BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah.

Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kewajiban Siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tajam dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dunia pendidikan, menyangkut

PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib sekolah bagi semua pihak yang terkait bagi guru, tenaga

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh

Lampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

LAMPIRAN ANGKET TENTANG RELIGIUSITAS

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 3 UNGARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran akan kepedulian adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa, mengetahui dan

BUKU PENGHUBUNG SDN GIRIWINAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peranan Guru

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

IV. GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. SMP Negeri 19 Bandar Lampung merupakan salah satu SMP milik pemerintah

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penandasan kembali terhadap falsafah Man behind the gun. Roda organisasi sangat

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan.

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

ITEM VALID (ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA ISLAMI) Variabel Sub Variabel Indikator Item Valid Total (+) (-) keluarga

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS DATA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

LEMBAR ANGKET DISIPLIN BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus di bentuk untuk

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN

Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomer: 328/PER/2011

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

INGAT: DIISI DITANDATANGANI DIKEMBALIKAN KE SEKOLAH

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 2 PEKALONGAN

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

Tugas 2 Etika Profesi: di Kampus

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

Sigit Sanyata

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS PSIKOLOGI BANDUNG. Kata Pengantar

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem Kabupaten Batang Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem Kabupaten Batang mencakup 6 bidang yaitu. 1. Bidang Pengembangan Pribadi 2. Bidang Pengembangan Sosial 3. Bidang Kegiatan Belajar 4. Bidang Pengembangan Karir 5. Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga 6. Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama Pelaksanaan semua bidang itu dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Bidang Pengembangan Pribadi Bidang pengembangan pribadi dilaksanakan untuk pengembangan pribadi dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan pribadi siswa. Beberapa hal yang sudah dilaksanakan dalam bidang ini adalah pelaksanaan layanan informasi dan orientasi mengenai reproduksi sehat, penerimaan terhadap perubahan fisik dan psikis remaja, pengenalan identitas jenis kelamin dan tanggung jawab sesuai jenis kelamin, fungsi seks dan peranan gender, pengembangan konsep diri, aktualisasi diri, meningkatkan rasa percaya diri dan menghindari rendah diri, menerima kelebihan dan kekurangan diri. 70

71 Kegiatan dalam bentuk layanan informasi dan orientasi ini telah berjalan dengan baik dan mengikuti jadwal masuk kelas 1 jam per minggu per kelas. Layanan ini masih dilanjutkan dengan konseling individual di mana siswa yang mengalami permasalahan pengembangan pribadi akan dipanggil ke ruang BK untuk memperoleh layanan konseling individual. Layanan ini juga sudah berjalan dengan baik. Bidang pengembangan pribadi juga dilaksanakan dalam bentuk konseling kelompok, di mana setiap individu menyampaikan permasalahan pribadi, dan kemudian permasalahan pribadi yang paling berat dan butuh penanganan segera akan dibahas lebih dulu oleh anggota kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 8 siswa dipimpin oleh guru BK sebagai pemimpin kelompok. Kegiatan layanan konseling kelompok ini sudah berjalan dengan baik. 2. Bidang Pengembangan Sosial Bidang pengembangan sosial dimaksudkan sebagai pembinaan untuk siswa dalam menghadapi kehidupan sosialnya. Sejalan dengan perkembangan pribadi, siswa mudah menghadapi permasalahan dalam kehidupan sosialnya seperti sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, merasa dijauhi teman, menjadi korban gangguan, merasa minder, kesulitan memilih teman, mendapat pengaruh buruk dari teman dan sebagainya. Bimbingan dan konseling di SMP Negeri 3 Warungasem Kabupaten Batang dalam menangani masalah sosial ini dilaksanakan dalam bentuk layanan informasi, layanan bimbingan kelompok dan layanan konseling individual.

