BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian serta pembahasan yang dikemukakan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Himpunan Konselor HIV-AIDS Jawa Barat atau disingkat HiKHA Jabar merupakan lembaga yang concern dalam pelayanan konseling dan tes sukarela HIV/AIDS (Voluntary Counseling and Testing/VCT) sebagai upaya pencegahan terhadap penularan HIV/AIDS. Dalam melaksanakan layanannya terdapat sejumlah prinsip yang mendasarinya, yaitu: kesukarelaan, kerahasiaan atau konfidensialitas, harus dilakukan melalui konseling dan ada persetujuan tertulis dari klien dalam bentuk informed consent. Tahapan dalam VCT sendiri terdiri dari konseling pre tes, testing HIV, dan konseling post tes. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan adanya perubahan pada diri klien setelah mengikuti konseling. Perubahan yang dimaksud bukan hanya sebatas perubahan perilaku, tapi juga pemahaman diri dan lingkungan, wawasan dan kondisi psikologis. Perubahan perilaku yang terjadi adalah pengurangan perilaku beresiko, bahkan menghentikan sama sekali perilaku yang beresiko menularkan HIV. Pemahaman klien tentang HIV/AIDS ada perubahan, sebelum konseling kebanyakan klien lebih tahu mitos daripada faktanya, setelah konseling mereka lebih memahami informasi yang benar mengenai HIV/AIDS, termasuk cara

2 penularan dan pencegahannya. Selain itu klien juga memahami pentingnya pola hidup sehat untuk meningkatkan kualitas kehidupan mereka dan mencegah penularan HIV. Secara psikologis, yang tadinya khawatir atau cemas bisa lebih rileks dan bisa melihat keuntungannya mengikuti tes HIV. Dan bagi yang hasil tesnya positif, mereka lebih bisa menerima keadaan dirinya dan semangat hidupnya bangkit lagi. Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan yang terjadi pada diri klien bukan hanya didapatkan dari hasil konseling, namun juga ditunjang dengan adanya dukungan dari lingkungan sekitar klien, terutama keluarga dan komunitas, serta dari internal klien itu sendiri, yakni kemauan dan motivasi untuk hidup lebih sehat dan berarti. Dilihat dari proses konseling, langkah-langkah dalam konseling VCT tidak jauh berbeda dengan konseling pada umumnya dengan tetap menerapkan prinsipprinsip dan teknik-teknik konseling secara umum. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa layanan konseling HIV/AIDS yang dilaksanakan oleh HiKHA memberikan hasil terhadap perubahan perilaku klien dan cukup efektif dalam membantu upaya pencegahan penularan HIV/AIDS. B. Rekomendasi 1. Bagi HiKHA Jabar Berdasarkan hasil penelitian bahwa lembaga HiKHA bukan hanya lembaga yang menghimpun para konselor khususnya yang ada di Jawa Barat tetapi juga memberikan layanan konseling khususnya konseling VCT, untuk itu ada baiknya HiKHA memperluas jangkauannya bukan hanya kepada kalangan

3 yang beresiko tinggi, tapi juga kepada masyarakat umum dengan mensosialisasikan layanan VCT, misalnya melalui media massa cetak atau elektronik sehingga masyarakat umum lebih mengenal apa itu VCT dan pada akhirnya mau mengikuti layanan VCT. Hal ini juga diharapkan dapat membuat masyarakat lebih sadar dan berpartisipasi dalam mencegah penularan HIV/AIDS sesuai dengan visi yang diemban oleh HiKHA yaitu Mewujudkan masyarakat Jawa Barat sadar HIV/AIDS. Ada baiknya HiKHA mengkaji ulang efektivitas konseling dan bekerja sama dengan lembaga-lembaga keagamaan, seperti pesantren, ormas, tokoh masyarakat, maupun pihak-pihak sekolah dan lembaga sosial, untuk membangun sinergitas sehingga upaya pencegahan penularan HIV/AIDS dapat berjalan dengan lebih baik lagi dan dapat mencapai tujuan secara lebih optimal. 2. Bagi Konselor Keberhasilan proses konseling dan perubahan perilaku pada klien salah satunya ditentukan oleh peran konselor dalam membimbing dan membantu kliennya. Hal ini mengindikasikan bahwa konselor bisa menjadi row model atau panutan bagi klien, untuk itu bagi konselor direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: a. Konselor VCT diharapkan terus meng-update dirinya, baik dari segi wawasan maupun keterampilan konseling, misalnya melalui pelatihan, seminar, membaca buku ataupun browsing internet.

4 b. Alangkah baiknya jika konselor memberikan muatan-muatan spiritual dalam proses konselingnya serta muatan-muatan norma dan nilai yang berlaku di negara kita yang menganut adat ketimuran. 3. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Dengan adanya penelitian mengenai konseling HIV/AIDS, diharapkan dapat dijadikan wacana sebagai bahan kajian atau diskusi dalam perkuliahan untuk membahas lebih lanjut berbagai aplikasi konseling yang ada di masyarakat dan di luar sekolah. Selain itu juga bisa dijadikan referensi dalam menangani kasus atau klien dengan permasalahan HIV/AIDS. 4. Bagi Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Upaya pencegahan penularan HIV/AIDS di kalangan pelajar sekolah lebih diarahkan pada upaya preventif dengan memasukkan topik atau tema mengenai HIV/AIDS pada program bimbingan konseling di sekolah yang disesuaikan dengan karakteristik pelajar yang berada pada usia remaja. Materi dapat diberikan melalui layanan informasi, maupun bimbingan kelompok. Bentuk kegiatannya misalnya berupa talk show, diskusi, bermain peran (role playing), membuat poster atau leaflet, dinamika kelompok, dll. Materi yang diberikan antara lain mengenai: a. Edukasi seks yang sehat bagi remaja. b. Edukasi kesehatan reproduksi remaja c. Pergaulan yang sehat d. Menghapus stigma dan diskriminasi terhadap ODHA

5 e. Mitos dan fakta tentang HIV/AIDS f. Hidup sehat tanpa narkoba dan seks bebas 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini hanya memfokuskan pada proses layanan konseling HIV/AIDS dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Seiring dengan proses dan hasil penelitian ternyata banyak variabel serta fenomena yang cukup menarik untuk dikaji, khususnya yang berkaitan dengan masalah HIV/AIDS. Untuk itu bagi para peneliti selanjutnya disarankan hal-hal sebagai berikut: a. Hendaknya dapat meneliti tentang tingkat pengetahuan masyarakat atau siswa mengenai HIV/AIDS. b. Hendaknya dapat meneliti tentang efektivitas pemberian KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) terhadap pengurangan stigma dan diskriminasi pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). c. Hendaknya dapat meneliti kondisi psikologis orang dengan HIV/AIDS (ODHA).