Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya :

Transkripsi

1 1. Sistem Sprinkler Di era sekarang, dimana semakin banyaknya bangunan-bangunan pencakar langit dan semakin mdern-nya bangunan yang didirikan, sistem penanggulangan kebakaran memegang peranan penting pada bangunan-bangunan tersebut. Sistem penanggulangan kebakaran terdiri dari dua sistem yaitu sistem hydrant dan sistem sprinkler. Sistem sprinkler adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk memadamkan kebakaran pada sebuah bangunan. Sistem sprinkler yang terpasang, diharapkan dapat meminimalisasi dan memperlambat penyebaran titik kebakaran pada bangunan tersebut. Jenis-jenis sistem sprinkler yaitu sistem dry-pipe, sistem wet-pipe, sistem deluge, sistem pre-actin, dan sistem kmbinasi dry-pipe dan pre-actin. Vitalnya peran dari sistem sprinkler pada gedung atau bangunan, maka dibuatlah standard yang mengatur tata cara pemasangannya. Di Indnesia, peraturan ini dibuat leh BSN dengan aturan nmr SNI Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem springkler tmatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung. Peraturan ini berisi antara lain pemasangan sistem sprinkler, pemasangan pipa dan jenis pipa yang digunakan, klasifikasi hunian, perhitungan kerja sistem, dan sebagainya. Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya : SNI Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung SNI Tata cara perencanaan sistem prtekasi pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung SNI Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung SNI Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan ke luar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung SNI Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung SNI Sistem Pengendalian Asap Kebakaran pada Bangunan Gedung SNI Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkndisian udara SNI Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung SNI Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung SNI_03_1735_2000_tata-cara-perencanaan-akses-bangunan-dan-akses-lingkungan

2 SNI_03_6570_2001 Instalasi Pmpa Yang Dipasang Tetap Untuk Prteksi Kebakaran 2. Ruang Lingkup Sistem Sprinkler Dalam pemasangan sistem sprinkler, ada peraturan-peraturan atau batasan yang harus dipenuhi agar sistem dapat bekerja ptimal, yaitu : Klasifikasi jenis hunian Hunian bahaya kebakaran ringan Gedung atau bagian dari gedung yang memiliki kuantitas dan keterbakaran isi gedung rendah dan kecepatan pelepasan panas dari api rendah. Cnthnya adalah seklah, rumah sakit, museum, perpustakaan, kantr, tempat tinggal, area tempat duduk restauran, teater, dan auditrium. Hunian bahaya kebakaran sedang Jenis ini terdiri dari dua glngan, yaitu: Grup I adalah gedung atau bagian dari gedung yang memiliki kuantitas dan keterbakaran isi gedung sedang, dan timbunan benda-benda yang mudah terbakar tidak lebih dari 8 ft (2.4 m), kecepatan pelepasan panas dari api sedang. Cnthnya tempat parkir mbil, pabrik rti, pembuatan minuman, pengalengan, penglahan susu, pabrik elektrnika, tempat cuci pakaian, dan pabrik gelas. Grup II adalah adalah gedung atau bagian dari gedung yang memiliki kuantitas dan keterbakaran isi gedung sedang, dan timbunan benda-benda yang mudah terbakar tidak lebih dari 12 ft (3.7 m). Cnthnya pabrik pakaian, tumpukan buku perpustakaan, percetakan, dan pabrik tembakau. Hunian bahaya kebakaran tinggi Gedung atau bagian dari gedung yang memiliki kuantitas dan keterbakaran isi gedung tinggi dan memiliki cairan, bubuk, kain, atau benda lainnya yang mudah terbakar, sehingga kecepatan pelepasan panas dari api sangat tinggi. Jenis ini terdiri dari dua grup, yaitu: Grup I adalah hunian bahaya kebakaran tinggi yang tidak atau hanya sedikit mengandung cairan yang flammable atau yang cmbustible. Grup II adalah hunian bahaya kebakaran tinggi yang mengandung cairan yang flammable atau yang cmbustible dalam jumlah sedang. Penempatan sprinkler Jarak maksimal sprinkler ke dinding Jarak sprinkler ke dinding tidak bleh melebihi 1.5 kali jarak antara sprinkler. Jarak tersebut diukur secara tegak lurus dari sprinkler ke dinding. Jika dinding menyudut atau tidak beraturan, jarak hrizntal maksimal antara sprinkler dengan suatu titik pada area lantai yang dilindungi sprinkler, tidak bleh melebihi 0.75 kali jarak antara sprinkler yang dizinkan, serta tidak melebihi jarak tegak lurusnya. Maksimal area prteksi dan jarak antara sprinkler Tabel 2.1 Maksimal area prteksi dan jarak antara sprinkler

