KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK"

Transkripsi

1 1 KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK Tujuan penelitian mengetahui kemampuan guru PKn dalam membina karakter siswa di SMP Negeri 16 Sigi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini dalah 2 orang guru PKn, 1 orang kepala sekolah, dan 9 orang siswa kelas VIII dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PKn memiliki kemampuan dalam membina karakter siswa di SMP Negeri 16 Sigi. Hal ini dapat dibuktikan dengan upaya yang dilakukan oleh guru PKn dalam membimbing dan mengarahkan agar lebih memahami pentingnya nilai-nilai pancasila dan pendidikan karakter dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam membina karakter siswa dibutuhkan kerja sama yang baik antara guru dan orang tua siswa seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan. Kata Kunci : Kemampuan Guru PKn. Pembinaan Karakter Siswa 1 Penulis adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir:Stambuk A Pembimbing I 3 Pembimbing II

2 2 1. PENDAHULUAN Menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan, dibutuhkan guru yang visioner dan mampu mengelola pembelajaran yang secara efektif dan inovatif. Tentunya semua itu diperlukan perubahan strategi dan model pembelajaran yang sedemikian rupa memberikan nuansa yang menyenangkan bagi guru dan peserta didik. Lingkungan belajar sering dipersepsikan sebagai suatu lingkungan yang menyiksa, membosankan, kurang merangsang, dan berlangsung secara monoton sehingga anak-anak belajar secara terpaksa dan kurang bergairah. Mulyasa (Kunandar, 2007:42) 4 mengemukakan bahwa: Terdapat tujuh kesalahan yang sering dilakukan guru dalam pembelajaran, yaitu: (1) mengambil jalan pintas dalam pembelajaran. (2) menunggu peserta didik berprilaku negatif. (3) menggunakan destruktife. (4) mengabaikan perbedaan peserta didik. (5) merasa paling pandai dan tahu. (6) tidak adil (diskriminatif) dan (7) memaksa hak peserta didik. Seorang guru profesional harus memiliki dan memahami benar kompetensi dasar guru, agar mendapat kepercayaan untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa. Pembelajaran yang baik hanya akan terjadi bila dilaksanakan dan diperankan oleh guru yang bermutu. Kualitas guru menjadi kunci yang sangat strategis dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu tidak hanya meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar akan tetapi meningkatkan kemampuan guru secara profesional dalam mengembangkan strategi pembelajaran. Banyak strategi atau cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya mutu pembelajaran yang dilakukan di kelas. Secara konkrit, guru dapat melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya, seperti : menggunakan metode mengajar secara bervariasi, menggunakan media, memperdalam materi sebelum melaksanakan pembelajaran, 4 Kunandar. (2007). Guru Proffesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

3 3 menyiapkanperangkat pembelajaran, dan yang tidak kalah pentingnya adalah berupa melaksanakan pembelajaran secara sistematis dan mampu membina karakter siswa. Hakekatnya pendidikan adalah proses pembentukan dan pembangunan manusia seutuhnya. Maka dari itu pendidikan diharapkan dapat melahirkan peserta didik yang bukan hanya memiliki ilmu pengetahuan tetapi juga memiliki karakter atau kepribadian yang baik. Tujuannya agar lahir sebagai generasi yang berkembang dengan karakter berdasarkan nilai-nilai luhur bangsa dan agama. Karena kesuksesan seseorang lebih dipengaruhi dari karakter yang dimiliki dibandingkan dengan kecerdasannya. Karena orang yang baik belum tentu berkarakter akan tetapi orang yang berkarakter sudah tentu orang yang baik (Jarjani Usman, 2012:13) 5. Fenomena yang kita saksikan bersama, pendidikan hingga kini masih belum menunjukkan hasil yang diharapkan sesuai dengan landasan dan tujuan dari pendidikan itu. Setiap persoalan yang berkenaan dengan masalah siswa pasti akan bersinggungan langsung dengan guru, dengan tugas yang berada digarda paling depan dalam pembinaan siswa maka seorang guru harus mempunyai kompetensi yang dapat menunjang dalam melaksanakan tugas utamanya tersebut. Masalah kompetensi guru merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru sebagai salah satu unsur penetapan dalam proses pendidikan secara formal dituntut untuk melaksanakan tanggung jawabnya mencerdaskan siswa, atau minimal siswa mencapai ketuntasan belajar sesuai yang diharapkan. Majid (2005:74) 6 menjelaskan Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukan kualitas dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. 5 Moh, User Usman. (2005). Menjadi Guru Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

