Inventarisasi Komoditas Unggulan Perikanan tangkap Ikan Laut di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa Menggunakan Metode Skoring dan Location Quotient (LQ)

dokumen-dokumen yang mirip
Katalog BPS:

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN HALMAHERA UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JUNI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JANUARI 2012

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JULI 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

Ikan Sebelah. Manyung 1 680,00 0,00 232,00 0,00 292,00 385,00 0,00 218,00 0,00 253,00 37,00 0,00 209,00 23,00 314,00 31,00 0,00 32,00 0,00 31,00

ANALISA HARGA IKAN DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL WILAYAH BALI BULAN MARET Oleh : I Wayan Sudana SPi *

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

POTENSI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU, INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JUNI 2012

ABSTRAK. Kata kunci: Jumlah tangkapan; struktur ukuran; jenis umpan; ikan demersal dan rawai dasar

IV. KONDISI UMUM PRODUKSI IKAN LAUT TANGKAPAN DI WILAYAH UTARA JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2011

ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANAN SUBSEKTOR PERIKANAN TANGKAP TERHADAP PEMBANGUNAN WILAYAH DI KABUPATEN PATI MENGGUNAKAN ANALISIS LOCATION QUOTIENT DAN MULTIPLIER EFFECT

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Komposisi Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Kecil

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) DALAM PENENTUAN KOMODITAS IKAN UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CILACAP

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

.A lecy. lkan PELAGIS PANTAI Dl TELUK LAMPUNG. STUD1 TENTANG KELlMPAHABil MUSIMAN. FAKULTAS PERIKANAN INSTITUT PERTANiAN BOGOR

.A lecy. lkan PELAGIS PANTAI Dl TELUK LAMPUNG. STUD1 TENTANG KELlMPAHABil MUSIMAN. FAKULTAS PERIKANAN INSTITUT PERTANiAN BOGOR

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Pengumpulan Data

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN

BAB I PENDAHULUAN. lautnya, Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil lautnya, khususnya di

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI PROVINSI JAWA TENGAH. Basic Commoditties Analysis of Capture Fisheries in Central Java Province

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

1. Pendahuluan IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN INDRAMAYU

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG

Perahu Tanpa Motor Boat. Kapal Motor Motorship Jumlah District

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JANUARI 2017

BAB 4 GAMBARAN UMUM, PERKEMBANGAN HASIL PERIKANAN DAN PENERIMAAN RETRIBUSI PELELANGAN IKAN DI LOKASI PENELITIAN

ANALISIS VARIASI HARGA IKAN DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL WILAYAH BALI BULAN MEI Oleh : I Wayan Sudana SPi *

6 STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT CIREBON

KOMODITI UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI TELUK BANTEN (Leading Commodity of Capture Fisheries in Banten Bay)

Perkembangan Nilai Tukar Nelayan Jawa Timur Bulan Oktober 2017

6 PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP BERBASIS KEWILAYAHAN. 6.1 Urgensi Sektor Basis Bagi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kabupaten Belitung

BAB I PENDAHULUAN. udang, kakap, baronang, tenggiri, kerang, kepiting, cumi-cumi dan rumput laut yang tersebar

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

BAB III METODE PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

ANALISIS VARIASI HARGA IKAN DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL WILAYAH BALI BULAN APRIL 2016 Oleh : I Wayan Sudana SPi *

Produktivitas dan Kelayakan Usaha Bagan Perahu di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2016

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

ANALISIS PERANAN SUBSEKTOR PERIKANAN TANGKAP TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENENTUAN KOMODITAS HASIL TANGKAPAN UNGGULAN DI KOTA SIBOLGA

SPESIES TERKAIT EKOLOGI DALAM AKTIVITAS PENANGKAPAN HIU OLEH NELAYAN ARTISANAL TANJUNG LUAR

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, petani dan nelayan selalu lebih miskin dibandingkan penduduk

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL KONDISI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP DAN PENGELOLAANNYA DI KECAMATAN TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO OLEH

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2 Peta lokasi penelitian PETA LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2011

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Gambar 2. Konstruksi pancing ulur Sumber : Modul Penangkapan Ikan dengan Pancing Ulur

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ICASEPS WORKING PAPER No. 72

1. Secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah.

Lampiran 1 Layout Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu

I. PENDAHULUAN. Di lain pihak, Dahuri (2004) menyatakan bahwa potensi perikanan tangkap di laut

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN DI PESISIR BARAT SELATAN PULAU KEI KECIL KEPULAUAN KEI MALUKU TENGGARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2017

6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN JARING BOBO DI OHOI SATHEAN KEPULAUAN KEI MALUKU TENGGARA. Jacomina Tahapary, Erwin Tanjaya

ANALISIS KECENDERUNGAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN LAUT HALMAHERA TAHUN Adrian A. Boleu & Darius Arkwright

POTENSI IKAN UNGGULAN SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN DI PPN KARANGANTU

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KABUPATEN REMBANG. Analysis Superior Commodities of Catch Fisheries in Rembang Regency

Musim Ikan Di Perairan Laut Jawa Kabupaten Jepara dan Prediksi Lokasi Fishing ground-nya

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PERDESAAN (Subsektor Perikanan Tangkap) PERHATIAN

DRAFT KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PRODUKTIVITAS KAPAL PENANGKAP IKAN

PENDUGAAN KELOMPOK UMUR DAN OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) DI KABUPATEN BOALEMO, PROVINSI GORONTALO

KARAKTERISTIK PENDISTRIBUSIAN IKAN SEGAR DAN OLAHAN DARI PANGKALAN PENDARATAN IKAN CITUIS TANGERANG

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

PENGEMBANGAN BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KABUPATEN PEKALONGAN. Nova Rodhiyana Mustofa, Abdul Kohar Mudzakir, Faik Kurohman

Transkripsi:

Inventarisasi Komoditas Unggulan Perikanan tangkap Ikan Laut di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa Menggunakan Metode Skoring dan Location Quotient (LQ) 1 Nurintang dan 2 Yudi ahdiansyah 1 Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian dan Perikanan UNSA 2 Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian dan Perikanan UNSA ABSTRAK Dengan karakteristik wilayah dan potensi yang dimiliki Kecamatan Utan yang mendukung sektor perikanan diharapkan dapat menjadi sektor yang mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan wilayah dan berupaya menjadi basis ekonomi di Kabupaten Sumbawa khususnya bidang perikanan tangkap. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisir jenis komoditas unggulan perikanan laut hasil tangkapan di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa. Metode yang digunakan adalah teknik survei dengan studi pustaka. Analisis data yang digunakan yaitu dengan metode skoring dan Location Quotient (LQ). Metode skoring ditetapkan berdasarkan 3 kriteria utama sebagai parameter yaitu kontinuitas produksi, rata-rata produksi dan harga komoditas. Metode LQ digunakan berdasarkan jumlah produksi di Kecamatan Utan yang dibandingkan dengan jumlah produksi Kabupaten Sumbawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas unggulan perikanan laut ikan tangkap di Kecamatan Utan berdasarkan gabungan metode skoring dan analisis LQ adalah jenis ikan Cakalang, udang laut, tenggiri, lemuru, peperek, kuwe, tembang, baronang dan teri. Kata Kunci : Inventarisasi, Komoditas unggulan, Perikanan Tangkap. 58

PENDAHULUAN Kecamatan Utan mampu memproduksi komoditas perikanan tangkap yang cukup tinggi yang termasuk kedalam beberapa komoditas unggulan. Komoditas perikanan yang didaratkan di Kecamatan Utan umumnya adalah jenis ikan pelagis dan ikan demersal yang ditangkap dengan menggunakan alat tangkap panah, pancing dan jaring. Perikanan tangkap di kecamtan Utan secara umum belum diketahui komoditas unggulannya karena belum adanya penelitian yang mengkaji hal tersebut secara khusus. Sementara itu, data produksi perikanan hanya diambil pada pelabuhan-pelabuhan pendaratan ikan dan tidak kontinyu. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, inventarisasi komoditas perikanan tangkap di Kecamatan Utan sangat penting untuk dilakukan. Dengan karakteristik wilayah dan potensi yang dimiliki Kecamatan Utan yang mendukung sektor perikanan diharapkan dapat menjadi sektor yang mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan wilayah dan berupaya menjadi basis ekonomi di Kabupaten Sumbawa khususnya bidang perikanan tangkap. Inventarisasi komoditas unggulan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data tentang jenis komoditas unggulan yang berada di suatu daerah. Untuk mengetahui jenis komoditas unggulan perairan laut Kecamatan Utan maka perlu dilakukan penelitian tentang inventarisasi produk unggulan terhadap sumber daya perikanan di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa. Komoditas perikanan yang tergolong unggul adalah jika produk yang dihasilkan tersebut memenuhi beberapa kriteria penting yaitu banyak diminati konsumen, harga terjangkau, produksi ada sepanjang tahun, produksinya kontinyu dan nilai produksi dari komoditas tersebut lebih tinggi dari keseluruhan komoditas perikanan ikan ekonomis penting yang didaratkan di suatu wilayah pelabuhan perikanan (Raharjo dkk, 1999). METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan mulai dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2013, penelitian ini telah dilakukan di kecamatan Utan kabupaten Sumbawa. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan studi pustaka. Metode survei adalah satu bentuk teknik penelitian dimana informasi dikumpulkan dari 59