3 Tipe Knstruksi Nn Cmbustible Obstructed Nn Cmbustible Unbstructed Cmbustible Unbstructed Cmbustible Obstructed Light Hazard Ordinary Hazard Extra Hazard Area Prteksi (ft 2 ) Jarak Maks (ft) Area Prteksi (ft 2 ) Jarak Maks (ft) Area Prteksi (ft 2 ) Jarak Maks( ft) Jarak minimal sprinkler ke dinding Sprinkler harus ditempatkan minimal 4 inchi (102 mm) dari dinding. Jarak minimal antara sprinkler Jarak sprinkler (diukur dari tiap pusat sprinkler) tidak bleh kurang dari 6 ft (1.8m). Jarak di bawah langit-langit Dibawah knstruksi yang tidak terhalang, jarak antara deflektr sprinkler dengan langit-langit minimal 1 inchi (25.4 mm) dan jarak maksimal 12 inchi (305 mm). Dibawah knstruksi yang terhalang, deflektr sprinkler harus diletakkan 1-6 inchi ( mm) di bawah benda-benda struktur dan maksimal 22 inchi (559 mm) di bawah langit-langit atau dek. Jarak antara penghalang (bstructin) dengan keluaran sprinkler Tabel 2.2 Penempatan sprinkler untuk mencegah halangan keluaran pada sprinkler Jarak dari Sprinkler ke Sisi Penghalang (a) < 1 ft 1 ft - < 1 ft 6 in 1 ft 6 in - < 2 ft 2 ft - < 2 ft 6 in 2 ft 6 in - < 3 ft 3 ft - < 3 ft 6 in 3 ft 6 in - < 4 ft 4 ft - < 4 ft 6 in 4 ft 6 in - < 5 ft 5 ft Jarak Maksimal antara Deflektr ke Dasar Penghalang (b) 0 2 ½ 3 ½ 5 ½ 7 ½ 9 ½ ½ 18 Persyaratan kebutuhan air dan penyediaan air Sumber air untuk sprinkler yang diperlukan untuk melakukan pemadaman kebakaran, dapat diperleh dari sistem air PAM jika tekanan dan kapasitas sesuai dengan sistem sprinkler yang terpasang, pmpa kebakaran tmatis yang

4 dilengkapi sumber air yang memenuhi keperluan disain hidrlis, bejana tekanan, dan tangki gravitasi. Penyediaan air minimum yang dipersyaratkan untuk hunian bahaya kebakaran ringan dan sedang, sesuai dengan sistem perpipaan menurut Pipa Schedule I dan Pipa Schedule II. Tabel 2.3 Persyaratan penyediaan air pada sistem sprinkler pipa schedule Klasifikasi Hunian Light Hazard Ordinary Hazard Tekanan Residual Min. yang Diperlukan (psi) Flw yang Diijinkan pada Dasar Riser (gpm) Durasi (menit) Tabel 2.4 Pipa Schedule I untuk hunian jenis kebakaran ringan dengan bahan pipa baja Diameter Pipa (inchi) 1 1 ¼ 1 ½ 2 2 ½ 3 3 ½ Jumlah Sprinkler (buah) Tabel 2.5 Pipa Schedule II untuk hunian jenis kebakaran sedang dengan bahan pipa baja Diameter Pipa (inchi) 1 1 ¼ 1 ½ 2 2 ½ 3 3 ½ Jumlah Sprinkler (buah) Perpipaan Penentuan diameter pipa cabang, pipa pembagi, dan pipa pembagi utama Cara penentuan diameter pipa cabang, pipa pembagi, dan pipa pembagi utama adalah sama, yaitu berdasarkan jumlah kumulatif sprinkler pada jalur yang dilayaninya. Penentuan diameter pipa tegak D= 4.Q π.v Penentuan jumlah sprinkler

