BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas menekankan pada pemanfaatan sumber daya yang ada dalam

dokumen-dokumen yang mirip
IKHTISAR EKSEKUTIF. dan laporan kinerja, maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

KATA PENGANTAR. Sinjai, Januari 2013 KEPALA DINAS, H. AHMAD SUHAEMI, S.E, M.Si Pangkat/Gol : Pembina Utama Muda/IV.c NIP :

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

Rencana Kinerja Bagian Pembangunan Tahun 2015 RENCANA KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BERITA ACARA HASIL REVIU RENSTRA DAN IKU BAPPEDA KOTA BANJAR TAHUN Nomor : 050/367.1/Bappeda VISI

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB I PENDAHULUAN

B A P P E D A ACEH JAYA February 21, 2016 BAB IV PENUTUP

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut :

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MATRIK RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN TAHUNAN KECAMATAN NGANTANG TAHUN 2014

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN 1. TUGAS POKOK, FUNGSI, KEWENANGAN DAN STRUKTUR

PENGANTAR. Ir. Suprapti

GAMBARAN UMUM BIRO HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BALI

Pemerintah Kota Tangerang

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

BAB II RENCANA STRATEGIS

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU - ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah

POSISI DAN PERAN SIPD DALAM TATA KELOLA DATA DAN INFORMASI PEMBANGUNAN DI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berdasarkan visi tersebut kemudian untuk bisa operasional, maka visi dijabarkan dalam misi. Adapun misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

KATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT, atas limpahan. Rakhmat, Taufiq dan Hidayah-Nya semata, maka Laporan Akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAGIAN UMUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

INDIKATOR KINERJA BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

KATA PENGANTAR. Terempa, 18 Februari 2015 a.n. KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL SEKRETARIS HERYANA, SE NIP

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013

PENINGKATAN KINERJA MELALUI ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA SEKSI ANGGARAN DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BINTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai mencoba mengenalkan konsep baru dalam pengelolaan urusan publik

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Dokumen Rencana Kerja Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten. tahun yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

Ditulis oleh Administrator Sabtu, 02 Pebruari :19 - Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 02 Pebruari :20

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA 2018 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tahunan Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

AHMAD GUSTIAN, S.Sos. Jabatan : Kasubbag Program BPMPD Kabupaten Pelalawan Selanjutnya disebut pihak pertama. HERMITA, SP, M.Si

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. SKPD), adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sejalan dengan dikeluarkannya peraturan perundang-undangan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

RENCANA KERJA 2017 BAB I PENDAHULUAN

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA TAHUN

Martapura, Januari 2017 KEPALA SKPD. Drs. H. ASPIHANI, M.AP NIP

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Serang, Januari 2013 KEPALA,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2011

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Produktivitas menekankan pada pemanfaatan sumber daya yang ada dalam organisasi dengan efektif dan efesien sehingga menghasilkan suatu hasil output yang baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu suatu organisasi mau tidak mau perlu memikirkan pendayamanfaatan seluruh sumber daya yang dimiliki ke arah peningkatan produktivitas dengan menerapkan sejumlah pendekatan manajemen modern. Salah satu dari bentuk pendekatan manajemen modern adalah penerapan teknologi sistem informasi. Seperti diketahui bahwa kebutuhan akan teknologi informasi adalah merupakan hal yang mutlak bagi sebuah organisasi. Pertumbuhan dan kemajuan dari sebuah organisasi akan lebih terbantu dengan penggunaan teknologi informasi dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu dan pencapaian tujuan serta organisasi. BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) adalah sebuah badan yang bertugas untuk menyusun perencanaan pembangunan. Sistem informasi yang terintegrasi merupakan sumber daya input bagi BAPEDA dalam membuat perencanaan pembangunan. Dalam menjalankan tugasnya kebutuhan akan penerapan sistem informasi tentu saja tidak dapat ditawar-tawar lagi. 1

