Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti

dokumen-dokumen yang mirip
1 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m S t a k e h o l d e r N a s i o n a l

Judul Survei: Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan OMS HIV di Indonesia

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

g. Apakah saat ini ada mekanisme untuk memantau perkembangan kasus HIV dan AIDS di wilayah ini? Kalau iya, dalam bentuk apa pemantauan ini dilakukan?

Penguatan Sektor Komunitas

Tinjauan Respon Sektor Komunitas dalam Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia

Pelibatan Komunitas GWL dalam Pembuatan Kebijakan Penanggulangan HIV bagi GWL

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

AIDS dan Sistem Kesehatan: Sebuah Kajian Kebijakan PKMK FK UGM

SITUASI PENDANAAN PROGRAM HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA. Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta 2013

Kebijakan dan Program HIV/AIDS dalam Kerangka Kerja Sistem Kesehatan di Indonesia

LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia.

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Call for Proposal A. SR NASIONAL ADVOKASI & TA PROGRAM WPS LATAR BELAKANG

PESAN POKOK AGENDA PRIORITAS PENELITIAN UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI INDONESIA POLICY BRIEF

Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS: Masa Lalu, Saat ini dan Masa Mendatang. Dr. Kemal N. Siregar, Sekretaris KPAN 2012

Aksesibilitas dan Artikulasi Kepentingan Kelompok Populasi Kunci dan Masyarakat. PKMK FK UGM Blended Learning Kebijakan AIDS, Angkatan III, 2016

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan Maret Kabar Menara Topas 9

ASK Laporan Analisis Kebijakan

komisi penanggulangan aids nasional

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan April Kabar Menara Topas 9

KERANGKA ACUAN PENGUMUMAN Call for Sub Sub Recipient (SSR) NEW FUNDING MODEL (NFM) GF-ATM

LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia.

Call for Proposal SUB-RECIPIENT (SR) NASIONAL COMMUNITY SYSTEM STRENGTHENING (CSS) DAN REMOVING LEGAL BARIER (RLB)

Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya

PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

Kerangka Acuan Rekrutmen/Pemilihan Sub Sub-Recipient

MANAJEMEN KASUS HIV/AIDS. Sebagai Pelayanan Terpadu Bagi Orang dengan HIV/AIDS (Odha)

KERANGKA ACUAN PENGUMUMAN Call for Sub Sub Recipient (SSR) NEW FUNDING MODEL (NFM) GF-ATM

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

Satiti Retno Pudjiati. Departemen Dermatologi dan Venereologi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Call for Proposal SUB-RECIPIENT NASIONAL ADVOKASI & TECHNICAL ASISTANCE PROGRAM PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS)

Lokakarya LSL dalam Pengembangan SRAN. Integrasi program LSL dalam SRAN

NEW FUNDING MODEL (NFM) THE GLOBAL FUND ATM

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia

term of reference Kursus Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS dalam Sistem Kesehatan Nasional

DELPHI II Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya

Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit!

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM HIV & AIDS

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

Term of Reference LEMBAGA KESEHATAN PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA

Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA

KERANGKA ACUAN KLINIK MS DAN VCT PENDAHULUAN

Lokakarya HR petugas Puskesmas. Peningkatan kapasitas petugas. puskesmas untuk layanan HR. Pembentukan Kader Peduli AIDS Mappi Papua.

Integrasi Upaya Penanggulangan. Kesehatan Nasional

ANALISIS KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI PROVINSI JAWA BARAT. EKA NURHAYATI, dr., MKM Bagian IKM FK UNISBA 2013

PESAN POKOK BAGAIMANA MENINGKATKAN PENDANAAN DAERAH UNTUK PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Kabar Menara Topas 9

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

Kab.Tangerang & Resiko

Sambutan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Strategi Penanganan TB di dunia kerja

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

Isu Strategis Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang. Timur yang teridentifikasi menjadi wilayah terkonsentret HIV dan AIDS selain Malang

Perlindungan Sosial yang Sensitif

Kerangka Acuan Desiminasi Hasil Analisa Pendokumentasian Data Kasus Kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS di 8 provinsi di Indonesia.

