Inventarisasi Komoditas Unggulan Perikanan tangkap Ikan Laut di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa Menggunakan Metode Skoring dan Location Quotient (LQ) 1 Nurintang dan 2 Yudi ahdiansyah 1 Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian dan Perikanan UNSA 2 Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian dan Perikanan UNSA ABSTRAK Dengan karakteristik wilayah dan potensi yang dimiliki Kecamatan Utan yang mendukung sektor perikanan diharapkan dapat menjadi sektor yang mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan wilayah dan berupaya menjadi basis ekonomi di Kabupaten Sumbawa khususnya bidang perikanan tangkap. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisir jenis komoditas unggulan perikanan laut hasil tangkapan di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa. Metode yang digunakan adalah teknik survei dengan studi pustaka. Analisis data yang digunakan yaitu dengan metode skoring dan Location Quotient (LQ). Metode skoring ditetapkan berdasarkan 3 kriteria utama sebagai parameter yaitu kontinuitas produksi, rata-rata produksi dan harga komoditas. Metode LQ digunakan berdasarkan jumlah produksi di Kecamatan Utan yang dibandingkan dengan jumlah produksi Kabupaten Sumbawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas unggulan perikanan laut ikan tangkap di Kecamatan Utan berdasarkan gabungan metode skoring dan analisis LQ adalah jenis ikan Cakalang, udang laut, tenggiri, lemuru, peperek, kuwe, tembang, baronang dan teri. Kata Kunci : Inventarisasi, Komoditas unggulan, Perikanan Tangkap. 58
PENDAHULUAN Kecamatan Utan mampu memproduksi komoditas perikanan tangkap yang cukup tinggi yang termasuk kedalam beberapa komoditas unggulan. Komoditas perikanan yang didaratkan di Kecamatan Utan umumnya adalah jenis ikan pelagis dan ikan demersal yang ditangkap dengan menggunakan alat tangkap panah, pancing dan jaring. Perikanan tangkap di kecamtan Utan secara umum belum diketahui komoditas unggulannya karena belum adanya penelitian yang mengkaji hal tersebut secara khusus. Sementara itu, data produksi perikanan hanya diambil pada pelabuhan-pelabuhan pendaratan ikan dan tidak kontinyu. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, inventarisasi komoditas perikanan tangkap di Kecamatan Utan sangat penting untuk dilakukan. Dengan karakteristik wilayah dan potensi yang dimiliki Kecamatan Utan yang mendukung sektor perikanan diharapkan dapat menjadi sektor yang mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan wilayah dan berupaya menjadi basis ekonomi di Kabupaten Sumbawa khususnya bidang perikanan tangkap. Inventarisasi komoditas unggulan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data tentang jenis komoditas unggulan yang berada di suatu daerah. Untuk mengetahui jenis komoditas unggulan perairan laut Kecamatan Utan maka perlu dilakukan penelitian tentang inventarisasi produk unggulan terhadap sumber daya perikanan di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa. Komoditas perikanan yang tergolong unggul adalah jika produk yang dihasilkan tersebut memenuhi beberapa kriteria penting yaitu banyak diminati konsumen, harga terjangkau, produksi ada sepanjang tahun, produksinya kontinyu dan nilai produksi dari komoditas tersebut lebih tinggi dari keseluruhan komoditas perikanan ikan ekonomis penting yang didaratkan di suatu wilayah pelabuhan perikanan (Raharjo dkk, 1999). METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan mulai dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2013, penelitian ini telah dilakukan di kecamatan Utan kabupaten Sumbawa. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan studi pustaka. Metode survei adalah satu bentuk teknik penelitian dimana informasi dikumpulkan dari 59
