Model Sistem Antrian Bank Central Asia Cabang Mall Taman Anggrek

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

Universitas Bina Nusantara

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT

BAB 2 LANDASAN TEORI

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X *

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

Teori Antrian. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. pihak perusahaan PT. Muliapack Intisempurna. Pengumpulan data ini

BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini

CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menunggu didepan loket untuk mendapatkan tiket kereta api, menunggu pengisian

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK X KANTOR CABANG PEMBANTU PURI SENTRA NIAGA

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA

Operations Management

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK)

Lampiran 1: Data kedatangan pelanggan per jam dan penghitungan Steady-state. No Hari/Tanggal Periode Waktu (Per Jam) 1 Selasa

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

Riska Sismetha, Marisi Aritonang, Mariatul Kiftiah INTISARI

BAB 3 PEMBAHASAN DAN HASIL

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK)

ANTRIAN. pelayanan. Gambar 1 : sebuah sistem antrian

OPTIMASI PELAYANAN BONGKAR MUAT BARANG PADA SISTEM ANTRIAN PT HONDA PROSPECT MOTOR DENGAN SINGLE AND MULTI CHANNEL QUEUEING ANALYSIS

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon

Penelpon menunggu dilayani. A.K. Erlang tahun Teori Antrian

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan di depan loket bioskop, bank, antrian untuk dilayani saat servis

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X *

Model Antrian pada Sistem Pembayaran di Golden Pasar Swalayan Manado. A Model Queue at The Payment System at Golden Supermarket Manado

Adrian et al., Antrian Teori Antrian Pada Loket Pembayaran Pusat Perbelanjaan Carrefour...

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PROSES PENGANTONGAN UREA DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT. XYZ

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Kegiatan pelayanan di Bank Rakyat Indonesia unit Gerendeng Tangerang

BAB V ANALISA HASIL. Pada penelitian tugas akhir ini, untuk mengetahui kondisi dan karakteristik

BAB 2 LANDASAN TEORI

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation)

BAB II LANDASAN TEORI

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

Unnes Journal of Mathematics

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma

ANALISIS SISTEM ANTREAN PELAYANAN DI KANTOR PERTANAHAN KOTA SEMARANG ABSTRACT

APLIKASI TEORI ANTRIAN MODEL MULTI CHANNEL SINGLE PHASE DALAM OPTIMASI LAYANAN PEMBAYARAN PELANGGAN PADA SENYUM MEDIA STATIONERY JEMBER

BAB II LANDASAN TEORI

Operations Management

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER. Modul PROMODEL /2018. Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia

Model Antrian Pengangkutan Slag dengan Pendekatan Matematis: Studi Kasus pada PT. Inco Sorowako

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI...

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

BAB III METODE PENELITIAN. studi kasus yang dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui dan

ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS

STUDI ANTRIAN KENDARAAN PADA PINTU KELUAR GERBANG TOL PASTEUR. Gayus Purob NRP : Pembimbing : V. Hartanto. Ir.,M.Sc.

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

Transkripsi:

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Sebelum melakukan pengolahan dan analisis data, penulis melakukan observasi kondisi yang ada di area final inspection VLC saat ini. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data-data, sehingga data tersebut dapat dianalisis menggunakan teori antrian lalu dilakukan simulasi. Adapun data hasil observasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Model sistem antrian area final inspection. 2. Data kedatangan kendaraan. 3. Data waktu pelayanan. 4. Data total biaya pelayanan. Untuk data total biaya pelayanan akan di tampilkan saat melakukan perhitungan optimalisasi jumlah server. 4.1.1 Model Sistem Antrian Pada sistem antrian di area final inspection penulis mengamati model sistem antrian yang digunakan saat ini yaitu jenis model antrian satu saluran satu tahap yang berarti kendaraan yang ingin menggunakan fasilitas pelayanan, menunggu dalam sebuah antrian sampai gilirannya untuk dilayani. Model sistem antrian ini didasarkan beberapa asumsi diantaranya kedatangan mengikuti distribusi poisson, waktu

67 pelayanan mengikuti distribusi eksponensial, disiplin antrian kendaraan yang datang dilayani terlebih dahulu (First Come First Served). Selain itu penulis juga melihat adanya keterbatasan antrian dikarenakan luas lokasi yang ada. Batas antrian yang diijinkan sebanyak 16 unit kendaraan. Gambaran model sistem antrian di final inspection saat ini sebagai berikut : Keterangan : = Aliran proses = Area washing dan final inspection = Tenaga kerja = Kendaraan export Gambar 4.1 Model sistem antrian area final inspection Dari gambaran model diatas, dibawah ini merupakan gambar kondisi yang ada di lapangan sebenarnya

68 Sumber Kedatangan (Washing). Area Final Inspection Antrian Final Inspection Gambar 4.2 Kondisi lapangan di area final inspection 4.1.2 Data Kedatangan Kendaraan di Final Inspection Data kedatangan didapatkan dengan pengamatan langsung di area final inspection. Data dikumpulkan dengan mencatat waktu kedatangan setiap kendaraan yang datang ke area final inspection setelah selesai proses pencucian. Pengamatan dilakukan pada bulan April 2010, data yang didapatkan merupakan data kedatangan kendaraan ke final inspection selama 2 minggu. Pengamatan mewakili semua hari kecuali sabtu dan minggu, dikarenakan sabtu minggu merupakan hari libur kerja. Berikut ini pada tabel 4.1 merupakan data kedatangan kendaraan ke final inspection selama 2 minggu.

69 Tabel 4.1 Data kedatangan kendaraan export ke area final inspection Hari / Tanggal Interval Waktu Jumlah Kedatangan Senin 12/04/2010 Selasa 13/04/2010 Rabu 14/04/2010 Kamis 15/04/2010 8:00-9:00 13 9:00-10:00 10 10:00-11:00 12 11:00-12:00 6 13:00-14:00 8 14:00-15:00 9 15:00-16:00 7 8:00-9:00 14 9:00-10:00 17 10:00-11:00 6 11:00-12:00 1 13:00-14:00 14 14:00-15:00 14 15:00-16:00 20 8:00-9:00 10 9:00-10:00 15 10:00-11:00 16 11:00-12:00 11 13:00-14:00 16 14:00-15:00 18 15:00-16:00 9 8:00-9:00 16 9:00-10:00 15 10:00-11:00 9 11:00-12:00 10 13:00-14:00 8 14:00-15:00 18 15:00-16:00 12

70 Tabel 4.1 Data kedatangan kendaraan export ke area final inspection (lanjutan) Hari / Tanggal Interval Waktu Jumlah Kedatangan Jumat 16/04/2010 Senin 19/04/2010 Selasa 20/04/2010 Rabu 21/04/2010 8:00-9:00 15 9:00-10:00 10 10:00-11:00 9 11:00-12:00 3 13:00-14:00 15 14:00-15:00 12 15:00-16:00 12 8:00-9:00 13 9:00-10:00 14 10:00-11:00 13 11:00-12:00 10 13:00-14:00 15 14:00-15:00 2 15:00-16:00 8 8:00-9:00 21 9:00-10:00 13 10:00-11:00 11 11:00-12:00 4 13:00-14:00 9 14:00-15:00 19 15:00-16:00 4 8:00-9:00 15 9:00-10:00 19 10:00-11:00 16 11:00-12:00 12 13:00-14:00 15 14:00-15:00 16 15:00-16:00 11