sejumlah sampel berupa orang melalui pertanyaan-pertanyaan (Zikmund, 1997). Pelaksanaan survey terhadap data merupakan langkah yang sangat penting dalam metode ilmiah. Dengan mengadakan survey terhadap data yang telah ada, peneliti bertugas menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang dituju (Badriah, 2006) Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan laporanlaporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988). Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian (Nazir, 1998). Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakuakan dengan mengambil data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari berupa wawancara langsung mengenai distribusi pemasaran hasil. Data sekunder diambil dari data yang sudah ada pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa serta studi pustaka berupa data jenis dan produksi ikan tangkap di kecamatan Utan. Data sekunder diperoleh melalui catatan dan laporan dari Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Sumbawa dan instansi terkait. Data sekunder yang diperoleh berupa data statistik perikanan selama 5 tahun (2007-2011) yaitu data hasil tangkapan, nilai produksi dan didukung oleh pustaka yang terkait. Analisa Data Pengolahan dan analisis data dengan metode skoring dan metode Location Quostient (LQ) dilakukan untuk menentukan komoditas unggulan perikanan tangkap di Kecamatan Utan 60

Kabupaten Sumbawa. Beberapa kriteria penting yang menjadi parameter utama dalam menghitung skor adalah kontinuitas produksi, produksi rata-rata dan harga komoditas. Nilai komulatif dari kriteria tersebut menjadi penentu penetapan komoditas unggulan. Pemberian skoring komoditas unggulan adalah dengan nilai diatas nilai tengah atau mendekati nilai tengah. Analisis LQ digunakan untuk melihat indikasi komoditas unggulan perikanan laut di Kecamatan Utan. Produksi komoditas perikanan di Kecamatan utan kemudian dibandingkan secara relatif dengan produksi komoditas yang sama di Kabupaten Sumbawa yaitu daerah yang lingkupnya lebih luas. Rumus dari LQ menurut Hendayana (2003) adalah sebagai berikut : Keterangan : xij LQ ij = xij/xi Xij/Xi = produksi suatu komoditas perikanan di Kecamatan Utan xi = produksi suatu komoditas perikanan di Kabupaten Sumbawa Xij = Total produksi semua komoditas yang diuji di Kecamatan Utan Xi = Total produksi semua komoditas yang diuji di Kabupaten Sumbawa Nilai LQ yang diperoleh dapat bernilai : LQ < 1 : Indikasi komoditas perikanan tersebut bukan merupakan komoditas unggulan LQ = 1 : indikasi komoditas perikanan tersebut bukan merupakan komoditas unggulan (unggulan sekunder) LQ > 1 : Indikasi komoditas perikanan tersebut merupakan komoditas unggulan utama 61

