ANALISIS KINERJA ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERMERINTAH KOTA SAMARINDA

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV METODE PENELITIAN

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

Inflasi dan Indeks Harga I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara yang sedang melakukan pembangunan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dengan penelitian perpustakaan ini dapat dijadikan landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN I-1. Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metoda Taguchi

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

simulasi selama 4,5 jam. Selama simulasi dijalankan, animasi akan muncul pada dijalankan, ProModel akan menyajikan hasil laporan statistik mengenai

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Kerangka acuan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Seputih Agung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA JL. Jendral Sudirman No Lantai 3-4 Temanggung Kode Pos Telp./Fax. (0293)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah tahun pelajaran 2011/2012, dengan jumlah

Kinerja Sektor Industri Kota Bandung Berdasarkan Analisis Shift Share pada Model Input Output

IV. METODE PENELITIAN

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KINERJA ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERMERINTAH KOTA SAMARINDA

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN MINIMIZE TOTAL BIAYA PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES MANUFAKTURING PRODUK FURNITURE

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana Anggaran Negara didefinisikan sebagai suatu perkiraan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA JAMKESMAS DI DESA KATERBAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki

Lampiran 1 Bukti Kas Masuk

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK MONITORING DAN EVALUASI KINERJA DOSEN DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS TANJUNGPURA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.

BAB III METODE PENELITIAN

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis.

SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA

ANALISIS KOMBINASI PRODUK DALAM PENCAPAIAN LABA MAKSIMUM. (Studi Kasus pada Perusahaan Konvesi di Pemalang) Hardiwinoto

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pusat Statistik dan dari berbagai sumber lain yang dianggap relevan dengan

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi,

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI)

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI 6I KOTA BENGKULU

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagai hasil penelitian dalam pembuatan modul Rancang Bangun

BAB I PENDAHULUAN. Peran suatu perusahaan di dalam dunia bisnis diidentifikasikan melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan

III. METODOLOGI PENELITIAN

REGRESI DAN KORELASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERMERINTAH KOTA SAMARINDA Rai Febri Ramadai. Elfreda Aploia Lau, Suyati Jurusa Akutasi, Fakultas Ekoomi Uiversitas 17 Agustus 1945 Samarida Email: raifebri94@yahoo.com ABSTRAKSI Peelitia ii bertujua (1) utuk megetahui da megaalisis Kierja Keuaga Pedapata Daerah Kota varias pedapata, pertumbuha pedapata, derajat desetralisasi, kemadiria keuaga daerah, da efektivitas pedapata asli daerah.(2) utuk megetahui da megaalisis Kierja Keuaga Belaja Daerah Kota varias belaja, pertumbuha belaja, belaja operasi, belaja modal, da efisiesi belaja.adapu rasio keuaga yag diguaka meliputi: aalisis varias (selisih) pedapata, rasio pertumbuha pedapata, rasio kemadiria, Derajat Desetralisasi, rasio efektifitas PAD, aalisis varias (selisih) belaja, rasio pertumbuha belaja, rasio belaja operasi terhadap total belaja, rasio belaja modal terhadap total belaja da rasio efisiesi belaja. Data-data yag diperluka dalam peelitia ii berupa data sekuder, sehigga tekik pegumpula data yag diguaka adalah peelitia kepustakaa (library research) berupa suatu dokumetasi. Hasil peelitia meujukka bahwa (1) Kierja Keuaga Pedapata Daerah Kota Samarida secara umum dikataka cukup baik.hal ii dibuktika (a) Varias Pedapata Daerah dega rata-rata 1,17%, (b) Pertumbuha Pedapata Daerah rata-rata (positif) 16,75%, (c) Rasio Kemadiria Daerah rata-rata 12,73%, (d) Rasio Keuaga Pedapata Daerah dilihat dari Derajat Desetralisasi meujukka rata-rata 11,22%, da rasio efektivitas rata-rata besar dari 100% yaitu 100,37%.(2) Kierja Keuaga Belaja Daerah Kota Samarida secara umum dikataka baik.hal ii dibuktika (a) Varias Pedapata Daerah rata-rata 1,10%, (b) Rasio Pertumbuha Belaja Daerah megalami pertumbuha rata-rata 18,26%, (c) Keserasia Belaja Daerah dapat dikataka bahwa Pemeritah Kota Samarida megalokasika sebagia besar aggara belajaya utuk Belaja Operasi rata-rata 66,17% dibadigka dega Belaja Modal rata-rata 33,79%. (d) Efisiesi Belaja Daerah meujukka rata-rata dibawah 100% yaitu 76,36%. Kata Kuci: Kierja, Realisasi, Aggara Pedapata da Belaja Daerah PENDAHULUAN Latar Belakag Udag-udag omor 17 tahu 2003 meetapka bahwa Aggara Pedapata Belaja Daerah (APBD) disusu berdasarka pedekata prestasi kerja yag aka dicapai. Utuk medukug kebijaka ii perlu dibagu pedekata kierja. Aggara kierja pada dasarya merupaka sistem peyusua da pegelolaa aggara daerah yag berorietasi pada pecapaia hasil atau kierja. Dalam ragka mewujudka Visi Kota Samarida sebagai Kota Jasa, Idustri, Perdagaga da Pemukima yag Berwawasa Ligkuga perlu dituagka dalam Kebijaka Umum Aggara (KUA), yag aka mejadi salah satu acua dalammerumuska perecaaa da pegaggara. Berkaita dega kebijaka pembagua daerah, Udag-udag Nomor 25 Tahu 2004 tetag Sistem Perecaaa Pembagua Nasioal (SPPN) megamaatka bahwa, SPPN adalah satu kesatua tata cara perecaaa pembagua