71 Tabel 4.1 Data kedatangan kendaraan export ke area final inspection (lanjutan) Hari / Tanggal Interval Waktu Jumlah Kedatangan Kamis 22/04/2010 Jumat 23/04/2010 8:00-9:00 15 9:00-10:00 10 10:00-11:00 9 11:00-12:00 3 13:00-14:00 15 14:00-15:00 12 15:00-16:00 12 8:00-9:00 7 9:00-10:00 13 10:00-11:00 12 11:00-12:00 5 13:00-14:00 12 14:00-15:00 13 15:00-16:00 8 Dari data diatas maka dibuatkan rangkuman total data jumlah kedatangan kendaraan dan grafik jumlah kedatangan selama pengamatan. Rangkuman total ditampilkan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Data total jumlah kedatangan kendaraan export ke area final inspection Hari Tanggal Jumlah Kedatangan Senin 12-Apr-10 65 Selasa 13-Apr-10 86 Rabu 14-Apr-10 95 Kamis 15-Apr-10 88 Jumat 16-Apr-10 76 Senin 19-Apr-10 75 Selasa 20-Apr-10 81 Rabu 21-Apr-10 104 Kamis 22-Apr-10 76 Jumat 23-Apr-10 70 TOTAL 816

72 Grafik 4.1 Total jumlah kedatangan kendaraan export ke area final inspection Jika dilihat dari tabel total jumlah kedatangan kendaraan export ke area final inspection, dapat dilihat jumlah kedatangan kendaraan yang paling banyak yaitu pada tanggal 21 April 2010. Untuk menganalisis data antrian harus pada periode sibuk, maka data yang akan digunakan untuk analisis antrian adalah data tanggal 21 April 2010 dengan jumlah kedatangan 104 unit kendaraan. 4.1.2.1 Pengujian Distribusi Data Kedatangan Pengujian distribusi data kedatangan dilakukan untuk mengetahui apakah pola data kedatangan tersebut mengikuti suatu distribusi statistik tertentu, sehingga bisa diketahui sistem antrian apa yang sesuai untuk perhitungan. Pengujian distribusi data kedatangan menggunakan pola distribusi diskret. Berikut merupakan tabel dan grafik data kedatangan kendaraan yang akan dilakukan pengujian distribusi.

73 Tabel 4.3 Data kedatangan kendaraan terbanyak Interval Waktu Kedatangan Frekuensi Kedatangan 8:00-9:00 15 9:00-10:00 19 10:00-11:00 16 11:00-12:00 12 13:00-14:00 15 14:00-15:00 16 15:00-16:00 11 TOTAL 104 Grafik 4.2 Frekuensi kedatangan kendaraan berdasarkan waktu totalkendaraan 104 Rata-rata tingkat kedatangan = λ = = = jumlahwaktu 7 14,86 unit/jam Tabel data diatas akan dilakukan pengujian distribusi dengan uji Goodness of Fit menggunakan software SPSS 15. Berikut ini hasil pengujian yang dilakukan oleh SPSS 15.

74 Tabel 4.4 Uji Goodness of Fit data kedatangan Pengujian goodness of fit pada SPSS menggunakan Kolmogorov Smirnov karena pengujian lebih fleksibel dibandingkan dengan Chi Square. Hasil pengujian dengan SPSS 15 menunjukkan bahwa data berdistribusi Poisson dengan cara membandingkan nilai signifikansi (Asymp. Sig) dengan nilai taraf nyata yang telah ditetapkan sebesar 0,05. Asymp. Sig > Taraf Nyata Poisson 0,954 > 0,05 Data kedatangan dapat disimpulkan berdistribusi Poisson karena nilai signifikansi lebih besar dari nilai taraf nyata pada distribusi Poisson.. 4.1.3 Data Pelayanan Kendaraan di Final Inspection Data pelayanan kendaraan ke area final inspection dikumpulkan dengan mencatat waktu pelayanan pada kedatangan terbanyak untuk setiap kendaraan yang di cek pada

75 area tersebut. Pencatatan data pelayanan kendaraan di final inspection dicatat dalam satuan menit untuk setiap 1 unit kendaraan yang masuk. Waktu pelayanan (xi) Tabel 4.5 Data Pelayanan Kendaraan export ke area final inspection Frekuensi (fi) xi. fi xi 2. fi Waktu pelayanan (xi) Frekuensi (fi) xi. fi xi 2. fi 3,02 4 12,067 36,401 4,00 3 12,000 48,000 3,03 1 3,033 9,201 4,02 1 4,017 16,134 3,10 1 3,100 9,610 4,03 1 4,033 16,268 3,15 1 3,150 9,923 4,07 1 4,067 16,538 3,18 1 3,183 10,134 4,08 1 4,083 16,674 3,22 1 3,217 10,347 4,20 1 4,200 17,640 3,25 1 3,250 10,563 4,25 1 4,250 18,063 3,28 1 3,283 10,780 4,33 1 4,333 18,778 3,30 1 3,300 10,890 4,47 1 4,467 19,951 3,32 1 3,317 11,000 4,48 1 4,483 20,100 3,33 1 3,333 11,111 4,53 1 4,533 20,551 3,37 1 3,367 11,334 4,62 1 4,617 21,314 3,42 2 6,833 23,347 4,68 1 4,683 21,934 3,47 1 3,467 12,018 4,75 1 4,750 22,563 3,48 1 3,483 12,134 4,80 1 4,800 23,040 3,50 1 3,500 12,250 4,83 1 4,833 23,361 3,53 2 7,067 24,969 4,88 1 4,883 23,847 3,62 1 3,617 13,080 4,92 2 9,833 48,347 3,63 1 3,633 13,201 4,95 1 4,950 24,503 3,67 1 3,667 13,444 4,97 2 9,933 49,336 3,68 2 7,367 27,134 5,03 1 5,033 25,334 3,70 1 3,700 13,690 5,05 1 5,050 25,503 3,73 1 3,733 13,938 5,10 1 5,100 26,010 3,75 2 7,500 28,125 5,20 1 5,200 27,040 3,77 1 3,767 14,188 5,27 1 5,267 27,738

