BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyediaan pelayanan publik yang lebih efisien, efektif, dan merata serta

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi di daerah adalah pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional. Pembangunan. secara material dan spiritual (Todaro dan Smith, 2012: 16).

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah itu sendiri maupun pemerintah pusat. Setiap Negara akan

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan iklim investasi yang aman dan nyaman bagi investor

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sehingga dapat menggambarkan bagaimana kemajuan atau kemunduran yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kesempatan Pemerintah Indonesia menyampaikan. komitmennya untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur.

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan peraturan sektor publik yang disertai dengan adanya tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi semua Negara. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut,

V. GAMBARAN UMUM. Penyajian gambaran umum tentang variabel-variabel endogen dalam

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelanjaan. Pengeluaran-pengeluaran untuk membiayai administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Akan tetapi masih banyak ditemui penduduk yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk menyelesaikan analisis terhadap

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lumpuhnya sektor-sektor perekonomian dunia, sehingga dunia dihadapkan bukan

BAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan daerah adalah meningkatkan. pertumbuhan sektor ekonomi, dengan pendapatan sektor ekonomi yang tinggi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyedihkan dalam kehidupan seseorang. Banyak orang mengandalkan

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan (Danawati, dkk 2016).

Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) biasanya digunakan untuk. menganalisis pertumbuhan atau kontribusi sektoral oleh para ekonom, peneliti

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Desentralisasi di Indonesia ditandai dengan adanya Undangundang

I. PENDAHULUAN. tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu, karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

I. PENDAHULUAN. Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1)

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. tentu dapat menjadi penghambat bagi proses pembangunan. Modal manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita akan selalu mengalami kenaikan. Adanya resesi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengukur keberhasilan pembangunan dan kemajuan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi topik utama dalam bidang Ilmu Ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak

1 BAB I PENDAHULUAN. dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik secara lahir dan batin.

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang di bidang otonomi daerah tersebut telah menetapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pertumbuhan ekonomi secara langsung berhubungan dengan pemerataan dan

JUNIAR HENDRO NUGROHO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. BAB I PENDAHULUAN. produk domestik bruto. Menurut BPS (2014) Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH TERHADAP INVESTASI SWASTA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

Transkripsi:

BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari ekonomi. Semakin tinggi ekonomi semakin baik pula perekonomian negara tersebut. Laju ekonomi harus dikaitkan dengan laju penduduk karena pada prinsipnya ekonomi harus dinikmati oleh semua penduduk (Sugiyanto, 2010: 1). Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah sehingga diharapkan kemakmuran masyarakat akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output total per kapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang. Karena itu ekonomi terjadi bila tingkat kenaikan output riil total lebih besar daripada tingkat pertambahan penduduk. Sebaliknya terjadi penurunan taraf hidup aktual bila laju kenaikan jumlah penduduk lebih cepat daripada laju pertambahan output riil total (Wija ya, 1992: 265). Para praktisi pembangunan menggunakan dalam produk domestik bruto (PDB=GDP) per kapita sebagai sebuah representasi untuk pembangunan. Sebagian karena kemajuan sosial dikaitkan dengan PDB dan sebagian lagi karena manfaatnya (World Bank, 2001: 2). Peran pemerintah dalam PDRB sebagai tolok ukur suatu perekonomian dapat dilihat dari pengeluaran pemerintah 1

2 terutama di sektor pelayanan publik. Sebagian pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai administrasi pemerintahan dan sebagian lainnya adalah untuk membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan. Membayar gaji pegawai-pegawai pemerintah, membiayai sistem pendidikan dan kesejahteraan rakyat, membiayai perbelanjaan untuk angkatan bersenjata, dan membiayai berbagai jenis infrastruktur yang penting artinya dalam pembangunan adalah beberapa bidang penting yang akan dibiayai pemerintah. Perbelanjaan-perbelanjaan tersebut akan meningkatkan pengeluaran agregat dan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi negara (Sukirno, 2012: 168). Peran pemerintah dalam perekonomian berkaitan dengan upaya mendorong proses pembangunan. Pengeluaran pemerintah dianggap sebagai pemacu ekonomi dan pembangunan, yang bersandar pada doktrin Keynesian (Uchenna dan Evans, 2012). Gadinabakao dan Daw (2013) mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah dapat mengembangkan masyarakat, melalui proyek-proyek peningkatan infrastruktur dan inisiatif lainnya, yang bertujuan menciptakan lapangan kerja dan ekonomi. Selain pengeluaran pemerintah, untuk meningkatkan perekonomian suatu daerah, maka diperlukan adanya investasi baik domestik maupun asing. Pemerintah berusaha melakukan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan atau menarik investor agar dapat menanamankan modalnya. Hal ini dilakukan mengingat adanya keterbatasan pemerintah pusat maupun daerah dalam kapasitas fiskal. Adanya investasi akan mendorong kegiatan ekonomi suatu negara karena akan terjadi penyerapan tenaga kerja dan peningkatan output.