4 4 Tujuan pendidikan karakter yaitu agar lahir generasi yang berkembang dengan karakter berdasarkan nilai-nilai luhur bangsa dan agama. Dimana guru di sini bertindak sebagai faktor utama yang menentukan mutu pendidikan. Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada peserta didik di sekolah. Selain memberikan sejumlah ilmu pengetahuan, guru juga bertugas menanamkan nilai-nilai dan sikap kepada kepada peserta didik dalam mengembangkan karakter peserta didik di sekolah. Sikap dan perilaku seorang sangat membekas dalam diri siswa sehingga ucapan, karakter, dan kepribadian guru menjadi cermin bagi siswa (Zahra,2014:4) 7. Siswa adalah sekelompok orang dengan usia yang belajar baik secara individu maupun secara kelompok yang harus memiliki rasa tanggungjawab, disiplin, dan toleransi. Artinya seorang siswa harus menanamkan rasa tanggungjawab pada diri sendiri. Tanggungjawab siswa adalah belajar dengan baik, mengerjakan tugas sekolah, serta disiplin terhadap tata tertib sekolah. Kemudian arti seorang siswa yang disiplin adalah tidak terlambat masuk sekolah, melaksanakan jadwal piket, membuang sampah pada tempatnya, dan duduk dengan rapih. Serta ada sikap toleransi yang harus ditanamkan dalam diri siswa itu sendiri. Sikap toleransi yang dimaksud adalah mampu menghargai dan menjalin silaturahmi antara teman yang berbeda agama, suku, dan etnis. Namun, setiap siswa di SMP Negeri 16 Sigi cenderung memiliki perilaku yang menyimpang yang tidak seharusnya dilakukan oleh siswa seperti bolos, absen terus-menerus (alpa), berkelahi, sering terlambat masuk kelas, serta tidak disiplin dan kurang menghargai sesama teman dan guru. Melihatkondisi tersebut maka sebagai calon pendidik, penulis merasa prihatin terhadap sikap atau perilakuperilaku menyimpang yang banyak terjadi dikalangan siswa, seperti contohnya yaitu siswa kurang bertanggungjawab, disiplin dan bertoleransi. 7 Zahra, I. (2014). Peran Guru Mata Pelajaran PKn dalam Mengembangkan KarakterSiswa SMP Negeri Palasa. Skripsi sarjana pada FKIP Universitas Tadulako Palu: tidak di terbitkan.

5 5 II. METODE PENELITIAN 2.1. Jenis Penelitian Seluruh rangkaian penelitian ini dilaksanakan berdasarkan metode penelitian deskriptif kualitatif, yang di mana terdapat fakta masalah mengenai karakter siswa yang menjadi permasalah didalam penelitian ini. Menurut Nawawi (2003:64) 8 metode deskriptif yaitu metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang akan diselidiki sebagaimana adanya yang diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat yaitu mengenai 3 fakta karakter yang menjadi tujuan penelitian. Dengan demikian peneliti akan menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh, yang berhubungan dengan kajian penelitian dengan memberi penjelasan-penjelasan yang lengkap yang didasarkan pada yang diteliti untuk memperoleh data Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 16 Sigi Desa Uenuni Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, adapun pertimbangan penulis memilih lokasi tersebut karena terdapat beberapa masalah yang menjadi objek penelitianbagi penulis di lokasi tersebut, yakni mengenai masalah karakter siswa tentang rasa tanggung jawab, disiplin dan toleransi. 8 Nawawi. H. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gaja Mada University Press.