76 Waktu pelayanan (xi) Tabel 4.5 Data Pelayanan Kendaraan export ke area final inspection (lanjutan) Frekuensi (fi) xi. fi xi 2. fi Waktu pelayanan (xi) Frekuensi (fi) xi. fi xi 2. fi 5,47 1 5,467 29,884 7,05 1 7,050 49,703 5,50 2 11,000 60,500 7,15 1 7,150 51,123 5,57 1 5,567 30,988 7,25 1 7,250 52,563 5,60 1 5,600 31,360 7,33 1 7,333 53,778 5,62 1 5,617 31,547 7,42 1 7,417 55,007 5,65 1 5,650 31,923 7,50 1 7,500 56,250 5,73 1 5,733 32,871 7,75 1 7,750 60,063 5,78 1 5,783 33,447 7,92 1 7,917 62,674 5,92 1 5,917 35,007 8,05 1 8,050 64,803 5,95 1 5,950 35,403 8,10 1 8,100 65,610 6,08 1 6,083 37,007 8,55 1 8,550 73,103 6,12 1 6,117 37,414 8,67 1 8,667 75,111 6,13 1 6,133 37,618 8,75 1 8,750 76,563 6,17 1 6,167 38,028 8,83 1 8,833 78,028 6,22 1 6,217 38,647 9,08 1 9,083 82,507 6,25 1 6,250 39,063 9,25 1 9,250 85,563 6,33 1 6,333 40,111 9,45 1 9,450 89,303 6,47 1 6,467 41,818 9,57 1 9,567 91,521 6,57 1 6,567 43,121 10,15 1 10,150 103,023 6,73 1 6,733 45,338 10,23 1 10,233 104,721 6,92 1 6,917 47,840 Total 104 549,617 3269,85 6,97 1 6,967 48,534 Rata-rata waktu pelayanan = Xi. fi fi = 549,617 104 = 5,28menit Rata-rata tingkat pelayanan = µ = 60 = 11,353unit / 5,284 jam

77 Dari data di atas dibuatkan rangkuman jumlah kendaraan yang dilakukan pengecekan permenitnya. Berikut merupakan tabel rangkuman total pelayanan kendaraan dan grafik untuk waktu pelayanan. Tabel 4.6 Rangkuman data pelayanan kendaraan Waktu pelayanan (menit) Frekuensi Observasi 3-4 32 4-5 24 5-6 16 6-7 12 7-8 8 8-9 6 9-10 4 10-11 2 Grafik 4.3 Frekuensi waktu pelayanan kendaraan

78 4.1.3.1 Pengujian Distribusi Data Pelayanan Sama halnya dengan data kedatangan, data pelayanan dilakukan juga pengujian goodness of fit untuk menentukan distribusi yang sesuai dengan distribusi statistik yang ada. Untuk data kedatangan menggunakan pola distribusi diskrit, sedangkan untuk data pelayanan menggunakan pola distribusi kontinyu. Dari grafik dapat dilihat data pelayanan mengikuti pola distribusi eksponensial. Untuk mendukung grafik diatas maka dilakukan pengujian data pelayanan dengan menggunakan software SPSS 15. Berikut ini hasil pengujian yang dilakukan oleh SPSS 15. Tabel 4.7 Uji Goodness of Fit data pelayanan Hasil pengujian dengan SPSS 15 menunjukkan bahwa data berdistribusi eksponensial dengan cara membandingkan nilai signifikansi (Asymp. Sig) dengan nilai taraf nyata yang telah ditetapkan sebesar 0,05. Asymp. Sig > Taraf Nyata eksponensial 0,997 > 0,05

79 Data kedatangan dapat disimpulkan berdistribusi eksponensial karena nilai signifikansi lebih besar dari nilai taraf nyata pada distribusi eksponensial. 4.2 Pengolahan Data Antrian Berdasarkan hasil pengujian data kedatangan dan data waktu pelayanan kendaraan yang dilakukan pada sistem antrian di area final inspection, model sistem antrian awal yang digunakan yaitu jenis model antrian satu saluran satu tahap dengan jumlah kedatangan terbatas. Hal ini berarti sistem antrian yang ada sekarang hanya ada sebuah antrian didepan fasilitas pelayanan yang berisi satu saluran dengan kedatangan yang dibatasi. Model antrian yang ada saat ini didasarkan beberapa asumsi yaitu data kedatangan berdistribusi poisson, data pelayanan berdistribusi eksponensial, disiplin antri First In First Serve (FCFS), dan panjang antrian dibatasi sebanyak 16 unit. Dari hasil pengumpulan data dan observasi, ditemukan antrian pada sistem antrian yang ada saat ini. Untuk itu penulis bermaksud memberikan usulan untuk menambah jumlah server sehingga tidak terjadi antrian dan merubah model antrian menjadi jenis model antrian banyak saluran satu tahap. Server yang dimaksudkan disini adalah operator untuk jalur baru final inspection. Usulan menambah jumlah server ini dimaksudkan menambah operator baru pada jalur ke dua di final inspection. Untuk lokasi jalur ke dua di final inspection sendiri sudah ada tetapi belum beroperasi. Dalam menambah jumlah server hal yang perlu diperhatikan adalah waktu tunggu dan total biaya pelayanan akan dikeluarkan perusahaan. Untuk itu dilakukan

80 pengolahan data sistem antrian yang ada saat ini dan sistem antrian usulan, lalu dilakukan analisis optimalisasi jumlah server yang akan diimplementasikan. 4.2.1 Karakteristik Sistem Antrian Awal Sistem antrian awal dimodelkan sebagai [M/M/1]:[FCFS/16/ ] dengan k=1 sehingga karakteristik operasi antriannya sebagai berikut : Rata-rata tingkat kedatangan (λ) = 14,857 unit/jam Rata-rata tingkat pelayanan (µ) = 11,353unit/jam Ukuran antrian maksimum (N) = 16 unit Utilisasi server (Rho) ρ = λ/µ ρ = 14,857unit / jam 11,353unit / jam ρ = 1,309 Keterangan : ρ > 1 antrian akan terjadi ρ 1 antrian tidak akan terjadi Karena λ < µ,,maka perhitungan selanjutnya harus memakai λ eff dimana lamda ini memiliki nilai lebih kecil agar kondisi pada sistem antrian ini mencapai stabilitas. Probabilitas sistem antrian kosong (Po)

81 1 ρ P o = N + 1 1 ρ 1 1,309 P o = 16+ 1 1 1,309 0,309 P o = 95,816 P o = 0,0032 Angka diatas menunjukkan bahwa sistem antrian dengan 1 server sangat sibuk karena peluang sistem antrian sangat kecil. Probabilitas sistem antrian menunggu (Pn) P n = P 16 = 1 ρ 1 ρ N + 1 1 1,309 N ρ 1 1,309 16 1, 309 16+ 1 0,309 P 16 = 73, 982 95,816 P 16 = 0,238 Jumlah kedatangan unit yang diperkirakan dalam sistem (L s ) N + 1 { ( ) } N ρ 1 N + 1 ρ + Nρ L s = N + 1 (1 ρ)(1 ρ ) N ρ 1 ( N + 1) ρ + Nρ L s = N + 1 (1 ρ)(1 ρ ) N + 1 { }

82 16 16+ 1 { 11,309 + 16.1,309 } 1,309 1 ( 16 + ) L s = 382,596 L s = 29, 573 L s = 12,937 unit (1 1,309)(1 1,309 16+ 1 ) Laju kedatangan efektif (λ eff ) λ eff = λ ( 1 Pn) λ eff = 14,857(1 0,238) λ eff = 11,316 unit / jam Dalam hal ini λ eff < µ yaitu 11,316 unit/jam < 11,353 unit/jam Utilisasi server efektif dengan λ eff : ρ (dengan λ eff ) = 11,316unit / 11,353unit / jam jam ρ (dengan λ eff ) = 0,9967 Jumlah kedatangan unti yang diperkirakan dalam antrian (L q ) L q = L s - λ eff µ L q = 12,937 - L q = 11,941 unit 11,316 11,353