Baronang Belanak Cakalang Cumi- Ekor Hiu Julung- Kakap Kembung Kerapu Kurisi Kuwe Layang Lemuru Lencam Lobster Pari Peperek Selar Tembang Tengiri Teri Tongkol Udang HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Komoditas Unggulan Perikanan Tangkap Ikan Laut di Kecamatan Utan Kontinuitas Produksi Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 24 jenis ikan di Kecamatan Utan. Dilihat dari kontiniuitas produksi sebagai salah satu kriteria analisis, terdapat 7 jenis ikan berkatagori kontinue, 9 jenis berkatagori cukup kontinue dan 8 jenis ikan yang tidak kontinue. 4 3 2 1 0 Kontinuitas Produksi 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 Gambar 1. Grafik penetapan nilai skoring berdasarkan kontinuitas produksi Nilai skor 1 adalah jenis ikan yang tertangkap dengan frekuensi 1-2 tahun (tidak kontinue), nilai skor 2 adalah jenis ikan yang tertangkap 3-4 tahun(cukup kontinue), dan kategori 3 adalah jenis ikan yang tertangkap selama 5 tahun (kontinue). Dengan demikian terlihat bahwa tingkat keragaman jenis-jenis ikan secara continue tertangkap di perairan Kecamatan Utan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh jenis ikan yang tertangkap secara kontinue, sembilan (9) jenis ikan cukup kontinue dan sisanya termasuk dalam kategori tidak kontinue. Gambar di atas menunjukkan bahwa nilai kontinuitas tertinggi adalah pada jenis ikan Kakap, Kembung, Kerapu, Kuwe, Layang, Lencam dan Tongkol karena jenis ikan tersebut selalu ada setiap tahunnya. Dengan demikian terlihat jelas bahwa jenis-jenis ikan ekonomis penting memiliki keragaman yang cukup tinggi. Tingkat keragaman yang tinggi ini membutuhkan cara pengelolaan yang serius agar tidak terjadi kepunahan salah satu jenis ikan sebagai akibat tingkat eksploitasi ataupun terjadinya gangguan pada keseimbangan lingkungan. Kondisi ini menyebabkan ada jenis ikan yang 62

Baronang Belanak Cakalang Cumi-cumi Ekor Kuning Hiu Julung-Julung Kakap Kembung Kerapu Kurisi Kuwe Layang Lemuru Lencam Lobster Pari Peperek Selar Tembang Tengiri Teri Tongkol Udang laut Produksi (Ton) tidak dapat beradaptasi dan selanjutnya berpindah ketempat lain atau menjadi punah. Hal ini bisa saja terjadi dari beberapa jenis ikan sekaligus terutama bagi jenis-jenis yang hidupnya saling bergantung atau selalu berada dalam satu gerombolan (Daud dkk, 2009). Produksi ikan tangkap ikan laut Jumlah produksi perjenis ikan yang didartkan di TPI Kecamatan Utan selama kurun waktu 5 tahun (2007-2011) merupakan salah satu kriteria utama yang dihitung dalam penetapan komoditas unggulan. Hal ini dikarenakan jumlah produksi ikan adalah pencerminan banyaknya jumlah hasil tangkapan yang didaratkan di suatu pelabuhan perikanan atau TPI. Rata-rata produksi per jenis ikan yang didaratkan di Kecamatan Utan periode 2007-2011 disajikan pada Gambar 2 sebagai berikut : 14 12 10 8 6 4 2 0 11.3 Produksi Ikan di Kecamatan Utan Periode 2007-2011 3.82 3.28 0.94 2.47 0.2 1.55 10.57 8.47 4.414.07 11.25 5.51 8.47 7.58 0.2 0.23 10.39 4.5 11.25 5.64 12.08 10.58 0.3 Jenis Ikan Gambar 2. Grafik rata-rata produksi per jenis ikan Tingkat kemajuan usaha perikanan laut dapat dilihat dari perkembangan produksi dan nilai dari tahun ke tahun. Gambar 17 menunjukkan bahwa rata-rata produksi ikan tertinggi adalah ikan Teri sebanyak 12,08 ton, sedangkan ikan yang produksinya paling rendah yang didaratkan di Kecamatan Utan adalah ikan Hiu dan Lobster yaitu masing-masing sebesar 0,2 ton. Secara umum jumlah hasil tangkapan yang didaratkan di TPI Kecamatan Utan dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Besarnya volume rata-rata/tahun produksi ikan yang didarakan di tempat pendaratan ikan kecamatan Utan tidak tetap. Berdasarkan nilai skoring dapat dilihat bahwa sebagian jenis ikan yang ada seperti ikan Hiu, Lobster, Pari, udang laut, cumi, Julung- 63