6 Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari dikeluarkannya surat izin penelitian dari pihak Pimpinan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako pada tanggal 06 Juli 2016 sampai dengan tanggal 06 Oktober Subjek Penelitian dan Teknik Pengambilan Subjek 1. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Sigi yang siswanya berjumlah 96 siswa dari kelas VIII A sampai dengan kelas VIII C, dengan jumlah siswa laki-laki 42 orang dan siswa perempuan 54 orang, untuk memperoleh informasi yang relevan dan mendalam maka penarikan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, dalam hal ini sampel ditetapkan dengan sengaja oleh peneliti didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu. (Sanapiah Faisal dalam Taslih, 2005:20). 2. Kriteria atau pertimbangan yang dimaksud ialah dengan cara melihat atau menentukan subjek atau informan yang berada dilokasi penelitian sesuai dengan informasi dan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Maka berdasarkan pertimbangan atau kriteria maka peneliti menetapkan jumlah informan 12 orang yaitu: 9 orang siswa kelas VIII, 2 orang guru PKn, dan 1 orang kepala sekolah. Penetapan jumlah informan ini didasari anggapan dan keyakinan peneliti bahwa ke-12 orang informan yang telah ditetapkan ini bisa mewakili seluruh siswa dan guru dan bisa memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian Teknik Pengumpulan Data. 1) Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengalaman langsung dengan narasumber, yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru pkn dan beberapa siswa kelas VIII.

7 7 2) Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui dokumentasi dan catatan yang sifatnya menunjang dan berhubungan langsung dengan objek penelitian seperti data sekolah Teknik Analisis Data Observasi Metode ini dimaksudkan untuk mengadakan pengamatan langsung di lokasi penelitian. Adapun hal-hal yang diobservasi atau diamati yaitu mencatat hal-hal yang dianggap perlu dan berhubungan dengan masalah yang akan diteliti Wawancara Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah, guru PKn dan siswa yang dianggap mengetahui dan mengerti serta dapat membantu dalam memberikan informasi mengenai Kemampuan guru dalam membina karakter siswa melalui pembelajaran PKn yang akan diteliti oleh peneliti Dokumentasi Penulis juga mengambil data dokumentasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa gambar dan/foto-foto yang berhubungan dengan pelaksanaan dalam penelitian. Penggunaan dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai data pelengkap dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 16 Sigi di Desa Uenuni Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi.

8 8 III HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan guru dalam membina karakter siswa melalui pembelajaran PKn di SMP Negeri 16 Sigi berdasarkan observasi penulis bahwa guru dalam melakukan pembinaan karakter terhadap siswa masih sangat rendah dibuktikan dengan, dimana guru acuh tak acuh terhadap tingkat kedisiplinan siswa di dalam dan di luar lingkungan kelas. Dari 9 siswa yang menjadi narasumber dalam penelitian ini di temukan bahwa di mana seorang guru masih kurang efektif dalam melaksanakan pembelajaran baik dalam kelas maupun di luar kelas. Guru masih kurang memperhatikan tingkat kedisiplinan siswa sehingga banyak diantara siswa yang masih melakukan pelanggaran di sekolah. Karakter yang diberikn guru seperti disiplin, bertanggungjawab dan saling menghargai antara siswa dan guru. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan 2 orang guru PKn di SMP Negeri 16 Sigi yaitu: 1. Budi Tabuntiti S.Pd Cara guru PKn dalam membina karakter siswa melalui sikap tanggung jawab, hal utama yang guru harus lakukan guru sebagai pendidik dan sebagai panutan bagi para peserta didik yaitu memberikan hal-hal yang positif dalam hal ini adalah iman. Ketika iman tumbuh dalam diri siswa maka dengan sendirinya sikap tanggung jawab akan muncul dalam diri siswa tersebut. Guru dalam membina karakter siswa melalui sikap disiplin, guru memberikan aturan terhadap siswa harus selalu tepat waktu dalam mengerjakan sesuatu hal. Setiap siswa harus selalu mematuhi peraturan yang ada di sekolah, dan guru memberikan sanksi atau hukuman kepada siswa yang melanggar aturan. Ketika semua hal kecil yang guru lakukan dalam membina setiap sikap disiplin siswa mampu terwujud maka karakter warga negara yang menjadi tujuan nilai dalam pendidikan karakter siswa juga akan terwujud, bukan hanya sikap disiplin siswa namun semua nilai karakter yang menjadi tujuan dalam pendidikan karakter. Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya. Dalam hal ini kemampuan guru dalam membina karakter siswa melalui sikap