83 Waktu menunggu yang diperkirakan dalam antrian (W q ) W q = L q λ eff W q = 11,941 11,316 W q = 1,055 jam Waktu menunggu yang diperkirakan dalam sistem (W s ) W s = W q + µ 1 W s = 1,055 + 1 11,353 W s = 1,143 jam 4.2.2 Karakteristik Sistem Antrian Usulan Sistem antrian usulan yang akan dilakukan perhitungan ada 2, yaitu sistem antrian dengan menggunakan dua server dan tiga server. Sistem antrian usulan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. a. Dua Server Sistem antrian usulan dimodelkan sebagai [M/M/2]:[FCFS/16/ ] dengan k=2 dan karakteristik operasi antriannya sebagai berikut : Rata-rata tingkat kedatangan (λ) = 14,857 unit/jam

84 Rata-rata tingkat pelayanan (µ) = 11,353unit/jam Ukuran antrian maksimum (N) = 16 unit Utilisasi server (Rho) ρ = ρ = λ µc 14,857 11,353 2 ρ = 0,654 unit / jam Probabilitas sistem antrian kosong (Po) P o = 1 c n = 0 n ρ n! + c ρ ρ 1 c ρ c! 1 c N c + 1 1 P o = 1 c n= 0 0,654 0! 0 0,654 + 1! 1 2 0,654 0,654 1 2 + 0,654 2! 1 2 16 2+ 1 1 P o = P o = 1 + 1 0,654 1 0,428(1) + 2(0,673) 1 0,428 + 0,654 + 1 1,346 1 1 P o = [ 1,972] 1

85 P o = 0,507 Probabilitas sistem antrian menunggu (Pn) P n = n ρ n c! c c Po 16 0,654 P n = 0, 506 16 2 2!2 3 1,128 10 P n = 0, 506 2 16384 P n = 1,75 10 8 Jumlah kedatangan unit yang diperkirakan dalam antrian (L q ) c+ 1 ρ ( c 1)!( c ρ) L q = P 1 ( N c) L q = 0 2 ρ c N c ρ c N c ρ 1 c 0,506 2+ 1 0,654 (2 1)!(2 0,654) 2 0,654 1 2 16 2 ( 16 2) 0,654 2 16 2 0,654 1 2 L q = 0,506 0,155 0, 327 L q = 0,026 unit Jumlah kedatangan unit yang diperkirakan dalam sistem (L s )

86 L s = λ eff L q + µ L s = 11,316 0,026 + 11,353 L s = 1,022 unit Waktu menunggu yang diperkirakan dalam antrian (W q ) W q = W q = L q λ eff 0,026 11,316 W q = 0,0023 jam Waktu menunggu yang diperkirakan dalam sistem (W s ) W s = W q + µ 1 W s = 0,0023 + 1 11,353 W s = 0,0903 jam b. Tiga Server Sistem antrian usulan dimodelkan sebagai [M/M/3]:[FCFS/16/ ] dengan k=3 dan karakteristik operasi antriannya sebagai berikut :

87 Rata-rata tingkat kedatangan (λ) = 14,857 unit/jam Rata-rata tingkat pelayanan (µ) = 11,353 unit/jam Ukuran antrian maksimum (N) = 16 unit Utilisasi server (Rho) ρ = ρ = λ µc 14,857 11,353 3 ρ = 0,436 unit / jam Probabilitas sistem antrian kosong (Po) P o = 1 c n= 0 n ρ n! c ρ ρ 1 c + ρ c! 1 c N c+ 1 1 P o = 1 c n= 0 0,436 0! 0 0,436 + 1! 1 0,436 + 2! 2 3 0,436 0,436 1 3 + 0,436 3! 1 3 16 3+ 1 1 P o = P o = 1 + 1 0,436 1 + 0,1902 2 0,083(1) + 6(0,854) 0,083 1 + 0,436 + 0,095 + 5,128 1 1

88 P o = [ 1,548] 1 P o = 0,646 Probabilitas sistem antrian menunggu (Pn) P n = n ρ n c! c c Po 16 0,436 P n = 0, 646 16 3 3!3 6 1,719 10 P n = 0, 646 6 1594323 P n = 1,161 10 13 Jumlah kedatangan unit yang diperkirakan dalam antrian (L q ) c+ 1 ρ ( c 1)!( c ρ) L q = P 1 ( N c) L q = 0 2 ρ c N c ρ c N c ρ 1 c 0,646 3+ 1 0,436 (3 1)!(3 0,436) 2 0,436 1 3 16 3 ( 16 3) 0,436 3 16 3 0,436 1 3 L q = 0,646 0,0028 0, 145 L q = 0,0003 unit Jumlah kedatangan unit yang diperkirakan dalam sistem (L s )

89 L s = L s = λ eff L q + µ 0,0003 + L s = 0,997unit 11,316 11,353 Waktu menunggu yang diperkirakan dalam antrian (W q ) W q = W q = W q = L q λ eff 0,0003 11,353 2,287 5 10 jam Waktu menunggu yang diperkirakan dalam sistem (W s ) W s = W q + µ 1 W s = 2,287 5 10 + 1 11,353 W s = 0,088 jam 4.2.3 Perhitungan Biaya Pelayanan Untuk menghitung total biaya pelayanan didapat dari rumus : TC = C1.s + C2.Ls(s)

90 Dimana : C1 = Biaya tenaga kerja per jam C2 = Biaya menunggu s = Jumlah server Ls(s) = Jumlah rata-rata pelanggan dalam sistem untuk setiap server Untuk menghitung total biaya pelayanan masing-masing server diperlukan data biaya pelayanan dan biaya menunggu. Dalam kasus ini, yang termasuk dalam biaya menunggu yaitu sebagai berikut : Biaya lembur operator Biaya menunggu kendaraan saat mengantri Dengan adanya menunggu maka akan ada biaya penambahan lembur karyawan. Berdasarkan pengamatan dilapangan didapatkan informasi mengenai biaya yang ada di PT ADM yaitu Biaya pelayanan (C1) adalah upah reguler yang diberikan perusahaan untuk seorang operator di final inspection sebesar Rp 7.600,-/jam. Sedangkan biaya menunggu (C2) adalah upah lembur operator di pelabuhan dan final inspection sebesar Rp 20.400,-/jam dan dijumlahkan dengan biaya menunggu kendaraan saat mengantri sebesar Rp 4.900,-/jam, sehingga besar biaya menunggu Rp 25.300,-/jam. Apabila seorang kendaraan yang akan dilayani terlalu lama menunggu maka akan mengakibatkan terjadinya penumpukan dan dalam hal ini operator harus bekerja lembur untuk menyelesaikannya.

