BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap), yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran (Wahyu Wibowo, 2003, hal.3). Lain halnya menurut Owen dalam Stiawan (2006, hal.1), menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat di definisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau dalam sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang di atur oleh ketentuan). Bahasa dan komunikasi adalah satu kesatuan. Tidak ada komunikasi tanpa bahasa. Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut secara efektif oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communicaton in Society. Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur: Komunikator (siapa yang mengatakan?) Pesan (mengatakan apa?) Media (melalui saluran apa?) Komunikan (kepada siapa?) Efek (efek apa?) 1
Melihat dari teori para ahli di atas mengartikan bahwa bahasa tidak pernah lepas dari sebuah komunikasi. Dengan memiliki keragaman dan keunikan yang berbedabeda. Keunikan-keunikan bahasa yang dimiliki oleh setiap negara dapat di liat dari pengucapan dan juga penulisannya. Dewasa ini bahasa yang cukup banyak di gandrungi oleh masyarakat dunia adalah bahasa Jepang. Negeri sakura itu menarik perhatian masyarakat dunia untuk belajar bahasa Jepang dari manga, anime, lagu, film, atau yang memang sengaja mengambil jurusan bahasa dan budaya Jepang. Salah satu contoh yang cukup populer adalah Manga (ma-ng-ga). Manga merupakan sebutan komik dalam bahasa jepang, biasanya terdiri dari 30-40 halaman per buku. Adapula kumpulan berbagai cerita dan di kemas dalam satu majalah manga yang terdiri dari 200 hingga 800 halaman. Ada berbagai macam jenis manga: Manga untuk anak-anak Kodomo Manga ( 子供マンガ ), Manga untuk wanita dewasa Jhousei Manga ( 女性 ), Manga untuk pria dewasa Seinen Manga ( 青年 ), Manga untuk remaja putri ShoujyoManga ( 少女 ), Manga untuk remaja putra Shounen Manga ( 少年 ). Bahasa Jepang yang digunakan dalam manga biasanya adalah kalimat-kalimat percakapan yang simpel dan termasuk dalam bahasa slank sehingga mudah di ingat dan dimengerti oleh pembacanya. Selain itu bahasa Jepang seperti yang diketahui memiliki tiga bentuk karakter penulisan, yaitu Hiragana, Katakana, dan Kanji. Hiragana merupakan karakter fonetis yang tiap simbolnya melambangkan silabel (suku kata) (Seeley, 1991) atau 2
sering juga disebut dengan huruf dasar bahasa Jepang. Sedangkan Katakana biasa digunakan untuk menulis kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah di serap kedalam bahasa Jepang. Zaman dahulu, huruf hiragana banyak digunakan oleh wanita maka lebih dikenal dengan tulisan wanita Onna De ( 女手 ). Untuk katakana dan kanji lebih banyak digunakan oleh kaum pria saat menulis. Tata cara bahasa Jepang memakai sistem aturan Subjek Objek. Subjek, objek dan gramatika biasanya digabungkan dengan partikel-partikel yang ditempatkan di antara kalimat tersebut. Partikel dalam bahasa Jepang sangat banyak dan memiliki beberapa fungsi, seperti yang banyak ditemukan dalam percakapan sehari-hari yaitu は が を の に で Partikel menunjukkan hubungan antara kata satu dengan kata lain guna memperjelas suatu kalimat. Dalam bahasa Jepang, partikel atau kata bantu yang disebut dengan Joshi terbagi menjadi dua yaitu, Jiritsugo dan Fuzokugo. Pengertian Jiritsugo adalah kelompok kata yang mempunyai makna dan dapat berdiri sendiri, sedangkan berbanding terbalik dengan fuzokugo yang tidak akan mempunyai arti bila tidak ada kata-kata yang melekat di depannya. Sehingga fuzokugo lebih dikenal dengan morfem terikat dan Jiritsugo adalah morfem bebas. Joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo yang dipakai setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi. Kelas kata joshi tidak mengalami perubahan bentuknya (Hirai, 1982, hal.161). 3