9 9 toleransi yaitu dengan menanamkan sikap menghargai sesama umat beragama dan menghargai teman yang berbeda agama atau keyakinan selama menjalankan ibadah. Baik, dimana siswa aktif mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Sebagaimana yang telah dijadwalkan oleh pihaksekolah dan rajin mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dari sikap disiplin dan toleransi di mana siswa mengerjakan tugas dengan baik dan siswa saling menghargai ketika siswa yang berbeda keyakinan melakukan ibadah. Sikap siswa dalam menanggapi guru dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PKn, di mana siswa menanggapi guru dengan sikap yang sopan baik dalam proses pembelajaran maupun di luar konteks pembelajaran. Hambatan yang ditemukan guru dalam pembinaan guru, dalam hal ini siswa kurang perhatian terhadap pelajaran, tugas, dan keluar masuk kelas pada proses belajar mengajar sedang berlangsung di kelas. Upaya yang dilakukan guru dalam pembinaan karakter siswa antara lain : memberikan teguran, sanksi dan memberi arahan sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran. 2. Dra. Bungaria Rapa Guru dalam membina sikap siswa dengan memberikan contoh tanggungjawab sebagai salah satu nilai untuk pengembangan karakter siswa, guru selalu memberikan bimbingan kepada siswa bagaimana menjadi orang yang bertanggungjawab. Upaya yang dilakukan oleh guru yaitu memberikan sikap bertanggungjawab dan memberikan dasar-dasar nilai pendidikan karakter serta nilai-nilai pancasila. Guru dalam membina sikap disiplin siswa, menerapkan aturan yang telah disepakati dan menjadi pedoman para siswa harus mampu menerapkan aturan yang telah disepakati dan menunjukkan dasar-dasar aturan yang ada di sekolah serta mematuhi peraturan yang telah disepakati. Guru memiliki peran penting dalam membina karakter siswa. Dimana guru harus mengajarkan toleransi terhadap siswa. Toleransi ialah saling menghargai

10 10 dan menghormati antar umat beragama dan setiap umat beragama tidak boleh saling menghakimi keimanan atau keyakinan umat lain. Sikap tanggungjawab merupakan suatu kesadaran akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja atau tidak disengaja. Setiap siswa selalu diharapkan aktif menerima pelajaran yang guru berikan dan aktif mengikuti proses belajar mengajar. Guru PKn berperan penting dalam membina karakter siswa melalui sikap tanggugjawab dengan menerapkan sikap kedisiplinan dan memberikan sanksi terhadap siswa yang melakukan pelanggaran, sehingga sikap tanggungjawab siswa akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Sikap disiplin siswa di sekolah dan di kelas dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa selalu aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Di lingkungan sekolah sikap disiplin siswa juga baik, karena ada respon yang siswa tunjukkan selama proses pembelajaran. Dalam hal sikap toleransi antar siswa di sekolah berjalan baik. Ketika salah satu agama merayakan hari besar dan melaksanakan ibadah di lingkungan sekolah, semua siswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dan menghargai setiap pelaksanaan ibadah yang dilakukan di lingkungan sekolah tersebut. Kemudian sikap siswa dalam menanggapi guru dalam proses pembelajaran khusunya pelajaran PKn, siswa selalu aktif, penuh perhatian dan ada timbal balik selama proses pembelajaran berlangsung serta siswa selalu antusias selama proses pembelajaran. Adapun hambatan-hambatan yang ditemukan guru PKn dalam membina karakter siswa melalui pembelajaran PKn yaitu: (a) Ada beberapa siswa yang kurang minat dengan pelajaran PKn, (b) Waktu pembelajaran PKn yang tidak efektif dan efesien, dan (c) Kurangnya respon mengenai pentingnya pendidikan karakter. Upaya guru PKn dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pembinaan karakter siswa yaitu: memberikan teguran sanksi, dan arahan kepada siswa sebagai salah satu bentuk pembinaan karakter serta memberi pemahaman kepada siswa arti penting pendidikan karakter.

