POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAERAH PERI-URBAN DENGAN PENDEKATAN MODEL DINAMIS (Studi Kasus : Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta)

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN UMBULHARJO, KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

EVALUASI PEMANFAATAN RUANG DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

KAJIAN PENERAPAN SISTEM DINAMIS DALAM INTERAKSI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN KOMERSIAL DI WILAYAH PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SIG (Studi Kasus: Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta)

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK URBAN SPRAWL DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

DAMPAK KEBERADAAN PERMUKIMAN SOLO BARU TERHADAP KONDISI EKONOMI, SOSIAL DAN FISIK PERMUKIMAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

MODEL BANGKITAN PERJALANAN YANG DITIMBULKAN PERUMAHAN PURI DINAR MAS DI KELURAHAN METESEH KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

MODEL DINAMIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN BERDASARKAN PERKEMBANGAN GUNA LAHAN (STUDI KASUS KOTA SEMARANG) TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Seiring dengan perkembangan waktu selalu disertai dengan peningkatan

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

EVALUASI RUTE TRAYEK ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) BERDASARKAN PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR

POLA PERGERAKAN KOMUTER BERDASARKAN PELAYANAN SARANA ANGKUTAN UMUM DI KOTA BARU BUMI SERPONG DAMAI TUGAS AKHIR

KAJIAN PERUBAHAN HARGA LAHAN DI KORIDOR JALAN KASIPAH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT BERKAITAN DENGAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA CANDI GOLF SEMARANG

BAB VI PENUTUP VI.1. Temuan Studi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. fungsi yang sangat penting bagi kegiatan pembangunan, demi tercapainya

(Studi Kasus: Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta) TUGAS AKHIR

EVALUASI PELAYANAN DAN PENENTUAN LOKASI OPTIMUM STASIUN AMBULAN DI KOTA SEMARANG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS PENGGUNAAN LAHAN PESISIR SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ARI KRISTIANTI L2D

PENGARUH KEBERADAAN PERUMAHAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA LAHAN DI KECAMATAN CILEDUG TUGAS AKHIR. Oleh : Lisa Masitoh L2D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Perubahan Fungsi Lahan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang yaitu bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengalami

PERAN DEVELOPER DALAM PENYEDIAAN RUMAH SEDERHANA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: IKE ISNAWATI L2D

SEMARANG. Ngaliyan) Oleh : L2D FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERUBAHAN FUNGSI PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN MOGOLAING KOTA KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMILIHAN MODA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) UNTUK KAWASAN URBAN SPRAWL KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Koridor Setiabudi dan Majapahit) TUGAS AKHIR

KONDISI PELAYANAN FASILITAS SOSIAL KECAMATAN BANYUMANIK-SEMARANG BERDASARKAN PERSEPSI PENDUDUK TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali yang terkenal sebagai pulau Dewata merupakan salah satu

PENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK DALAM MANAJEMEN TRANSPORTASI UNTUK MENGATASI KEMACETAN LALULINTAS DI KOTA PEKANBARU

KINERJA PENGENDALIAN PEMANFAATAN LAHAN RAWA DI KOTA PALEMBANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDANG FEBRIANA L2D

BAB I PENDAHULUAN. arah perubahan struktural desa-kota diharapkan dapat berlangsung secara seimbang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI MANAJEMEN ESTAT PADA KAWASAN SUPERBLOK MEGA KUNINGAN, JAKARTA (Studi Kasus: Menara Anugrah dan Bellagio Residences) TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN ALOKASI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DEFORESTASI KAWASAN DAN DEGRADASI TNKS TAHUN

EVALUASI PELETAKAN TERMINAL BANYUMANIK DAN TERMINAL PENGGARON DALAM MENDUKUNG SISTEM AKTIVITAS SEKITAR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. POLA KONSUMSI RUMAHTANGGA

PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN PONDOK RADEN PATAH TERHADAP PERUBAHAN KONDISI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG DEMAK TUGAS AKHIR

BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA

DINAMIKA KEBERADAAN SAWAH di KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG TAHUN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kota dengan segala macam aktivitasnya menawarkan berbagai ragam

CONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI)

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Perkembangan fisik yang paling kelihatan adalah perubahan penggunaan

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

Bab IV Analisis Hasil Penelitian. Tabel IV.1 Alih Fungsi Lahan Sawah di Wilayah Kajian Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Optimisasi pengalokasian sampah wilayah ke tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Surakarta dengan model integer linear programming

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK DALAM MANAJEMEN TRANSPORTASI UNTUK MENGATASI KEMACETAN DI DAERAH PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

BAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Kota menawarkan berbagai ragam potensi untuk mengakumulasi aset

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja yang cukup tinggi, di Kabupaten Sleman terdapat banyak

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Sri Rahmawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SEPANJANG KORIDOR JALAN MANADO- BITUNG DI KECAMATAN KALAWAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. (Heady dan Jensen, 2001) penggunaan lahan paling efisien secara ekonomi adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penduduk perkotaan, perubahan sosial ekonomi dan tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN. 8,39 % 1,67 % 5,04% Jumlah

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

Luas Masing-Masing Kelurahan di Kawasan Tambak Kecamatan Benowo, Tahun 2008 Sumber : Hasil Analisa, 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumberdaya alam yang terdapat di suatu wilayah pada dasarnya

PENGARUH STASIUN KERETA API TAWANG TERHADAP AKTIVITAS PEREKONOMIAN DI STASIUN TAWANG DAN KAWASAN SEKITARNYA TUGAS AKHIR

PEMODELAN DEMAND TRANSPORTASI DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Kecamatan Banyumanik) TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR. Oleh : BENI ANGGID LAKSONO L2D

STUDI KARAKTERISTIK HOUSING CAREER GOLONGAN MASYARAKAT BERPENDAPATAN MENENGAH-RENDAH DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Arahan Transport Demand Management dalam Pergerakan Transportasi Regional Kabupaten Gresik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.-1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. pemicu munculnya permasalahan lingkungan baik biotik, sosial, kultural,

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya lahan (Sitorus, 2011). Pertumbuhan dan perkembangan kota

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Klasifikasi dan Sebaran Land Use/Land Cover Kota Bogor Tahun 2003 dan 2007

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Desa Laut Dendang merupakan salah satu daerah pinggiran Kota Medan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAERAH PERI-URBAN DENGAN PENDEKATAN MODEL DINAMIS (Studi Kasus : Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta) TUGAS AKHIR Oleh: PANGI L2D 002 426 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007