5 Metda yang digunakan untuk menentukan jumlah sprinkler adalah dengan menggunakan pipa schedule yang sudah ada, yang sudah diperhitungkan kecepatan dan tekanan di setiap titiknya. Dengan menggunakan tabel 2.5 maka dapat ditentukan jumlah sprinkler yang dapat dilayani. Penentuan kehilangan tekanan Penentuan kehilangan tekanan pada sistem sprinkler didasarkan pada persamaan Hazen-Williams. Q H xCxD x L tt 2.54 Dimana: Q = Flw rate (m 3 /s) C = Jenis pipa D = Diameter pipa (m) L tt = L pipa + L ekiv 3. Elemen Sistem Sprinkler Gambar 3.1 Elemen sistem sprinkler Tabel 3.1 Kmpnen sistem sprinkler Kmpnen Fungsi

6 Pmpa Kebakaran (Electric pump, jckey pump, diesel pump) Pmpa kebakaran berfungsi untuk memmpa air dari sumber air agar dapat mengalir menuju pipa-pipa. Pmpa jckey berfungsi untuk menstabilkan tekanan air dalam instalasi hydrant. Pmpa jckey bekerja apabila tekanan debit air menurun diantara 4 hingga 6 bar. Jika sudah melewati batas tersebut, maka pmpa jckey akan berhenti bekerja. Pmpa electric berfungsi sama dengan pmpa jckey hanya saja dengan kemampuan yang lebih besar. Dengan kata lain, apabila pmpa jckey terhenti kerjanya karena telah melewati kapasitas kemampuan, maka secara tmatis pmpa electric akan bekerja. Sementara itu, pmpa diesel fungsinya sama dengan kedua pmpa yang lain, hanya saja pmpa diesel memiliki kelebihan yang dapat bekerja apabila terputusnya supplai tegangan dari PLN dengan memanfaatkan genset sebagai penyupplai tenaga listrik. Alat kntak yang bekerja sesuai dengan setting yang telah dilakukan dan adanya perubahan tekanan. Pressure switch Alat untuk membaca tekanan Manmeter Alat relay yang bekerja berdasarkan seting waktu yang sudah ditentukan. Time delay relay Alat pelepas tekanan lebih Safety valve

7 Alat pembatas tekanan Pressure Reducing Valve Alat pemancar air yang bekerja setelah pecahnya bulb akibat panas yang ditimbulkan leh kebakaran. Sprinkler head Untuk menghubungkan dan mengalirkan air dari sumber air hingga ke sprinkler head. Pipa 4. Cara Kerja Sistem Sprinkle Saat kebakaran terdeteksi, maka hanya sprinkler yang berada dekat dengan panas api yang akan bekerja. Sprinkler akan bekerja apaila panas api telah mencapai titik tertentu, misal 68 C. Saat mencapai titik suhu tersebut, bulb pada sprinkler head akan pecah sehingga air disemprtkan ke titik api. Tekanan air ini juga akan mengalir ke alarm valve dan akan menyalakan alarm. 5. Psisi Utilitas dalam Jaringan 6. Tplgi Jaringan Kendali Otmasi

8 Gambar 6.1 Tplgi Jaringan 7. Perangkat Keras a. Pengendali b. Sensr dan Aktuatr 8. Perangkat Lunak 9. HMI