11 11 Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan teknik pengumpulan data melalui pedoman wawancara dan dokumentasi. Dengan permasalahan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu : 1. Kemampuan guru dalam membina karakter siswa di SMP Negeri 16 Sigi Peran guru sebagai pengajar pada dasarnya suatu kemampuan guru dalam mengembangkan kompetensi akademik siswa. Guru memegang peranan penting yang membuat laju perkembangan pendidikan secara maksimal. Guru sebagai pengajar bertugas membantu perkembangan siswa untuk mampu menerima, memahami serta menguasai ilmu pengetahuan yang disampaikan. Guru adalah pendidik menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi siswa. Demikian guru PKn telah memiliki kemampuan dalam membina karakter siswa melalui pembelajaran PKn di SMP Negeri 16 Sigi. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil wawancara dengan siswa dan guru PKn. Upaya yang dilakukan guru PKn dalam membina karakter siswa dengan caramemberikan bimbingan dan mengarahkan siswa tentang pentingnya berperilaku sebagai warga Negara yang baik sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Pembinaan karakter siswa yang dilakukan oleh guru PKn tidak terlepas dari tujuan pendidikan kewarganegaraan yang merupakan wahana pengembangan kemampuan, watak, dan karakter warga Negara yang bertanggungjawab, disiplin dan bertoleransi. Sikap tanggungjawab, disiplin dan toleransi berarti melaksanakan tugas dan kewajiban, mematuhi aturan, menghargai perbedaan pendapat serta perbedaan agama. Sehingga siswa dapat berperilaku sesuai dengan norma dan peratuaran yang berlaku di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Berkaitan dengan kemampuan guru sebagai pendidik, guru memiliki tanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah. Hal yang penting diperhatikan guru menyangkut pembinaan karakter siswa yaitu guru perlu memperlihatkan perilaku berbudi luhur agar kesan baik bagi peserta didik bahwa guru mereka pantas diteladani.

12 12 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru memegang peranan penting yang membuat laju perkembangan pendidikan secara maksimal. Guru yang berwibawa ialah guru yang memiliki kepribadiaan kuat, memiliki pengetahuan yang luas, berdisiplin dan mampu meletakkan dirinya sebagai pendidik bagi peserta didiknya baik di lingkungan sekolahmaupun di dalam masyarakat dan secara moral terhindar dari perbuatan yang merendahkan derajatnya sebagai guru (Fenny Fatriany, 2013;161). Hal demikian telah dilakukan oleh guru PKn di SMP Negeri 16 Sigi selalu memberikan contoh teladan terhadap siswa misalnya berpakaian rapi, serta selalu memberikan motivasi yang sifatnya membangun karakter siswa dan saling menghargai sesama dalam pergaulan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Bertolak dari penjelasan di atas maka upaya yang dilakukan guru PKn dalam membina karakter siswa melalui pembelajaran PKn di SMP Negeri 16 Sigi baik dalam pembelajaran dan di lingkungan sekolah yaitu melalui pemberian bimbingan dan arahan, contoh keteladanan, dan pemberian sanksi bagi siswa yang melanggar, yang sifatnya membangun karakter warga Negara pada siswa, sehingga dapat tercipta generasi muda yang cerdas secara intelektual dan berakhlak mulia. 2. Faktor Penghambat Dalam Pembinaan Karakter Siswa di SMP Negeri 16 Sigi Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru PKn di SMP Negeri 16 Sigi bahwa ada beberapa hal yang menjadi hambatan guru dalam pembinaan karakter siswa. Hambatan pada pembinaan karakter siswa yang ditemukan oleh guru PKn adalah kurangnya minat siswa terhadap pelajaran PKn. Masalah waktu pembelajaran PKn yang kurang efektif dan efesien, kurangnya respon mengenai pentingnya pendidikan karakter, dalam kegiatan belajar mengajar banyak siswa