ABSTRAKSI Suatu kota merupakan satu kesatuan sistem yang saling berhubungan antara komponen sistem yang satu dengan yang lainnya. Salah satu komponen sistem kota tersebut adalah penggunaan lahan kota, dimana jika terjadi perubahan pada komponen penduduk maka akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan kota tersebut. Peningkatan jumlah penduduk yang pesat, menjadikan pusat kota (major cities) tidak mampu untuk memberikan ruang aktivitas baru bagi penduduknya, sehingga perkembangan selanjutnya mengarah pada daerah di sekitar pusat kota tersebut yaitu daerah peri-urban. Daerah peri-urban akan mengalami perkembangan dan perubahan dalam penggunaan lahannya. Perubahan penggunaan lahan pada daerah peri-urban tersebut merupakan suatu proses yang dinamis. Dimana perubahan tersebut terjadi secara bertahap dan faktor-faktor penyebab perubahan tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk suatu kesatuan sistem. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada daerah peri-urban akan berjalan terus menerus dengan tingkat perubahan yang cukup cepat, sehingga perlu adanya suatu model yang merepresentasikan perubahan penggunaan lahan di daerah peri-urban. Pendekatan model dinamis akan lebih mudah untuk menjelaskan pola perubahan serta penggunaan lahannya. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah mengambarkan model yang dinamis tentang pola penggunaan lahan yang terjadi pada daerah peri-urban secara umum, dengan Kecamatan Umbulharjo sebagai studi kasusnya. Guna mencapai tujuan penelitian tersebut pendekatan studi yang digunakan adalah dengan pendekatan pemodelan dinamis. Selain dengan pendekatan model dinamis juga digunakan analisis regresi linear, untuk menentukan besarnya perubahan yang terjadi dalam beberapa kurun waktu serta perhitungan nilai elastisitas variabel. Dalam membangun suatu model dinamis pada pola penggunaan lahan tersubut, akan diterjemahkan menjadi beberapa sub model penyusun model dinamis yaitu sub model guna lahan pemukiman, guna lahan pertanian, guna lahan komersial, sub model harga lahan, sub model transportasi dan sub model populasi. Dari hasil penyusunan sub model dinamis, simulasi model dinamis serta analisis hasil simulasi dan uji validasi model, maka diperoleh suatu perilaku dari masing-masing sub model serta prediksi penggunaan lahan sampai tahun 2012. Dengan Kecamatan Umbulharjo sebagai studi kasus, maka diperoleh prediksi kebutuhan luas guna lahan pemukiman paling luas adalah di Kelurahan Sorosutan yaitu 1.233.408,48 m 2, untuk kebutuhan luas lahan komersial paling luas adalah di Kelurahan Pandeyan 453.029,33 m 2. Sedangkan luas lahan pertanian yang masih cukup luas pada akhir tahun 2012 adalah di Kelurahan Giwangan yang mencapai 248.933,23 m 2. Pola perkembangan lahan yang terjadi di Kecamatan Umbulharjo sebagai studi kasus pada daerah peri-urban adalah kecenderungan perkembangan lahan pemukiman akan mengarah kepada Kelurahan Sorosutan dan guna lahan komersial mengarah kepada Kelurahan Pandeyan. Secara umum pola penggunaan lahan pemukiman di Kecamatan Umbulharjo akan meningkat secara cepat mengikuti perkembangan jumlah populasi. Sedangkan untuk pola penggunaan lahan pertanian akan cenderung menurun, karena adanya konversi lahan untuk guna lahan pemukiman atau komersial. Pola penggunaan lahan komersial cenderung meningkat, akan tetapi tidak secepat guna lahan pemukiman. Pola yang terjadi pada harga lahan khususnya untuk guna lahan komersial akan meningkat secara lebih cepat bahkan sampai dua kali lipat dari harga lahan pemukiman. Pada transportasi pola yang terjadi adalah penurunan indeks aksesibilitas, akan tetapi sampai pada akhir tahun 2012 indeks aksesibilitas di Kecamatan Umbulharjo masih dikategorikan baik, karena semua nilai indeks aksesibilitas di Kecamatan Umbulharjo pada akhir tahun 2012 lebih dari 0,5. Pola yang terjadi pada populasi di Kecamatan Umbulharjo adalah meningkat secara linear yang berbanding lurus dengan peningkatan waktu sehingga akan membentuk grafik lurus. Dari hasil analisis penyusunan sub model serta hasil simulasi dan analisis simulasi model diperoleh beberapa prediksi kondisi pada masa mendatang, sehingga dengan adanya prediksi-prediksi tersebut perlu adanya kebijakan dan arahan dalam perencanaan penggunaan lahan. Sehingga masalah yang akan terjadi dari perkembangan kota atau perkembangan dalam penggunaan lahan dapat lebih cepat untuk diantisipasi. Kata kunci: perkembangan kota, perkembangan peri-urban, perubahan penggunaan lahan, model dinamis, simulasi model, pola penggunaan lahan.