Sistem informasi yang terintegrasi dikembangkan dan dikelola di sebuah tempat yang dinamakan kantor. Kantor merupakan pusat informasi yang berfungsi dalam melayani pencarian informasi, pencatatan informasi, pemrosesan informasi dan penyajian informasi. Ketersediaan informasi dari kantor dapat memberikan bantuan sebagai langkah awal dalam kegiatan perencanaan yaitu pengumpulan dan pemrosesan data. Pengelolaan informasi oleh kantor merupakan bagian dari manajemen perkantoran modern. Dapat dikatakan bahwa sistem informasi berperan dalam peningkatan produktivitas. Hal ini terbukti berdasarkan pengalaman dari ratusan manajer dalam banyak seminar dan lokakarya yang membahas peningkatan produktivitas di Amerika Serikat 30-40 % dari permasalahan yang mereka hadapi adalah berkaitan dengan kekurangan atau keterlambatan informasi (J. Ravianto, 1985:90). Masalah produktivitas kerja BAPEDA Kab. Bandung merupakan kasus yang menarik untuk dikaji sehubungan dengan keadaannya yang belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari laporan kinerja dari tahun 2006 s/d 2009 pada Tabel 1.1. TABEL 1.1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH AKUNTABILITAS KINERJA 2006 RATA- RATA 2007 RATA- RATA 2008 RATA- RATA Pengukuran Kinerja Kegiatan 97.67% 88.06% 88.74% (PKK) Pengukuran Pencapaian 98.53% 94.98% 85.69% 85.97% 88.87% 88.88% Sasaran (PPS) Pencapaian Kinerja Keuangan 88.74% 84.15% 91.03% Sumber: Sekretariat BAPPEDA 2

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) merupakan perwujudan konkrit tingkat pencapaian kinerja (performing government) Bappeda Kabupaten Bandung yang juga sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanan kegiatan dalam periode tahun 2006 2010. Dari Tabel 1.2 di atas dapat kita lihat kinerja pencapaian BAPPEDA dapat dikatakan Fluktuatif. Rata-rata pencapaian kinerja pada tahun 94.98% mencapai 94.98% namun pada tahun 2007 menurun drastis menjadi 85.97%. Walaupun terjadi peningkatan pada tahun 2008 menjadi 88.88%, peningkatannya dirasakan sedikit dibandingkan pencapaian pada tahun 2006 sebesar 94.98%. RENSTRA (Rencana Strategis) merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan lima tahunan yang dijadikan acuan dalam pencapaian tujuan. Dari tahun 2005-2010 kegiatan Dalam RENSTRA 2005-2010 terdapat visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program pada Rencana Strategis BAPEDA Kabupaten Bandung Tahun 2001-2005. hanya sebagian yang dapat dimplementasikan dalam kegiatan selama 5 (lima) tahun yaitu : 1. Dari 5 buah misi, yang diimplementasikan ke dalam program dan kegiatan hanya 3 buah Misi (60,00 %) 2. Dari 15 buah Sasaran, yang diimplementasikan ke dalam program dan kegiatan hanya 5 buah Sasaran (33,33 %) 3. Dari 16 buah Kebijakan, yang diimplementasikan ke dalam program dan kegiatan hanya 5 buah Kebijakan (31,25 %) 4. Dari 20 buah Program, yang diimplementasikan ke dalam program dan kegiatan hanya 5 buah Program (25,00 %). 3