sejumlah sampel berupa orang melalui pertanyaan-pertanyaan (Zikmund, 1997). Pelaksanaan survey terhadap data merupakan langkah yang sangat penting dalam metode ilmiah. Dengan mengadakan survey terhadap data yang telah ada, peneliti bertugas menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang dituju (Badriah, 2006) Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan laporanlaporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988). Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian (Nazir, 1998). Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakuakan dengan mengambil data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari berupa wawancara langsung mengenai distribusi pemasaran hasil. Data sekunder diambil dari data yang sudah ada pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa serta studi pustaka berupa data jenis dan produksi ikan tangkap di kecamatan Utan. Data sekunder diperoleh melalui catatan dan laporan dari Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Sumbawa dan instansi terkait. Data sekunder yang diperoleh berupa data statistik perikanan selama 5 tahun (2007-2011) yaitu data hasil tangkapan, nilai produksi dan didukung oleh pustaka yang terkait. Analisa Data Pengolahan dan analisis data dengan metode skoring dan metode Location Quostient (LQ) dilakukan untuk menentukan komoditas unggulan perikanan tangkap di Kecamatan Utan 60
Kabupaten Sumbawa. Beberapa kriteria penting yang menjadi parameter utama dalam menghitung skor adalah kontinuitas produksi, produksi rata-rata dan harga komoditas. Nilai komulatif dari kriteria tersebut menjadi penentu penetapan komoditas unggulan. Pemberian skoring komoditas unggulan adalah dengan nilai diatas nilai tengah atau mendekati nilai tengah. Analisis LQ digunakan untuk melihat indikasi komoditas unggulan perikanan laut di Kecamatan Utan. Produksi komoditas perikanan di Kecamatan utan kemudian dibandingkan secara relatif dengan produksi komoditas yang sama di Kabupaten Sumbawa yaitu daerah yang lingkupnya lebih luas. Rumus dari LQ menurut Hendayana (2003) adalah sebagai berikut : Keterangan : xij LQ ij = xij/xi Xij/Xi = produksi suatu komoditas perikanan di Kecamatan Utan xi = produksi suatu komoditas perikanan di Kabupaten Sumbawa Xij = Total produksi semua komoditas yang diuji di Kecamatan Utan Xi = Total produksi semua komoditas yang diuji di Kabupaten Sumbawa Nilai LQ yang diperoleh dapat bernilai : LQ < 1 : Indikasi komoditas perikanan tersebut bukan merupakan komoditas unggulan LQ = 1 : indikasi komoditas perikanan tersebut bukan merupakan komoditas unggulan (unggulan sekunder) LQ > 1 : Indikasi komoditas perikanan tersebut merupakan komoditas unggulan utama 61
