PERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT

dokumen-dokumen yang mirip
PRESENTASI TUGAS AKHIR

SPRINKLER DI GUDANG PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA TBK. Wisda Mulyasari ( )

PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( )

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS. Ricki Paulus Umbora ( )

(Studi Kasus Pada PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama)

Perancangan dan Pembuatan Simulasi Fire Integrated System untuk kebakaran minyak (Kelas B) berbasis Mikrokontroller

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT. Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan

BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN

PERANCANGAN ULANG FIRE PROTECTION SYSTEM

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

SMOKE DETECTOR. a. Open Loop (Loop Terbuka)

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN 2 (alat pemadam kebakaran aktif)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

128 Universitas Indonesia

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI

Ionisasi Dan Photoelektrik Smoke Detector

PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU. Aditya Ayuningtyas

BAB I PENDAHULUAN. 16 lokasi rawan bencana yang tersebar di 4 kecamatan (BPBD, 2013).

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya :

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PADA KERETA API SANCAKA SERTA STASIUN SURABAYA (GUBENG SEMUT)

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

ESSER PENJELASAN TEHNIS TEHNOLOGY FIRE ALARM SYSTEM PERIODE MARET 2013 BANDARA JUANDA SURABAYA. Fire Alarm System

EVALUASI SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI PADA BANGUNAN ADMINISTRASI TINJAUAN TERHADAP BEBAN API

LANDASAN TEORI III.1.

K3 KEBAKARAN. Pelatihan AK3 Umum

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh: Zulfa Hamdani. PowerPoint Template NRP :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini, hampir

BAB III SET-UP ALAT UJI

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DI KABUPATEN BADUNG

PEMBELAJARAN VIII PEMADAMAN KEBAKARAN

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN

BAB III RANCANG BANGUNG MBG

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

INSTALASI PERMESINAN

BAB III PERENCANAAN HYDRANT

BAB II LANDASAN TEORI

Tugas Akhir SUBMERSIBLE PUMP TEKNOLOGI TEPAT GUNA DENGAN MENGGUNAKAN KINCIR ANGIN

PERENCANAAN ULANG INSTALASI POMPA PENYALUR BASE OIL DI PT PERTAMINA PRODUCTION UNIT GRESIK

Udara luar = 20 x 30 cmh = 600 cmh Area yang di kondisikan = 154 m². Luas Kaca (m²)

PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA PERKANTORAN DAN PABRIK LABEL MAKANAN PT XYZ DENGAN LUAS BANGUNAN 1125 M 2

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

MAINTENANCE SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF PROYEK PEMBANGUNAN TANGRAM HOTEL DAN SADIRA PLAZA KOTA PEKANBARU

BAB IV PENGEMBANGAN DAN PENGUJIAN PROTOTIPE SISTEM VAPOR RECOVERY

MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN PADA KAPAL PENUMPANG MELALUI UPAYA PERANCANGAN DETEKTOR

Setting Konfigurasi Fire Alarm Control Panel

Ari Wibisono

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS BAB II

BAB III PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2008

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA

BAB II TINJAUN PUSTAKA

BAB III. Analisa Dan Perhitungan

1. Bagian Utama Boiler

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian

ANALISIS TIGA FAKTOR DOMINAN SISTEM PROTEKSI AKTIF DAN PASIF SERTA SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG VOKASI UI TAHUN 2013

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

DESAIN ENCLOSURE SEBAGAI PERENCANAAN PENGENDALIAN KEBISINGAN PADA GAS ENGINE STUDI KASUS PT BOC GASES INDONESIA SITI KHOLIFAH

Transkripsi:

ASSALAMMUALAIKUM PERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT.SCHERING-PLOUGH)) HANA FATMA WT

LATAR BELAKANG Electricity building plant seluas 45m², menggunakan pemadam yang tidak sesuai dengan Per. 04/MEN/1980 Server room seluas 5,5 m² belum dilengkapi sistem pemadam kebakaran

Merancang sistem pemadam kebakaran otomatis dengan media clean agent jenis FC-3-1- 10 yang dilakukan di electricity building plant dan ruang server sebagai upaya untuk mengantisipasi meluasnya api pada saat terjadi bahaya kebakaran Melakukan identifikasi keselamatan dan kesehatan kerja listrik pada panel electricity building plant berdasarkan PUIL 2000 Dapat melakukan perancangan alat pemadam kebakaran terintegrasi dengan media clean agent jenis FC-3-1-10 yang dilakukan di electricity building plant dan ruang server sebagai upaya untuk mengantisipasi meluasnya api pada saat terjadi bahaya kebakaran Dapat mengetahui apakah penel electricity building plant PT Schering-Plough Indonesia Tbk. telah sesuai dengan persyaratan PUIL 2000

Analisa penentuan sistem pemadam TOTAL FLOODING: Memancarkan media secara serentak keseluruh ruangan. Untuk ruangan tertutup. NFPA 12 gaseous total flooding system cocok untuk engine room, control room, data processing room atau bangunan dengan material kelas A,B dan C LOKAL PROTECTION : Untuk memproteksi benda yang sekiranya terbakar atau dilindungi. Untuk area terbuka / besar TOTAL FLOODING SYSTEM