Hiu Lobster Pari Udang laut Cumi-cumi Julung- Ekor Kuning Cakalang Belanak Kurisi Kerapu Selar Layang Tengiri Lencam Kembung Lemuru Peperek Kakap Tongkol Kuwe Tembang Baronang Teri Harga (Rp) julung, dan ikan Ekor Kuning memperoleh nilai 1 yang artinya adalah rata-rata produksi dari jenis ikan tersebut berada pada selang 0,2 2,57 ton, sedangkan untuk jenis ikan Peperek, Kakap, Tongkol, Kuwe, Tembang, Baronang, Teri mencapai nilai 5 yang berada pada selang 9,70-12,06 ton yang merupakan selang produksi paling tinggi. Harga komoditas ikan Harga ikan merupakan salah satu kriteria penting dalam suatu usaha perikanan, sehingga kriteria ini juga ditentukan untuk menetapkan komoditas unggulan perikanan di kecamatan Utan. Tinggi rendahnya harga ikan akan mencerminkan nilai dari komoditas tersebut pada saat dipasarkan. Harga komoditas ikan yang didaratkan di Kecamatan Utan dapat dilihat pada Gambar 3. 60000 40000 20000 0 Rata-rata Harga Ikan di Kecamatan Utan Periode 2007-2011 (Rp/Kg) Jenis Ikan Gambar 3. Grafik rata-rata harga per jenis ikan Penentuan harga ikan yang dilakukan di kecamatan Utan dilakukan bukan berdasarkan sistem lelang. Hal ini yang menyebabkan harga pasar tidak stabil. Harga komoditas ikan tangkap juga sangat dipengaruhi oleh cuaca dan musim. Rata-rata harga tertinggi yaitu sebesar Rp. 52.200/kg pada komoditas lobster dengan nilai ratarata produksi selama 5 tahun adalah 0,2 ton. Sedangkan untuk harga terendah adalah ikan Layang dengan harga rata-rata Rp. 7.000,-/kg dan rata-rata produksinya mencapai 5,51 ton. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data bahwa sebagian besar nilai skoring yang diberikan adalah 1 yang berarti harga dari komoditas tersebut berkisar antara Rp. 7.000-Rp.15.640/kg seperti komoditas ikan Pari, Julung-julung, Hiu, Ekor kuning, Belanak, Kurisi, 64

Selar, Layang, Lancam, lemuru, peperek, tongkol, tembang, Baronang dan Teri. Harga komoditas yang lebih tinggi seperti Cumu-cumi, Kembung, Kuwe, berada pada selang Rp.15.641-Rp.24.281/kg dan nilai skoring tertinggi pada komoditas Udang laut dan Lobster yaitu pada selang harga Rp. 41.564 Rp. 50.202. Harga komoditas ikan sebagai kriteria penting dalam penetapan komoditas unggulan dipengaruhi oleh bebrapa faktor seperti kualitas, jumlah produksi dan minat konsumen pada komoditas tersebut. Untuk jenis komoditas yang diminati maka konsumen akan rela memberikan harga yang tinggi untuk mendapatkannya seperti Ikan Kakap, Lobster dan jenis lainnya. Tingkat kemudahan dan kesulitan untuk menangkap komoditas ikan yang ada juga berpengaruh pada harga komoditas itu sendiri. Jumlah produksi, harga, kontinuitas produksi, dari setiap jenis komoditas ikan yang didaratkan di Kecamatan Utan berbeda satu dengan yang lainnya. Sehingga untuk menetapkan komoditas unggulan setiap komoditas tersebut harus memenuhi kriteria utama yang telah ditetapkan. Penetapan komoditas unggulan adalah dengan menjumlahkan nilai skoring dari ketiga kriteria utama yaitu kontinuitas, produksi dan harga komoditas. Katagori yang diberikan sebagai komoditas non unggulan, komoditas unggulan sekunder, dan komoditas unggulan utama akan ditentukan oleh pencapaian jumlah berdasarkan selang yang sudah ditentukan sebelumnya. Penetapan Komoditas Unggulan Penetapan Komoditas Unggulan Berdasarkan Nilai Skoring Hasil skoring terhadap kriteria penilaian, diperoleh bahwa jenis ikan kakap memiliki total skor yang paling tinggi yaitu 11, ikan kuwe memiliki total skor 10, ikan tongkol, peperek, kembung, kerapu, memiliki nilai skor 9. Berikutnya ikan lencam, tembang, baronang dan teri memiliki total nilai skor 8. Lobster, udang laut, cakalang, layang, tenggiri dan lemuru memiliki jumlah skor 7. Jenis-jenis ikan kurisi dan selar memiliki total skor 5, sedangkan jenis ikan dengan total nilai skor paling rendah adalah jenis ikan hiu, pari, cumi-cumi, julung-julung, ekor kuning dan belanak dengan nilai skor 4 dan 3. 65

