BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELTIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang bermanfaat untuk meningkatakan mutu suatu hal yang menarik minat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuasi eksperimen (eksperimen semu). Populasi tidak dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan jenis studi korelasional, yakni mendeskripsikan mengenai hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2011:215). Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah wanita yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus menerus untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah penelitian harus dilakukan dengan mengunakan metode penelitian. Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2009: 2) menyatakan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Berikut secara lebih rinci penjelasan tentang jenis dan desain penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian. 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental (Ekperimental Research) atau percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan penggunaan metode Brain Gym untuk mengukur minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian semu atau metode penelitian kuasi (Quasi Eksperimental Research), yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Perbedaan lainnya pada kuasi eksperimen adalah tidak dapat dilakukan pengontrolan terhadap semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen sebenarnya, perbedaannya 35

36 terletak pada penggunaan subjek yaitu kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada Mohammad Ali (1993: 140). Kelompok dalam suatu kelas biasanya sudah seimbang, sehingga apabila peneliti membentuk kelompok baru tentunya akan menyebabkan rusaknya suasana kealamiahan kelas tersebut. Oleh sebab itu peneliti menggunakan metode kuasi eksperimen dengan menggunakan kelas yang sudah ada. 3.1.2 Desain Penelitian Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain One Group Pre-Test Post Test Design. Pengembangannya adalah dengan cara melakukan satu kali pengukuran di depan (Pengukuran awal) sebelum adanya perlakuan (Treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (pengukuran akhir) setelah dilakukan treatment. Desainnya adalah sebagai berikut : Desain Eksperimen One Group Pre-Test Post Test Design O1 X O2 Endang Mulyatiningsih (2011) Keterangan : O1 = Pengukuran awal X = Perlakuan (Treatment) O2 = Pengukuran akhir Dalam desain ini peneliti melakukan pengukuran awal pada siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang kemudian peneliti memberikan perlakuan (Treatment) yaitu menerapkan metode Brain Gym dalam

37 pembelajaran IPA. Setelah itu pengukuran dilakukan lagi untuk kedua kalinya untuk mengetahui perubahan setelah diberi treatment penggunaan metode Brain Gym. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2012 hingga selesai di SD Negeri Kalibeji yang terletak di Desa Kalibeji, tepatnya di Jalan Raya Muncul Salatiga, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. 3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel, berikut masing-masing definisi operasional variabel dalam penelitian ini: 3.3.1 Metode Brain Gym Brain Gym atau senam otak adalah latihan gerak sederhana yang dilakukan untuk memudahkan kegiatan belajar, membangun harga diri, dan rasa kebersamaan, rangkaian gerakan yang dilakukan, bisa memperbaiki konsentrasi belajar siswa, meningkatkan rasa percaya diri dan menguatkan minat belajar siswa. 3.3.2 Minat Belajar Minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam pengukuran minat belajar ini peneliti melakukan pengukuran dengan menggunakan metode Brain Gym yang akan diukur melalui observasi dan angket, berikut tabel definisi operasional minat belajar :

38 Tabel 3.1 Tabel Definisi Variabel Operasional Minat Belajar No Variabel Penelitian Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur 1 Minat Belajar Sesuatu keinginan atau - Angket/ - Pengisian kemauan yang disertai Kuesioner angket. perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya - Observasi - Pengisian melahirkan rasa senang lembar dalam perubahan tingkah observasi laku, baik berupa oleh pengetahuan, sikap dan observer. keterampilan. 3.4 Variabel Penelitian Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap penelitian. Hadi (2007) mendefinisikan variabel sebagai gejala objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Sedangkan menurut Sugiyono (2007: 3) variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lain. Macam variabel yang digunakan oleh peneliti yaitu : 3.4.1 Variabel independen Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, input, predictor, dan antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Jadi variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi. Dalam variabel ini yang menjadi variabel independen adalah metode Brain Gym (X).