3 Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi ADHK Tahun 2000 Kabupaten/Kota dan Provinsi Tahun 2000-2011 Tahun Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kota Prop. Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta DIY 2000 - - - - - - 2001 3,66 3,75 3,38 3,88 3,95 4,27 2002 4,12 4,46 3,26 3,83 4,49 4,49 2003 4,19 4,69 3,36 5,08 4,76 4,58 2004 4,49 5,04 3,43 5,25 5,05 5,12 2005 4,77 4,99 4,33 5,03 4,88 4,73 2006 4,05 2,02 3,82 4,50 3,92 3,70 2007 4,12 4,52 3,91 4,61 4,46 4,31 2008 4,71 4,90 4,39 5,13 5,12 5,02 2009 3,97 4,84 4,20 4,48 4,46 4,45 2010 3,06 4,61 4,09 4,49 4,98 4,88 2011 4,95 5,27 4,33 5,19 5,64 5,16 Ratarata 3,84 4,09 3,54 4,29 4,31 4,23 Sumber: BPS Provinsi DI.Yogyakarta (diolah) Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta selama tahun 2000-2011 berfluktuasi. Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman tumbuh lebih cepat dibanding Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Bantul maupun Kabupaten Gunungkidul. Beberapa faktor yang mempengaruhi ekonomi diantaranya pengeluaran pemerintah dan investasi. Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti ekonomi dengan menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi yaitu pengeluaran pemerintah dan investasi kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta periode tahun 2000-2011. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini: 1. bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah

4 ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2000-2011; 2. bagaimana pengaruh investasi ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2000-2011. 1.2 Keaslian Penelitian Banyak penelitian telah dilakukan mengenai ekonomi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan beberapa tahun sebelumnya, terletak pada lokasi penelitian, periode penelitian, jenis data dan variabel yang digunakan. Penelitian ini mengambil lokasi kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Data yang digunakan berupa data panel dengan periode penelitan selama tahun 2000-2011 dengan menambahkan variabel kontrol. Secara ringkas hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang menjadi referensi disajikan dalam Tabel 1.2. No Tabel 1.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu Tujuan Alat Hasil Peneliti Penelitian Analisis Penelitian 1 2 3 4 5 1 Canning (1999) kontribusi dari infrastruktur agregat output Regresi Data Panel Sambungan telepon berpengaruh signifikan agregat output. Transportasi dan listrik berpengaruh positif tetapi tidak signifikan agregat output. 2 Rahmat (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi Fixed Effect- Generalized Least Secara individu belaja pembangunan/modal, modal manusia dan tenaga kerja berpengaruh positif

5 No Peneliti Tujuan Alat Hasil Penelitian Analisis Penelitian Square (GLS) ekonomi (PDRB) di Provinsi Jambi dan signifikan ekonomi di Provinsi Jambi. Investasi swasta (PMA dan PMDN) tidak berpengaruh ekonomi. Secara bersama-sama investasi swasta, investasi pemerintah, modal manusia dan tenaga kerja signifikan dalam mempengaruhi ekonomi di Provinsi Jambi. 3 Sapthu (2009) Mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah ekonomi di Provinsi Maluku Tahun 1975-2007. Uji Kointergrasi Model Koreksi Kesalahan- Engle Granger Investasi swasta, pengeluaran pembangunan secara signifikan mempengaruhi ekonomi. Pengeluaran rutin dan angkatan kerja tidak berpengaruh secara signifikan ekonomi. 4 Said, dkk. (2010) pengaruh investasi asing dan pengeluaran pemerintah PDB per kapita di Malaysia Ordinary Least Square (OLS) Pertumbuhan ekspor dan rasio pengeluaran pemerintah merupakan kekuatan pendorong yang dapat meningkatkan ekonomi di Malaysia. Investasi asing, pendapatan riil per kapita berpengaruh positif, sedangkan penduduk berpengaruh negatif ekonomi Malaysia. 5 Sahoo, Dash dan Nataraj (2010) pengaruh infrastruktur, tenaga kerja, investasi publik dan investasi swasta GMM dan ADRL Investasi swasta, investasi publik, indeks infrastruktur, pengeluaran kesehatan dan pendidikan berpengaruh positif signifikan ekonomi di China, sedangkan tenaga