72 Layanan informasi disampaikan oleh guru Bimbingan dan Konseling secara klasikal mengenai cara memilih teman, sikap dalam pergaulan dengan teman sebaya, menghargai pendapat orang lain, upaya penyesuaian diri yang sehat, cara menangkal pengaruh buruk teman, menjadi pembicara dan pendengar yang baik dalam lingkungan sosial. Pelaksanaan bidang ini sudah berjalan dengan baik sesuai jadwal dan materi yang diprogramkan. 3. Bidang Kegiatan Belajar Bidang kegiatan belajar ditujukan agar siswa mampu memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Kegiatan bimbingan dan konseling dalam bidang ini antara lain cara belajar yang baik, cara membuat jadwal belajar di rumah, pemanfaatan waktu luang, mengembangkan sikap yang baik dalam belajar, meningkatkan konsentrasi belajar, melengkapi keperluan dan fasilitas belajar. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam bentuk layanan informasi secara klasikal, layanan konseling kelompok, layanan bimbingan kelompok, konseling individual dan layanan home visit (kunjungan rumah). Semua layanan di atas sudah berjalan dengan baik dan lancar di SMP Negeri 3 Warungasem. Sebagai sekolah yang berada di lingkungan pedesaan dengan tingkat ekonomi keluarga yang rata-rata menengah ke bawah dan kesadaran pendidikan yang kurang baik, banyak siswa SMP Negeri 3 Warungasem yang kurang memperoleh prestasi belajar yang baik, serta motivasi belajar yang rendah. Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem telah bekerja keras untuk mengembangkan motivasi belajar siswa dan prestasi belajar yang optimal.

73 Motivasi belajar yang rendah menyebabkan beberapa siswa sering tidak masuk sekolah meskipun dari rumah sudah berangkat, atau tidak meneruskan sekolah. Untuk mengatasi hal ini bimbingan dan konseling di SMP Negeri 3 Warungasem melaksanakan home visit untuk mengetahui kondisi sebenarnya tentang anak dan keluarga secara langsung. Bimbingan dan konseling SMP Negeri 3 Warungasem juga mengundang orangtua siswa untuk bersama-sama mengatasi permasalahan siswa. Dari uraian di atas, dapat ditegaskan layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 3 Warungasem dalam penanganan bidang pengembangan belajar telah berjalan dengan baik dengan jenis layanan yang beragam. 4. Bidang Pengembangan Karir Bidang pengembangan karir dimaksudkan untuk membantu siswa dalam pemilihan karir atau bidang kerja di masa depan, atau juga dalam proses penentuan sekolah lanjutan. Karena tingkatnya masih sekolah menengah pertama, bidang pengembangan karir lebih diarahkan untuk proses pemilihan sekolah lanjutan. Melalui layanan informasi dan orientasi siswa diberi gambaran mengenai seluk beluk sekolah tertentu yang bisa dipilih siswa sesuai dengan minat dan kemampuan akademiknya. Siswa harus bisa menentukan studi lanjut tanpa terpengaruh oleh teman lain atau hanya asal senang saja, harus didasari pertimbangan banyak hal. Namun karena lingkungan sosial anak lebih sering mendorong anak untuk tidak melanjutkan studi dan memilih bidang kerja, maka bimbingan dan konseling berusaha memberikan gambaran bidang kerja yang bisa menjanjikan kehidupan ekonomi yang layak. Karena pada dasarnya yang