PENENTUAN MEDIA PEMADAM MACAM-MACAM JENIS CLEAN AGENT PERBANDINGAN FC-3-1-10 DENGAN CLEAN AGENT LAIN BERDASARKAN SEGI TOXIC: FC-3-1-10 memiliki nilai LC50, NOAEL, LOAEL yang tinggi dari pada jenis clean agent lainnya, sehingga tingkat toxicnya rendah TINGKAT KINERJA : FC-3-1-10 memiliki berat molekul yang lebih besar dibanding jenis clean agent lain sehingga dengan jumlah molekul yang besar akan bereaksi dengan jumlah yang lebih banyak pula.

MENENTUKAN KEBUTUHAN CLEAN AGENT W = berat yang dipersyaratkan (kg/m³) V(Hazard volume) = volume ruangan kosong - volume struktur tetap yang tidak dapat ditembus clean agent (m³) C = concentration Konsentrasi FC-3-1-10 yang akan dipake yaitu 5% karena untuk memadamkan benda padat maka digunakan konsentrasi rendah dan konsentrasi 5% ini jauh dari konsentrasi yang membahyakan bagi efek kesehatan 40%

Server Room Hazard Volume = 16.72m³ T = 20 C, s = 0.1010 m³/ kg C= 5%, W= 0.5210 kg/m³ Electricity building plant Hazard Volume = 259.51 m³ T= 29º C= 5%, maka dengan interpolasi s= 0.10414 m³/ kg W = 0.5055 kg/m³ Jadi kebutuhan FC-3-1-10 pada server room = 16.72m³ * 0.5210 kg/m³ = 8.71 kg Jadi kebutuhan FC-3-1-10 pada electricity building plant = 259.51 m³ * 0.5055 kg/m³ = 131.18 kg

Electricity building plant terdapat pintu dengan tinggi 2 m yang tidak memungkinkan untuk ditutup, sehingga memerlukan tambahan kompensasi gas yang lolos berdasarkan tabel: Sehingga electricity building room memerlukan tambahan FC-3-1-10 sebesar 2 m* 2.4 kg/m = 4.8kg. Jadi FC-3-1-10 yang dibutuhkan sebanyak 131.18kg+ 4.8kg = 135.98kg

JENIS DETEKTOR Electricity building room dan server room memiliki potensi kebakaran berupa benda padat, dimana indikasi awal kebakaran berupa asap oleh karena itu detektor yang tepat adalah smoke detector. Ionisasi smoke detector: bereaksi terhadap partikel yang tidak kelihat,yang dihasilkan oleh kebakaran dengan nyala api besar. Optik/photoelectris: bereaksi dengan cepat akibat asap yang ditimbulkan kebakaran dengan energi yang rendah,karena menghasilkan partikel yang lebih besar, contoh kebakaran PVC & detektor ini tidak dipengaruhi oleh warna asap hasil pembakaran.

Menentukan jumlah dan letak detektor Jarak pemasangan detektor terganting dari ketinggian langitlangit,harusberdasarkan tabel berikut: Jarak detektor dengan dinding pemisah max 6 m dan minimal 10 cm Jarak max antar detektor 12 m Jarak detektor dengan lubang udara masuk AC lebih dari 1.5m Jarak detektor dengan langit langit tidak boleh lebih dari 30 cm

Letak pemasangan detektor SERVER ROOM ELECTRICITY BUILDING ROOM

Peralatan integrated sy stem Alarm outdoor selectable output speaker strobe. frekuensi alarm yang dipersyaratkan adalah 500 1000 Hz dengan tingkat kekerasan suara minimal 65 db. Control Panel Fire-Alarm/Suppression System Control Unit (ARIES TM ) Sedangkan frekuensi speaker alarm ini 400-4000 Hz dengan kekerasan suara 80db

Agent storage cylinder Jumlah kebutuhan FC-3-1-10 untuk electricity building plant = 135.98 kg Maka jumlah tabung : Jumlah kebutuhan FC-3-1-10 untuk server room = 8.71 kg Maka jumlah tabung :

Actuation (Penggerak) selain menggunakan tekanan dari clean agent sendiri sistem ini juga menggunakan tekanan nitrogen yang berasal dari cylinder yang berbeda. Control head merupakan gabungan dari nitrogen driver dengan electric, cable, lever atau pneumatic devices yang bekerja membuka pilot check pada cylinder valve sehingga nitrogen menekan discharge head piston. Discharge head piston ini membuka main check pada valve dan nitrogen dilepaskan melalui transfer hose. Dari transfer hose nitrogen secara langsung pecah menjadi dua bagian. Yang pertama nitrogen menembus orifice fitting dimana tekanan nitrogen diatur masuk ke agent cylinder. Dengan waktu yang bersamaan aliran tekanan nitrogen menembus actuation assembly untuk menekan control head sehingga bembuka katup cylinder kemudian clean agent didorong keluar oleh nitrogen.