6 No Peneliti Tujuan Alat Hasil Penelitian Analisis Penelitian ekonomi China 1975-2007. kerja tidak berpengaruh ekonomi China. 6 Amalia (2010) pengaruh akumulasi kapital, tenaga kerja dan teknologi ekonomi di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2003-2008. Regresi Data Panel (GLS) Pengeluaran pembangunan pemerintah, tenaga kerja dan penggunaan energi listrik berpengaruh positif dan signifikan ekonomi. 7 Feridun dan Sissoka (2011) Untuk menguji hubungan antara ekonomi yang diukur dengan PDB per kapita dan investasi asing langsung untuk Singapura, tahun 1976-2002. Granger kausalitas Autor vektor regresi (VAR) Ada hubungan searah antara investasi asing langsung ekonomi. Kapasitas Singapura tidak terbatas pada zona perdagangan bebas, rezim perdagangan, insentif pajak, infrastruktur, modal dasar manusia dan transfer teknologi untuk kemajuan pembangunan ekonomi, akan tergantung pada kinerja negara dalam menarik modal asing. 8 Sihombing (2011) Untuk menganalisis pengaruh PMDN, PMA, ekspor dan tenaga kerja ekonomi Provinsi Sumatera Utara Ordinary Least Square dengan Error Correction Model Dalam jangka pendek, variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan ekonomi Provinsi Sumatera Utara. Ekspor signifikan pada α=0,1. Dalam jangka panjang variabel tenaga kerja dan belanja pemerintah berpengaruh signifikan dan memberi dampak positif pada ekonomi Provinsi Sumatera Utara pada α=0,05.

7 No Peneliti 9 Oktaviany (2011) Tujuan Alat Hasil Penelitian Analisis Penelitian Regresi data panel. Untuk menganalisis pengaruh DAU, DAK, belanja pembangunan pemerintah, angkatan kerja, panjang jalan, dan puskesmas ekonomi Bangka Belitung tahun 2005-2009. Proporsi angkatan kerja pendidikan SMA ke atas, panjang jalan dan jumlah puskesmas berpengaruh signifikan dan positif ekonomi Bangka Belitung. DAU, DAK, dan pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh signifikan ekonomi kabupaten/kota di Bangka Belitung. Faktor yang berpengaruh terbesar ekonomi adalah jumlah puskesmas. 10 Nugroho (2011) Untuk menganalisis pengaruh investasi swasta, pengeluaran pembangunan pemerintah, tenaga kerja dan infrastruktur ekonomi di Kalimantan Timur 1981-2010 jangka pendek maupun jangka panjang. Error Corection Model Dalam jangka pendek variabel investasi swasta, pengeluaran pembangunan pemerintah dan infrastruktur listrik berpengaruh ekonomi. Dalam jangka panjang variabel investasi swasta, infrastruktur jalan dan infrastruktur listrik berpengaruh positif dan signifikan ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur tahun 1981-2010. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2000-

8 2011; 2. untuk menganalisis pengaruh investasi ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2000-2011. 1.3.2 Manfaat penelitian Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. memberikan gambaran sebagai pertimbangan bagi para pengambil kebijakan Pemerintah Daerah kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menetapkan kebijakan pembangunan ekonomi di daerah; 2. memberikan bahan atau informasi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini terdiri dari 4 bab. Bab I Pengantar, terdiri latar belakang, keaslian penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka dan Alat Analisis, memuat tinjauan pustaka, landasan teori, hipotesis penelitian, maupun alat analisis. Bab III Analisis Data dan Pembahasan, membahas mengenai cara penelitian, perkembangan variabel yang diamati, hasil analisis dan pembahasan. Bab IV Kesimpulan dan Saran, memuat kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran kebijakan.