Baronang Belanak Cakalang Cumi- Ekor Hiu Julung- Kakap Kembung Kerapu Kurisi Kuwe Layang Lemuru Lencam Lobster Pari Peperek Selar Tembang Tengiri Teri Tongkol Udang HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Komoditas Unggulan Perikanan Tangkap Ikan Laut di Kecamatan Utan Kontinuitas Produksi Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 24 jenis ikan di Kecamatan Utan. Dilihat dari kontiniuitas produksi sebagai salah satu kriteria analisis, terdapat 7 jenis ikan berkatagori kontinue, 9 jenis berkatagori cukup kontinue dan 8 jenis ikan yang tidak kontinue. 4 3 2 1 0 Kontinuitas Produksi 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 Gambar 1. Grafik penetapan nilai skoring berdasarkan kontinuitas produksi Nilai skor 1 adalah jenis ikan yang tertangkap dengan frekuensi 1-2 tahun (tidak kontinue), nilai skor 2 adalah jenis ikan yang tertangkap 3-4 tahun(cukup kontinue), dan kategori 3 adalah jenis ikan yang tertangkap selama 5 tahun (kontinue). Dengan demikian terlihat bahwa tingkat keragaman jenis-jenis ikan secara continue tertangkap di perairan Kecamatan Utan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh jenis ikan yang tertangkap secara kontinue, sembilan (9) jenis ikan cukup kontinue dan sisanya termasuk dalam kategori tidak kontinue. Gambar di atas menunjukkan bahwa nilai kontinuitas tertinggi adalah pada jenis ikan Kakap, Kembung, Kerapu, Kuwe, Layang, Lencam dan Tongkol karena jenis ikan tersebut selalu ada setiap tahunnya. Dengan demikian terlihat jelas bahwa jenis-jenis ikan ekonomis penting memiliki keragaman yang cukup tinggi. Tingkat keragaman yang tinggi ini membutuhkan cara pengelolaan yang serius agar tidak terjadi kepunahan salah satu jenis ikan sebagai akibat tingkat eksploitasi ataupun terjadinya gangguan pada keseimbangan lingkungan. Kondisi ini menyebabkan ada jenis ikan yang 62
Baronang Belanak Cakalang Cumi-cumi Ekor Kuning Hiu Julung-Julung Kakap Kembung Kerapu Kurisi Kuwe Layang Lemuru Lencam Lobster Pari Peperek Selar Tembang Tengiri Teri Tongkol Udang laut Produksi (Ton) tidak dapat beradaptasi dan selanjutnya berpindah ketempat lain atau menjadi punah. Hal ini bisa saja terjadi dari beberapa jenis ikan sekaligus terutama bagi jenis-jenis yang hidupnya saling bergantung atau selalu berada dalam satu gerombolan (Daud dkk, 2009). Produksi ikan tangkap ikan laut Jumlah produksi perjenis ikan yang didartkan di TPI Kecamatan Utan selama kurun waktu 5 tahun (2007-2011) merupakan salah satu kriteria utama yang dihitung dalam penetapan komoditas unggulan. Hal ini dikarenakan jumlah produksi ikan adalah pencerminan banyaknya jumlah hasil tangkapan yang didaratkan di suatu pelabuhan perikanan atau TPI. Rata-rata produksi per jenis ikan yang didaratkan di Kecamatan Utan periode 2007-2011 disajikan pada Gambar 2 sebagai berikut : 14 12 10 8 6 4 2 0 11.3 Produksi Ikan di Kecamatan Utan Periode 2007-2011 3.82 3.28 0.94 2.47 0.2 1.55 10.57 8.47 4.414.07 11.25 5.51 8.47 7.58 0.2 0.23 10.39 4.5 11.25 5.64 12.08 10.58 0.3 Jenis Ikan Gambar 2. Grafik rata-rata produksi per jenis ikan Tingkat kemajuan usaha perikanan laut dapat dilihat dari perkembangan produksi dan nilai dari tahun ke tahun. Gambar 17 menunjukkan bahwa rata-rata produksi ikan tertinggi adalah ikan Teri sebanyak 12,08 ton, sedangkan ikan yang produksinya paling rendah yang didaratkan di Kecamatan Utan adalah ikan Hiu dan Lobster yaitu masing-masing sebesar 0,2 ton. Secara umum jumlah hasil tangkapan yang didaratkan di TPI Kecamatan Utan dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Besarnya volume rata-rata/tahun produksi ikan yang didarakan di tempat pendaratan ikan kecamatan Utan tidak tetap. Berdasarkan nilai skoring dapat dilihat bahwa sebagian jenis ikan yang ada seperti ikan Hiu, Lobster, Pari, udang laut, cumi, Julung- 63