74 penting adalah bukan asal bekerja dan memperoleh upah, tapi harus bisa memilih bidang kerja yang memiliki prospek ke depan dan menjanjikan karir yang baik. Dalam bidang ini, bimbingan dan konseling di SMP Negeri 3 Warungasem telah melaksanakan layanan dengan baik dan sesuai program yang ada. 5. Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga dimaksudkan untuk memberikan bekal pada siswa mengenai situasi dalam dunia berkeluarga serta tanggungjawab yang ada di dalamnya. Pada diri laki-laki dan perempuan ada tanggungjawab yang besar dalam dunia berkeluarga, karena itu harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Meski sebenarnya usia anak belum waktunya memasuki dunia berumah tangga, namun kenyataannya banyak siswa SMP Negeri 3 Warungasem yang tidak melanjutkan studi dan memilih menikah muda. Karena itu bimbingan dan konseling perlu memberikan bekal dan pengetahuan mengenai dunia berumahtangga, agar siswa bisa memahami risiko dan tanggungjawab menikah dalam usia muda. Dalam bidang bimbingan dan konseling telah melaksanakan programnya dengan baik dan sesuai materi yang ada. 6. Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama Bidang pengembangan kehidupan beragama dimaksudkan agar anak memperoleh kesempatan memperdalam agama yang diyakininya. Para siswa SMP Negeri 3 Warungasem semuanya beragama Islam, maka pengembangan kehidupan beragama diarahkan pada pendalaman kehidupan beragama Islam. Materi yang disampaikan dalam bimbingan dan konseling antara lain,

75 pengenalan Tuhan, toleransi kehidupan beragama, penanaman nilai-nilai akhlak yang baik, menghormati sesama, berlaku adil dan jujur, tidak sombong dan sebagainya. Layanan bidang pengembangan kehidupan beragama dilaksanakan dalam bentuk layanan informasi, bekerja sama dengan guru Agama Islam dalam penyelenggaraan peringatan hari-hari besar Islam, shalat dhuhur berjamaah, tadarus Al Qur an sebelum pelajaran dimulai, berdoa ketika memulai dan mengakhiri pembelajaran, ekstrakurikuler seni baca al Qur an dan sebagainya. Semua kegiatan layanan itu sudah berjalan dengan baik. B. Analisis Pembinaan Kedisiplinan Siswa di SMP Negeri 3 Warungasem 1. Mengatasi keterlambatan siswa Pembinaan kedisiplinan untuk mengatasi keterlambatan siswa SMP Negeri 3 Warungasem sudah terlaksana dengan baik. Hal ini sebagaimana disampaikan salah seorang siswa, Ya hampir setiap hari guru menunggu para siswa di halaman sekolah. Para siswa tentu lama-lama jadi sungkan jika datang terlambat. Apalagi kalau yang terlambat disuruh mengambil rumput dan sampah di sekotar sekolah. Siswa yang terlambat sebelum masuk harus minta ijin tertulis dulu dari guru BK, dan biasanya siswa dibina dulu 1 2. Membina kerapian dan kelengkapan atribut seragam sekolah Pembinaan kedisiplinan untuk kerapian dan kelengkapan atribut seragam sekolah sudah terlaksana dengan baik, seperti diucapkan siswa, Setiap siswa yang tidak rapi atau tidak lengkap atributnya akan ditegur oleh guru, khususnya oleh guru BK. Setiap berpapasan dengan guru, siswa yang tidak rapi selalu diingatkan. Guru BK juga 2014 1 Caputra, Ketua OSIS dan siswa SMP Negeri 3 Warungasem, Wawancara, 5 September