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Tor Konsultan Untuk Mapping CSO

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

Pelatihan Pendidik Sebaya Remaja Peningkatan kapasitas pendidik. sebaya remaja Penasun dan PS. Pendampingan Populasi Kunci Sumsel.

Kebijakan Program PMTS Paripurna KPA Nasional Dibawakan pada Lecture Series: Overview PMTS Kampus Atmajaya Jakarta, 7 November 2012

Memperkuat Peran Daerah

BAB II RUANG LINGKUP KLINIK PKBI-ASA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

ANALISIS EPIDEMIOLOGI HIV AIDS DI KOTA BANDUNG DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Latar Belakang. Sejumlah peraturan negara mengamanatkan penyelenggaraan penanggulangan bencana yang efektif:

PESAN POKOK APAKAH PEMERINTAH INDONESIA MAMPU MENGAKSELERASI PEMBIAYAAN OBAT-OBATAN STRATEGIC USE OF ANTIRETROVIRAL (SUFA)?

MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif

Keberlanjutan program pada komunitas GWL. Mendorong komunitas GWL yang lebih berdaya. Pembentukan Kader Peduli AIDS Mappi Papua.

BAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan Januari Kabar Menara Topas 9

Australia Awards Indonesia

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan

Laporan Ketua Panitia Pelaksana Selaku Chief Rapporteur Dalam Acara Penutupan Pertemuan Nasional AIDS IV Pembukaan

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Duta Kondom Ratu GWL GWL KAWANUA SULUT

KEBIJAKAN PROGRAM PENGENDALIAN HIV-AIDS DAN IMS. Subdit AIDS dan PMS DITJEN PP & PL, KEMENKES KUPANG, 4 September 2013

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Catatan Proses Penelitian Kebijakan dan Program HIV AIDS dalam Sistem Kesehatan di Indonesia

31 MARET 2 APRIL 2015 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Implementasi Strategi Layanan Komprehensif (LKB) pada Prosedur Pengobatan HIV IMS di Kota Yogyakarta dan Semarang

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan Mei Kabar Menara Topas 9

Tinjauan Respon Sektor Komunitas terhadap Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia Laporan Penelitian

KATA PENGANTAR SEKRETARIS KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL

PESAN POKOK MENGOPTIMALKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH UNTUK PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

Program Peningkatan Cakupan Tes HIV, Inisiasi Dini ART dan Kelangsungan ODHA Minum ARV pada Populasi Berisiko Tinggi di Kota Denpasar,

Pedoman untuk Persiapan Pengajuan Proposal Program Pencegahan HIV dan Pengobatan Ketergantungan Napza Terpadu

STRATEGI DAN RENCANA AKSI NASIONAL PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS TAHUN

STRATEGI DAN RENCANA AKSI NASIONAL PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS TAHUN

Transkripsi:

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO I. Panduan untuk Peneliti Persiapan: 1. Pastikan anda sudah mengkonfirmasi jadwal dan tempat diskusi dengan informan. 2. Pastikan anda sudah mempelajari CSO/CBO yang akan diwawancarai (bisa lihat dari website kalau ada, brosur lembaga, dll.) agar anda bisa menghemat waktu untuk pertanyaan tentang deskripsi lembaga dan membuat pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik/relevan dengan CSO/CBO tersebut. 3. Untuk wawancara tatap muka, pastikan anda membawa semua alat yang diperlukan: Panduan wawancara mendalam untuk CSO/CBO ToR dan surat pengantar (dari KPAN dan dari PKMK) Alat perekam Stationaries (pulpen, notepad, dll.) Air minum 4. Pastikan alat perekam berfungsi dengan baik, ada memori yang cukup dan dalam kondisi fully charged. Apabila diperlukan berlatihlah menggunakan alat perekam untuk memastikan anda bisa mengoperasikannya. 5. Pastikan handphone anda dalam kondisi silent supaya tidak mengganggu proses. 6. Untuk wawancara yang dilakukan via telpon, anda bisa menginformasikan/menyilahkan kepada informan untuk menggunakan speaker phone agar lebih nyaman. Selama wawancara: 1. Perkenalkan nama anda kepada para informan; sebutkan nama dan lembaga. 2. Jelaskan singkat bahwa penelitian ini dilakukan atas kerjasama PKMK FK UGM dan KPAN dengan dukungan dana dari Global Fund. 3. Ucapkan terima kasih untuk kesediaan informan ikut serta dalam wawancara ini. 4. Jelaskan tujuan dari wawancara ini. Anda dapat memberikan penjelasan seperti ini: Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dari Bapak/Ibu tentang efektivitas peran dari sektor komunitas dalam penanggulangan HIV dan AIDS. Yang dimaksud dengan sektor komunitas adalah setiap bagian dari komunitas yang mengambil tindakan untuk menyediakan layanan atau kegiatan berbasis komunitas, dan mendorong terwujudnya kebijakan serta penerapannya yang lebih baik. Sektor komunitas mencakup berbagai organisasi masyarakat sipil, kelompok dan individu yang bekerjasama dengan komunitas, organisasi non-pemerintah, organisasi berbasis agama, dan jaringan atau komunitas yang terdampak HIV dan AIDS. Hasil dari penelitian ini akan digunakan untuk meningkatkan efektivitas peran dari sektor komunitas dalam penanggulangan HIV dan AIDS sehingga bisa berkontribusi dengan lebih maksimal dalam menurunkan angka infeksi baru dan angka kematian, serta dalam menghapuskan stigma dan diskriminasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara dan diskusi terarah di 10 provinsi di Indonesia, dengan melibatkan paling kurang 40 CSO/CBO di 10 provinsi tersebut, serta jaringan populasi kunci di daerah sebagai penerima layanan. Sementara untuk tingkat 1 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m C S O / C B O

nasional, wawancara dilaksanakan dengan jaringan populasi kunci tingkat nasional (IPPI, GWL-Ina, PKNI, OPSI, dll), organisasi masyarakat sipil tingkat nasional (IAC, Spiritia, PKBI dan LKNU), penanggungjawab program seperti KPAN dan Kemenkes, serta mitra pembangunan internasional seperti UNAIDS, WHO, UNFPA, CCM GF, SUM, HCPI, dll. Informasi yang Bapak/Ibu berikan akan sangat bermanfaat guna memetakan efektivitas peran sektor komunitas serta menentukan hal apa saja yang bisa dilakukan untuk meningkatkan efektivitas peran sektor komunitas dalam penanggulangan HIV dan AIDS khususnya dari perspektif... (sebutkan sesuai latar belakang informan: mitra pembangunan internasional/penanggungjawab program/jaringan nasional). 5. Jelaskan bahwa proses wawancara ini akan memakan waktu sekitar satu jam, dan akan terdiri dari tiga bagian. 6. Jelaskan bahwa: Tidak akan ada pertanyaan yang berkaitan dengan informasi pribadi. Informan akan diminta untuk menjelaskan pendapat mereka terkait efektivitas peran sektor komunitas dalam penanggulangan HIV dan AIDS. Identitas informan bisa dirahasiakan apabila informan memintanya. Wawancara ini akan direkam. Tanyakan kepada informan apakah setuju dengan penjelasan ini. 7. Sebelum wawancara, harap lengkapi tabel berikut: Nama peneliti: Tanggal wawancara: Nama Informan: Jenis Lembaga: CSO / CBO Nama Institusi Informan: Wilayah kerja lembaga: Kota Kabupaten Nasional Target populasi yang Penasun dilayani: Korban trafikking WPS dan kliennya Gay/ LSL Waria ODHA Warga binaan Ex-warga binaan Masyarakat umum Lainnya sebutkan: 2 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m C S O / C B O

II. Daftar Pertanyaan Bagian I. Situasi Epidemi di Wilayah Setempat 1. Bagaimana pendapat anda tentang situasi epidemi HIV dan AIDS di wilayah anda? Seperti apa tren epidemi, apakah meningkat atau menurun? Sebaran: usia, kelompok populasi, geografi? Pola penularan? 2. Siapa saja yang terlibat dalam penanggulangan HIV dan AIDS di wilayah anda? (pemerintah, LSM, dll). Sejak kapan? Seperti apa bentuk kegiatannya? 3 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m C S O / C B O