Hiu Lobster Pari Udang laut Cumi-cumi Julung- Ekor Kuning Cakalang Belanak Kurisi Kerapu Selar Layang Tengiri Lencam Kembung Lemuru Peperek Kakap Tongkol Kuwe Tembang Baronang Teri Harga (Rp) julung, dan ikan Ekor Kuning memperoleh nilai 1 yang artinya adalah rata-rata produksi dari jenis ikan tersebut berada pada selang 0,2 2,57 ton, sedangkan untuk jenis ikan Peperek, Kakap, Tongkol, Kuwe, Tembang, Baronang, Teri mencapai nilai 5 yang berada pada selang 9,70-12,06 ton yang merupakan selang produksi paling tinggi. Harga komoditas ikan Harga ikan merupakan salah satu kriteria penting dalam suatu usaha perikanan, sehingga kriteria ini juga ditentukan untuk menetapkan komoditas unggulan perikanan di kecamatan Utan. Tinggi rendahnya harga ikan akan mencerminkan nilai dari komoditas tersebut pada saat dipasarkan. Harga komoditas ikan yang didaratkan di Kecamatan Utan dapat dilihat pada Gambar 3. 60000 40000 20000 0 Rata-rata Harga Ikan di Kecamatan Utan Periode 2007-2011 (Rp/Kg) Jenis Ikan Gambar 3. Grafik rata-rata harga per jenis ikan Penentuan harga ikan yang dilakukan di kecamatan Utan dilakukan bukan berdasarkan sistem lelang. Hal ini yang menyebabkan harga pasar tidak stabil. Harga komoditas ikan tangkap juga sangat dipengaruhi oleh cuaca dan musim. Rata-rata harga tertinggi yaitu sebesar Rp. 52.200/kg pada komoditas lobster dengan nilai ratarata produksi selama 5 tahun adalah 0,2 ton. Sedangkan untuk harga terendah adalah ikan Layang dengan harga rata-rata Rp. 7.000,-/kg dan rata-rata produksinya mencapai 5,51 ton. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data bahwa sebagian besar nilai skoring yang diberikan adalah 1 yang berarti harga dari komoditas tersebut berkisar antara Rp. 7.000-Rp.15.640/kg seperti komoditas ikan Pari, Julung-julung, Hiu, Ekor kuning, Belanak, Kurisi, 64
Selar, Layang, Lancam, lemuru, peperek, tongkol, tembang, Baronang dan Teri. Harga komoditas yang lebih tinggi seperti Cumu-cumi, Kembung, Kuwe, berada pada selang Rp.15.641-Rp.24.281/kg dan nilai skoring tertinggi pada komoditas Udang laut dan Lobster yaitu pada selang harga Rp. 41.564 Rp. 50.202. Harga komoditas ikan sebagai kriteria penting dalam penetapan komoditas unggulan dipengaruhi oleh bebrapa faktor seperti kualitas, jumlah produksi dan minat konsumen pada komoditas tersebut. Untuk jenis komoditas yang diminati maka konsumen akan rela memberikan harga yang tinggi untuk mendapatkannya seperti Ikan Kakap, Lobster dan jenis lainnya. Tingkat kemudahan dan kesulitan untuk menangkap komoditas ikan yang ada juga berpengaruh pada harga komoditas itu sendiri. Jumlah produksi, harga, kontinuitas produksi, dari setiap jenis komoditas ikan yang didaratkan di Kecamatan Utan berbeda satu dengan yang lainnya. Sehingga untuk menetapkan komoditas unggulan setiap komoditas tersebut harus memenuhi kriteria utama yang telah ditetapkan. Penetapan komoditas unggulan adalah dengan menjumlahkan nilai skoring dari ketiga kriteria utama yaitu kontinuitas, produksi dan harga komoditas. Katagori yang diberikan sebagai komoditas non unggulan, komoditas unggulan sekunder, dan komoditas unggulan utama akan ditentukan oleh pencapaian jumlah berdasarkan selang yang sudah ditentukan