mengingatkan soal kerapian dan kebersihan berpakaian saat mengajar di kelas. 2 3. Membiasakan mengerjakan PR Pembinaan kedisiplinan untuk menyelesaikan pekerjaan rumah, siswa di SMP Negeri 3 Warungasem sudah berjalan baik. Hal ini sebagaimana dikatakan salah seorang siswa, Ya, selalu. Guru BK juga mendorong siswa belajar rutin, memiliki jadwal belajar sendiri di rumah 3 4. Membina perilaku dan tutur kata sopan pada guru dan staf TU Pembinaan kedisiplinan untuk membina perilaku dan bertutur kata yang baik dengan guru dan staf tata usaha sudah terlaksana dengan baik. Hal ini diungkapkan oleh siswa, Guru BK sering menyinggung soal perilaku dan tutur kata yang sopan di rumah. Pak guru melarang siswa menggunakan bahasa jawa ngoko pada guru dan karyawan tata usaha 4 5. Membiasakan mengerjakan tugas guru dengan tuntas Pembinaan kedisiplinan untuk menuntaskan tugas guru sudah terlaksana dengan baik, Hal senada disampaikan oleh siswa, Kalau tidak tuntas berarti tidak disiplin, itu yang diungkapkan guru BK di kelas. Pokoknya kita tidak boleh mengerjakan sesuatu setengah jadi, atau cuma separuh-separuh 5 6. Membina siswa selalu membawa kelengkapan belajar ke sekolah Pembinaan kedisiplinan untuk untuk membina siswa selalu membawa kelengkapan belajar sudah berjalan dengan baik. Seperti dikatakan seorang siswa, Ya karena kelengkapan belajar itu penting 76 2 Ibid. 3 Ibid. 4 Ibid. 5 Ibid.

untuk mendukung keberhasilan belajar. Pak guru BK selalu menasehati soal itu 6 7. Membina anak agar tidak membuat kegaduhan di kelas Pembinaan kedisiplinan untuk mencegah kegaduhan di kelas sudah berjalan dengan baik. Sebagaimana ungkapan salah seorang siswa, Kalau pak guru BK sendiri yang mengajar di kelas, siswa tidak berani gaduh karena pasti langsung akan ditegur 7 8. Membina siswa membuang sampah pada tempatnya Pembinaan kedisiplinan untuk membuang sampah pada tempatnya, sudah berjalan dengan baik, meskipun masih ada siswa yang membuang sampah lewat jendela, membuang bungkus makanan di atas tutup tempat sampah, atau membuang sampah pembalut di lubang kloset. Seperti dikatakan siswa, Menurut pak guru BK, kebersihan itu adalah sebagian dari iman. Maka membuang sampah pada tempatnya juga harus diutamakan 8 9. Membina siswa ikut menjaga kebersihan dan keamanan fasilitas sekolah Pembinaan kedisiplinan agar siswa terlibat dalam kebersihan dan keamanan fasilitas sekolah sudah berjalan baik. Seperti dikatakan siswa, Ya guru malah mengingatkan kalau fasilitas sekolah rusak atau kotor karena tindakan siswa, siswa sendiri yang rugi karena suasana sekolah menjadi tidak nyaman. Orangtua kita juga rugi karena sebagian besar perawatan bangunan sekolah adalah hasil dari sumbangan orangtua. 9 77 6 Ibid. 7 Ibid. 8 Ibid. 9 Ibid.

78 10. Membina siswa memiliki jadwal belajar di rumah. Pembinaan kedisiplinan untuk mendorong siswa memiliki jadwal belajar di rumah sudah berjalan baik. Jadwal belajar di rumah yang dibuat siswa sendiri bisa mendorong siswa belajar rutin di rumah. Sebagaimana dikatakan siswa, Ya itu yang selalu dianjurkan bahkan diajarkan oleh guru BK. Membuat jadwalnya saja sulit, apalagi harus memenuhinya. Saya sendiri tidak memiliki jadwal belajar di rumah 10 Kedisiplinan akan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila berdasarkan atas kesadaran diri sendiri. Disiplin yang tidak bersumber dari hati nurani manusia akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan dapat bertahan dengan lama. Disiplin yang tumbuh atas dasar kesadaran diri sendiri yang demikian itulah yang diharapkan selalu tertanam dalam diri setiap orang. Disiplin belajar berkaitan erat dengan kepatuhan siswa terhadap peraturan-peraturan tertentu, baik yang ditetapkan oleh diri sendiri maupun pihak lain. Dalam belajar siswa harus memiliki kesadaran sendiri untuk mematuhinya tanpa harus ada paksaan dari orang lain. 11 Berdasarkan penjelasan dari Kepala SMP Negeri 3 Warungasem, kedisiplinan siswa di sekolah ini sudah relatif baik, meskipun tentu saja masih perlu dilakukan pembinaan lebih lanjut. Dalam hal kedatangan siswa ke sekolah misalnya, Masih ada satu dua anak yang masih terlambat. Tapi secara umum, sudah sedikit sekali anak yang terlambat ke sekolah. 12 Kemudian dalam hal berseragam, Soal kerapian dan atribut memang masih membutuhkan perhatian. Hal ini tampaknya bisa dipahami mengingat 10 Ibid. 11 Tasjirin, S.Pd., Guru BK SMP Negeri 3 Warungasem, Wawancara, 3 September 2014 12 Sri Mulyatno, S.Pd., Kepala SMP Negeri 3 Warungasem, Wawancara, 2 September 2014

