Perbaikan zona produksi

dokumen-dokumen yang mirip
Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

GOOD MANUFACTURING PRACTICES GOOD MANUFACTURING PRACTICES. Manajemen Mutu 11/17/2011

MATERI III : ANALISIS BAHAYA

Regulasi sanitasi Industri Pangan

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

Sanitasi Penyedia Makanan

Dokumentasi SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) S P O Sanitasi

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

Keberadaan mikroorganisme patogen pada makanan umumnya tidak menyebabkan perubahan fisik

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

BAB IX SANITASI PABRIK

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penyusunan dan penelitian tugas akhir ini dilakukan di Usaha Kecil Menengah

CONTOH SSOP PADA PROSES PENGOLAHAN SOSIS AYAM. Potensi Hazard Tujuan Petunjuk SSOP-nya

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

PENGEMBANGAN PROSEDUR DAN LEMBAR KERJA

Nur Hidayat Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

REFERENSI PENYUSUNAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP) MANUAL

HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN

Kontaminasi Pada Pangan

Lampiran 1. Penentuan Pohon Keputusan untuk Bahan Baku Pertanyaan 1 (P1) Apakah ada potensi bahaya yang berkaitan dengan bahan baku ini?

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

GMP (Good Manufacturing Practices) Cara Pengolahan Pangan Yang Baik

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

Penyehatan Makanan dan Minuman Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

BAB HIGIENE DAN SANITASI DALAM INDUSTRI PANGAN Dalam aspek keamanan dan kesehatan pangan maka aspek higiene dan sanitasi memegang peranan yg penting.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

MENERAPKAN TEKNIK PENGOLAHAN SUHU TINGGI KD 1 PRINSIP-PRINSIP PENGAWETAN DENGAN PENGOLAHAN

GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 416/Kpts/OT.160/L/4/2014 TENTANG

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

BAB III METODE PELAKSANAAN

Penerapan Good Manufacturing Practices untuk Pemenuhan Manajemen Mutu pada Produksi Air Minum Dalam Kemasan (Studi Kasus di PT.

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

KEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Produksi. Pangan Olahan.

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

BAB I PENDAHULUAN. atau Arecaceae dan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

SAFETY FOOD (Keamanan Pangan) A. Prinsip Safety Food

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN. 1. A. Latar Belakang 1. B. Perumusan Masalah.. 3. C. Batasan Penelitian 4. D. Tujuan. 4. E. Manfaat...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

SANITASI DAN KEAMANAN

KEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK

TITIS SARI KUSUMA 08/01/2015 1

PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN BAHAN PANGAN

SISTEM PEMASARAN AGRIBISNIS Sessi 4

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

Upaya Perlindungan Kualitas Hidup Konsumen Melalui Studi Penerapan HACCP Pada Penyediaan Pangan Di Kantin Rumah Sakit

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

RINGKASAN BAKING AND ROASTING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan

Suatu uhaha preventif pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

Lampiran 1. Daftar stan-stan yang ada di kantin SMP-SMA Karangturi. Jumlah stan di kantin SMP-SMA Karangturi Agustus 2008 Februari 2009:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan adalah faktor keamanan pangan. Dalam dunia industri. khususnya industri pangan, kontaminasi pada makanan dapat terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

From Farm to Fork...

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. kelebihan berat badan, anemia, dan sebagainya (Rahal et al., 2014). Sayuran

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Perbaikan zona produksi Nur Hidayat Pendahuluan Perubahan pola konsumsi pangan dari produk yg siap diolah ke produk siap konsumsi menjadikan unit prosesing membutuhkan sanitasi yang lebih baik. Sanitasi yang baik diperlukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang Label organik kini juga mulai populer, ini berarti produk harus bebas dari kontaminan non organik 1

Pendahuluan Ada empat zona yang harus diperhatikan Batas bangunan pabrik Bangunan Pabrik Zona resiko tinggi atau higienitas tinggi Zona produk 2