sebelumnya. Penetapan Komoditas Unggulan Penetapan Komoditas Unggulan Berdasarkan Nilai Skoring Hasil skoring terhadap kriteria penilaian, diperoleh bahwa jenis ikan kakap memiliki total skor yang paling tinggi yaitu 11, ikan kuwe memiliki total skor 10, ikan tongkol, peperek, kembung, kerapu, memiliki nilai skor 9. Berikutnya ikan lencam, tembang, baronang dan teri memiliki total nilai skor 8. Lobster, udang laut, cakalang, layang, tenggiri dan lemuru memiliki jumlah skor 7. Jenis-jenis ikan kurisi dan selar memiliki total skor 5, sedangkan jenis ikan dengan total nilai skor paling rendah adalah jenis ikan hiu, pari, cumi-cumi, julung-julung, ekor kuning dan belanak dengan nilai skor 4 dan 3. 65
Hiu Lobster Pari Udang laut Cumi-cumi Julung-Julung Ekor Kuning Cakalang Belanak Kurisi Kerapu Selar Layang Tengiri Lencam Kembung Lemuru Peperek Kakap Tongkol Kuwe Tembang Baronang Teri Jenis ikan yang dapat dijadikan sebagai komoditas unggulan adalah jenis ikan dengan nilai skor diatas nilai tengah atau medekati nilai tengah. Jika total skor paling rendah adalah 3 dan paling tinggi adalah 11, maka nilai tengah adalah 7. Jadi jenis ikan yang memiliki keunggulan tinggi adalah dengan total nilai skor 7-10, ikan yang mempunyai nilai unggulan sedang adalah ikan dengan total nilai skor 5-6. Sedangkan ikan yang non unggulan adalah ikan dengan total nilai skor 3-4. Total skoring Penentuan Komoditas Unggulan 12 10 8 6 4 2 0 3 7 3 7 4 3 3 7 4 5 9 5 7 7 8 9 7 9 11 9 10 8 8 8 Gambar 4. Grafik total skoring penentuan komoditas unggulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 16 jenis ikan yang bernilai ekonomis penting tertangkap di perairan Kecamatan Utan. Nilai skoring pada gambar di atas menunjukkan bahwa komoditas yang dikatagorikan unggulan di Kecamatan Utan dari segi analisis skoring yaitu ikan teri, baronang, tembang, kuwe, peperek, lemuru, tenggiri, cakalang dan udang laut, lobster, kerapu, layang, lencam,kembung, kakap dan tongkol. Analisis Location Quotient (LQ) Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa terdapat 14 jenis ikan yang termasuk dalam komoditas unggulan utama seperti terlihat pada Tabel 6 sebagai berikut : 66
Tabel 1. Rata-rata produksi dan nilai LQ Komoditas perikanan tangkap ikan laut di Kecamatan Utan Tahun 2007-2011 No Jenis ikan Kabupaten Kecamatan Sumbawa Utan (Ton) (Ton) Nilai LQ 1 Hiu 0,20 104,5 0,46 2 Lobster 0,20 81,2 0,59 3 Pari 0,23 529,4 0,10 4 Udang laut* 0,30 69 1,04 5 Cumi-cumi* 0,94 228,2 3,47 6 Julung-Julung* 1,55 188,4 1,99 7 Ekor Kuning* 2,47 422,4 1,35 8 Cakalang* 3,28 393,4 2,01 9 Belanak* 3,82 325,8 2,83 10 Kurisi 4,07 1.216,7 0,80 11 Kerapu 4,41 3.429,2 0,31 12 Selar* 4,50 825,5 1,31 13 Layang 5,51 3.057,9 0,35 14 Tengiri* 5,64 813,6 1,67 15 Lencam 7,58 3.054 0,6 16 Kembung 8,47 4.889,1 0,41 17 Lemuru* 8,47 1.044,7 1,96 18 Peperek* 10,39 1.587,7 1,58 19 Kakap 10,57 3.992,4 0,64 20 Tongkol 10,58 2.859,7 0,89 21 Kuwe* 11,25 1.790 1,51 22 Tembang* 11,25 1.216,9 2,23 23 Baronang* 11,30 127,6 21,25 24 Teri* 12,08 1.129,2 2,58 Jumlah 139,06 33.376,6 - Sumber : data sekunder diolah (2013) Keterangan : * ) Komoditas unggulan utama berdasarkan analisis LQ (LQ>1) 67