Bagian II. Deskripsi Lembaga: Renstra, Tata Kelola, SDM & Efektivitas Lembaga 1. Mengapa lembaga anda tertarik untuk bekerja di bidang penanggulangan HIV dan AIDS? (Kaitkan dengan visi). Tujuan lembaga Siapa yang menginisiasi pendirian lembaga anda (ODHA, populasi kunci, tokoh akademisi, lainnya)? Pada saat pendirian lembaga, apa permasalahan yang ingin dijawab? Visi lembaga Tahun pendirian Data sekunder: dokumen visi, misi, dan struktur lembaga (renstra jika ada). 2. Apa strategi/cara-cara/kegiatan lembaga anda dalam mewujudkan visi lembaga anda terkait penanggulangan HIV dan AIDS? Apa saja cara-cara yang dilakukan lembaga anda untuk mencapai tujuan lembaga? (advokasi kebijakan, penyediaan layanan, atau pendidikan komunitas). Apa saja jenis program yang dilakukan (pencegahan, pengobatan, mitigasi dampak?) 4 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m C S O / C B O

Kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh lembaga anda dalam 3 tahun terakhir ini terkait dengan penanggulangan HIV dan AIDS? Apa saja dukungan yang telah diperoleh lembaga anda dalam melakukan kegiatan lembaga? Cara untuk mendapatkan dukungan (dalam hal pendanaan maupun kerjasama)? Penjangkauan? Pendampingan? Dukungan sebaya? Rehabilitasi? Testing? Sosialisasi? Penyuluhan? Advokasi? Pertemuan dan pendekatan ke layanan? Apakah ada program remaja? (umum dan populasi kunci) 3. Bagaimana tata kelola di lembaga anda untuk melaksanakan (berbagai) kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS tersebut? Yang dimaksud tata kelola misalnya bagaimana menentukan aturan main dalam organisasi atau dalam program, mengelola sumber daya (manusia, keuangan), termasuk mengelola hubungan dengan klien atau pasien. Manajemen organisasi Manajemen program Keuangan Apakah lembaga anda menentukan aturan-aturan yang terkait dengan organisasi ataupun program? Bentuknya seperti apa? Bagaimana mekanisme perencanaan program? Bagaimana implementasi dari perencanaan tersebut termasuk sumber dananya? 5 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m C S O / C B O

Bagaimana monitoring & evaluasi program dilakukan? Apakah ada tata cara konstituen dalam berkontribusi untuk pengembangan program atau organisasi? Yang dimaksud konstituen adalah kelompok pemanfaat yang menjadi sasaran lembaga ini baik langsung maupun tidak langsung 4. Berapa banyak staf yang bekerja dalam penanggulangan HIV dan AIDS di lembaga anda? Apakah sering terjadi pergantian staf? Apakah ada staf di lembaga ini yang bekerja di luar bidang AIDS? 5. Seberapa jauh anda menilai efektivitas keterlibatan lembaga anda di dalam penanggulangan HIV dan AIDS di wilayah ini? Apa saja capaiannya dibandingkan dengan target? Siapa yang menentukan target tersebut? Data sekunder: cek profil lembaga dan laporan capaian Apakah sudah sesuai dengan perencanaan lembaga? 6 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m C S O / C B O

Apa tantangan dan faktor pendukung dari lembaga anda dalam mencapai tingkat keberhasilan seperti itu? o Tantangan: o Faktor pendukung: Bagian III. Konteks Sektor Komunitas 1. Menurut anda, seberapa jauh kebijakan penanggulangan HIV dan AIDS di wilayah ini mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh lembaga anda hingga saat ini? Jenis kebijakan apa saja yang mendukung? Apakah mendukung dalam hal pendanaan, penyediaan layanan, atau pendidikan komunitas? Apa saja kebijakan yang tidak mendukung? Bagaimana respon lembaga anda terhadap kebijakan-kebijakan yang tidak mendukung? 7 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m C S O / C B O