39 3.4.2 Variabel dependen Variabel ini sering disebut sebagai variabel respon, output, criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam variabel ini yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat adalah minat belajar IPA (Y). Untuk melihat hubungan antar variabel yang akan diteliti, dapat dilihat pada tabel 3.2: Tabel 3.2 Hubungan Antar Variabel Penelitian Efektivitas Penggunaan Metode Brain Gym (X) Terhadap Minat Belajar IPA (Y) siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2011/2012. Metode Brain Gym/Minat Belajar IPA. Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y) (X/Y) Berdasarkan tabel 3.2 terdapat variabel-variabel yang akan dikaji, variabel bebas adalah penggunaan metode Brain Gym (X), Sedangkan variabel terikatnya adalah minat belajar (Y) pada mata pelajaran IPA. 3.5 Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Kalibeji yang berjumlah 24 siswa, yang terdiri dari 10 siswa putra dan 14 siswi putri, sekolah ini terletak di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tepatnya di jalan raya Muncul Salatiga, Desa Kalibeji. Sekolah ini dipilih berdasarkan pertimbangan kemudahan akses bagi peneliti untuk mengadakan penelitian karena jarak SD tersebut tidak terlalu jauh, selain itu peneliti juga mengenal sedikit-banyak kondisi sekolah tersebut karena peneliti pernah melakukan observasi di sekolah tersebut saat tugas kuliah sehingga hal ini memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian eksperimen ini, alasan lain peneliti memilih SD Negeri Kalibeji karena di

40 SD tersebut belum pernah dilakukan penelitian yang serupa sehingga diharapkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat menjadi pengalaman baru bagi peneliti dan SD Negeri Kalibeji. 3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik dan instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan angket berikut pembahasannya. 3.6.1 Observasi Observasi merupakan instrumen yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. Instrumen observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Sebaliknya, instrumen observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang berupa pendapat atau persepsi dari subjek yang diteliti (Soekowati, 2006: 64). Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses biologis dan psikologis. Tokoh Lain juga berpendapat bahwa Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung ke objek penelitian dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti luas observasi sebenarnya merupakan pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Andi Offit, Yogyakarta, 1991). Dalam penelitian ini observasi dilakukan secara langsung dan terstruktur dalam proses pembelajaran IPA yang dilakukan oleh observer yaitu guru kelas V SD Negeri Kalibeji dan peneliti juga mengamati secara langsung kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya saat proses belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran IPA dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Berikut tabel kisi-kisi observasi yang digunakan dalam penelitian selama proses pembelajaran IPA berlangsung dengan metode Brain Gym di kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2011/2012.

41 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi terhadap Penggunaan Metode Brain Gym No Indikator Aspek yang diamati Skor 1 2 3 4 I Pra Pembelajaran Kesiapan ruangan, alat, dan media Memeriksa kesiapan siswa. II III IV V Perumusan Indikator Pembelajaran Pemilihan Dan Pengorganisasian Materi Ajar Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran Pemanfaatan Media Pembelajaran/ Sumber Belajar Melakukan apersepsi. Pengenalan terhadap metode Brain Gym (senam otak). Melaksanakan gerakan Brain Gym (senam otak) pada awal Kejelasan rumusan indikator Kelengkapan cakupan rumusan indikator Kesesuaian indikator dengan kompetensi dasar. Kesesuaian dengan indikator Kesesuaian dengan karakteristik Siswa. Keruntutan dan sistematik materi. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan indikator Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik siswa. Menunjukan keterampilan dalam penggunaan media Menghasilkan pesan yang menarik. Menggunakan media secara efektif

42 VI Kegiatan siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. dan efisien. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media. Melibatkan siswa dalam melakukan gerakan Brain Gym (senam otak). Media yang disajikan sesuai dengan karakteristik siswa. Memberikan kemudahan siswa dalam belajar. Siswa melakukan kegiatan demonstrasi terkait dengan materi pelajaran yaitu sifat-sifat cahaya. Menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar dengan metode Brain Gym (senam otak). Siswa termotivasi dalam kegiatan pembelajaran dengan metode Brain Gym (senam otak). Siswa mengikuti gerakan-gerakan Brain Gym (senam otak). Siswa mengajukan pertanyaan terhadap materi dan metode Brain Gym (senam otak) yang kurang dipahami. Siswa memberikan tanggapan dalam Siswa melakukan kerjasama/diskusi dengan teman sebangku. Siswa dan guru saling berinteraksi dalam Melaksanakan Brain Gym (senam otak) setelah proses pembelajaran selesai/akhir pembelajaran tanpa bantuan guru. Akhir pelajaran siswa dapat menyimpulkan pelajaran tanpa bantuan guru. Bahan pelajaran yang disajikan sesuai dengan pengalaman siswa. Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan

43 dengan metode Brain Gym (senam otak). Siswa aktif dalam mengikuti pelajaran dan melakukan gerakan Brain Gym (senam otak). Melaksanakan Evaluasi Melakukan refleksi pembelajaran dengan memberikan penjelasan tentang penerapan pembelajaran yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Memberikan tindak lanjut dengan meminta siswa mempelajari kembali materi yang telah dipelajari di rumah serta memberikan PR. Jumlah Keterangan Skor: 1 = Kurang 3 = Baik 2 = Cukup 4 = Sangat Baik Prasetyo, (2007: 29) Penilaian/kriteria ketercapaian lembar observasi: Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk melihat efektivitas penggunaan metode Brain Gym terhadap minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2011/2012, maka digunakan indikator ketercapaian, sebagai berikut: 1. Penilaian proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan siswa dengan cara memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan fakta yang diamati. 2. Bobot skor penilaian: jika memilih sangat baik skor 4, baik skor 3, cukup baik skor 2, kurang baik skor 1.