dalam jagka pajag, jagka meegah da tahua yag dilaksaaka oleh usur peyeleggara egara da masyarakat pada tigkat pusat maupu daerah. Recaa Kerja Pemeritah Daerah (RKPD) Kota Samarida perlu medapat dukuga pegaggara yag aka dituagka dalam Kebijaka Umum Aggara (KUA). Peyusua KUA ii dilaksaaka dalam ragka meyediaka suatu pedoma da atau petujuk utuk kegiata peyusua Recaa Aggara Pedapata da Belaja Daerah Tahu 2014 (RAPBD 2014). Sebagai suatu kebijaka pada tigkat operasioal yag bersifat pejabara da mediasi tahua, peyusua KUA 2014 merujuk pada recaa pembagua jagka meegah Kota Samarida. KUA 2014 disusu dega memperhatika kierja pelaksaaa APBD tahu sebelumya. Berikut ii disajika megeai Aggara da Realisasi Pedapata da Belaja daerah Pemeritah Kota Samarida sejak tahu 2010 sampai dega 2014: Tabel : 1.1 Aggara Pedapata da Belaja Pemeritah Daerah Kota Samarida Tahu Aggara pedapata Aggara belaja 2010 2.035.031.417.531,00 2.141.435.090.952,00 2011 1.914.290.354.872,00 1.856.325.806.268,00 2012 2.312.250.128.138,00 2.677.737.799.272,00 2013 2.697.071.997.283,01 3.841.356.806.287,00 2014 3.048.932.183.316,26 3.890.928.664.090,00 Jumlah 12.007.576.081.140,30 14.407.784.166.869,00 Rata-rata 2.401.515.216.228,05 2.881.556.833.373,80 Sumber: LRA BPKAD Kota Samarida, 2016 Berdasarka tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa aggara pedapata Pemeritah daerah Kota Samarida pada tahu 2010 sampai tahu 2011 meuru da kembali meigkat pada tahu 2012 sampai dega tahu 2014. Begitu juga sebalikya, realisasi belaja Pemeritah daerah Kota Samarida pada tahu 2011 meuru da kembali meigkat ditahu 2012 higga tahu 2014. Hal ii belum dapat mejelaska apakah aggara da realisasi Pedapata da Belaja daerah meujukka hasil yag baik atau malah sebalikya pada pemeritah kota Samarida. Tabel 1.2 Realisasi Pedapata da Belaja Pemeritah Daerah Kota Samarida Tahu realisasi pedapata realisasi belaja 2010 1.524.879.313.389,62 1.508.287.504.807,38 2011 2.068.470.073.728,48 1.475.901.584.953,97 2012 2.713.207.587.342,69 2.005.650.172.493,47 2013 2.567.632.606.693,65 2.869.579.631.651,84 2014 2.845.036.423.374,66 3.201.662.936.936,86 Jumlah 13.086.586.405.442,00 12.614.727.652.677,60 2.181.097.734.240,33 2.102.454.608.779,60 Rata-rata Sumber: LRA BPKAD Kota Samarida, 2016

Berdasarka tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa realisasi pedapata Pemeritah daerah Kota Samarida pada tahu 2010 sampai tahu 2014 selalu meigkat. Sedagka realisasi belaja Pemeritah daerah Kota Samarida pada tahu 2011 meuru da kembali meigkat ditahu 2012 higga tahu 2014. Hal ii belum dapat mejelaska apakah realisasi Pedapata da Belaja daerah meujukka hasil yag baik atau malah sebalikya. Rumusa Masalah Berdasarka uraia yag telah diuraika pada latar belakag diatas maka perumusa masalah yag dapat ditarik yaitu: 1. Apakah Kierja Aggara da Realisasi varias pedapata sudah baik? 2. Apakah Kierja Aggara da Realisasi pertumbuha pedapata positif? 3. Apakah Kierja Aggara da Realisasi Derajat Desetralisasi sagat baik? 4. Apakah Kierja Aggara da Realisasi kemadiria keuaga daerah sudah tiggi? 5. Apakah Kierja Aggara da Realisasi rasio efektivitas pedapata asli daerah sagat efektif? 6. Apakah Kierja Aggara da Realisasi Samarida periode 2010-2014dilihat dari varias belaja selisih megutugka? 7. Apakah Kierja Aggara da Realisasi Belaja Daerah Pemeritah Kota Samarida periode 2010-2014 dlihat dari pertumbuha belaja sudah positif? 8. Apakah Kierja Aggara da Realisasi Belaja Daerah Pemeritah Kota belaja operasi sagat serasi? 9. Apakah Kierja Aggara da Realisasi Belaja Daerah Pemeritah Kota belaja modal sagat serasi? 10. Apakah Kierja Aggara da Realisasi Belaja Daerah Pemeritah Kota efisiesi belaja sudah efisie? DASAR TEORI A. Akutasi Sektor Publik 1. Pegertia Akutasi Sektor Publik Meurut Idra Bastia (2010:3), Akutasi Sektor Publik didefiisika sebagai mekaisme tekik da aalisis akutasi yag diterapka pada pegelolaa daa masyarakat di lembaga-lembaga tiggi egara da departeme-departeme di bawahya, pemeritah daerah, BUMN, BUMD, LSM, da yayasa sosial, maupu pada proyek-proyek kerja sama sektor publik serta swasta. 2. Keuaga Daerah Keuaga Daerah meurut abdul halim (2012:43) yaitu proses pegidetifikasia, pegukura, pecatata, da pelapora trasaksi ekoomi (keuaga) dari etitas pemeritah daerah (kabupate, kota, atau provisi) yag dijadika sebagai iformasi dalam ragka pegambila keputusa ekoomi oleh pihak-pihak eksteral etitas pemeritah daerah (kabupate, kota, atau provisi) yag memerluka. Pegelolaa keuaga daerah adalah keseluruha kegiata yag meliputi perecaaa, pelaksaaa, peatausahaa, pelapora da pertaggugjawaba, pegawasa daerah. Pegelolaa keuaga daerah dalam hal ii megadug beberapa kepegurusa dimaa kepegurusa umum atau yag serig disebut pegurusa admiistrasi da kepegurusa khusus atau juga serig disebut dega pegurusa bedaharawa. Kierja merupaka suatu kostruk multidimesioal yag mecakup bayak faktor yag mempegaruhiya baik di sektor publik maupu di suatu perusahaa yag maa kierja ii sagat petig dalam berbagai kegiata apapu. Tujua pegukura kierja sektor publik yaitu utuk memperbaiki kehidupa