13 13 yang keluar masuk, siswa malas belajar atau mengikuti kegiatan belajar mengajar dan tidak mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru. Upaya yang dilakukan guru PKn dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memberikan sanksi yang sifatnya membangun karakter siswa dan selain sanksi, juga diberikan peringatan kepada siswa yang melakukan pelanggaran. IV PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan maka dapat dirumuskan kesimpulan dalam penelitian ini yaitu guru PKn di SMP Negeri 16 Sigi memiliki peran dalam membina karakter siswa. Pembinaan karakter yang dilakukan oleh guru PKn melalui pemberian pemahaman dalam proses pembelajaran tentang tujuan dari pendidikan kewarganegaraan, mengajarkan untuk selalu bertanggungjawab, disiplin, dan mengajarkan arti kerukunan antar umat beragama agar saling menghormati, serta memberi bimbingan kepada siswa tentang pentingnya berperilaku sebagai warga negara yang baik Saran Atas dasar kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi peningkatan peranan guru PKn dalam pembinaan budi pekerti bagi pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Saran-saran tersebut diberikan kepada : Kepada sekolah Dalam membina pembinaan budi pekerti siswa hendaknya mulai dari kepala sekolah, guru, serta karyawan yang ada di sekolah selalu memberikan contoh keteladanan yang baik, sehingga siswa dapat menirunya. Berusaha memaksimalkan fasilitas-fasilitas yang tersedia disekolah untuk menyalurkan potensi-potensi siswa pada hal-hal yang positif Kepada guru

14 14 Berkaitan dengan pembinaan budi pekerti siswa khususnya guru PPKn diharapkan lebih maksimal lagi dalam memberikan bimbingan dan pembinaan tentang nilai, moral, dan norma yang baik bagi seluruh siswa, serta menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dengan mengunakan berbagai macam variasi metode sehingga siswa lebih termotifasi untuk belajar dan berkembang baik dibidang akademik maupun non akademik Kepada Orang tua Orang tua hendaknya dapat mengawasi dan memberikan perhatian kepada anak baik perkembangan akademik maupun non akademik, kemudian orang tua diharapkan dapat meningkatkan bekerjasama dengan pihak sekolah dengan cara selalu menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah Kepada Siswa Siswa diharapkan dapat mengikuti, menaati tata tertip yang telah ditetapkan oleh sekolah. Sehubungan dengan pembelajaran siswa diharapkan lebih berpartisipasi dalam metode pembelajaran yang digunakan oleh guru selama proses belajar mengajar dikelas agar lebih memahami dan mengaplikasikan materi yang disampaikan dalam pembelajaran sehingga melalui pembelajaran PKn dapat membantu siswa dalam pembentukan pola pikir dan tingkah laku kearah yang lebih baik.

15 15 DAFTAR RUJUKAN Nawawi. H. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gaja Mada University Press. Kunandar. (2007). Guru Proffesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nawawi. H. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gaja Mada University Press. Moh, User Usman. (2005). Menjadi Guru Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Zahra, I. (2014). Peran Guru Mata Pelajaran PKn dalam Mengembangkan KarakterSiswa SMP Negeri Palasa. Skripsi sarjana pada FKIP Universitas Tadulako Palu: tidak di terbitkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya memiliki kecerdasan saja, tetapi harus disertai dengan kesehatan mental dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada, perbincangan tentang pendidikan akan tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH

STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH Oleh: DENNY FERDINAN. S A 321 11 010 Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A. PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESIONALITAS GURU DAN MOTIVASI UNTUK MENJADI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN YANG PROFESIONAL TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FKIP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap warga negara. Baik itu pendidikan formal melalui lembaga resmi seperti sekolah ataupun pendidikan di luar sekolah. Manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal pokok yang dapat menunjang kecerdasan serta keterampilan anak dalam mengembangkan kemampuannya. Pendidikan merupakan sarana yang paling tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SDN Anjir Muara Kota Tengah SDN Anjir Muara Kota Tengah merupakan sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Anjir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 yang memuat tujuan negara, memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia baik fisik maupun moril, sehingga pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia khususnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan

Lebih terperinci

Kemampuan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran di SMKN Parigi Selatan.