79 siswa SMP Negeri 3 Warungasem berasal dari keluarga sederhana, yang tentu saja kurang memberikan perhatian pada soal berpakaian dan kerapian. Lingkungan sosial dan keluarga itu juga berpengaruh pada soal sopan santun siswa pada guru dan orang yang lebih tua. Bisa dikata tata krama dan sopan santun anak masih butuh pembinaankhususnya pada siswa laki-laki. Mereka masih suka berperilaku seenaknya. Namun banyak juga yang bisa menjaga perilaku dan tutur katanya. Kurangnya motivasi siswa untuk menempuh pendidikan secara sungguhsungguh juga ikut berpengaruh pada motivasi belajar siswa. Saat mendapatkan tugas dari guru, hanya sedikit siswa yang sungguh-sungguh mengerjakan. Sebagian besar lebih suka mencontek teman lain, bahkan tidak sedikit yang tidak mengerjakan dengan tuntas. Mereka umumnya lebih serius bila mendapatkan tugas yang bersifat kreatifitas seperti kerajinan tangan, membuat kliping bisa mereka tuntaskan. Tapi untuk tugas seperti menjawab soal, pekerjaan rumah, masih sering diabaikan. Kondisi ekonomi keluarga yang umumnya sederhana, menjadikan anak agak kurang dalam melengkapi keperluan belajar mereka. Tapi lebih banyak yang berperilaku tertib, dan memenuhi kelengkapan belajar setelah adanya bantuan dari sekolah semisal beasiswa untuk siswa miskin. Berkenaan kondisi pembelajaran di kelas, sudah relatif kondusif. Siswa mau belajar dengan sungguh-sungguh. Namun peran dan profil guru di kelas juga ikut menentukan situasi kelas. Guru yang kurang bisa mengelola kelas dengan baik biasanya cenderung membuat siswa kurang tertarik pada pelajaran yang akhirnya mendorong mereka untuk berlaku tidak tertib. Mengenai kebersihan lingkungan sekolah, siswa sudah terbiasa untuk turut menjaganya. Hal ini tampak dari kebiasaan siswa membuang sampah

80 pada tempat, memenuhi tugas piket harian dan terlibat dalam kebersihan kelas mingguan. Namun masih ada beberapa anak yang kurang peduli membuang sampah seperti menumpuk sampah di atas tutup tempat sampah atau membuang sampah melalui jendela kelas. Kedisiplinan siswa semestinya juga tampak pada kebiasaan belajar mereka di rumah. Namun sayang sebagian besar siswa tidak memiliki jadwal belajar di rumah. Siswa umumnya hanya belajar di rumah jika mau ulangan atau ujian. Akibatnya hasil belajar mereka tidak maksimal, karena tidak didukung tata cara yang sistematis. Siswa yang sudah terbiasa belajar yang teratur otaknya akan terlatih setiap hari. Dengan seringnya daya pikir mendapat latihan maka akan menyababkan ketajaman daya pikir, sehingga siswa mudah untuk menerima materi pelajaran. Tetapi sebaliknya siswa yang malas belajar otaknya menjadi kaku karena jarang dilatih sehingga daya pikirnya menjadi lemah. Kedisiplinan memang akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau pananaman kebiasaan dalam keteladanan-keteladanan tertentu yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan kekuarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus berkembang sehingga menjadi bentuk disiplin yang semakin kuat. 13 C. Analisis Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pembinaan Kedisiplinan Siswa di SMP Negeri 3 Warungasem Guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 3 Warungasem telah menunjukkan perannya yang baik dalam pembinaan kedisiplinan siswa di sekolah. Ini sebagaimana disampaikan oleh Tasjirin, Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem, 13 Ibid.