Sedangkan joshi menurut Iori (2005, hal.345) adalah kata yang tidak dapat digunakan tunggal/sendirian, melekat di bagian kata lain seperti meishi, doushi, dll dan tidak mengalami perubahan. Oleh karena itu joshi akan menunjukkan maknanya apabila sudah dipakai setelah kelas kata lain yang dapat berdiri sendiri (jiritsugo) sehingga membentuk sebuah bun. Joshi terdiri dari beberapa jenis: Fukujoshi : Partike yang biasanya digunakan untuk menggabungkan dengan kata-kata lain yang sudah ada dan bentuk arti lain. Yang masuk dalam kategori fukujoshi adalah きり さえ 鹿 だけ でも ほど か こそ も わ まで Kakujoshi : Partikel yang menyatakan hubungan nomina sebelumnya dengan predikat yang ada di dalam kalimat tersebut. Yang masuk dalam kategori kakujoshi adalah を へ で から に の と や が より Setsuzokujoshi: Bagian kalimat sebelum dan sesudah Setsuzokujoshi selalu mempunyai hubungan untuk memperjelas keberadaan joshi di dalamnya. Yang masuk dalam kategori setsuzokujoshi adalah と け れど 場 が から ながら ので のに し たり Shuujoshi : Partikel yang biasanya ditempatkan di belakang kalimat yang berfungsi memperjelas perasaan atau maksud dari si pembicara. Yang masuk dalam shuujoshi adalah かな かい っけ って とも な ね よ ぜ ぞ さ わ 4
Dari sekian banyak Joshi yang di jabarkan di atas, penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang Shuujoshi kke ( っけ ), dimana partikel akhiran (shuujoshi) memiliki beberapa fungsi yang akan dianalisis oleh penulis. Setelah dianalisis, akan dihubungkan dengan kalimat percakapan dalam komik Lucky Star (2004) karya Yoshimizu Kagami. Penulis juga merasa tertantang untuk mengetahui lebih jauh penggunaan partikel kke ( っけ ) dalam masyarakat Jepang pada umumnya. 1.2 Rumusan Permasalahan Bahasa Jepang mempunyai bermacam-macam bentuk partikel beserta dengan fungsi yang berbeda-beda pula. Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mengulas salah satu partikel shuujoshi. Dengan maksud dan tujuan agar permasalahan yang diteliti tidak menjadi terlalu luas maka peneliti hanya akan menganalisi fungsi-fungsi partikel akhiran yaitu partikel kke ( っけ ) di dalam komik berjudul Lucky Star (2006) oleh Yoshimizu Kagami. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Dengan banyaknya partikel akhir (shuujoshi) dalam bahasa Jepang, maka dalam penelitian ini penulis mempersempit ruang lingkup yang akan diteliti yaitu partikel akhir (shuujoshi) kke dalam komik Lucky Star karya Yoshimizu Kagami yang diterbitkan di Tokyo, Jepang pada tahun 2006 sebagai sumber data. Dengan adanya sumber data ini, penulis berharap dapat memberikan penjelasan yang jelas atas penggunaan partikel akhir (shuujoshi) kke tersebut. 5
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Penelitian Tujuan penulis meneliti partikel akhir (shuujoshi) kke ini adalah untuk mengetahui dan memahami lebih dalam tentang cara penggunaan partikel akhir (shuujoshi) tersebut. 2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mempermudah pada pemelajar dalam memahami dan menggunakan partikel akhir (shuujoshi) kke dalam percakapan sehari-hari yang terdapat dalam komik Lucky Star ini. 1.5 Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan penulis terdiri atas dua metode yaitu, metode deskriptif dan metode kepustakaan. Metode dekriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas oleh Sugiyono (2009:21). Sedangkan metode kepustakaan seperti yang diketahui pengumpulan datanya diperoleh dengan membaca buku-buku yang relevan untuk membantu melengkapi data yang berhubungan dengan masalah yang di bahas. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi beberapa bab dan sub-bab, dengan susunan sebagai berikut: 6
Bab 1 : Pendahuluan Pendahuluan dimana penulis menjelaskan tentang maksud dan tujuan akan tema yang di bahas, rumusan masalah, tujuan penelitian, sumber data, dan metode yang digunakan. Bab 2 : Landasan Teori Pada bab ini dijelaskan tentang teori dan klasifikasi shuujoshi, dan hal-hal yang berkaitan dengan shuujoshi kke. Bab 3 : Analisis Data Bab ini akan menganalisa data kajian mengenai shuujoshi kke yang terdapat pada percakapan di dalam komik Lucky Star karya Yoshimizu Kagami. Bab 4 : Simpulan dan Saran Untuk bab ini penulis akan menuliskan tentang isi keseluruhan pada bab analisa serta saran tentang hasil penulisan ini Bab 5 : Ringkasan Pada bab ini, dari setiap bab diringkas dan di persingkat dengan tujuan pembaca bisa memahami dengan mudah tentang tulisan ini. 7