91 Total biaya pelayanan sistem antrian satu server C1 = Rp 7.600,-/jam C2 = Rp 25.300,-/jam s = 1 server Ls = 12,937 TC = C1.s + C2.Ls(s) TC = (Rp 7.600,-) (1) + (Rp 25.300,-) (12,937) = Rp 7.600,- + Rp 327.306,10 = Rp 334.906,10 /jam Total biaya pelayanan sistem antrian dua server C1 = Rp 7.600,-/jam C2 = Rp 25.300,-/jam s = 2 server Ls = 1,022 TC = C1.s + C2.Ls(s) TC = (Rp 7.600,-) (2) + (Rp 25.300,-) (1,022) = Rp 15.200,- + Rp 25.856,60 = Rp 41.056,60/jam Total biaya pelayanan sistem antrian tiga server

92 C1 = Rp 7.600,-/jam C2 = Rp 25.300,-/jam s = 3 server Ls = 0,997 TC = C1.s + C2.Ls(s) TC = (Rp 7.600,-) (3) + (Rp 25.300,-) (0,977) = Rp 22.800,- + Rp 25.224,10 = Rp 48.024,10/jam 4.2.4 Analisis Pengolahan Data Antrian Pada analisa pengolahan data antrian akan dilakukan pencarian jumlah server yang paling optimal. Menurut Taha (2007,p594) dalam mengambil keputusan mengenai masalah antrian dapat menggunakan pendekatan model biaya. Model biaya pada dasarnya menyeimbangkan jenis biaya yang bertentangan yaitu : - Biaya penawaran pelayanan. - Biaya penundaan dalam penawaran pelayanan. Untuk mendukung hal tersebut maka dibuatkan rangkuman perbandingan hasil perhitungan sistem antrian awal dan usulan. Berikut merupakan rangkuman perbandingan hasil perhitungan sistem antrian awal dan usulan.

93 Tabel 4.8 Rangkuman perbandingan hasil perhitungan sistem antrian JUMLAH SERVER Model Antrian [M/M/1]:[FCFS/16/ ][M/M/2]:[FCFS/16/ ][M/M/3]:[FCFS/16/ ] ρ 1,30864 0,65432 0,436214 Po 0,32% 50,69% 64,61% Lq 11,9406 Unit 0,0256 Unit 2,58x10-4 Unit Ls 12,937 Unit 1,0224 Unit 0,997 Unit Wq 1,0551 Jam 2,267x10-3 Jam 2,28x10-5 Jam Ws 1,1432 Jam 0,0903 Jam 0,0881 Jam ρ (dengan λeff ) 0,99674 Dari hasil rangkuman di atas terlihat bahwa waktu tunggu yang paling kecil dengan menggunakan tiga server yaitu Wq = 2,28 x 10-5 Jam. Penggunaan tiga server belum bisa dikatakan yang paling optimal, karena laju pelayanan optimal tergantung juga dengan biaya pelayanan yang ada. Belum tentu laju pelayanan baik tetapi biaya yang dikeluarkan biaya yang paling baik. Untuk itu dibuatkan juga rangkuman perbandingan biaya sistem antrian awal dan usulan. Berikut merupakan rangkuman biaya dari sistem antrian awal dan usulan. Tabel 4.9 Rangkuman perbandingan biaya sistem antrian Jumlah Server EOC EWC ETC (Total Biaya) 1 Rp 7.600,00 Rp 327.306,10 Rp 334.906,10 2 Rp 15.200,00 Rp 25.856,60 Rp 41.056,60 3 Rp 22.800,00 Rp 25.224,10 Rp 48.024,10 Dari rangkuman yang ada maka dilakukan perhitungan untuk menentukan jumlah pelayanan yang paling optimal. Dalam menentukan jumlah pelayanan optimal,

94 digunakan data jumlah kedatangan yang diperkirakan dalam sistem (Ls) dan perbandingan antara biaya pelayanan dan biaya menunggu. Perhitungan jumlah server dan tabel pembanding yang paling optimal sebagai berikut : Biaya Pelayanan (C1) = Rp 7.600,- Biaya Menunggu (C2) = Rp 25.300,- C1/C2 = 7.600 / 25.300 = 0,3004 Dari perhitungan diatas diterapkan kondisi ini dan dibuatkan tabelnya Ls(c) Ls(c+1) C1/C2 Ls(c-1) Ls(c) Tabel 4.10 Perhitungan penentuan jumlah server optimal Jumlah Server (c) Ls (c) Ls(c-1) - Ls(c) 1 12,937 12,937 2 1,022 11,915 3 0,997 0,025 Besar C1/C2 = 0,3004. Jika dilihat dari tabel besar nilai tersebut ada diantara jumlah server 2 dan server 3. Maka kondisi diterapkan sebagai berikut. Ls(c) Ls(c+1) = 0,025 0,3004 11,915 = Ls(c-1) Ls(c) Dari perhitungan tersebut, angka yang paling dekat untuk perbandingan antara biaya pelayanan dan biaya menunggu (C1/C2) terdapat pada jumlah final inspection dengan dua server = 11,915. Sehingga dapat disimpulkan sementara, jumlah final inspection dengan dua server merupakan jumlah yang server yang optimal. Untuk mendukung kesimpulan sementara tersebut, maka dilakukan simulasi dengan menggunakan promodel 7.0.

95 4.3 Simulasi Data dengan Promodel 7.0 Selain melakukan perhitungan dengan menggunakan karakteristik operasi antrian, dalam melakukan pemecahan masalah juga digunakan berbagai macam cara yaitu dengan mensimulasikannya. Dalam melakukan simulasi, menggunakan suatu alat bantu program Promodel 7.0. Simulasi ini dilakukan bertujuan mencari jumlah final inspection yang optimal. Dalam simulasi sederhana ini melibatkan sistem yang memiliki karakteristik random, maka hasil dari simulasi pada kenyataannya juga akan bersifat random. Hasil dari eksekusi tunggal terhadap simulasi hanya mewakili satu dari beberapa keluaran yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, diperlukan eksekusi dengan beberapa kali pengujian untuk menguji hasil kebenaran. Jumlah pengujian harus disesuaikan dengan tingkat ketelitian yang dibutuhkan oleh keluaran. Untuk tingkat ketelitian yang tinggi, dibutuhkan jumlah pengulangan pengujian yang lebih banyak supaya diperoleh kesesuaian keluaran dengan tingkat keyakinan yang telah ditetapkan. Untuk melakukan suatu simulasi, terdapat elemen-elemen penting yang harus dirancang karena sangat mempengaruhi jalan dan hasil simulasi. Dalam membuat simulasi suatu model dengan menggunakan program promodel, harus didefinisikan sejumlah elemen dasar yang harus ada dalam setiap model, yaitu : 1. Lokasi (Location) 2. Entitas (Entity) 3. Proses (Processing)

96 4. Kedatangan (Arrivals) Sebelum melakukan perancangan model antrian, maka hal yang terlebih dahulu dilakukan pendefinisian informasi umum mengenai model pada General Information yang meliputi : Gambar 4.3 Tampilan dari elemen General Information 1. Judul Model (title) : judul dari model yang akan dibuat 2. Unit Waktu (time unit) : satuan unit waktu dalam menit 3. Unit Jarak (distance unit) : satuan unit jarak dibuat dalam meter. 4.3.1 Elemen Simulasi Final Inspection Untuk 1 Server 4.3.1.1 Layout Model Antrian Dalam melakukan perancangan model antrian sederhana ini, simulasi akan dilakukan terhadap setiap kendaraan export yang akan masuk ke final inspection. Di

97 kondisi yang pertama ini simulasi dilakukan pada kondisi yang sekarang yaitu satu server final inspection. Kendaraan dikatakan berada dalam sistem yaitu ketika tiba dan memasuki final inspection untuk dilayani, setelah selesai maka keluar dari area final inspection. Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat pada gambar layout berikut : Gambar 4.4 Layout model untuk 1 final inspection 4.3.1.2 Lokasi (Locations) Lokasi (locations) adalah tempat untuk memproses entitas dalam sistem. Untuk model ini terbagi atas : Gambar 4.5 Tampilan dari elemen location 1 final inspection 1. Enter (Washing) : tempat dimana kendaraan masuk ke sistem setelah selesai proses washing.