Guru Bimbingan dan Konseling harus memiliki kemampuan untuk membantu, dan membimbing para siswanya dalam memahami dirinya sendiri, serta mengenal potensi, bakat, dan minat serta kelemahan yang berguna untuk menentukan karir di masa depan. Selain itu membantu dalam mengatasi segala kesulitan-kesulitan yang menghambat proses belajar mengajarnya. 14 Dalam pembinaan kedisiplinan siswa di SMP Negeri 3 Warungasem, guru Bimbingan dan Konseling melakukan berbagai bentuk layanan seperti layanan informasi dan orientasi yang diberikan kepada siswa secara terjadwal dalam bentuk klasikal 2 jam per minggu per kelas. Layanan informasi dan orientasi memberikan materi sebagai bahan untuk pemahaman siswa. Kegiatan layanan ini telah terlaksana dengan baik, sebagaimana ditegaskan oleh Tasjirin, Guru bimbingan dan konseling memiliki peran penting dalam pembinaan kedisiplinan siswa. Hal ini karena dalam masalah pembinaan kedisiplinan ini, guru bimbingan dan konseling tidak hanya melakukan penghukuman atau pemberian sanksi agar anak berdisiplin, tapi juga mencari penyebab mengapa anak tidak bisa bersikap disiplin di sekolah. 15 Dalam tugasnya membina kedisiplinan siswa, guru bimbingan dan konseling memberikan berbagai layanan seperti layanan informasi dan orientasi, layanan konseling individu, layanan konseling kelompok dan layanan bimbingan kelompok. Untuk mengatasi siswa yang sering meninggalkan sekolah, dijelaskan oleh Tasjirin, Bagi siswa yang sering tidak masuk tanpa keterangan, guru Bimbingan dan Konseling melakukan layanan home visit (kunjungan rumah) bersama wali kelas. Dari kegiatan itu, seringkali didapati kenyataan bahwa siswa dari rumah berangkat dan pulang sesuai jam sekolah. Dalam kegiatan ini guru bimbingan dan konseling melakukan komunikasi dan bekerjasama untuk mendorong anak agar mau 81 14 Tasjirin, S.Pd., Guru BK SMPNegeri 3 Warungasem, Wawancara, 3 September 2014 15 Ibid.

bersekolah kembali dan anak bisa memahami pentingnya bersekolah untuk masa depan mereka.. 16 Guru Bimbingan dan Konseling juga melakukan pemanggilan orangtua siswa yang bermasalah. Dalam hal ini guru Bimbingan dan Konseling meminta kesediaan orangtua untuk bekerja sama dalam pembinaan anak, karena pengawasan guru terhadap siswa sangat terbatas waktunya, dan sebagian waktu anak bersama keluarga dan lingkungan sosialnya. Guru bimbingan dan konseling memiliki peran penting dalam pembinaan kedisiplinan siswa. Hal ini karena dalam masalah pembinaan kedisiplinan ini, guru bimbingan dan konseling tidak hanya melakukan penghukuman atau pemberian sanksi agar anak berdisiplin, tapi juga mencari penyebab mengapa anak tidak bisa bersikap disiplin di sekolah. 1. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam membina siswa yang sering tidak masuk tanpa keterangan. Guru Bimbingan dan Konseling melakukan layanan home visit (kunjungan rumah) bersama wali kelas. Dari kegiatan itu, seringkali didapati kenyataan bahwa siswa dari rumah berangkat dan pulang sesuai jam sekolah. 2. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam pemanggilan orangtua siswa yang bermasalah. Dalam hal ini guru Bimbingan dan Konseling meminta kesediaan orangtua untuk bekerja sama dalam pembinaan anak. 3. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam pemberian layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok. Kegiatan layanan ini untuk pembinaan siswa dalam bidang pengembangan belajar, pribadi, sosial, karir, kehidupan berkeluarga dan kehidupan beragama. 82 16 Ibid.

