BAB IV Rencana Implementasi & Kebutuhan Sumber Daya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III SOLUSI BISNIS

ABSTRAK. : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai

DAFTAR PUSTAKA. Donald J. Bowersox, David J. Closs, and M. Bixby Cooper, 2002, Supply Chain Logistics Management, The McGraw-Hill Companies, Inc.

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan Balanced Scorecard sebagai

BAB V ANALISA DATA. Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2%

BAB 4 HASIL PENELITIAN

E-COMMERCE. Achmad Dwi Saputro S.Kom, MM

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditur, karyawan, pemerintah, dan pelanggan. Implikasinya,

Oleh : ABDUL QUDUS, SH Kepala Dinas Penanaman Modal & PTSP Kabupaten Jombang

BAB V PENUTUP. berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

Key Performance Indicators Perusahaan

Kantor Pusat. Lampiran 1. Branch Manager. Internal Auditor. Secretaris. W & D Supervisor Branch Sales Manager

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB II GAMBARAN UMUM. PT WICAKSANA OVERSEAS INTERNATIONAL, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem Informasi merupakan kumpulan elemen-elemen/sumberdaya dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Efektivitas dan efisiensi sistem perbankan di suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dalam mengelola persediaan barang dinilai sudah cukup efektif dan efisien. Hal ini

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH

STRUKTUR ORGANISASI PT. X

Silabus Program Online Training With Expert Personal Coach

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk kepentingan jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. untuk wilayah Riau Dan Kepulauan Riau ini memiliki 4 kantor cabang, terdiri dari

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. dalam tujuannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan juga menjadi industry yang

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB II. PROFIL PT.WICAKSANA OVERSEAS INTERNATIONAL,Tbk. A. Sejarah PT. Wicaksana Overseas International, Tbk

BAB 4 PENGUKURAN DAN EVALUASI IT BALANCED SCORECARD

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka hasil

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak perencanaan semakin besar kemungkinan untuk menang.

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

PENDAHULUAN. Jumlah produk yang memperoleh sertifikat halal di Indonesia dalam kurun waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

Balanced Scorecard : Konsep, Evolusi Perkembangan, dan Dampaknya Terhadap Desain SPPM dan Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II

Anggota Tim Proyek. Manajer Proyek 22/09/2007

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

RANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA BERBASIS THE BALANCED SCORECARD DI CABANG PT INDOMARCO ADI PRIMA PENELITIAN PROYEK AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu Kementerian yang. perekonomian di negara ini berhubungan dengan Kementerian Keuangan

2.1. Visi dan Misi...11

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Atas dasar hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

Bab IV ANALISIS DAN HASIL

PEDOMAN KNAPPP 02:2007 Persyaratan Umum Akreditasi Pranata Litbang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

Transkripsi:

BAB IV Rencana Implementasi & Kebutuhan Sumber Daya 4.1. Rencana Implementasi Setelah rancangan sistem manajemen kinerja dibuat berikut dengan program strategis agar tolok ukur yang telah ditetapkan dapat tercapai, maka berikutnya ditetapkan langkah-langkah yang perlu dijalankan oleh masing-masing Cabang agar program strategis tersebut dapat terlaksana. Langkah-langkah yang ditentukan dalam implementasi sistem manajemen kinerja sebaiknya mengacu pada langkah-langkah yang ditetapkan Kaplan dan Norton (1996) seperti pada gambar berikut. Gambar 4.1 Balanced Scorecard sebagai Sistem Manajemen Strategis ( Sumber : Kaplan dan Norton, The Balanced Scorecard: Translating Strategy Into Action, 1996 ) Mengacu pada langkah-langkah diatas maka ditetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Cabang PT Indomarco Adi Prima yaitu sebagai berikut: 1. Menjelaskan visi, misi dan strategi yang hendak dicapai ke seluruh personil Cabang. 79