Hiu Lobster Pari Udang laut Cumi-cumi Julung-Julung Ekor Kuning Cakalang Belanak Kurisi Kerapu Selar Layang Tengiri Lencam Kembung Lemuru Peperek Kakap Tongkol Kuwe Tembang Baronang Teri Jenis ikan yang dapat dijadikan sebagai komoditas unggulan adalah jenis ikan dengan nilai skor diatas nilai tengah atau medekati nilai tengah. Jika total skor paling rendah adalah 3 dan paling tinggi adalah 11, maka nilai tengah adalah 7. Jadi jenis ikan yang memiliki keunggulan tinggi adalah dengan total nilai skor 7-10, ikan yang mempunyai nilai unggulan sedang adalah ikan dengan total nilai skor 5-6. Sedangkan ikan yang non unggulan adalah ikan dengan total nilai skor 3-4. Total skoring Penentuan Komoditas Unggulan 12 10 8 6 4 2 0 3 7 3 7 4 3 3 7 4 5 9 5 7 7 8 9 7 9 11 9 10 8 8 8 Gambar 4. Grafik total skoring penentuan komoditas unggulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 16 jenis ikan yang bernilai ekonomis penting tertangkap di perairan Kecamatan Utan. Nilai skoring pada gambar di atas menunjukkan bahwa komoditas yang dikatagorikan unggulan di Kecamatan Utan dari segi analisis skoring yaitu ikan teri, baronang, tembang, kuwe, peperek, lemuru, tenggiri, cakalang dan udang laut, lobster, kerapu, layang, lencam,kembung, kakap dan tongkol. Analisis Location Quotient (LQ) Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa terdapat 14 jenis ikan yang termasuk dalam komoditas unggulan utama seperti terlihat pada Tabel 6 sebagai berikut : 66

Tabel 1. Rata-rata produksi dan nilai LQ Komoditas perikanan tangkap ikan laut di Kecamatan Utan Tahun 2007-2011 No Jenis ikan Kabupaten Kecamatan Sumbawa Utan (Ton) (Ton) Nilai LQ 1 Hiu 0,20 104,5 0,46 2 Lobster 0,20 81,2 0,59 3 Pari 0,23 529,4 0,10 4 Udang laut* 0,30 69 1,04 5 Cumi-cumi* 0,94 228,2 3,47 6 Julung-Julung* 1,55 188,4 1,99 7 Ekor Kuning* 2,47 422,4 1,35 8 Cakalang* 3,28 393,4 2,01 9 Belanak* 3,82 325,8 2,83 10 Kurisi 4,07 1.216,7 0,80 11 Kerapu 4,41 3.429,2 0,31 12 Selar* 4,50 825,5 1,31 13 Layang 5,51 3.057,9 0,35 14 Tengiri* 5,64 813,6 1,67 15 Lencam 7,58 3.054 0,6 16 Kembung 8,47 4.889,1 0,41 17 Lemuru* 8,47 1.044,7 1,96 18 Peperek* 10,39 1.587,7 1,58 19 Kakap 10,57 3.992,4 0,64 20 Tongkol 10,58 2.859,7 0,89 21 Kuwe* 11,25 1.790 1,51 22 Tembang* 11,25 1.216,9 2,23 23 Baronang* 11,30 127,6 21,25 24 Teri* 12,08 1.129,2 2,58 Jumlah 139,06 33.376,6 - Sumber : data sekunder diolah (2013) Keterangan : * ) Komoditas unggulan utama berdasarkan analisis LQ (LQ>1) 67