2. Apakah lembaga anda terlibat dalam jaringan di level nasional maupun di wilayah ini? (Ya/Tidak). Bila ya, jaringan apa saja? Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh jaringan ini dan bentuk keterlibatan lembaga anda seperti apa? Apakah lembaga anda memperoleh manfaat dari jaringan tersebut? (Ya/Tidak). Bila ya, dalam hal apa saja? (misalnya kemudahan layanan, kemudahan mengakses pendanaan, kemudahan sistem rujukan, dll.) Apakah anda mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh anggota jaringan kerja dimana lembaga anda tergabung? Bagaimana caranya anda bisa saling mengetahui kegiatan lembaga lain? Contoh? Apakah ada kerja sama secara formal yang dikembangkan? Seberapa sering pertemuan koordinasi dilakukan? Data sekunder: mis. MOU, surat kesepakatan, minutes of meeting 3. Apakah ada kegiatan-kegiatan pengembangan kapasitas baik untuk lembaga maupun staf yang ada di jaringan kerja tersebut? (Ya/Tidak) Jika ada, apa bentuk pengembangan kapasitas lembaga dan staf yang ada di jaringan tersebut? Manfaatnya apa? Data sekunder: laporan kegiatan, modul atau kurikulum pelatihan 8 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m C S O / C B O

4. Bagaimana penilaian anda tentang jaringan kerja tersebut, apakah cukup efektif? (Ya/Tidak) Dalam hal apa saja? Seberapa efektifkah jaringan kerja tersebut dalam mendukung kerja-kerja lembaga anda? Apa saja contoh kegiatan jaringan yang mendukung lembaga anda? Yang tidak mendukung? Apakah dalam jaringan kerja tersebut, isu pendanaan bagi program penanggulangan HIV dan AIDS di wilayah anda menjadi isu strategis/penting? (Ya/Tidak) o Bila tidak, kenapa? o Bila ya, isu pendanaan dibahas dalam konteks apa? Apakah dalam konteks keberlanjutan pendanaan program penanggulangan HIV dan AIDS, keberlanjutan pendanaan untuk CSO/CBO, atau gap antara ketersediaan pendanaan dengan target? o Apa hasil diskusi telah menghasilkan komitmen pendanaan yang lebih kuat di wilayah ini? o Apakah lembaga anda memperoleh manfaat dari hasil diskusi tentang pendanaan program penanggulangan HIV dan AIDS? 9 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m C S O / C B O

5. Seperti apa pengelolaan data program yang ada di dalam jaringan kerja tersebut? Pertanyaan lanjutan? Apakah data program tersebut telah digunakan untuk melakukan advokasi kebijakan atau mengembangkan kebijakan penanggulangan HIV dan AIDS di wilayah anda? Contohnya? Apa manfaat pengelolaan data ini bagi lembaga anda? Contohnya? Penutup 1. Sampaikan bahwa wawancara sudah berakhir. Ucapkan terimakasih untuk partisipasi dan waktu yang telah diberikan informan. 2. Minta kesediaan informan untuk kita hubungi lagi jika ada informasi yang masih kurang. 3. Apabila informan menjanjikan data sekunder yang tidak tersedia saat itu juga, buat perencanaan bersama informan bagaimana anda bisa mendapatkan data sekunder tersebut. Pastikan anda meminta data sekunder berikut: Visi, misi dan struktur lembaga (renstra jika ada) Dokumentasi kegiatan (data cakupan, laporan kegiatan ke donor atau ke publik, laporan internal,hasil survei/penelitian, foto kegiatan, produk advokasi: website, policy brief, press release dll) 4. Pastikan informan memiliki kontak anda (email, telpon). Jelaskan bahwa mereka bisa menghubungi anda apabila memiliki pertanyaan atau informasi tambahan terkait penelitian ini. 5. Sampaikan bahwa hasil penelitian ini adalah berupa laporan penelitian yang akan disampaikan kepada KPAN. Apabila mereka menghendaki, mereka bisa mendapatkan salinan dari laporan tersebut yang akan dikirimkan lewat email (pastikan anda memiliki email mereka). 10 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m C S O / C B O