44 3. Rumus untuk menentukan indikator lembar observasi dengan penggunaan metode Brain Gym, yaitu: Rumus: i = - i = - i = 28,5 4. Kriteria untuk menentukan penilaian lembar observasi terhadap proses pembelajaran dengan penggunaan metode Brain Gym dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Lembar Observasi Penggunaan Metode Brain Gym Interval Kriteria 38 < x 66,5 Kurang Baik 66,5 < x 95 Cukup Baik 95 < x 123,5 Baik 123,5 < x 152 Sangat Baik 3.6.2 Angket/Kuesioner Angket/kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Menurut Sutrisno Hadi (1998) menjelaskan bahwa angket adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang diselidiki atau orang yang menjadi sasaran angket atau questionare, yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket adalah: a. Hendaknya batasannya sederhana dan mudah dipahami. b. Petunjuk dan perintahnya harus jelas. c. Bentuk dan tingkat pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan anak.

45 d. Kalimat hendaknya yang sederhana sehingga memungkinkan untuk memperoleh jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Angket yang digunakan untuk mengukur minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2011/2012 adalah jenis angket tertutup atau berstruktur, dengan maksud responden hanya memberikan tanda centang ( ) pada setiap alternatif pernyataan, baik pernyataan positif (favorabel) maupun pernyataan negatif (unfavorabel) yang telah disusun dan disediakan oleh peneliti. Dalam mengukur instrumen (angket) peneliti menggunakan pengukuran dengan skala Likert, skala Likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket dengan item pernyataan. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata, yaitu: 1) Pernyataan Positif (favorabel) a. Skor 5 (lima) untuk jawaban atau pilihan sangat setuju (SS) b. Skor 4 (empat) untuk jawaban atau pilihan setuju (S) c. Skor 3 (tiga) untuk jawaban atau pilihan ragu-ragu (R) d. Skor 2 (dua) untuk jawaban atau pilihan tidak setuju (TS) e. Skor 1 (satu) untuk jawaban atau pilihan sangat tidak setuju (STS) 2) Pernyataan Negatif (unfavorabel) a. Skor 1 (satu) untuk jawaban atau pilihan sangat setuju (SS) b. Skor 2 (dua) untuk jawaban atau pilihan setuju (S) c. Skor 3 (tiga) untuk jawaban atau pilihan atau ragu-ragu (R) d. Skor 4 (empat) untuk jawaban atau tidak setuju (TS) e. Skor 5 (lima) untuk jawaban atau pilihan sangat tidak setuju (STS)

46 Berikut Tabel kisi-kisi angket penelitian yang digunakan untuk mengukur minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan penggunaan metode Brain Gym. Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Penelitian Minat Belajar IPA dengan Penggunaan Metode Brain Gym No Variabel Aspek Indikator No. Item Total F UF 1 Minat Belajar IPA 1. Partisipasi/ Perbuatan 3,6,10 13 1. Melakukan kegiatan yang diperintahkan guru. 2. Aktif dalam kegiatan 2. Perhatian 1. Memperhatikan penjelasan guru dengan bersungguhsungguh. 2. Berkonsentrasi dalam mengikuti 3. Perasaan 1. Senang terhadap metode mengajar baru yang menarik dan tidak membosankan. 2. Senang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode mengajar yang dilaksanakan. 1,2,4,5,7,8,9, 11, 12,13 14,16, 17,19, 23,24, 25,27 28,30, 31,32, 33,36, 38,39, 40 15,18, 20,21, 22,26 29,34, 35,37 Total 27 13 40 14 13 Untuk menentukan tinggi rendahnya pengukuran awal dan pengukuran akhir angket minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2011/2012 maka digunakan lima

47 kriteria yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan rumus berikut ini. Rumus: i = - i = - i = 24 Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui nilai interval sebesar 24. Kriteria untuk menentukan penilaian pengukuran awal dan pengukuran akhir minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Angket Minat Belajar IPA No Interval Kriteria 1 30 < x 54 Sangat Rendah 2 54 < x 78 Rendah 3 78 < x 102 Sedang 4 102 < x 126 Tinggi 5 126 < x 150 Sangat Tinggi 3.7 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan siswa, guru kelas V, dan peneliti. Siswa kelas V (lima) sebagai subjek penelitian. Pada Penelitian eksperimen ini yang bertugas untuk mengajar adalah peneliti sendiri. Observer bertugas mengamati dan menilai aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan siswa selama proses pembelajaran IPA berlangsung dengan penggunaan metode Brain Gym, dan yang mengamati atau yang menjadi observer dalam penelitian ini