Pendahuluan Produk Pangan dapat dibedakan atas produk dengan resiko rendah dan resiko tinggi Produk dengan resiko rendah dicirikan oleh: bahan baku yang stabil pada suhu kamar, misal: telur, buah dan sayur, makanan kering, makanan kaleng, roti, permen, snack, cereal, minyak dan lemak, food additive, minuman dsb. Resiko tinggi: dicirikan oleh umur produk yang pendek seperti makanan siap santap seperti daging dan ikan asap, sayuran yg disajikan, buah saji, susu, cream, keju dan produk2 yg harus didinginkan. Pendahuluan Produk dg resiko rendah, hanya membutuhkan dua barier/zona pertama Produk dengan resiko tinggi, menggunakan barier ketiga untuk kontrol mikrobiologikal. Barier keempat dibutuhkan bagu produk aseptis agar dpt mengeliminasi kontaminasi eksternal. 3

Barier 1: Batas Batas ini umumnya berupa tembok yang membatasi kontaminan dari luar ke dalam pabrik. Mencegah mereka yang tidak berkepentingan masuk ke lingkungan Bangunan pabrik umumnya lebih tinggi bagian bawah batas untuk mencegah bahaya banjir. Batas ini sering tidak dengan tanaman tetapi menggunakan kerikil atau paving. Barier 1: Batas Untuk meletakkan beberapa peralatan/mesin agar tidak menjadi tempat hama jika disimpan digudang tertutup. Tempat beberapa fasilitas seperti silo, tanki air, bahan pengemas dsb Mencegah serangga masuk ke unit pengolahan dengan menempatkan lampu pada batas 4

Barier 2: Bangunan Pabrik Bangunan berfungsi untuk melindungi dari lingkungan spt: hujan, angin, debu, asap kendaraan, serangga, hama, pengunjung tak resmi. Lantai bagian dalam semestinya beda dengan bagian luar Lantai bangunan harus mampu mencegah kontaminasi, misal tanah (sumber patogen spt Listeria spp dan Clostridia spp) dan bahan asing lainnya Barier 2: Bangunan Pabrik Pintu luar harus dijaga agar seminimal mungkin berhubungan langsung ke bagian dalam saat terbuka. Pintu luar harus selalu tertutup jika tidak digunakan atau jika terbuka cepat menutup kembali Ada pelindung bagian dalam pada pintu untuk mencegah kontaminan masuk atau ada pintu tambahan 5

Barier 2: Bangunan Pabrik Gelas merupakan bahan berbahaya kedua bagi pangan setelah mikroorganisme patogen. Oleh sebab itu, bahan konstruksi (jendela, kaca inspeksi dsb) gunakan kaca yang tidak mudah pecah dan terlindungi dari kemungkian pecah atau pecahan mengkontaminasi ke bagian proses produksi. Jendela sebaiknya dari kaca yg dilaminasi atau polikarbonat Barier 2: Bangunan Pabrik Umumnya bagian dalam pabrik memisahkan area produksi pangan (penyimpanan bahan baku, prosesing, penyimpanan produk akhir) dan fasilitas (resepsionis, kantor, kantin, ruang training, workshop, dsb). Dapatkah dijamin orang dari kantor masuk ke ruang produksi bebas dari kontaminan? Aliran udara harus dipastikan mengalir dari bagian bersih ke bagian yang lebih kotor 6

Barier 3: resiko tinggi Barier ini merupakan bagian yg terpisah dimana produk pangan mendapat perlakuan dekontaminasi. Bagian ini sering juga disebut `clean room' (atau `salle blanche' di France) diikuti terminologi farmasi, `high-hygiene', `highcare' atau `high-risk' area. Barier 3. resiko tinggi terbagi: HRA: Area untuk komponen proses: semua mendapat perlakuan panas (suhu >90 C selama 10 menit) untuk mencegah adanya mikroorganisme kontaminan HCA: untuk beberapa komponen proses dg perlakuan suhu > 70 C; untuk buah dan sayur GMP: area yg tidak memerlukan pemanasan, untuk pengemasan 7

Barier 4. zona produk Zona ini untuk teknik aseptis terutama mencegah kontaminasi (agar produk tetap steril) Pustaka J. Holah, Campden and Chorleywood. 2005. Improving zoning within food processing plants. in H. L. M. Lelieveld, M. A. Mostert and J. Holah (eds) Handbook of hygiene control in the food industry 8