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan suatu kumpulan sistem dengan membentuk suatu kesatuan sistem yang cukup kompleks dan akan terus berkembang seiring dengan waktu. Perkembangan kota tersebut sebagian besar karena adanya peningkatan jumlah penduduk baik alami maupun migrasi beserta aktivitasnya sehari-hari, sehingga membutuhkan adanya wadah atau ruang aktivitas. Dalam hal ini ruang diterjemahkan dalam suatu wujud riil yaitu berupa lahan. Dengan adanya peningkatan jumlah dan aktivitas penduduk inilah yang menyebabkan adanya permintaan (demand) akan lahan sehingga dibutuhkan penyediaan lahan yang semakin besar pada pusat kota. Peningkatan jumlah penduduk yang semakin pesat, menjadikan pusat kota tidak mampu lagi untuk memberikan ruang aktivitas baru bagi penduduknya. Sehingga pusat kota dikatakan mengalami atau melewati titik jenuh. Untuk itu sebagian masyarakat kota melihat kepada daerah pinggiran kota yang berada disekitar pusat kota dengan jarak/jangkuannya tidak terlalu jauh dari kota utama/pusat kota. Seperti yang dijelaskan oleh McGee (1991: 5 8) bahwa karakteristik pinggiran kota/peri-urban merupakan suatu daerah/area yang mengelilingi pusat kota utama dengan masyarakatnya pulang-pergi kekota utama untuk beraktivitas tiap hari dengan jarak jangkauan ke kota utama kurang lebih 30 kilometer. Keterjangkauan jarak pencapaian ini menyebabkan perkembangan kota keaarah pinggir semakin meningkat setiap tahunnya. Dengan adanya perkembangan di daerah peri-urban berdampak pada berubahnya penggunaan lahan sebagai bentuk dari perubahan fisik serta perubahan aktivitas dan kehidupan sosial. Pada awalnya daerah peri-urban ini masih bersifat pedesaan (rural) kemudian berkembang menjadi daerah peralihan dan terus berkembang menjadi peri-urban yang pada akhirnya akan menjadi suatu daerah urban. Pada dasarnya penggunaan lahan pada daerah pinggirian kota/periurban identik dengan penggunaan pertanian, perkebunan, lahan kosong atau permukiman dengan tingkat kepadatan yang cukup rendah. Seiring dengan perkembangan kota ke daerah pinggiran/peri-urban mengakibatkan perubahan fungsi (konversi) lahan pada daerah peri-urban tersebut. Perubahan fungsi lahan ini merupakan suatu transformasi dalam pengalokasian sumber daya lahan dari satu penggunaan/fungsi kepada penggunanaan lainnya dikarenakan adanya faktor internal maupun eksternal. Seperti yang dijelaskan oleh oleh Catanese (1986: 316) proses perubahan penggunaan lahan ini sangat erat kaitannya dengan manusia, aktivitas dan lokasi. Hal ini mengakibatkan terjadi suatu alih fungsi atau akan terjadi suatu aktivitas baru di daerah pinggiran 1