Hasil ananlisis LQ menunjukkan bahwa terjadi konsentrasi produksi perikanan di Kecamatan Utan secara relatif dibandingkan dengan total kabupaten Sumbawa atau terjadi pemusatan aktivitas perikanan di Kecamatan Utan. Jenis ikan yang memiliki nilai LQ > 1 yaitu udang laut, cumi-cumi, belanak, julung-julung, ekor kuning, cakalang, belanak, selar, tenggiri, lemuru, peperek, kuwe, tembang, baronang dan teri. Nilai LQ tertinggi pada ikan baronang yaitu 21.25. Jenis ikan ini cukup banyak dan mudah di temukan di perairan Kecamatan Utan. Jenis ikan yang nilai LQ < 1 sebanyak 10 jenis yang menunjukkan bahwa Kecamatan Utan mempunyai pangsa relatif lebih kecil dibandingkan aktivitas perikanan tangkap di Kabupaten Sumbawa atau terjadi difisit produksi di Kecamatan Utan. Berdasarkan penetapan nilai LQ dan penentuan jenis ikan unggulan Kecamatan Utan di dominasi oleh ikan-ikan pelagis. Nilai LQ > 1 mengindikasikan bahwa komoditas-komoditas perikanan tangkap terkonsentrasi secara relative pengusahaannya di Kecamatan Utan. Semakin besar nilai LQ yang dihasilkan menunjukkan semakin terkonsentrasinya pengusahaan komoditas tersebut. Derajat konsentrasi atau sifat basis inilah yang mengindikasikan bahwa komoditas tersebut berpotensi untuk menjadi komoditas unggulan (Daud dkk, 2009). Penetapan Komoditas Unggulan Perikanan Berdasarkan Penggabungan Metode Skoring dan Metode LQ Berdasarkan penetapan metode skoring dan analisa LQ maka penentuan jenis ikan komoditas unggulan di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa terdapat 14 jenis ikan yang termasuk unggul karena nilai LQ>1 dan 16 jenis ikan yang termasuk dalam katagori unggul karena nilai skoringnya 7-10. 68

Tabel 2. Penentuan komoditas unggulan dengan menggabungkan penilaian skoring dan LQ No Nilai skoring Jenis ikan Jenis ikan Nilai LQ 1 7 Lobster Cumi-Cumi 3,47 2 7 Udang Laut Udang Laut 1,04 3 7 Cakalang Cakalang 2,01 4 9 Kerapu Julung-Julung 1,99 5 7 Layang Ekor Kuning 1,35 6 7 Tenggiri Tenggiri 1,67 7 8 Lencam Selar 1,31 8 9 Kembung Belanak 2.83 9 7 Lemuru Lemuru 1,96 10 9 Peperek Peperek 1,58 11 11 Kakap - - 12 9 Tongkol - - 13 10 Kuwe Kuwe 1,51 14 8 Tembang Tembang 2,23 15 8 Baronang Baronang 21,25 16 8 Teri Teri 2,58 Sumber : Data primer diolah (2013) Penetapan komoditas unggulan berdasarkan nilai skoring (kontinuitas, produksi dan harga komoditas) terdapat 16 jenis ikan unggulan, dan jenis ikan dengan LQ >1 terdapat 14 jenis ikan. Skoring penentuan komoditas unggulan digabungkan dengan nilai LQ maka didapatkan 9 jenis ikan yang dianggap memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai komoditas unggulan di Kecamatan Utan. Kesembilan jenis ikan tersebut yaitu udang laut, cakalang,tenggiri, lemuru, peperek, kuwe,tembang, baronang dan teri. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan dua metode penentuan komoditas unggulan yaitu metode skoring dan analisis Location Quotient (LQ) didapatkan Sembilan komoditas unggulan perikanan tangkap di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa 69

diantaranya udang laut, cakalang, tenggiri, lemuru, peperek, kuwe, tembang, baronang dan teri. DAFTAR PUSTAKA Badriah, L. D. 2006. Metodologi Penelitian. Umur-Umur Kesehatan. Multazam. Jakarta. Daud dkk, 2009. Pengembangan Perikanan Tangkap Berbasis Komoditas Unggulan di Kabupaten Halmahera Utara (Jurnal), IPB. Bogor. Hendayana R. 2003. Aplikasi Metode Location Quotion (LQ) Dalam Penentuan Komoditas Unggulan Nasional. Jakarta. Moh. Nazir, 1988. Metode Penelitian. Jakarta Zigmund, Williams, G, 1997. Business Research Methods. USA Dryden press. Hill, New York. 70