98 2. Antrian final inspection : tempat dimana kendaraan mengantri untuk dilayani, lokasi ini menggambarkan pergerakan dari entitas dalam sistem, dengan jumlah 1 unit dan kapasitas 16 unit. 3. Final Inspection : lokasi dimana kendaraan dilayani, terdiri dari final inspection dengan jumlah masing-masing 1 unit dan kapasitas 1 entitas sekali proses. Karakteristik untuk tiap lokasi diisi pada Location Edit Tabel yang terdiri dari kolom-kolom sebagai berikut : 1. Icon, merupakan petunjuk grafik yang mewakili lokasi yang bersangkutan. 2. Name, merupakan nama lokasi. 3. Cap, (Capacity), banyaknya produk yang dapat diproses dalam satu unit waktu. Pengisian Infinite akan mengatur kapasitas pada nilai maksimum yang diijinkan. 4. Unit, merupakan banyaknya unit lokasi tersebut. 5. Dts, merupakan pilihan untuk melakukan pengaturan Down Times dari mesin dapat berdasarkan waktu, banyaknya material yang masuk ataupun lama pemakaian. 6. Stat, merupakan pilihan seberapa detail lokasi tersebut akan dicatat secara statistik pada saat simulasi dijalankan, time series berarti mengumpulkan statistik dasar dari seri waktu dalam lokasi, dan merupakan pilihan yang paling detail. 7. Rules, mendefinisikan bagaimana lokasi memilih entitas yang akan dipilih untuk diproses. Dalam model ini digunakan Oldest by Priority, yaitu menunggu entitas yang menunggu paling lama.

99 8. Notes, digunakan untuk menambah keterangan mengenai lokasi yang bersangkutan. 4.3.1.3 Entitas (Entities) Entitas (entities) adalah segala sesuatu yang diproses oleh sistem. Dalam model ini nama entitas yang digunakan adalah Pickup (kendaraan export). Karakteristik dari entitas dimasukkan dalam Entities Editor yang terdiri atas beberapa kolom yaitu : Gambar 4.6 Tampilan dari elemen Entities 1 final inspection 1. Icon, merupakan petunjuk grafik yang mewakili entitas yang bersangkutan pada saat simulasi dijalankan. 2. Name, nama entitas yaitu pickup. 3. Speed (Fpm), digunakan untuk menentukan kecepatan entitas yang bergerak sendiri (bukan kecepatan entitas akan diproses), dengan default 150 meter permenit. 4. Stat, merupakan pilihan seberapa detail lokasi tersebut akan dicatat secara statistik pada saat simulasi dijalankan. Time series berarti mengumpulkan statistik dasar dari seri waktu dalam lokasi, dan merupakan pilihan yang paling detail.

100 5. Note, pengisian informasi tambahan tentang entitas. 4.3.1.4 Proses (Processing) Merupakan elemen yang paling penting karena didalamnya mendefinisikan rute dari entitas didalam sistem dan proses-proses yang akan dialami pada tiap lokasi yang dimasukinya. Proses ini terdiri dari dua tabel yaitu Process Edit Table yang menspesifikasikan apa yang terjadi pada entitas ketika tiba pada lokasi, dan Routing Edit Table yang menspesifikasikan kemana entitas akan dirutekan setelah proses selesai. Gambar 4.7 Tampilan dari elemen Processing (Enter) 1 final inspection Gambar 4.8 Tampilan dari elemen Processing (Antrian_Final_Inpection) 1 final inspection Gambar 4.9 Tampilan dari elemen Processing (Final_Inpection) 1 final inspection

101 1. Entity, menunjukkan entitas yang sedang kita buat prosesnya, yaitu pickup. 2. Locations, menunjukkan lokasi tempat entitas tersebut mengalami proses atau operasi, terdiri dari : a. Enter (washing) : tempat dimana pickup masuk ke sistem setelah proses washing. b. Antrian_final_inpection : tempat dimana pickup mengantri untuk dilayani, lokasi ini menggambarkan pergerakan dari entitas dalam sistem. c. Final_inspection : lokasi dimana pickup dilayani, terdiri dari final_inpecion 3. Operations, logik operasi yang dijalankan, untuk model ini wait E(5,28) artinya waktu pelayanan unit berdistribusi eksponensial dengan rata-rata waktu pelayanan 5,28 menit. Sedangkan rute entitas dimasukkan pada Routing Edit Table, yang terdiri dari kolom : 1. Output, menunjukkan entitas yang keluar dari operasi tersebut. 2. Destination, menunjukkan lokasi tujuan entitas yang berikutnya. 3. Rule, berisi aturan-aturan rute. First 1 artinya unit yang datang langsung dilayani oleh destination tersebut, sedangkan Turn artinya unit yang masuk akan dilayani secara bergantian. 4. Move logic, berisikan baris program untuk aturan perpindahan route entity.

102 4.3.1.5 Kedatangan (Arrivals) Kedatangan (arrivals) menunjukkan masuknya entitas kedalam sistem,baik dari jumlahnya, lokasi tempat kedatangannya ataupun, frekuensi waktu kedatangan. Karakteristik dari kedatangan didefinisikan dalam Arrivals Editor yang terdiri dari kolom : Gambar 4.10 Tampilan dari elemen Arrivals 1 final inspection 1. Entity, merupakan nama atau jenis entitas yang akan diatur kedatangannya, yaitu pickup. 2. Locations, menunjukkan pada lokasi mana entitas tersebut akan memasuki sistem, yaitu enter. 3. Qty each, menunjukkan banyaknya entitas yang tiba pada setiap kedatangan, yaitu 1 artinya 1 unit pickup tiap kali kedatangan. 4. First Time, menunjukkan waktu pada saat entitas pertama kali memasuki sistem. 5. Occurrences, merupakan jumlah kedatangan entitas selama 1 kali simulasi dijalankan. Dalam hal ini jumlah kedatangan yaitu 816 unit dalam 1 kali simulasi.