83 4. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam menampilkan tanggungjawab atas keseluruhan pelaksanaan layanan konseling di sekolah mengenai pembinaan kedisiplinan siswa di sekolah. 5. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam mengumpulkan, menyusun, mengolah serta menafsirkan data mengenai catatan pelanggaran kedisiplinan siswa. yang kemudian dapat dipergunakan untuk semua staff bimbingan di sekolah untuk pelaksanaan program pembinaan kedisiplinan siswa. 6. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam melaksanakan bimbingan kelompok maupun bimbingan individual (wawancara konseling). 7. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam melayani orang tua atau wali dari siswa yang ingin mengadakan konsultasi mengenai anak-anaknya. 8. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam menampilkan performance-nya, dalam hal ini masalah keteladanan yang ditunjukkan oleh seorang guru Bimbingan dan Konseling. 9. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam mempraktikkan strategi-strategi agar siswa dapat membiasakan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya sebagai siswa. Untuk membiasakan disiplin tersebut, guru bimbingan konseling telah menggunakan strategi pengelolaan diri. Strategi pengelolaan diri adalah suatu proses dimana konseli mengarahkan perubahan tingkah laku mereka sendiri, dengan menggunakan satu strategi atau kombinasi strategi.

84 Beberapa upaya yang telah dilakukan guru bimbingan konseling di SMP Negeri 3 Warungasem dalam rangka pembinaan kedisiplinan siswa juga sudah terlaksana dengan baik dengan hasil yang cukup memuaskan. Penjabaran mengenai hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam memberikan layanan orientasi kepada siswa tentang aturanaturan yang ada di lingkungan sekolah agar siswa mengetahui apa saja aturan yang harus ditaati dan apa yang tidak boleh diperbuat sebagi seorang siswa sesuai dengan nilai dan norma masyarakat. 2. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam memberikan layanan informasi kepada siswa tentang perlunya disiplin dalam setiap aktivitasnya dan apa saja dampak negatif dari dirinya jika siswa tersebut tidak disiplin. 3. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam memberikan layanan penguasaan konten kepada siswa mengenai cara-cara agar selalu disiplin dalam setiap aktivitasnya. 4. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam memberikan layanan konseling kelompok kepada siswa mengenai masalah-masalah dalam membiasakan disiplin dalam beraktivitas sehingga guru pembimbing dapat memberikan cara-cara agar selalu membiasakan disiplin dalam setiap aktivitasnya. 5. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam memberikan layanan bimbingan kelompok kepada siswa yang membahas tentang ciri-ciri siswa yang tidak membiasakan disiplin dalam setiap aktivitasnya.

85 6. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam memberikan layanan konseling perorangan kepada siswa yang tidak pernah membiasakan disiplin dalam setiap aktivitasnya. 7. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam memberikan layanan mediasi antara siswa dan orangtuanya, agar orangtua juga dapat membantu guru pembimbing untuk membiasakan disiplin dalam setiap aktivitas siswa. Karena orangtua adalah pendidik yang sangat dekat dan lebih mengetahui karakter anaknya. 8. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam memberikan instrumentasi non tes berupa angket yang berkaitan tentang disiplin siswa, sehingga konselor mengetahui siapa saja siswanya yang mengalami permasalahan dalam kedisiplinan.