masyarakat dega cara memberika pelayaa terbaik yag hal itu serigkali sulit diukur dega ukura fiasial. Pegukura kierja meliputi aktivitas peetapa seragkaia ukura atau idikator kierja yag memberika iformasi sehigga memugkika bagi uit kerja sektor publik utuk memoitor kierjaya dalam meghasilka output da outcome terhadap masyarakat. 3. Aggara Pedapata da Belaja Daerah Berdasara Pasal 64 ayat (2) Udag- Udag Nomor 5 Tahu 1974 tetag Pokok- Pokok Pemeritaha di Daerah, APBD dapat didefiisika sebagai recaa operasioal keuaga pemeritah daerah, dimaa di satu pihak meggambarka perkiraa pegeluara setiggi-tiggiya gua membiayai kegiatakegiata da proyek-proyek daerah dalam 1 tahu aggara tertetu, da di pihak lai meggambarka perkiraa peerimaa da sumber-sumber peerimaa daerah gua meutupi pegeluara-pegeluara dimaksud (Mamesah, 1995:20). a. Aggara Daerah Stadar Akutasi Pemeritaha No 02 paragraf 8, aggara adalah pedoma tidaka yag aka dilaksaaka pemeritah meliputi recaa pedapata, belaja, trasfer, da pembiayaa yag diukur dalam satua rupiah, yag disusu meurut klasifikasi tertetu secara sistematis utuk suatu periode. Utuk memahami akutasi aggara tidak bisa terlepas dari siklus akutasi aggara. Aalisis Varias Pedapata Pemeritah Daerah dikataka memiliki Kierja Keuaga Pedapata yag baik apabila mampu memperoleh pedapata melebihi jumlah yag diaggarka. Sebalikya apabila realisasi pedapata dibawah jumlah yag diaggarka, maka hal itu diilai kurag baik. Aalisis Pertumbuha Pedapata Kierja Keuaga APBD-ya megalami pertumbuha secara positif da kecederuga (tred) meigkat. Sebalikya. Jika terjadi pertumbuha yag egatif, maka hal itu aka meujukka bahwa terjadi peurua Kierja Keuaga Pedapata Daerah. Pertumbuha Pedapata Daerah diharapka dapat megimbagi laju iflasi. Rasio Derajat Desetralisasi Semaki tiggi kotribusi PAD maka semaki tiggi kemampua pemeritah daerah dalam peyeleggaraa desetralisasi (Mahmudi 2006:142). Rasio Kemadiria Daerah Semaki tiggi rasio kemadiria megadug arti bahwa tigkat ketergatuga daerah terhadap batua pihak ekster (terutama pemeritah pusat da provisi) semaki redah, da demikia pula sebalikya (Abdul Halim, 2012:277). Rasio Efektivitas Pedapata Semaki tiggi rasio efektivitas, meggambarka kemampua daerah yag semaki baik (Abdul Halim,2012:278). b. Pedapata Daerah Stadar Akutasi Pemeritaha No 02 paragraf 8, pedapata adalah semua peerimaa Rekeig Kas Umum Negara/Daerah yag meambah ekuitas daa lacar dalam periode tahu aggara yag bersagkuta yag mejadi hak pemeritah, da tidak perlu dibayar kembali oleh pemeritah. Aalisis Varias Belaja Selisih megutugka terjadi saat realisasi belaja lebih kecil dari aggara, sedagka selisih yag tidak megutugka terjadi jika realisasi belaja lebih besar dari aggaraya. Aalisis Pertumbuha Belaja Pada umumya belaja memiliki kecederuga utuk selalu aik. Alasa keaika belaja biasaya dikaitka dega peyesuaia terhadap iflasi, perubaha kurs rupiah, perubaha jumlah cakupa layaa, da peyesuaia faktor makro ekoomi. Pertumbuha belaja harus diikuti dega pertumbuha pedapata yag seimbag, sebab jika tidak maka dalam jagka meegah dapat meggaggu kesiambuga da kesehata fiskal daerah.