Kemampuan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran di SMKN Parigi Selatan. 1 Kemampuan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran di SMKN Parigi Selatan Darwis 1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara berkembang seperti Indonesia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Sekolah merupakan tempat penyelenggara proses kegiatan pendidikan yang dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk mendidik, mengembangkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia melalui proses hidup yang terus berubah seiring dengan bertambahnya usia dan tuntutan kehidupannya. Oleh karena itu untuk membekali diri agar semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IXA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRI DI SMP NEGERI 4 TOLITOLI.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IXA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRI DI SMP NEGERI 4 TOLITOLI. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IXA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRI DI SMP NEGERI 4 TOLITOLI Oleh: Nunu Faraningsih Alumni Prodi PPKn FKIP Universitas Tadulako Palu Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia yang potensial dalam pembangunan nasional adalah melalui sektor pendidikan. Pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu proses kegiatan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan dalam dunia

Lebih terperinci

PERANAN GURU PPKn DALAM PEMBINAAN BUDI PEKERTI SISWA DI MTsN SAUSU KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MAUTONG

PERANAN GURU PPKn DALAM PEMBINAAN BUDI PEKERTI SISWA DI MTsN SAUSU KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MAUTONG 1 PERANAN GURU PPKn DALAM PEMBINAAN BUDI PEKERTI SISWA DI MTsN SAUSU KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MAUTONG Roni Irwanto 1 Anthonius Palimbong 2 Bonifasius Saneba 3 ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

Lebih terperinci

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A PENGEMBANGAN KARAKTER KREATIF DAN DISIPLIN PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan. Guru disebut

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA SMP DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 PASANGKAYU. Darmawati 1 Jamaludin 2 Hasdin Hanis 3

KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA SMP DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 PASANGKAYU. Darmawati 1 Jamaludin 2 Hasdin Hanis 3 1 KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA SMP DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 PASANGKAYU Darmawati 1 Jamaludin 2 Hasdin Hanis 3 ABSTRAK Masalah dan tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan dibidang pendidikan di Indonesia adalah meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia secara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU DRS. AHMAD EDDISON, M.Si. Dosen Program Studi PPKn FKIP Universitas Riau, Pekanbaru, Riau E-mail: ahmadeddison@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terbentuknya moral yang baik merupakan salah satu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan, hal ini didukung dengan adanya kurikulum 2013 yang menjadikan aspek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. a. Apakah bapak kepala sekolah telah membantu guru-guru dalam. menyelesaikan tugas mengajar?

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. a. Apakah bapak kepala sekolah telah membantu guru-guru dalam. menyelesaikan tugas mengajar? 75 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi data 1. Peran kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik Didik Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di SDN 01 Curup Patah Gunung

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH (Studi Kasus Pada Guru SMP Di Lingkungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten) NASKAH

Lebih terperinci

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN UMUM Kode Etik [Standar Prilaku] Peserta didik SMP Negeri 12 Kota Serang adalah pedoman tertulis yang merupakan standar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam mencerdaskan kehidupan dan untuk memajukan kesejahteraan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang mencintai dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang mencintai dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang mencintai dan bangga sebagai bangsa Indonesia. Salah satu pendidikan yang mampu menumbuhkan karakter Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. bangsa dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. bangsa dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dalam pembangunan dan kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan itu pada hakikatnya adalah untuk mencerdaskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama. Pendidikan tidak mengenal batas-batas pendidikan informal, formal, maupun non

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN (Studi Kasus Guru PKn Di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam hal ini tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerus. Selaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan pendidikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan. PENEGAKAN KEDISIPLINAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH (Studi Kasus di SMP Negeri 4 Tawang Sari, Kecamatan Tawang Sari, Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn POKOK BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER Bambang Supriyanto

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah hal yang perlu diperhatikan lagi di negara ini. Pendidikan juga dibuat oleh pemerintah

Lebih terperinci

PERAN GURU PKN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS. Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