Minimum flow rate (Q F ) Waktu minimum efektif untuk memadamkan api dengan media FC-3-1-10 ini adalah 10 detik dengan waktu maksimal pemadaman 5 menit, karena dalam 5 menit dengan konsentrasi FC-3-1-10 5% dibawah konsentrasi yang dipersyaratkan yaitu 40% manusia masih tahan untuk menghirup udara tanpa efek kesehatan. Perhitungan minimum flow rate untuk electricity building plant: W F = 135.98 kg T L = 5 menit Perhitungan minimum flow rate untuk server room: W F = 8.71 kg T L = 5 menit

Penentuan Discharge Nozzle Dalam perancangan ini nozzle yang akan digunakan adalah nozzle dengan spray angle 360 o dengan spray radius 0.2 m - 9.04 m (2R) 2 = x 2 + x 2 4R 2 = 2x 2 x 2 = 2 R 2 x = Maka jarak nozzle dengan overlap (x) : (2r) 2 = x 2 + x 2 4(9.04 m) 2 = 2x 2 2x 2 = 326.89 m 2 x 2 = 163.44 m 2 x = 12.78 m Jarak nozzle dengan dinding: x 2 +x 2 = R 2 2x 2 = (9.04 m) 2 2x 2 = 81.72 m 2 x 2 = 40.86 m 2 x = x = 6.39 m

Jumlah nozzle yang dibutuhkan untuk electricity building plant dengan luas ruangan 74.25 m 2 adalah 1 buah nozzle dengan rancangan peletakan nozzle seperti berikut: Sedangakan jumlah nozzle yang dibutuhkan untuk server room dengan luas 5.5 m 2 adalah 1 buah nozzle dengan rancangan peletakan nozzle seperti berikut:

Perpipaan Untuk ukuran pipa ini ditentukan berdasarkan flow rate FC-3-1-10 yang releasetiap menitnya dalam tabel berikut: minimal flow rate FC-3-1-10 yang release untuk electricity building plant dan server room adalah dan, sehingga nominal pipe size ½ in dengan schedule 40

Dimensi dalam perancangan pipa Nominal ukuran pipa = ½ in Diameter dalam pipa = 15.799 mm = 0.016 m Tebal pipa = 2.769 mm Schedule = 40 Bahan = galvaness, ε galvanees = 0.15 mm = 0.15.10-3 m Panjang Pipa utama : Server room = 1.5 m + 3.5m= 5 m Electricity building plant = 3.75 m Panjang pipa nozzle: 20 cm Panjang pipa tegak : tinggi ruangan tinggi outlet tabung clean agent + ½ panjang pipa nozzle Server room = 3.5 m 1.2 m + 0.1 m = 2.4 m Electricity building plant = 4 m 1.32 m + 0.1 m = 2.78 m Elbow 90º = A = 1 1/8 in B = 5/8 in C = 1/2 in D = 1 5/16 in

Perhitungan total head loss Rumus head losses major : untuk menentukan friction factor dapat dilihat pada moldy diagram dengan menentukan terlebih dahulu dan Rumus head losses minor (h f ) : EBP SERVER ROOM

PRESSURE DROP a. Penurunan tekanan berdasarkan kerugian major: b. Penurunan tekanan karena kerugian minor c. Penurunan tekanan karena pengaruh ketinggian EB P S E R V E R

Proteksi kejut listrik Proteksi Efek termal Arus Lebih

KESIMPULAN perancangan sistem pemadam terintegrasi untuk electricity building plant dan server room masing-masing menggunakan photoelectric smoke detector sebanyak 1 buah yang dihubungkan ke sebuah control panel yang diletakkan di ruang security sehingga akan membunyikan alarm dan mengirim signal untuk membuka katup cylinder pada masing-masing cylinder. Untuk pemadaman electricity building plant diperlukan FC-3-1-10 sebanyak 131.18 kg dengan menggunakan sebuah cylinder kapasitas 180 kg. Dalam sistem perpipaan untuk electricity building plant mengalami head losses sebesar 7.0078 m dengan pressure drop sebesar 10.03 Bar. Sedangkan untuk server room memerlukan FC-3-1-10 sebanyak 8.71 kg dengan menggunakan cylinder kapasitas 52 kg. Dalam sistem perpipaan pada server room mengalami head losses sebesar 0.032 m dengan pressure drop sebesar 2.13 Bar. Hasil analisa keselamatan dan kesehatan kerja listrik berdasarkan PUIL 2000 tentang proteksi dari kejut listrik, proteksi efek termal dan proteksi arus lebih pada panel electricity building plant PT. Schering-Plough Indonesia Tbk. telah sesuai berdasarkan spesifikasi dari proteksi yang dipersyaratkan PUIL 2000.

Saran Dibutuhkannya prosedur dalam pengoperasian dan pemeliharaan sistem pemadam terintegrasi ini agar tidak terjadi kegagalan ataupun bahaya lain jika sistem pemadam beroperasi. Agar tidak terjadi kegagalan dalam penggunaan sistem ini maka perhatikan jangka waktu pengisian ulang media pemadam FC-3-1-10.