Rasio Belaja Operasi Aalisis Belaja Operasi terhadap Total Belaja merupaka perbadiga atara total belaja operasi dega total belaja daerah. Belaja operasi merupaka belaja yag mafaatya habis dikosumsi dalam satu tahu aggara, sehigga belaja operasi ii sifatya jagka pedek da dalam hal tertetu sifatya ruti atau berulag (recurret). Rasio Belaja Modal Aalisis Belaja Modal terhadap Total Belaja merupaka perbadiga atara total realisasi belaja modal dega total belaja daerah. pemeritah daerah dega pedapata redah berorietasi utuk giat melakuka belaja modal sebagai bagia dari ivestasi modal jagka pajag, sedagka pemeritah daerah yag pedapataya tiggi biasaya telah memiliki aset modal yag mecukupi. Rasio Efisiesi Belaja Pemeritah daerah di ilai telah melakuka efisiesi aggara jika rasio efisiesiya kurag dari 100%.Sebalikya, jika melebihi 100% maka megidikasika terjadiya pemborosa aggara. B. Hipotesis Berdasarka latar belakag da dasar teori maka hipotesis peelitia ii sebagai berikut : 1. Kierja Aggara da Realisasi varias pedapata baik 2. Kierja Aggara da Realisasi pertumbuha pedapata positif 3. Kierja Aggara da Realisasi Derajat Desetralisasi sagat baik 4. Kierja Aggara da Realisasi kemadiria keuaga daerah tiggi 5. Kierja Aggara da Realisasi rasio efektivitas pedapata asli daerah sagat efektif 6. Kierja Aggara da Realisasi varias belaja selisih megutugka 7. Kierja Aggara da Realisasi Belaja Daerah Pemeritah Kota Samarida periode 2010-2014 dlihat dari pertumbuha belaja positif 8. Kierja Aggara da Realisasi Belaja Daerah Pemeritah Kota Samarida periode 2010-2014 dilihat dari belaja operasi terhadap total belaja sagat serasi 9. Kierja Aggara da Realisasi Belaja Daerah Pemeritah Kota Samarida periode 2010-2014 dilihat dari belaja modal terhadap total belaja sagat serasi 10. Kierja Aggara da Realisasi Belaja Daerah Pemeritah Kota Samarida periode 2010-2014 dilihat dari efisiesi belaja sudah efisie METODE PENELITIAN A. Ricia Data Yag Diperluka Data yag diguaka didalam peelitia ii adalah data sekuder. Data sekuder ii terdiri atas : Lapora Realisasi Aggara Pedapata da Belaja Daerah Pemeritah Kota Samarida. Data tersebut merupaka dokumetasi dari Lapora Rigkasa Aggara Pedapata da Belaja Daerah Pemeritah Kota Samarida Tahu 2010 sampai dega 2014 serta data-data lai yag terkait. B. Jagkaua Peelitia Peelitia ii dilakuka terhadap datadata keuaga Pemeritah Kota Samarida tahu 2010-2014 khususya data yag igi diteliti yaitu aggara da realisasi pedapata da belaja daerah Kota Samarida. C. Tekik Pegumpula Data Data-data yag diperluka dalam peelitia ii berupa data sekuder, sehigga tekik pegumpula data yag diguaka adalah peelitia kepustakaa (library research) berupa suatu dokumetasi.

D. Alat Aalisis da Pegujia Hipotesis Alat Aalisis 1. Aalisis Varias Pedapata Aalisis ii dirumuska sebagai berikut (Mahmudi, 2010:137) : Varias Pedapata = Realisasi Aggara Pedapata 2. Aalisis Pertumbuha Pedapata Aalisis ii dirumuska sebagai berikut (Mahmudi, 2010:139) : Pertumbuha Pedapata Tahu t = 3. Rasio Derajat Desetralisasi Rasio ii dirumuska sebagai berikut (Mahmudi, 2010): Pedapata Tahu t Pedapata Tahu (t 1) Pedapata Tahu (t 1) X 100% Derajat Desetralisasi = Pedapata Asli Daerah Total Pedapata Daerah X 100% 4. Rasio Kemadiria Daerah Rasio ii dirumuska sebagai berikut (Mahmudi, 2010:142): Rasio Kemadiria Daerah = Pedapata Asli Daerah Realisasi BAtua Pemeritah Pusat,Provisi da Pijama X 100% 5. Rasio Efektivitas PAD Rasio ii dirumuska sebagai berikut (Abdul Halim, 2012) : Rasio Efektifitas = Realisasi Peerimaa Pedappata Asli Daerah TArget Peerimaa PAD yag Ditetapka Berdasarka Potesi Riil Daerah X100% 6. Aalisis Varias Belaja Aalisis varias belaja dirumuska sebagai berikut (Mahmudi, 2010:157) : Varia = Realisasi Belaja Aggara Belaja 7. Aalisis Pertumbuha Pedapata Aalisis pertumbuha belaja dirumuska sebagai berikut (Mahmudi, 2010:160) : Pertumbuha Belaja Tahu t = Realisasi Belaja Tahu t Realisasi Belaja Tahu (t 1) Realisasi Belaja Tahu (t 1) X 100% 8. Rasio Belaja Operasi Terhadap Total Belaja Rasio ii dirumuska sebagai berikut (Mahmudi, 2010:164) : Belaja Operasi = Realisasi Belaja Operasioal Total Belaja Daerah X 100%

9. Rasio Belaja Modal Terhadap Total Belaja Rasio ii dirumuska sebagai berikut (Mahmudi, 2010:165) : Belaja Modal = Realisasi Belaja Modal Total Belaja Modal X 100% 10. Rasio Efisiesi Belaja Rasio efisiesi belaja daerah dirumuska sebagai berikut (Mahmudi, 2010:166) : Rasio Efisiesi Belaja = Realisasi Belaja Aggara Belaja X 100% ASIL PENELITIAN 1. Aalisis Varias Pedapata Hasil perhituga Varias Pedapata aka direkapitulasi da diukur sesuai kriteria diatas dega megguaka tabel berikut: Tabel 5.1 Perhituga VariasPedapata Pemeritah Daerah Kota Samarida Tahu 2010-2014 Ta hu Realisasi Pedapat a Keteraga Aggara Pedapat a (1) (2) (3) 20 10 20 11 20 12 20 13 1.524.879. 313.389,6 2 2.068.470. 073.728,4 8 2.713.207. 587.342,6 9 2.567.632. 606.693,6 5 2.845.036. 423.374,6 6 2.035.031. 417.531,0 0 1.914.290. 354.872,0 0 2.312.250. 128.138,0 0 2.697.071. 997.283,0 1 3.048.932. 183.316,2 6 20 14 Varias Pedapat a (4)=(2)- (3) - 510.152.1 04.141,38 Kriter ia Kema mpua (5) Kura g Baik 154.179.7 18.856,48 Baik 400.957.4 59.204,69 Baik - 129.439.3 Kura 90.589,36 g Baik - 203.895.7 59.941,60 Kura g Baik meujukka bahwa Kierja Keuaga Pedapata Daerah Kota Samarida dapat dikataka kurag baik.berdasarka tabel 5.1 dapat dilihat varias pedapata yag ditujukka dega sebagia besar tahu yag diteliti megalami selisih lebih haya pada tahu 2011, 2012, da di tahu 2010, 2013, 2014 yag megalami selisih kurag. Jika dilihat dari lima periode yag diteliti, maka varias pedapata palig tiggi terjadi pada tahu 2012 yaitu Rp 400.957.459.204,69, sedagka varias pedapata palig redah terjadi pada tahu 2010 yaitu Rp - 510.152.104.141,38. Hasil Peelitia ii tidak medukug pedapat yag dikemukaka oleh Mahmudi (2010:137) yaitu Pemeritah Kabupate/Kota dikataka memiliki kierja pedapata yag baik apabila dapat memperoleh pedapata yag melebihi jumlah yag diaggarka. 2. Aalisis Pertumbuha Pedapata Hasil perhituga Pertumbuha Pedapata aka rekapitulasi da diukur sesuai kriteria dega megguaka tabel berikut: Aalisis varias secara umum