Hasil ananlisis LQ menunjukkan bahwa terjadi konsentrasi produksi perikanan di Kecamatan Utan secara relatif dibandingkan dengan total kabupaten Sumbawa atau terjadi pemusatan aktivitas perikanan di Kecamatan Utan. Jenis ikan yang memiliki nilai LQ > 1 yaitu udang laut, cumi-cumi, belanak, julung-julung, ekor kuning, cakalang, belanak, selar, tenggiri, lemuru, peperek, kuwe, tembang, baronang dan teri. Nilai LQ tertinggi pada ikan baronang yaitu 21.25. Jenis ikan ini cukup banyak dan mudah di temukan di perairan Kecamatan Utan. Jenis ikan yang nilai LQ < 1 sebanyak 10 jenis yang menunjukkan bahwa Kecamatan Utan mempunyai pangsa relatif lebih kecil dibandingkan aktivitas perikanan tangkap di Kabupaten Sumbawa atau terjadi difisit produksi di Kecamatan Utan. Berdasarkan penetapan nilai LQ dan penentuan jenis ikan unggulan Kecamatan Utan di dominasi oleh ikan-ikan pelagis. Nilai LQ > 1 mengindikasikan bahwa komoditas-komoditas perikanan tangkap terkonsentrasi secara relative pengusahaannya di Kecamatan Utan. Semakin besar nilai LQ yang dihasilkan menunjukkan semakin terkonsentrasinya pengusahaan komoditas tersebut. Derajat konsentrasi atau sifat basis inilah yang mengindikasikan bahwa komoditas tersebut berpotensi untuk menjadi komoditas unggulan (Daud dkk, 2009). Penetapan Komoditas Unggulan Perikanan Berdasarkan Penggabungan Metode Skoring dan Metode LQ Berdasarkan penetapan metode skoring dan analisa LQ maka penentuan jenis ikan komoditas unggulan di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa terdapat 14 jenis ikan yang termasuk unggul karena nilai LQ>1 dan 16 jenis ikan yang termasuk dalam katagori unggul karena nilai skoringnya 7-10. 68
Tabel 2. Penentuan komoditas unggulan dengan menggabungkan penilaian skoring dan LQ No Nilai skoring Jenis ikan Jenis ikan Nilai LQ 1 7 Lobster Cumi-Cumi 3,47 2 7 Udang Laut Udang Laut 1,04 3 7 Cakalang Cakalang 2,01 4 9 Kerapu Julung-Julung 1,99 5 7 Layang Ekor Kuning 1,35 6 7 Tenggiri Tenggiri 1,67 7 8 Lencam Selar 1,31 8 9 Kembung Belanak 2.83 9 7 Lemuru Lemuru 1,96 10 9 Peperek Peperek 1,58 11 11 Kakap - - 12 9 Tongkol - - 13 10 Kuwe Kuwe 1,51 14 8 Tembang Tembang 2,23 15 8 Baronang Baronang 21,25 16 8 Teri Teri 2,58 Sumber : Data primer diolah (2013) Penetapan komoditas unggulan berdasarkan nilai skoring (kontinuitas, produksi dan harga komoditas) terdapat 16 jenis ikan unggulan, dan jenis ikan dengan LQ >1 terdapat 14 jenis ikan. Skoring penentuan komoditas unggulan digabungkan dengan nilai LQ maka didapatkan 9 jenis ikan yang dianggap memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai komoditas unggulan di Kecamatan Utan. Kesembilan jenis ikan tersebut yaitu udang laut, cakalang,tenggiri, lemuru, peperek, kuwe,tembang, baronang dan teri. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan dua metode penentuan komoditas unggulan yaitu metode skoring dan analisis Location Quotient (LQ) didapatkan Sembilan komoditas unggulan perikanan tangkap di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa 69
diantaranya udang laut, cakalang, tenggiri, lemuru, peperek, kuwe, tembang, baronang dan teri. DAFTAR PUSTAKA Badriah, L. D. 2006. Metodologi Penelitian. Umur-Umur Kesehatan. Multazam. Jakarta. Daud dkk, 2009. Pengembangan Perikanan Tangkap Berbasis Komoditas Unggulan di Kabupaten Halmahera Utara (Jurnal), IPB. Bogor. Hendayana R. 2003. Aplikasi Metode Location Quotion (LQ) Dalam Penentuan Komoditas Unggulan Nasional. Jakarta. Moh. Nazir, 1988. Metode Penelitian. Jakarta Zigmund, Williams, G, 1997. Business Research Methods. USA Dryden press. Hill, New York. 70