Sebelum sistem manajemen kinerja dijalankan, maka Manajemen Cabang terutama dimulai dari Kepala Cabang harus menjelaskan kepada seluruh personil yang ada di Cabang mengenai visi, misi, dan strategi yang hendak dicapai. Visi dan misi harus dijelaskan secara jelas dan mudah dipahami agar tiap personil mampu memahami tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan. Ketidakmampuan Manajemen Cabang dalam menjelaskan visi dan misi kepada bawahannya akan berakibat terhadap insinkronisasi pada jalannya operaional yang pada berikutnya memungkinkan untuk terjadinya perpecahan dalam internal Cabang karena adanya konflik kepentingan. Manajemen Cabang berkewajiban untuk mewujudkan iklim yang kondusif agar setiap personil dalam menjalankan tugasnya selalu mengacu pada visi dan misi perusahaan 2. Mengkomunikasikan dan mengaitkan tiap sasaran strategik Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategik perusahaan. Manajemen Cabang harus mengkomunikasikan dan menjelaskan keterkaitan antar sasaran strategik. Dengan begitu diharapkan personil Cabang akan mengetahui dampak yang akan dihasilkan dari tiap pekerjaan yang dijalaninya. Personil Cabang akan mampu memberi perbaikan yang tepat jika mereka mengetahui hubungan sebab akibat dari apa yang dihasilkannya. Perlunya juga ada mekanisme reward & punishment yang jelas agar seluruh personil termotivasi dan disiplin dalam menjalankan bagiannya masing-masing 3. Perencanaan dan penentuan target Berikutnya dilakukan penentuan target dari masing-masing sasaran strategik dan perencanaan terhadap alokasi sumber daya terutama sumber daya keuangan dan sumber daya manusia. Manajemen Cabang berperan untuk menentukan penanggung jawab dan kontribusi dari tiap bagian yang ada di Cabang terhadap jalannya program strategis 4. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan memperbaiki strategik. Budaya perbaikan berkelanjutan harus diterapkan dimulai dari pihak Manajemen Cabang agar tiap personil dalam Cabang terbiasa untuk terus melakukan 80

pengembangan agar sasaran strategik yang telah ditetapkan dapat tercapai. Sasaran strategik harus terus dievaluasi agar kinerja Cabang terus dapat ditingkatkan sehingga target yang ditetapkanpun akan terus berubah ke arah yang lebih baik. 4.2.Kebutuhan Sumber Daya Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa harus terdapat alokasi sumber daya yang jelas terhadap rencana diimplementasikannya sistem manajemen kinerja maka berikut ini uraian mengenai sumber daya yang harus direncanakan dan dikelola secara tepat agar implementasi sistem manajemen kinerja dapat berjalan sesuai target yang diharapkan. 4.2.1. Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kebutuhan sumber daya manusia mempunyai peranan yang kritikal terhadap implementasi sistem manajemen kinerja, karena tanpa SDM yang kompeten maka akan sulit bagi Cabang dalam memastikan implementasi sistem manajemen kinerja berjalan tepat dan berkelanjutan. Pada tabel 4.1 berikut dijelaskan rekomendasi mengenai kebutuhan pembagian tanggung jawab pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap masing-masing program strategis Tabel 4.1 Kebutuhan Sumber Daya Manusia PROGRAM STRATEGIS PIHAK YANG TERLIBAT - Estimasi AOP berdasar historical, market survey, dan - Manajemen Cabang & perwakilan prinsipal forecasting bersama dengan prinsipal - Realisasi jadwal penagihan - Bagian Sales & Bagian administrasi penagihan - Efisiensi biaya operasional - Jajaran Manajemen Cabang - Memperbanyak alternatif & memperluas jaringan - Bagian Sales, Bagian Office (EDP, Collection, kasir) untuk fasilitas pembayaran - Memangkas pos-pos biaya yang tidak mempunyai nilai tambah - Melakukan survei kepuasan pelanggan terhadap semua - Bagian Sales tipe outlet secara regular - Melakukan survei kepuasan pelanggan terhadap - Branch Manager, Sales Manager, perwakilan prinsipal prinsipal secara regular - Melakukan joint call ke outlet bersama prinsipal - Bagian sales & perwakilan prinsipal - Melakukan promosi ke prinsipal-prinsipal dengan - Branch Manger & Sales Manger modal pencapaian dan sumber daya yang dimiliki - Mengidentifikasi & memperbaiki proses operasional - Semua Bagian yang tidak efisien - Melakukan survei pembukaan outlet - Bagian Sales & Bagian General Affair 81