103 6. Frequency, merupakan interval waktu antara dua kedatangan. Yaitu p(60/14,857) dimana ada kedatangan sebesar 14,857 unit untuk tiap 1 jam kedatangan mengikuti distribusi Poisson. 7. Logic, merupakan tempat menambahkan logika pemrograman untuk mengatur kedatangan entitas dengan lebih detail, pada model ini dikosongkan. 8. Disable, pilihan No, digunakan jika kita ingin menon-aktifkan kedatangan yang bersangkutan secara sementara karena alasan tertentu. 4.3.2 Elemen Simulasi Final Inspection Untuk 2 Server & 3 Server 4.3.2.1 Layout Model Antrian Sama halnya dengan kondisi pada 1 final inspection, hanya pada pembuatan model ini ditambah satu final inspection menjadi 2 server final inspection dan 3 server final inspection. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar layout berikut :

104 Gambar 4.11 Layout model untuk 2 dan 3 final inspection 4.3.2.2 Lokasi (Locations) Lokasi pada model ini, sama seperti model sebelumnya hanya dilakukan simulasi penambahan jumlah server yaitu dua server dan tiga server sehingga terdapat lokasi baru yaitu final_inpection2 dan final_inpection3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 4.12 Tampilan dari elemen location 2 dan 3 final inspection Karakteristik untuk tiap lokasi yang diisi pada Location Edit Table sama seperti pada model 1 final inspection.

105 4.3.2.3 Entitas (Entities) Entitas merupakan segala sesuatu yang diproses dalam sistem. Dalam penambahan jumlah server, entitas tidak terdapat perbedaan dari 1 final inspection. Entitas yang digunakan tetap yaitu kendaraan pickup. Karakteristik dari entitas yang dimasukan dalam Entities Editor pun sama tidak berbeda. Oleh karena itu tidak ditampilkan tampilannya, dan dapat dilihat pada gambar 4.5. 4.3.2.4 Proses (Processing) Sama seperti elemen lokasi dan entitas, pada elemen proses dengan penambahan 2 dan 3 server, langkah-langkah Process Edit Table dan Routing Edit Table tidak terlalu banyak tambahan. Tetapi karena jumlah lokasinya ditambah menjadi 2 dan 3 final inspection maka proses dan rutenya juga ditambah. Setelah entitas memasuki lokasi antrian final inspection, rute entitas dapat memasuki final inpesction 1, final inspection 2, atau final inspection 3 tergantung lokasi mana yang sedang tidak melayani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.13 Tampilan dari elemen Processing 2 dan 3 final inspection

106 4.3.2.5 Kedatangan (Arrivals) Pada elemen kedatangan dengan tambahan jumlah server sama seperti model satu server. Masuknya entitas dalam sistem, baik banyaknya, dan lokasi tempat kedatangannya, frekuensi serta waktu kedatangannya sama. Karena tampilannya sama dengan model satu server maka untuk tampilannya dapat dilihat digambar 4.3.3 Menjalankan Simulasi Sebelum simulasi dijalankan terlebih dahulu memasukan data-data yang terdapat pada tabel Simulation Option. Baik untuk menjalankan simulasi 1 final inspections maupun 3 final inspections pengisian data yang terdapat pada tabel Simulation Option adalah sama, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 4.14 Tampilan dari elemen Simulation Options 1. Run Length, diisi dengan memilih bagaimana simulasi ini akan dijalankan. Apakah berdasarkan waktu, mingguan, tanggal kalender. Pada model ini diisi berdasarkan waktu.

107 2. Run Hours, lamanya simulasi berjalan dalam 1 hari adalah 7 yang berarti bahwa simulasi dijalankan berdasarkan pada lamanya waktu operasi. Lamanya waktu operasi selama 1 hari adalah 7 jam karena istirahat 1 jam. 3. Warmup Period, tidak diisi karena tidak adanya simulasi awal sebelum dilakukan pengetesan. 4. Clock Precision, tingkat ketelitian perhitungan yang diinginkan adalah 0,001 dan pengukuran berdasarkan menit. 5. Output Reporting, jenis report yang akan dibuat adalah jenis report standar. 6. Number of Replication, banyaknya simulasi yang akan diulang adalah 100 kali simulasi, karena diperlukan adanya keakuratan data. 7. Disable, mengaktifkan dan menon-aktifkan fungsi yang ingin ditampilkan atau tidak. Dalam simulasi ini yang perlu diaktifkan adalah fungsi animation dan time series, untuk array export dan cost tidak dinon-aktifkan. 8. At Start, mengaktifkan dan menon-aktifkan fungsi pada saat simulasi pertama dijalankan. Pada simulasi ini tidak ada yang di aktifkan. 9. General, mengaktifkan dan menon-aktifkan fungsi umum seperti menampilkan animation script, common random number, skip resource DTS. Pada simulasi ini fungsi yang ada di non-aktifkan. Setelah semuanya ditentukan maka dapat dimulai langsung dengan menekan run yang ada pada bagian bawah menu. Selesai simulasi berjalan maka akan tampil report selection. Untuk mengeluarkan data hasil simulasi pada kolom scenario dipilih normal run dan untuk kolom replication dipilih averaged yang berarti data

108 ditampilkan berdasarkan rata-rata pengulangan 100 kali simulasi. Tampilan report selection dapat dilihat seperti gambar dibawah. Gambar 4.15 Tampilan dari elemen Report Selection Untuk input dan output dari program simulasi selengkapnya pada tiap kondisi dapat dilihat pada lampiran. 4.3.4 Hasil Running Test simulasi final inspection Berikut ini merupakan tampilan dari hasil running test simulasi final inspection menggunakan Promodel 7.0 untuk masing-masing jumlah server. Running test 1 final inspection Running test 2 final inspection

109 Running test 3 final inspection Gambar 4.16 Tampilan running test final inspection Dari tampilan running test dapat dilihat pada jumlah server 1 terjadi antrian yang cukup banyak, ketika server ditambahkan menjadi 2 antrian terjadi kembali tetapi tidak terlalu padat, jika ditambahkan menjadi 3 server maka antrian semakin tidak kelihatan. Jadi dapat disimpulkan semakin banyak jumlah server maka antrian yang ada pada jalur antrian final inspection akan semakin sedikit. 4.4 Analisis Simulasi Data Hasil keluaran simulasi yang akan dianalisa pada sub bab di bawah ini merupakan hasil rata-rata dari 100 kali replikasi yang dijalankan selama 7 jam atau satu hari

110 waktu operasi. Dari hasil keluaran ini akan dianalisa perbandingan dari kedua model yaitu 2 final inspection dan 3 final inspection, berikut akan dijabarkan pemecahan masalah untuk kedua kondisi tersebut. 4.4.1 Tingkat Utilitas Final Inspection Dari hasil simulasi menggunakan promodel 7.0 maka didapat tingkat utilitas masing-masing server ketika melakukan percobaan dengan menggunakan 1 final inspection, 2 final inspection, dan 3 final inspection. Tingkat utilitas hasil simulasi ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 4.11 Persentase tingkat utilitas final inspection Server No Final Inspection 1 unit Percentage Utilization Final Inspection 2 unit Final Inspection 3 unit 1 96,94% 65,52% 43,65% 2 64,69% 43,34% 3 42,96% Rata-Rata 96,94% 65,11% 43,32% Pada tabel dapat dilihat tingkat utilisasi masing-masing final inspection ketika jumlahnya ditambahkan semakin kecil, itu berarti kegunaan final inspection semakin sedikit dengan kata lain aktifitas operator bekerja pada penambahan server tidak terlalu tinggi. Dari tabel tersebut jika ditampilkan grafiknya sebagai berikut.