Tabel 5.3 Perhituga Pertumbuha Pedapata Pemeritah Daerah Kota Samarida Tahu 2010-2014 Tahu Realisasi Pedapata tahu Keteraga Rasio Pertumbuha Pedapata Daerah Kemampua (1) (2) (3) (4) 2009 1.367.260.400.912,86 - - 2010 1.524.879.313.389,62 11,52% Positif 2011 2.068.470.073.728,48 35,64% Positif 2012 2.713.207.587.342,69 31,16% Positif 2013 2.567.632.606.693,65-5,36% Negatif 2014 2.845.036.423.374,66 10,80% Positif Rasio pertumbuha pada tahu 2010 yaitu sebesar 11,52%. Pada 2011 rasio pertumbuha mejadi 35,64%, amu sama halya dega rasio pertumbuha pada tahu 2010, rasio pertumbuha pada tahu 2011 sudah membaik dikareaka presetase positif. Di tahu 2012 pertumbuha meuru mejadi 31,16% tetapi masih sagat baik. Pada tahu 2013 rasio pertumbuha megalami peurua yag cukup besar yaitu -5,36%, rasio pertumbuhaya sagat buruk karea presetase egatif. Ditahu 2014 rasio pertumbuha kembali meigkat mejadi 10,80% da mulai membaik kembali, hal ii meujukka bahwa pertumbuha hampir cukup baik dari tahu sebelumya. Pada tahu 2011 peigkata palig besar yaitu 35,64%. Rasio tersebut berada sagat baik pertumbuhaya dibadig tahu 2010, 2012, 2013 da di tahu 2014. Jadi secara keseluruha pertumbuha PAD dari tahu 2010 sampai tahu 2014 sagat baik terkecuali ditahu 2013 yag sagat buruk. 3. Rasio Derajat Desetralisasi Capaia hasil perhituga Derajat Desetralisasi aka direkapitulasi da diukur sesuai kriteria dega megguaka kriteria berikut ii: Tabel 5.5 Perhituga Derajat Desetralisasi Pemeritah Daerah Kota Samarida Tahu 2010-2014 Tahu Realisasi PAD Keteraga Total Realisasi Pedapata Daerah Rasio Derajat Desetralisas i Kemampua (1) (2) (3) (4)=(2:3) (5) 2010 128,045,968,056.6 2 1,524,879,313,389.6 2 8.40% Sagat Kurag 2011 188,813,379,533.4 8 2,068,470,073,728.4 8 9.13% Sagat Kurag 2012 273,741,456,947.6 9 2,713,307,587,342.6 9 10.09% Kurag 2013 338,158,272,078.6 5 2,567,632,606,693.6 5 13.17% Kurag 2014 435,498,980,673.6 6 2,845,036,423,374.6 6 15.31% Kurag

Berdasarka tabel 5.5 dapat diketahui bahwa Rasio Derajat Desetralisasi Pemeritah Daerah Kota Samarida tahu 2010: 8,40%, 2011: 9,13%, 2012 : 10,09%, 2013: 13,17% da di tahu 2014: 15,31%. Berdasarka skala iterval kemampua daerah meurut Tim Litbag Depdagri-Fisipol UGM 1991 peilaia pada tahu 2010 sampai tahu 2011 dapat dikataka sagat kurag, amu pada tahu 2012 higga tahu 2014 peilaia meigkat mejadi kurag. Ii berarti keweaga da taggug jawab yag diberika oleh pemeritah pusat kepada Pemeritah Daerah Kota Samarida utuk meggali da megelola sumber daya yag dimiliki masih sagat redah da semaki meuru pula kemampua Pemeritah Daerah Kota Samarida dalam peyeleggaraa desetralisasi. Berdasarka hasil aalisis terhadap ratarata tigkat desetralisai Pemeritah Daerah Kota Samarida sepajag tahu 2010 s/d 2014 adalah 11.22% sehigga diklasifikasika meurut kriteria peilaia tigkat desetralisasi fiscal adalah kurag. 4. Rasio Kemadiria Daerah Hasil perhituga Kemadiria aka direkapitulasi da diukur sesuai kriteria dega megguaka tabel berikut: Tabel 5.7 Perhituga Kemadiria Pemeritah Daerah Kota Samarida Tahu 2010-2014 Tahu Realisasi PAD Keteraga Realisasi Batua Pemeritah Pusat,Provisi & Pijama Rasio Kemadiria Kemampua (1) (2) (3) (4)=(2:3) (5) 2010 128,045,968,056.6 2 1,396,833,345,333.0 0 9.17% Redah Sekali 2011 188,813,379,533.4 8 1,879,656,694,195.0 0 10.05% Redah Sekali 2012 273,741,456,947.6 9 2,439,566,130,395.0 0 11.22% Redah Sekali 2013 338,158,272,078.6 5 2,229,474,334,615.0 0 15.17% Redah Sekali 2014 435,498,980,673.6 6 2,409,537,442,701.0 0 18.07% Redah Sekali Berdasarka tabel 5.7 dapat diketahui bahwa Rasio Kemadiria Keuaga Pemeritah Daerah Kota Samarida dari tahu 2010 sampai dega tahu 2014 masih sagat redah yaitu rasio kemadiria di tahu 2010 sebesar 9,17%, tahu 2011 sebesar 10,05%, tahu 2012 sebesar 11,22%, tahu 2013 sebesar 15,17%, da ditahu 2014 sebesar 18,07%., hal ii meujukka bahwa sumber peerimaa daerah masih belum maksimal. Hal ii dikareaka masih relatif kuragya PAD yag dapat digali oleh Pemeritah Daerah Kota Samarida utuk dapat meguragi ketergatuga atas sumber daa ekster da memita keweaga utuk dapat megelola sumber pedapata lai yag sampai saat ii masih dikelola oleh pemeritah pusat. 5. Rasio Efektivitas PAD Hasil perhituga Efektivitas PAD aka direkapitulasi da diukur sesuai kriteria dega megguaka tabel berikut:

Tabel 5.9 Perhituga Efektifitas Pemeritah Asli Daerah Kota Samarida Tahu 2010-2014 Tahu Realisasi PAD Keteraga Target PAD Rasio efektifitas Kemampua (1) (2) (3) (4)=(2:3) (5) 2010 128.045.968.056,62 150.000.000.000,00 85,36% Kurag Efektif 2011 188.813.379.533,48 182.560.000.000,00 103,42% Sagat Efektif 2012 273.741.456.947,69 228.445.500.000,00 119,82% Sagat Efektif 2013 338.158.272.078,65 286.904.776.836,46 117,86% Sagat Efektif 2014 435.498.980.673,66 577.555.670.510,00 75,40% Kurag Efektif Berdasarka perhituga pada tabel 5.9 meujuka bahwa aggara PAD Kota Samarida selalu megalami keaika da peurua dari tahu ke tahu. Pada tahu 2010 PAD diaggarka sebesar Rp 150.000.000.000,00 atau 7,37% dari total aggara pedapata. Pada tahu 2011 aggara PAD diaika mejadi Rp 182.560.000.000,00 atau 9,53% dari total aggara pedapata. Pada tahu 2012 PAD diaggarka sebesar Rp 228.445.500.000,00 atau 9,87% dari total aggara pedapata. Kemudia pada tahu 2013 aggara PAD diaika mejadi Rp 286.904.776.836,46 atau 10,63% dari total aggara pedapata. Pada tahu 2014 aggara PAD kembali aik mejadi Rp 577.555.670.510,00 atau 18,94% dari total aggara pedapata. Realisasi PAD Kota Samarida dari tahu 2010 sampai dega 2014 megalami keaika da peurua. Pada tahu 2010 PAD Kota Samarida sebesar Rp 128.045.968.056,62 atau sebesar 8,39% dari total pedapata. Megalami keaika pada tahu 2011 yaitu mejadi Rp 188.813.379.533,48 atau sebesar 9,12% dari total pedapata. Pada tahu 2012 PAD Kota Samarida megalami keaika mejadi Rp 273.741.456.947,69atau sebesar 10,08% dari total pedapata. Pada tahu 2013 megalami keaika lagi sebesar Rp 338.158.272.078,65 atau sebesar 13,17% dari total pedapata. Kemudia pada tahu 2014 megalami keaika yaitu sebesar Rp 435.498.980.673,66 atau 15,30% dari totalpedapata. Berdasarka perhituga pada tabel 5. dapat diketahui bahwa Efektivitas PAD Keuaga BPKAD Kota Samarida pada tahu 2010 sebesar 85,36%, tahu 2011 sebesar 103,42%, tahu 2012 sebesar 119,82%, tahu 2013 sebesar 117,86%, da tahu 2014 sebesar 75,40%. Efektivitas kierja keuaga Kota Samarida utuk tahu 2010 da 2014 berjala Kurag Efektif karea efektivitasya masih dibawah 100%. Utuk tahu 2011, 2012, da 2013 sudah Efektif karea ilai yag diperoleh sudah lebih dari 100%. 6. Aalisis Varias Belaja Hasilperhituga Varias Belaja aka direkapitulasi da diukur sesuai kriteria dega meugguaka tabel berikut:

Tabel 5.10 Perhituga Varias (Selisih) Belaja Pemeritah Daerah Kota Samarida Tahu 2010-2014 Tahu Realisasi Belaja Aggara Belaja Keteraga Rasio varias Belaja Kemampua (1) (2) (3) (4) = (2-3) (5) 2010 1.508.287.504.807,3 8 2.141.435.090.952,0 0-633.147.586.144,62 Megutugka 2011 1.475.901.584.953,9 7 1.856.325.806.268,0 0-380.424.221.314,03 Megutugka 2012 2.005.650.172.493,4 7 2.677.737.799.272,0 0-672.087.626.778,53 Megutugka 2013 2.869.579.631.651,8 4 3.841.356.806.287,0 0-971.777.174.635,16 Megutugka 2014 3.201.662.936.936,8 6 3.890.928.664.090,0 0-689.265.727.153,14 Megutugka Aalisis Varias Belaja Daerah meujukka bahwa secara umum Kierja Keuaga Belaja Kota Samarida dapat dikataka kurag baik. Hal ii ditujukka dega tidak adaya realisasi belaja yag melebihi aggara belaja da realisasi aggara belaja dari tahu 2010-2014 yag mecapai agka rata-rata 9,48%. Realisasi tertiggi terjadi pada tahu 2014 yaitu Rp. 3.201.662.936.936,86, sedagka realisasi teredah terjadi pada tahu 2011 yaitu Rp. 1.475.901.584.953,97. Hasil ii juga medukug pedapat yag dikemukaka oleh Mahmudi (2010:157) yaitu pemeritah daerah dikataka memiliki Kierja Keuaga Belaja yag baik apabila realisasi belaja tidak melebihi dari yag ditargetka. 7. Aalisis Pertumbuha Pedapata Hasil perhituga Pertumbuha Belaja aka direkapitulasi dega megguaka tabel berikut: Tabel 5.12 Perhituga Pertumbuha Belaja Pemeritah Daerah Kota Samarida Tahu 2010-2014 Tahu Realisasi Belaja Tahu t Rasio Pertumbuha Belaja Kemampua (1) (2) (3) (4) 2009 1.553.645.821.834,06-2010 1.508.287.504.807,38 2,91% Positif 2011 1.475.901.584.953,97-2,14% Negatif 2012 2.005.650.172.493,47 35,89% Positif 2013 2.869.579.631.651,84 43,07% Positif 2014 3.201.662.936.936,86 11,57% Positif Secara umum Aalisis Pertumbuha Belaja Daerah meujukka bahwa Kierja Keuaga Belaja Kota Samarida megalami pertumbuha positif. Hal ii

ditujukka dega rata-rata pertumbuha yag positfif yaitu 18,26%. Pertumbuha tertiggi terjadi pada tahu 2013 yaitu 43,07%, sedagka pertumbuha teredah terjadi pada tahu 2011 yaitu -2,14%. Dega demikia hipotesis yag meyataka Kierja Aggara da Realisasi Belaja Daerah Pemeritah Kota Samarida periode 2010-2014 dlihat dari pertumbuha belaja sudah aik 8. Rasio Belaja Operasi Terhadap Total Belaja Hasil perhituga Belaja Operasi Terhadap Total Belaja aka direkapitulasi dega megguaka tabel berikut: Tabel 5.14 Perhituga Belaja Operasi Terhadap Total Belaja Pemeritah Daerah Kota Samarida Tahu 2010-2014 Keteraga Tahu Total Realisasi Rasio Total Belaja Belaja Operasi Belaja Daerah Kemampua Operasi (1) (2) (3) (4)=(2:3) (5) 2010 1,075,102,746,907.38 1,508,287,504,807.38 71.28% Serasi 2011 1,193,708,665,483.97 1,475,901,584,953.97 80.88% Sagat Serasi 2012 1,296,481,049,483.47 2,005,650,172,493.47 64.64% Serasi 2013 1,589,035,523,996.84 2,869,579,631,651.84 55.38% Cukup Serasi 2014 1,878,908,770,615.86 3,201,662,936,936.86 58.69% Cukup Serasi Kierja Keuaga Belaja Daerah Kota Samarida Tahu 2010-2014 dilihat dari keserasia belaja daerah, secara umum dapat dikataka sebagia kecil daa belaja daerah dialokasika utuk belaja operasi. Hal ii ditujukka dega agka rata-rata sebesar 66,17% utuk rasio belaja operasi terhadap total belaja. Rasio belaja operasi terhadap total belaja tertiggi terjadi pada tahu 2011 yaitu 80,88%, sedagka rasio belaja operasi terhadap total belaja teredah terjadi pada tahu 2013 yaitu 55,38% 9. Rasio Belaja Modal Terhadap Total Belaja Hasil perhituga Belaja Modal aka direkapitulasi sebagai beikut: Tabel 5.16 Perhituga Belaja Modal Terhadap Total Belaja Pemeritah Daerah Kota Samarida Tahu 2010-2014 Tahu Total Belaja Modal Total Belaja Daerah (1) (2) (3) Keteraga Rasio Belaja Modal (4) = (2:3) Kemampua 2010 432,384,757,900.00 1,508,287,504,807.38 28.67% Kurag Serasi 2011 281,096,174,225.00 1,475,901,584,953.97 19.05% Tidak Serasi 2012 707,992,552,010.00 2,005,650,172,493.47 35.30% Kurag Serasi 2013 1,280,544,107,655.00 2,869,579,631,651.84 44.62% Cukup Serasi 2014 1,322,656,294,646.00 3,201,662,936,936.86 41.31% Cukup Serasi (5)