Tabel 4.1 Kebutuhan Sumber Daya Manusia (lanjutan) PROGRAM STRATEGIS PIHAK YANG TERLIBAT - Melakukan market survei bekerja sama dengan - Bagian General Affair prinsipal & lembaga berpengalaman - Monitoring realisasi implementasi SOP - Bagian Office - Membuat perencanaan kebutuhan kendaraan serta - Bagian logistic jadwal & rute kirim - Bersama prinsipal meningkatkan program - Bagian Sales penyelamatan produk - Menjalankan replenishment system untuk pengiriman - Bagian logistic prinsipal - depo & depo stock point - Membuat jadwal & menjalankan audit internal sesuai - Bagian internal audit juklak dari Kantor Pusat - Mengatur ulang rute calls ke outlet sesuai kemudahan - Bagian Sales jangkauan - Penambahan peralatan electric material handling - Bagian Logistik untuk menunjang operasional gudang - Survei alternatif lokasi yg strategis untuk depo / stock - Bagian General Affair point - Stock opname barang di Depo & Stock Point secara - Bagian Logistik berkala - Membantu outlet untuk stock opname barang dengan - Bagian Sales dibantu oleh Bagian Logistik penekanan pada used by produk - Menyusun kebutuhan & jadwal training utk semua - Bagian Personalia bagian - Menjalankan survei efektifitas kepemimpinan - HR & GA kantor Pusat dan Manajemen Cabang (contoh : 7th habbit) - Bekerjasama dengan HRD kantor pusat untuk - HR & GA kantor Pusat dan Manajemen Cabang penyelenggaraan training - Menjalankan internal training dengan trainer dari - Manajemen Cabang & Bagian Personalia manajer atau supervisor - Evaluasi kemungkinan restrukturisasi penempatan sesuai kompetensi - Mengadakan kegiatan seperti perayaan atau family gathering untuk meningkatkan kekompakan & menyampaikan visi, misi, & harapan perusahaan - Membuat struktur kompensasi yang lebih menarik sesuai kontribusi yang diberikan - Manajemen Cabang dibantu HR & GA kantor Pusat & konsultan SDM - Manajemen Cabang & seluruh karyawan Cabang - Bagian Personalia 4.2.2. Kebutuhan Sumber Daya Finansial Untuk dapat mengimplementasikan Balanced Scorecard diperlukan anggaran keuangan yang jelas untuk memfasilitasi pencapaian setiap target yang ditentukan. Dalam penentuan anggaran keuangan dapat berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan untuk menjalankan masing-masing program strategis. Sumber anggaran keuangan berasal dari internal keuangan Cabang dan dibantu alokasi dari Kantor Pusat berdasarkan tingkat kebutuhan di masing-masing Cabang 82

Anggaran di masing-masing Cabang dibuat berdasar detail aktivitas yang akan digunakan dalam menjalankan program strategis. Penetapan anggaran menjadi tanggung jawab Cabang secara keseluruhan, namun dengan mengakomodir kebutuhan di masingmasing bagian. Dengan penetapan anggaran secara bersama tersebut diharapkan tiap personil mempunyai persamaan persepsi untuk mencapai visi, misi, dan sasaran yang telah ditetapkan. Tiap manajer bagian yang terdapat di Cabang mempunyai tanggung jawab pada pengawasan jalannya anggaran sesuai dengan aktifitas yang terdapat dalam wilayah tanggung jawabnya. 4.3. Saran 1. Diadakan training awal untuk Manajemen Cabang yang disponsori oleh Manajemen Kantor Pusat untuk menyamakan persepsi dan menunjukkan komitmen dari Manajemen Kantor Pusat mengenai pentingnya implementasi sistem manajemen kinerja berbasis BSC bagi Cabang. 2. Dibentuk tim implementor dari Kantor Pusat yang bertugas melakukan pengawasan, super user trainer, dan help desk terhadap jalannya implementasi sistem manajemen kinerja 3. Dilakukan koordinasi dengan semua pihak baik shareholder maupun stakeholder mengenai rencana implementasi sistem manajemen kinerja. Dengan sosialisasi tersebut diharapkan pihak luar dapat juga memberi kontribusi / masukan agar implementasi sistem manajemen kinerja berjalan dengan lebih baik. 4. Perlu adanya kesepakatan bersama antara Manajemen Cabang dan Manajemen Kantor Pusat untuk melakukan pembobotan terhadap tiap sasaran strategik yang akhirnya akan menunjukkan kinerja Cabang secara keseluruhan. 5. Untuk tahap awal dilakukan evaluasi dan pemeringkatan terhadap seluruh Cabang berdasarkan hasil kinerjanya setiap enam bulan sekali, kemudian dapat dilakukan tiap satu tahun sekali jika dianggap Cabang sudah memiliki komitmen dan konsistensi terhadap jalannya sistem manajemen kinerja. 83

84