48 adalah guru kelas V (lima). Pelaksanaan penelitian eksperimen ini secara rinci dijabarkan sebagai berikut : a. Melakukan survey atau observasi sekolah tentang keadaan serta kondisi sekolah yang akan diteliti. b. Memilih sebuah subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang berjumlah 24 siswa. c. Membuat surat izin untuk penelitian. d. Menyusun kisi-kisi yang dikembangkan dalam instrumen. e. Menganalisis data hasil pengukuran awal untuk menguji apakah instrumen valid dan reliabel. f. Memberikan pengukuran awal pada siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang untuk mengetahui kondisi awal sebelum diberi perlakuan (treatment) penggunaan metode Brain Gym. g. Menganalisis hasil pengukuran awal yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. h. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Brain Gym pada pembelajaran IPA i. Melaksanakan pengukuran akhir pada siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang untuk mengetahui perubahan setelah diberi perlakuan (treatment). j. Menghitung perbedaan antara hasil pengukuran awal dan pengukuran akhir. k. Membandingkan perbedaan tersebut untuk menentukan apakah penggunaan metode Brain Gym efektif terhadap minat belajar siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. l. Menghitung dan menganalisis data yang dilakukan dengan bantuan sofware SPSS 16.0 (Statistical Product and Service Solutions 16.0). m. Interprestasi hasil perhitungan data.

49 3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Instrumen Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2006: 168). Untuk itu dalam penelitian ini peneliti telah melakukan uji validitas dan reliabilitas di SD Negeri Bugel 02 Kecamatan Sidorejo, Kota Madya Salatiga Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah pada hari Rabu, 7 Maret 2012 dengan jumlah responden sebanyak 13 siswa. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen selanjutnya instrumen tersebut dilakukan penghitungan dengan menggunakan SPSS 16.0 (Statistical Product and Service Solutions 16.0 ), setelah didapatkan data yang valid dan reliabel, kemudian instrumen tersebut dapat digunakan dalam penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana satu alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Menurut Arikunto, (1998) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Gay (dalam Mawardi, 2005: 26) disebutkan bahwa tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap butir instrumen dengan totalnya dikoreksi dengan butirnya sendiri (corrected item to total correlation). Tekniknya dengan mencari koefisien corrected item to total correlation. Kriteria untuk menentukan validitas item instrumen menurut Ali dalam Tri Anjar Suprapto (2009): Skor Kriteria 0,00-0,20 Tidak ada validitas 0,21-0,40 Validitas rendah 0,41-0,60 Validitas sedang 0,61-0,80 Validitas tinggi 0,61-1,00 Validitas sangat tinggi

50 Untuk menentukan validitas item digunakan kriteria dari Ali (1987) yang menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika koefisien item teruji batas bawah sama dengan 0,20. 2. Uji Reliabilitas Instrumen Adapun reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran relatif konsisten jika dikenakan pada suatu objek (Hadi, dalam Tri Anjar Suprapto, 2009). Sedangkan menurut Arikunto, (1998) reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen dikatakan reliabel bila hasil pengukuran relatif konsisten jika dikenakan pada suatu objek. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery (1995) sebagai berikut: Skor Kriteria Tidak dapat diterima Dapat diterima Reliabilitas bagus Reliabilitas memuaskan 3.9 Hasil Uji Instrumen a. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Minat Belajar IPA Adapun hasil validitas angket minat belajar IPA dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut.

51 Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Angket Minat Belajar IPA Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted item1 119.0769 163.910.627.906 item2 119.4615 163.603.397.909 item3 119.0769 164.077.514.907 item4 119.0769 164.910.565.907 item5 119.3846 164.756.419.909 item7 119.6154 156.923.682.904 item8 118.9231 162.744.688.905 item9 119.8462 159.141.472.909 item10 119.3846 165.756.271.913 item11 119.2308 160.192.766.904 item12 119.3077 166.564.435.908 item14 119.3077 164.731.457.908 item15 119.4615 171.269.210.911 item17 119.4615 170.103.288.910 item20 119.0769 157.077.544.907 item21 119.3846 165.256.316.911 item22 118.7692 168.692.468.909 item24 119.3846 168.423.250.911 item27 119.5385 166.269.349.910 item28 119.4615 164.269.470.908 item29 119.3846 167.090.439.908 item30 119.3846 157.923.743.903 item31 119.3846 164.923.574.907 item32 119.6923 164.731.347.910 item33 119.3077 159.231.737.904 item34 118.9231 164.910.556.907 item35 119.3077 164.897.449.908 item36 119.6154 160.090.693.904 item37 119.6154 160.090.549.906 item38 119.5385 161.936.634.905