Dalam laporan RENSTRA 2005-2010, BAPPEDA memiliki beberapa isu dan permasalahan yang mempengaruhi terhadap optimalisasi kinerja Bappeda Kabupaten Bandung yakni: 1. Belum optimalnya kinerja Bapeda. Penjelasan atas isu tersebut adalah: a. Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang kegiatan pekerjaan terhadap pencapaian kinerja Bapeda Kabupaten Bandung. b. Kurang terkaitnya kegiatan yang dilaksanakan dengan program Bapeda yang telah dicanangkan. Artinya, terdapat kegiatan yang dilakukan tetapi tidak diprogramkan oleh Bapeda, juga keadaan dimana rencana yang ada tidak direalisasikan. c. Belum konsistennya aplikasi tupoksi terhadap kegiatan yang ada di masing-masing bidang, yaitu: (1) kurangnya pemahaman terhadap tupoksi sehingga tupoksi belum dapat diimplementasikan sepenuhnya; (2) ada juga given condition yang kadang-kadang mengakibatkan Bapeda harus bekerja diluar tupoksinya d. Terbatasnya data dan informasi sebagai bahan penyusunan perencanaan daerah dari dinas/instansi. e. Kurangnya sosialisasi tentang produk perencanaan daerah terhadap dinas/instansi terkait dan juga terhadap publik. f. Belum optimalnya peran fungsi koordinasi Bapeda, baik internal maupun eksternal. g. Belum jelasnya pendelegasian kewenangan, baik dalam hal kewenangan fiskal (anggaran/apbd) maupun kewenangan dalam mengelola sebuah program antara Bapeda dengan instansi lain. 2. Masih terbatasnya kerangka regulasi perencanaan daerah, yang menyangkut perencanaan penganggaran tahunan dan juga perencanaan umum sektoral Setelah ditelusuri lagi kegiatan rapat baik dalam rapat penyusunan rencana dan rapat koordinasi tidak semua bidang dapat melaksanakan seperti yang dapat kita lihat pada Tabel 1.2 dibawah ini Tabel 1.2 Kegiatan Rapat Bulanan Tahun 2009 Sampai bulan Juli Bidang Perencanaan Fisik Bidang Perencanaan Ekonomi Bulan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Total 6 9 5 7 7 6 3 43 5 10 8 12 3 9 3 47 4

Bidang Perencanaan Sosial Sekretariat Litbang Statev (Statistik dan Evaluasi) Sumber: Sekretariat BAPPEDA Bulan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Total 1 2 2-11 - - 16 5 1 1 4 3-2 16 3 2 2 2 12 6-53 2 2-2 - - 2 8 Dari tabel diatas kita bisa ketahui bahwa tingkat kerjasama atau koordinasi berdasarkan rapat yang diselenggarakan setiap bidang tidak semua bisa melaksanakan rapat koordinasi. Bidang Statev (Statistik dan Evaluasi) memiliki jumlah rapat yang sedikit diantara bidang lainnya. Ini bisa mencerminkan rendahnya tingkat koordinasi antar pegawai. Selain itu juga berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber yang ada dari bagian Dokumentasi dan Informasi menyatakan masih terdapat kesulitan-kesulitan dalam melaksanakan rapat-rapat dalam suatu pemecahan masalah, sehingga harus melakukan rapat lanjutan diluar hari dinas. Ini berarti terdapat keterlambatan dalam pembuatan keputusan. Dapat dikatakan bahwa dalam pembuatan keputusan rapat dibutuhkan waktu lebih lama dari waktu yang seharusnya. Terkait dengan visi BAPEDA Kab. Bandung yaitu Badan perencana yang profesional untuk mewujudkan perencanaan pembangunan yang berkualitas secara transparan, partisipatif, dan akuntabel. Data diatas dapat mencerminkan adanya permasalahan yang terjadi di BAPEDA khususnya masalah produktivitas kerja 5

Terkait dengan visi BAPEDA Kab. Bandung yaitu Badan perencana yang profesional untuk mewujudkan perencanaan pembangunan yang berkualitas secara transparan, partisipatif, dan akuntabel. Data diatas dapat mencerminkan adanya permasalahan yang terjadi di BAPEDA khususnya masalah produktivitas kerja Dari paparan diatas, penulis mencoba untuk meneliti dan menganalisis peran pentingnya otomatisasi kantor terhadap produktivitas kerja yang dituangkan dalam skripsi dengan judul Pengaruh otomatisasi kantor terhadap produktivitas kerja pada Bagian Sekretariat dan Statev di BAPPEDA Pemerintahan Daerah Kabupaten bandung B. IDENTIFIKASI MASALAH Masalah yang terjadi di BAPEDA adalah masalah produktivitas kerja. Banyak hal yang menyebabkan turunnya produktivitas kerja diantarannya adalah SDM yang kurang, sarana dan prasarana yang belum memadai, serta katidaktersediaan informasi yang cepat, tepat dan ada bila dibutuhkan. Dalam salah satu permasalahan dari kinerja BAPPEDA dalam RENSTRA 2005-2010 salah satunya adalah terbatasnya data dan informasi sebagai bahan penyusunan perencanaan daerah dari dinas/instansi Ketersediaan informasi yang cepat, tepat, dan ada saat dibutuhkan dapat mendukung pekerjaan seorang pegawai sehingga menghasilkan produktivitas kerja. Untuk itu pengelolaan data menjadi informasi yang bermakna dan penyampaiannya perlu dikaji lebih mendalam. Kantor sebagai pusat informasi 6