111 Utilization 1 final inspection Utilization 2 final inspection Utilization 3 final inspection Grafik4.4 Tingkat Utilitas final inspection untuk masing-masing jumlah server

112 Semakin tinggi tingkat utilitas final inspection maka antrian pada final inspection semakin tinggi juga. Berarti cara untuk mengurangi antrian bisa dilakukan dengan menambah jumlah server. Walaupun semakin banyak jumlah final inspections lebih baik, tidak bisa dibilang jumlah yang banyak merupakan jumlah yang paling optimal. Oleh karena waktu menganggur dan waktu menunggu juga perlu dipertimbangkan. 4.4.2 Tingkat Waktu Menganggur Dengan adanya penambahan server memungkinkan terjadinya waktu menganggur untuk masing-masing final inspection. Hasil simulasi yang dijalankan untuk data waktu menganggur masing-masing final inspection ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 4.12 Persentase tingkat waktu menganggur final inspection Server No Percentage Idle Time (waktu menganggur) Final Inspection 1 unit Final Inspection 2 unit Final Inspection 3 unit 1 3,06% 34,48% 56,35% 2 35,31% 56,66% 3 57,04% Rata-Rata 3,06% 34,90% 56,68% Hasil pada tabel menunjukkan bahwa waktu menganggur untuk penambahan server meningkat. Dengan menambahnya jumlah server final inspection maka operasional masing-masing final inspection juga akan turun, tampilan ini dapat dilihat pada grafik berikut.

113 Idle time 1 final inspection Idle time 2 final inspection Idle time 3 final inspection Grafik4.5 Tingkat waktu mengganggur final inspection untuk masing-masing jumlah server

114 Dari grafik waktu menganggur diatas dapat dilihat bahwa waktu menganggur untuk 3 final inspection lebih besar apabila dibandingkan dengan 2 final inspection dan 1 final inspection, sehingga dari kedua perbandingan tingkat kegunaan fasilitas tersebut dapat dilihat bahwa tingkat kegunaan fasilitas untuk 1 final inspection dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan 2 final inspection dan 3 final inspection. 4.4.3 Tingkat Waktu Menunggu Tingkat waktu menunggu dilihat dari kedatangan entity (pickup) kedalam sistem. Waktu menunggu hasil simulasi dituliskan dalam istilah blocked atau dengan kata lain terkena hambatan. Persentase waktu tunggu masing-masing final inspection ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 4.13 Persentase tingkat waktu menunggu final inspection Percentage Waiting Time (waktu menunggu) Final Inspection 1 unit Final Inspection 2 unit Final Inspection 3 unit 15,32% 11,60% 1,64% Untuk lebih jelas melihat perbedaan waktu tunggu pada masing-masing jumlah final inspection dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

115 Entity state 1 final inspection Entity state 2 final inspection Entity state 3 final inspection Grafik4.6 Tingkat waktu menunggu Final Inspection untuk masing-masing jumlah server

116 Dari perbandingan ketiga kondisi di atas, dilihat dari keadaan entitas dalam sistem berada dalam keadaan operasi (in operation) diketahui bahwa 3 final inspection paling besar dibandingkan dengan jumlah 2 final inspection dan 1 final inspection, ini menunjukkan bahwa keadaan entitas dalam sistem berada dalam keadaan operasi (in operation) pada 3 final inspection lebih baik dari 2 final inspection dan 1 final inspection. Selain itu jika waktu menunggunya (blocked) semakin besar maka akan ada kendaraan yang gagal untuk dilayani sehingga menimbulkan kerugian yang lebih besar. 4.5 Evaluasi Kinerja Jika dilihat dari jumlah kendaraan yang datang menuju final inspection per jamnya, jumlah kendaraan yang datang lebih banyak dibandingkan dengan tingkat pelayanan yang diberikan perjamnya, sehingga mengakibatkan adanya penumpukan kendaraan dan menimbulkan suatu masalah antrian. Maka dilakukan analisa terhadap optimalisasi jumlah final inspection yang ada saat ini dengan penambahan jumlah server final inspection. Pada subbab sebelumnya telah dilakukan analisa perhitungan sistem antrian dengan menggunakan perhitungan optimalisasi sistem antrian dan analisa menggunakan simulasi promodel 7.0. Sistem yang ada saat ini terdiri dari 1 final inspection dan rencana usulannya dengan menambah menjadi 2 final inspection atau 3 final inspection. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan analisa teori dapat diketahui

117 jumlah server yang paling optimal. Sistem yang ada saat ini dengan jumlah 1 server memiliki total biaya pelayanan sebesar Rp 334.906,10 sedangkan sistem antrian usulan dengan jumlah 2 server sebesar Rp 41.056,60 dan dengan jumlah 3 server sebesar Rp 48.024,10. Dari total biaya dapat dilihat penambahan server mengakibatkan kurangnya biaya yang dikeluarkan, tetapi ketika jumlah server ditambah menjadi 3, mengalami peningkatan kembali total biaya pelayanan. Jika dilihat dari segi waktu dan melakukan simulasi menggunakan Promodel 7.0, waktu menunggu dengan kondisi saat ini yaitu 1 server sebesar 15,32% sedangkan waktu menunggu sistem antrian usulan dengan jumlah 2 server sebesar 11,60% dan dengan jumlah 3 server 1,64%. Dari perhitungan waktu menunggu, dapat dilihat jumlah 3 server mendapatkan waktu menunggu yang paling sedikit. Dalam hal ini waktu menunggu yang sedikit belum tentu merupakan hal yang baik karena disaat jumlah kedatangan menurun maka tingkat menganggur dengan jumlah server yang banyak pasti akan semakin meningkat sehingga menjadi tidak efektif. Dari hasil analisa diatas maka dapat disimpulkan untuk evaluasi kerja, penambahan jumlah server dapat mengurangi waktu tunggu yang ada, tetapi bertambahnya jumlah server diikuti juga penambahan total biaya yang terjadi seperti perhitungan biaya penambahan 2 server menjadi 3 server. Untuk itu pemilihan jumlah server final inspection yang paling optimal lebih baik menggunakan 2 server final inspection.

118 4.6 Rencana Implementasi Istilah Time is money memang sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi saat ini. Setiap perusahaan pasti menginginkan suatu kinerja yang memiliki mutu tinggi dengan waktu yang efektif sehingga tidak mengalami kerugian biaya dan kalah dengan pesaing lainnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan hal tersebut adalah dengan menentukan jumlah server yang optimal sehingga waktu tunggu dan total biaya pelayanan dapat berkurang. Masalah adanya antrian di area final inspection VLC PT ADM saat ini mempengaruhi pada proses pemindahan kendaraan ke area shipping line untuk siap dikirim ke pelabuhan. Untuk mengatasi masalah tersebut, rencana implementasi yang akan dilakukan PT ADM dengan menambah jumlah server final inspection dari 1 final inspection menjadi 2 final inspection. Tampilan model sistem antrian baru di final inspection sebagai berikut. Gambar 4.17 Model sistem antrian 2 server final inspection

119 Dari gambaran model sistem antrian 2 server diatas, kondisi usulan yang akan terjadi dilapangan sebagai berikut. Gambar 4.18 Area final inspection dengan 2 server