PERAN GURU PKN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS. Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK PERAN GURU PKN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK Guru PKn merupakan guru yang mengajarkan tentang pendidikan karakter kepada siswanya.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusiayang berkualitas dan berkarakter.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap individu yang terlibat di dalam pendidikan itu dituntut untuk mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berkreasi, semakin dirasakan urgensinya. Otonomi dibidang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berkreasi, semakin dirasakan urgensinya. Otonomi dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan akan pendidikan yang baik, yang mampu meningkatkan kualitas bangsa, mengembangkan karakter, memberikan keunggulan dan kemampuan berkreasi, semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi pelanggaran terhadap peraturan yang berupa tata tertib sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi pelanggaran terhadap peraturan yang berupa tata tertib sekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disiplin dalam belajar merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap siswa agar dapat tercapai tujuan belajar di sekolah. Akan tetapi pelanggaran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A PENGARUH LINGKUNGAN PERGAULAN REMAJA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA SMA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)

KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013) KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan kepribadian yang baik sesuai Undang-Undang No. 20 tahun

Lebih terperinci

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012 122 ISBN: 978-602-70471-1-2 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012 Hana Navi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta didik yang beriman, bertakwa, kreatif dan inovatif serta berwawasan keilmuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang harus segera diselesaikan atau dicarikan solusinya oleh pemerintah terutama dinas pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Setiap pendidikan tidak

Lebih terperinci

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. ABSTRAK

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. ABSTRAK 1 PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Niluh Dewi Arina 1 Bonifasius Saneba 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas

Lebih terperinci

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan manusia melalui pengembangan seluruh potensinya sesuai dengan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan rangkaian proses pemberdayaan potensi dan kompetensi individu untuk menjadi manusia berkualitas yang berlangsung sepanjang hayat. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PPKn DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 5 PALU

STUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PPKn DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 5 PALU 1 STUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PPKn DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 5 PALU Moh. Subiharto i Widayati Pusiastuti 1 Hasdin 2 Permasalahan dalam penelitian ini bagaimanakah

Lebih terperinci

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Kelas VII di SMP Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan saat ini menghadapi berbagai masalah yang amat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah tersebut adalah menurunnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kehidupan era Globalisasi ini, remaja sering kali diselingi hal-hal

I. PENDAHULUAN. Kehidupan era Globalisasi ini, remaja sering kali diselingi hal-hal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan era Globalisasi ini, remaja sering kali diselingi hal-hal yang negatif dalam rangka penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik lingkungan dengan teman-temannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan dengan yang lainnya. Jika pembelajaran melibatkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan adalah pendidikan sebagai proses pembudayaan dan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 153 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Peran keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa melalui beberapa proses yaitu memberikan hukuman dan sanki yang tegas bagi siswa

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu negara berkembang seperti halnya Indonesia diperlukan adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu cara untuk membentuk SDM yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak didik sebagai generasi penerus bangsa, sejak dini harus dikenalkan dengan nilai-nilai yang mengatur kehidupan manusia, yang berguna bagi dirinya masing-masing,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN) PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN) NASKAH PUBLIKASI RESTU NUGRAHENI A.220090147 PENDIDIKAN PANCASILA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan muncul generasi-generasi yang berkualitas. Sebagaimana dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan muncul generasi-generasi yang berkualitas. Sebagaimana dituangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan. Pemerintah berusaha untuk mewujudkan pendidikan yang kedepan diharapkan muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Pokok Sumber Daya Alam Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Tuladenggi

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Pokok Sumber Daya Alam Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Tuladenggi Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Pokok Sumber Daya Alam Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Tuladenggi Rukmin Tjoede 1, Imran 2, Nurvita 3, Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran telah dilakukan manusia dalam pelaku pendidikan. Pendidikan merupakan suatu sistem yang harus dijalankan secara terpadu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada perencanaan tujuan yang hendak dicapai di masa depan dengan perilaku yang diharapkan dari keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan pengaruh langsung terhadap perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan mengarah pada memanusiakan manusia dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menghidupkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat mengembangkan potensi diri, sehingga dapat didayagunakan dalam kehidupan baik sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penjas menekankan adanya realisasi nilai-nilai yang diajarkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Penjas menekankan adanya realisasi nilai-nilai yang diajarkan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani tidak hanya mengedepankan pengetahuan yang digambarkan dengan kemampuan siswa memahami materi pelajaran penjas. Penjas menekankan adanya realisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu

Lebih terperinci