dituntut untuk dapat menyediakan informasi yang sesuai, cepat, tepat, dan dapat disampaikan kepada yang membutuhkan. Otomatisasi kantor merupakan pengembangan teknologi sistem informasi oleh kantor dalam menjawab tuntutan ketersediaan informasi. Otomatisasi kantor merupakan salah satu alternatif yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja,. Terutama di BAPEDA yang mempunyai tujuan untuk perencanaan pembangunan yang berkualitas. Masukan bagi instansi BAPEDA adalah data dan informasi yang menjadi pertimbangan dalam pembuatan perencanaan pembangunan. Untuk menjalankan tugasnya kebutuhan akan penerapan sistem informasi tentu saja tidak dapat ditawar-tawar lagi Dalam merencanakan sesuatu perencanaan, informasi memegang peranan penting sebagai bahan pertimbangan. Otomatisasi kantor dapat mendukung pegawai yang ada di BAPEDA dalam melaksanakan tugasnya dengan menyediakan informasi dengan cepat, tepat dan akurat, serta ada saat di butuhkan. C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan identifikasi masalah diatas, Permasalahan penelitian ini dibatasi sesuai dengan keadaan yang sebagaian besar dialami oleh BAPEDA. Rumusan masalahnya adalah sebagiai berikut: 1. Bagaimana gambaran pelaksanaan otomatisasi kantor pada bagian sekretariat dan STATEV di BAPPEDA Kab. Bandung? 2. Bagaimana gambaran tingkat produktivitas kerja pada bagian sekretariat dan STATEV di BAPPEDA Kab. Bandung? 7

3. Adakah pengaruh dari otomatisasi kantor terhadap produktivitas kerja pada bagian sekretariat dan STATEV di BAPPEDA Kab. Bandung? D. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN Maksud dari peneltian ini adalah untuk melihat gambaran bagaimana otomatisasi kantor dapat menunjang para pegawai dalam mendukung pekerjaannya, sehingga mereka dapat menghasilkan produktivitas kerja yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pelaksanaan otomatisasi kantor yang ada di BAPPEDA Kab. Bandung. b. Untuk mengetahui gambaran tingkat produktivitas kerja yang ada di BAPPEDA Kab. Bandung. c. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh otomatisasi kantor terhadap produktivitas kerja pegawai di BAPPEDA Kab. Bandung. E. KEGUNAAN PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkannya. Manfaat yang penelitian ini berupa manfaat secara teoritis dan secara praktis. Manfaat yang diharapkan antara lain: d. Secara Teoritis Harapan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam ilmu manajemen, dan bidang manajemen perkantoran khususnya. 8

Terutama dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam pekerjaan kantor, penyediaan informasi dan penyampaian informasi dalam menunjang pekerjaan untuk mencapai produktivitas kerja yang diharapkan. e. Secara Praktis Bagi perusahaan atau instansi terkait, Dapat menjadi bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut mengenai otomatisasi kantor dalam menunjang aktivitas kerja pegawai sehingga diharapkan dapat mencapai produktivitas kerja yang diharapkan. Bagi peneliti, dapat menjadi sebuah pengalaman dan pengetahuan tambahan. Dengan mengoptimalisasi teori yang dimiliki dengan data, fakta, dan peristiwa yang terjadi, kemudian di generalisasi secara objektif dan ilmiah. 9