2 kota yang nantinya akan memunculkan pusat-pusat kota yang baru, baik terencana maupun tidak direncanakan. Perkembangan kota dan perubahan penggunaan lahan pada daerah pinggiran/peri-urban merupakan suatu proses yang dinamis. Dimana perubahan tersebut terjadi secara bertahap dan faktor-faktor penyebab perubahan tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk suatu kesatuan sistem. Perubahan penggunaan lahan di daerah peri-urban merupakan perubahan guna lahan dengan nilai rendah, berubah menjadi aktivitas kota dengan nilai lahan yang lebih tinggi. Jadi, perubahan penggunaan lahan kota terjadi karena pergantian kegiatan yang kurang produktif menjadi kegiatan lain yang lebih produktif. Guna melihat pola penggunaan lahan dan indikasi perubahan serta proyeksi penggunaan lahan pada masa mendatang perlu dilakukan suatu penelitian tentang pola-pola perubahan penggunaan lahan kota. Dengan menggunakan pendekatan sistem dinamis ini, mencoba untuk mengidentifikasi dan menerjemahkan proses perubahan penggunaan lahan dan perkembangan kota dalam satu kesatuan sistem. Hasil penelitian akan lebih bersifat komperhensif dan mampu menjawab permasalahan-permasalahan dalam perubahan guna lahan yang terjadi selama ini. Sebagai studi kasus dalam penelitian ini adalah Kecamatan Umbulharjo yang merupakan daerah peri-urban dari Kota Yogyakarta. Dimana dalam pemilihan studi kasus ini berdasarkan pada perkembangan Kecamatan Umbulharjo yang terjadi cukup pesat pesat terutama dalam perkembangan fisik kotanya yaitu ditandai dengan perubahan penggunaan lahan dari lahan tak terbangun menjadi lahan terbangun. Dalam catatan data BPS kota Yogyakarta tahun 1995 2000 konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian (pemukiman dan komersial) yang terjadi di Kecamatan Umbulharjo cukup besar yaitu seluas 106,78 ha atau rata-rata pertumbuhannya sekitar 21,357 ha per tahunnya. 1.2 Perumusan Masalah Pertumbuhan jumlah penduduk kota setiap tahun akan semakin meningkat sehingga dibutuhkan tambahan ruang untuk menampung semua aktivitas penduduk kota tersebut. Namun pada kenyataannya ruang yang tersedia pada pusat kota/kota utama sebagai pusat aktivitas amatlah terbatas. Keterbatasan ruang pada pusat kota, dapat terpenuhi dengan adanya kota ke daerah sekitar kota tersebut yang masih banyak terdapat lahan kosong yaitu pada daerah peri-urban. Terjadinya perkembangan pada daerah peri-urban berlangsung secara dinamis, dimana daerah peri-urban yang pada awalnya berupa daerah pedesaan (rural) berkembang menjadi daerah peri-urban serta perkembangan dan perubahan penggunaan lahan berlangsung seiring dengan dimensi waktu akan membentuk suatu pola penggunaan lahan, yang sifatnya sangat kompleks dan rumit.

3 Perkembangan dan perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada daerah peri-urban yang cukup kompleks dan rumit tersebut maka dibutuhkan suatu pemahaman yang menyeluruh dan komperhensif dalam melihat perkembangan dan perubahan penggunaan lahan di daerah peri-urban sebagai akibat dari perkembangan kota. Dengan adanya metode model dinamis sebagai suatu metode pendekatan sistem dalam mengidentifikasi dan memodelkan pola/perubahan penggunaan lahan di daerah peri-urban secara umum dan Kecamatan Umbulharjo sebagai studi kasus, sehingga dapat membantu dalam perencanaan penggunaan lahannya. Hal ini karena model dinamis mampu untuk mensimulasikan secara sistem intervensi-intervensi yang akan dilakukan mendatang terkait dengan penggunaan dan pemanfaatan lahan. Dari uraian perumusan permasalahan diatas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah model dinamis pola penggunaan lahan yang terjadi pada daerah peri-urban dengan mengambil studi kasus di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta? Setelah dapat diketahui model dan pola penggunan lahan yang dimodelkan tersebut, maka dapat di susun intervensi dan alternatif kebijakan maupun strategi dalam penggunaan dan pemanfaatan lahan. 1.3 Tujuan dan Sasaran Tujuan Tujuan dari studi ini adalah mengambarkan model dinamis pola penggunaan lahan pada daerah peri-urban, untuk merumuskan alternatif-alternatif kebijakan dalam perenacaan kota maupun perencanaan penggunaan lahan. Sasaran Untuk dapat mencapai tujuan studi yang telah di tentukan diatas, maka ada beberapa sasaran yang perlu dilakukan, sebagai berikut : Identifikasi karakteristik penggunaan lahan serta perubahan penggunaan lahan pada daerah peri-urban. Identifikasi dan merumuskan variabel yang mempengaruhi terjadinya proses perubahan guna lahan di daerah peri-urban, yang kemudian digunakan dalam analisis dan simulasi model. Penyusunan model dinamis yang dibagi kedalam sub model pembentuk model dinamis. Melakukan analisis dan simulasi model dinamis penggunaan lahan guna mendapatkan suatu kecenderungan atau pola penggunaan lahan di daerah peri-urban.