Kierja Keuaga Belaja Daerah Kota Samarida Tahu 2010-2014 dilihat dari keserasia belaja daerah, secara umum dapat dikataka sebagia besar daa belaja daerah dialokasika utuk belaja modal. Hal ii ditujukka dega rata-rata sebesar 33,79% utuk rasio belaja modal terhadap total belaja. rasio belaja modal terhadap total belaja tertiggi terjadi pada tahu 2013 yaitu 44,62%, sedagka da rasio belaja modal terhadap total belaja teredah terjadi pada tahu 2011 yaitu 19,05%. 10. Rasio Efisiesi Belaja Hasil perhituga Efisiesi Belaja aka direkapitulasi da diukur sesuai kriteria dega megguaka tabel berikut: Tabel 5.17 Perhituga Rasio Efsiesi Belaja Pemeritah Daerah Kota Samarida Tahu 2010-2014 Tahu Total Realisasi Belaja Daerah Total Aggara Belaja Daerah Keteraga Rasio efisiesi Kemampua (1) (2) (3) (4) = (2:3) (5) 2010 1,508,287,504,807.38 2.141.435.090.952,00 70,43 % Efisiesi 2011 1,475,901,584,953.97 1.856.325.806.268,00 79,50 % Efisiesi 2012 2,005,650,172,493.47 2.677.737.799.272,00 74,90 % Efisiesi 2013 2,869,579,631,651.84 3.841.356.806.287,00 74,70 % Efisiesi 2014 3,201,662,936,936.86 3.890.928.664.090,00 82,28 % Efisiesi Aalisis Efisiesi Belaja Daerah meujukka bahwa Kota Samarida telah melakuka efisiesi belaja utuk tahu 2010-2014.Hal ii ditujukka dega Realisai Aggara Belaja Kota Samarida yag tidak terdapat agka melebihi aggara belaja.hasil ii medukug pedapat Mahmudi (2010:166) jika agka yag dihasilka dari rasio kurag dari 100% maka diilai telah melakuka efisiesi aggara. Dilihat dari tabel 5.10 rasio yag efisiesi belajaya teredah terdapat pada tahu 2010 dega persetase 70,43%, di tahu 2011: 79,50%, tahu 2012 :74,90%, di tahu 2013: 74,70%, da di tahu 2014 terdapat persetase tertiggi 82,28%. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpula Berdasarka hasil aalisis data da pembahasa yag telah dilaksaaka, maka peelitia dapat disimpulka sebagai berikut: 1. Kierja Keuaga Pedapata Daerah Kota Samarida dilihat dari Varias Pedapata Daerah Pemkot Samarida selama tahu 2010-2014, secara umum dapat dikataka kurag baik. Hal ii ditujukka dega rata-rata target realisasi APBD Kota Samarida sebesar 1,17%, maka hipotesis ditolak. 2. Kierja Keuaga Pedapata Daerah Kota Samarida dilihat dari Pertumbuha Pedapata Daerah Pemkot Samarida selama tahu 2010-2014, secara umum megalami fluktuasi (aik turu) Kierja Keuaga Pedapata. Hal ii ditujukka dega rata-rata pertumbuha yag positif meigkat yaitu 16,75%, maka hipotesis diterima. 3. Kierja Keuaga Pedapata Daerah Kota Samarida dilihat dari Derajat Desetralisasi Daerah Pemkot Samarida selama tahu 2010-2014, secara umum dikataka kurag baik dega rata-rata sebesar 11,22%, maka hipotesis ditolak.

4. Kierja Keuaga Pedapata Daerah Kota Samarida dilihat dari Kemadiria Pedapata Pemkot Samarida dalam memeuhi kebutuha daa utuk peyeleggaraa tugas-tugas pemeritaha, pembagua, da pelayaa sosial kepada masyarakat megalami keaika dari tahu ke tahu, maka hipotesis ditolak. 5. Kierja Keuaga Pedapata Daerah Kota Samarida dilihat dari Efektivitas PAD Pemkot Samarida selama tahu 2010-2014, secara umum dikataka efektif dega rata-rata sebesar 100,37%, maka hipotesis diterima. 6. Kierja Keuaga Belaja Daerah Kota Samarida dilihat dari Varias Belaja Daerah Pemkot Samarida selama tahu 2010-2014, secara umum dapat dikataka kurag baik. Hal ii ditujukka dega rata- rata target realisasi APBD Kota Samarida sebesar 1,10%, maka hipotesis ditolak. 7. Kierja Keuaga Belaja Daerah Kota Samarida dilihat dari Pertumbuha Belaja Daerah Pemkot Samarida selama tahu 2010-2014, secara umum meujukka pertumbuha yag positif. Hal ii ditujukka dega rata-rata pertumbuha yag terjadi yaitu 18,26%, maka hipotesis diterima. 8. Kierja Keuaga Belaja Daerah Kota Samarida dilihat dari Keserasia Belaja Daerah, secara umum terlihat bahwa sebagia kecil daa belaja daerah dialokasika utuk Belaja Operasi. Selama tahu 2010-2014 rata-rata Belaja DAFTAR PUSTAKA Aoim, 1974, Udag-Udag Nomor 5 tetag Pokok- Pokok Pemeritaha di Daerah -----------, 2005, Pemeritah Nomor 58 tetag Pegelolaa Keuaga Daerah Operasi sebesar 66,17%, maka hipotesis ditolak. 9. Kierja Keuaga Belaja Daerah Kota Samarida dilihat dari Keserasia Belaja Daerah, secara umum terlihat bahwa sebagia besar daa belaja daerah dialokasika utuk Belaja Modal. Selama tahu 2010-2014 rata-rata Belaja Modal sebesar 33,79%, maka hipotesis ditolak. 10. Kierja Keuaga Belaja Daerah Kota Samarida dilihat dari Efisiesi Belaja Daerah, realisasi aggara Belaja Pemeritah Kota Samarida tidak terdapat agka melebihi aggara belaja. Hal ii meujukka bahwa Pemeritah Kota Samarida telah melakuka efisiesi belaja, maka hipotesis diterima. B. Sara Berdasarka hasil peelitia disaraka kepada peeliti selajutya utuk: 1. Lebih medalam megeai kierja keuaga pada Pemeritah Daerah dega megguaka lebih bayak rasio lagi sehigga hasil peelitiaya bisa lebih adal da akurat daripada peelitia oleh peulis ii. 2. Dilakuka pada salah satu Kabupate/Kota di Provisi Kalimata Timur yaitu Kota Samarida. Diharapka peelitia selajutya melakuka peelitia di ligkup yag lebih luas dari peelitia ii. -----------, 2006, Permedagri Nomor 13 tetag Pedoma Pegelolaa Keuaga Daerah ----------, 2011, Stadar Akutasi Pemeritaha, Edisi Terbaru, Fokusmedia, Badug

Bastia, Idra, 2010, Akutasi Sektor Publik, Edisi Ketiga, Erlagga, Yogyakarta Halim, Abdul, 2012, Akutasi Sektor Publik Akutasi Keuaga Daerah, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta Mahmudi, 2010, Aalisis Lapora Keuaga Pemeritah Daerah, Edisi Kedua, Cetaka Pertama, UPP STIM YKPN, Yogyakarta