52 Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 3.7 dengan rentang koefisien yang disampaikan oleh Ali (1987) yang menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika koefisien item teruji batas bawah sama dengan 0,20, maka dari 40 item pernyataan yang diujikan validitasnya terdapat 30 item yang valid dan yang gugur atau tidak valid sebanyak 10 item karena nilai koefisien corrected item to total correlation < 0,20. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 40 item, ada 30 item yang valid dan 10 item yang tidak valid. Adapun nomor item yang tidak valid tersebut antara lain, nomor 6, 13, 16, 18, 19, 23, 25, 26, 39 dan 40. Berdasarkan penjelasan di atas maka jumlah item yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 30 item. Berikut secara lebih rinci instrumen yang valid dan tidak valid dalam tabel 3.8: Tabel 3.8 Validitas Instrumen Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 17, 20, 21, 22, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38. Tidak valid 6, 13, 16, 18, 19, 23, 25, 26, 39, 40. Penghitungan ulang dari data sebelumnya setelah dikurangi item yang tidak valid, yaitu nomor 6, 13, 16, 18, 19, 23, 25, 26, 39 dan 40 yang terdapat corrected item-total correlation, maka didapatkan hasil uji reliabilitas minat belajar IPA sebagai berikut: Tabel 3.9 Reliabilitas Minat Belajar IPA dengan 30 Item Cronbach's Alpha N of Items.910 30 Berdasarkan data pada tabel 3.9 reliabilitas minat belajar IPA dengan 30 item, maka Cronbach s Alpha sebesar 0,910 untuk 30 item yang diuji. Berdasarkan kriteria

53 George and Mallery (1995) Cronbach s Alpha masuk dalam kategori reliabilitas memuaskan, artinya instrumen valid dan reliabel, sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian. Berikut tabel hasil pernyataan yang valid angket minat belajar IPA yang layak digunakan dalam penelitian serta telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas: Tabel 3.10 Hasil Pernyataan Angket Minat Belajar IPA yang Valid No Variabel Aspek Indikator No. Item Total 1 Minat Belajar IPA Partisipasi /perbuatan Perhatian Perasaan 1. Melakukan Kegiatan yang diperintahkan oleh guru. 2. Aktif dalam kegiatan 1. Memperhatikan penjelasan guru dengan bersungguhsungguh. 2. Berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan 1. Senang terhadap metode mengajar baru yang menarik dan tidak membosankan. 2. Senang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode mengajar yang dilaksanakan. F 1,2,4,5, 7,8,9, 11,12 14,17, 24,27 28,30, 31,32, 33,36, 38 UF 3,10 11 15,20, 21,22, 29,34, 35,37 Total 20 10 30 8 11

54 3.10 Pengujian Prasyarat Analisis Sebelum uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Adapun uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini yaitu uji normalitas dan kemudian dilakukan uji hipotesis dengan uji Paired Samples T-Tes. Dalam pelaksanaan uji prasyarat ini menggunakan program komputer SPSS 16.0 (Statistical Product and Service Solutions), persyaratan tersebut adalah: 3.10.1 Uji Normalitas Uji normalitas varian bertujuan untuk melihat apakah kedua varian memiliki distribusi normal atau tidak. Distribusi normal memiliki fungsi densitas seperti lonceng terbalik yang simetris. Sekitar 68% nilai dari variasi normal jatuh pada 1 standar deviasi, 95% dalam 2 standar deviasi, dan 99.7% dalam 3 standar deviasi. 3.10.2 Uji Hipotesis dengan Uji Paired Samples T-Test Uji Paired Samples T-Test atau uji dua sampel berpasangan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan (berhubungan) maksudnya di sini adalah sebuah sampel tetapi mengalami dua perlakuan yang berbeda (Duwi Priyatno dalam Sugiono, 2007) atau digunakan untuk membandingkan mean dari suatu sampel yang berpasangan (paired), Sampel berpasangan adalah sebuah kelompok sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Untuk mengintepretasikan T-Test terlebih dahulu harus ditentukan: a. Nilai α b. Df (degree of freedom) = N-k c. Untuk paired sample t-test df=n-1 d. Bandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel.