BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. SMK PGRI 2 Salatiga yang beralamat di Jl. Nakula-Sadewa I Kembangarum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F dan VIII G di SMP Negeri 1 Suruh.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seorang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

BAB II PELAKSANAAN A. PERSIAPAN. a. Observasi Proses Layanan Bimbingan Klasikal. a. Cara membuka pemberian layanan klasikal. 1. Cara penyajian materi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat baik negara maupun bangsa. Pendidikan merupakan wahana untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu Pelaksanaan September Oktober November Ket 1 Penulisan Proposal 5 September 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Term of Reference Praktikum Bimbingan dan Konseling Karir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. profil sekolah penelitian baik penelitian tindakan kelas maupun penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan interaksi sosial yang telah melembaga sejak sejarah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era modern ini, masyarakat khususnya kaum muda sedang memasuki

BAB III ANALISA MASALAH

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. guru. Pada tanggal 17 Juli 1959 PTPG-KI Satya Wacana berubah

PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

BAB IV HASIL PENELITIAN. mahasiswa yang mengalami stres dengan kategori sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategori Variabel Stres (N = 61)

SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan Konseling Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

HARGA DIRI SISWA KELAS X E SMK PGRI 2 SALATIGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENYUSUNAN PROGRAM BK PRIBADI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. Salatiga pada kelas V A dan V B. Populasinya adalah seluruh siswa kelas

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA DAN ALAT PERAGA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN

Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu

Oleh : Sugiyatno, M.Pd

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan, observasi (sekaligus penilaian), dan refleksi. Siklus ini akan dilanjutkan

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang diperlukan oleh penulis. Subjek penelitiannya yaitu siswa

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk menjalankan segala aktivitas atau kegiatan sehari-hari. Contoh dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas.

BAB IV HASIL PENELITIAN. menjalankan sinkretisme Islam dibandingkan sinkretisme Jawa dalam kehidupannya.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 22% Jumlah Nilai tertinggi 76 Nilai terendah 20

Transkripsi:

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1.Deskripsi Subjek Penelitian SMK PGRI 2 Salatiga adalah sekolah menengah kejuruan yang terletak di Jalan Nakula Sadewa 1 Kembang Arum Salatiga, dengan jumlah 3 konsentrasi penjurusan, diantaranya adalah kelas penjualan, kelas akuntansi, dan kelas administrasi perkantantoran. Populasi dalam penelitian ini adalah 27 siswa kelas X E SMK PGRI 2 Salatiga. Untuk keterangan siswa mengenai usia, dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Identitas siswa SMK PGRI II Salatiga kelas XE Usia Jenis Kelamin Persentase Jumlah Laki-laki Perempuan (%) 14 0 8 8 29 15 1 14 15 56 16 2 2 4 15 Total 3 24 27 100 Berdasarkan tabel di atas maka siswa yang berjenis kelamin perempuan dibandingkan dengan siswa yang berjenis kelamin laki-laki, yaitu siswa perempuan berjumlah 24 siswa dan laki-laki berjumalah 3 siswa. 4.2.Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Perijinan Sebelum melaksanakan penelitian penulis terlebih dahulu meminta surat ijin penelitian dari Dekan FKIP UKSW untuk dibawa kepada Kepala Sekolah SMK PGRI 2 Salatiga, syarat ijin tersebut dikeluarkan pada selasa tanggal 1 November 2011. Keesokan harinya tepatnya tanggal 2 November 2011 SMK PGRI 2 Salatiga memberikan jawaban secara lisan mengijinkan untuk melaksanakan penelitian. 4.2.2. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 3 November 2011 sampai dengan 1 Desember 2011 dengan populasi 27 siswa. Pada mulanya peneliti melakukan test awal di beberapa kelas yang disarankan oleh Guru BK di SMK PGRI 2 Salatiga guna mencari sampel penelitian yang menunjukkan profil harga diri. Prosedur pengumpulan data dilakukan sesuai dengan tanggal dan jam yang telah diberikan oleh pihak sekolah kepada penulis. Adapun prosedur-prosedur pengumpulan data antara lain langkah pertama, penulis memasuki ruangan kelas, mula-mula penulis memperkenalkan diri kepada siswa dan identits diri antara lain,nama, umur, alamat dan menjelaskan bahwa saat ini penulis adalah mahasiswa progdi Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW Salatiga. Kemudian penulis menjelaskan maksud kedatangan penulis di SMK PGRI 2 Salatiga serta meminta kerja sama dalam penyelesaian tugas akhir dengan 16

meminta data harga diri melalui instrumen harga diri. Setelah itu penulis menjelaskan maksud dan tujuan pemberian instrumen harga diri tersebut termasuk akan di ambil sampel untuk penelitian. Langkah selanjutnya penulis meminta data mengenai harga diri dengan memberikan jawaban terhadap pernyataan-pernyataan pada instrumen harga diri sesuai dengan keadaan diri siswa. Setelah itu penulis membagikan instrumen harga diri kepada siswa. Sebelum siswa mengerjakan penulis memandu siswa untuk mengisi data diri siswa seperti nama, jenis kelamin, usia, kelas, jurusan, dan tak lupa penulis mengingatkan siswa untuk membaca petunjuk pengisian instrumen harga diri tersebut. Setelah itu penulis memberikan waktu 1 jam pelajaran (35 menit) dan ri penulis siaga apabila ada siswa yang belum jelas maksud dari setiap item instrument guna mengantisipasi jika terjadi kesalahan ketik dan bahasa. Setelah selesai pengisian, penulis mengingatkan kembali untuk memeriksa apabila lupa member identitas diri dan jika ada item yang belum terjawab atau terlewati. Setelah semua instrumen di kumpulkan penulis kembali memeriksa jumlah instrumen, setelah itu penulis mengucapkan terima kasih atas kerja sama dalam pengisian instrumen. 4.3 Analisis Data Data dianalisis deskriptif dengan melihat frekuensi harga diri siswa kelas X E SMK PGRI 2 Salatiga. Harga diri siswa dikategorikan menjadi tiga kategori berdasarkan teori Coopersmith (1967) yaitu rendah, sedang, dan sangat tinggi. Hasil analisa deskriptif harga diri siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.2 Hasil analisis deskriptif berdasarkan harga diri pada siswa Kelas X E SMK PRGI 2 Salatiga Rendah 39-53 0 0% Sedang 54-67 24 89% Tinggi 68-80 3 11% Dari Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa ada 24 siswa (89%) berada pada kategori harga diri sedang dan 3 siswa (11%) berada pada kategori harga diri sangat tinggi. Tabel 4.3 17

Hasil analisis deskriptif berdasarkan aspek penyesuaian diri pada siswa Kelas X E SMK PRGI 2 Salatiga Rendah 18-23 0 0% Sedang 24-29 25 92% Tinggi 30-36 2 8% Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa 25 siswa (92%) berada pada aspek penyesuaian diri sedang serta 2 siswa (8%) ada pada kategori sangat tinggi. Tabel 4.4 Hasil analisis deskriptif berdasarkan aspek penerimaan sosial pada siswa Kelas X E SMK PRGI 2 Salatiga Rendah 9-11 0 0% Sedang 12-14 18 66.7% Tinggi 15-18 9 33.3% Tabel di atas menunjukkan bahwa pada aspek penerimaan social terdapat 18 siswa (66,7%) ada di kategori sedang dan 9 siswa (33,3%) pada kategori sangat tinggi. Tabel 4.5 Hasil analisis deskriptif berdasarkan aspek interaksi sosial pada siswa SMK PRGI 2 Salatiga Rendah 8-10 8 29% Sedang 11-13 16 60% Tinggi 14-16 3 11% 18

Rendah 8-10 8 29% Sedang 11-13 16 60% Tinggi 14-16 3 11% Tabel 4.5 menjelaskan bahwa pada aspek interaksi sosial terdapat 8 siswa (29%) berada pada kategori rendah, 16 siswa (60%) pada kategori sedang, dan 3 siswa (11%) pada kategori sangat tinggi. Tabel 4.6 Hasil analisis deskriptif berdasarkan aspek penghargaan pada siswa SMK PRGI 2 Salatiga Rendah 5-6 1 3% Sedang 7-8 17 63% Tinggi 9-10 9 34% Pada Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pada aspek penghargaan terdapat 1 siswa (3%) berada pada kategori rendah, 17 siswa (63%) berada pada kategori sedang, dan 9 siswa (34%) ada pada kategori sangat tinggi. 4.4 Implikasi bagi Penyusunan Program BK Pribadi Layanan BK pribadi merupakan merupakan layanan bimbingan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah pribadinya. Permasalahan yang tergolong masalah pribadi adalah masalah yang berhubungan dengan konflik diri sendiri seperti masalah kepercayaan diri, konsep diri yang rendah maupun permasalahan harga diri. Bimbingan pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah dirinya (Rahman, 2008). Maka bimbingan pribadi mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan dan karakteristik pribadi serta ragam yang dialami oleh individu. Diharapkan, individu mampu hidup sehat secara psikologis dalam kehidupan sehari- hari. Penelitian ini diadakan di SMK PGRI 2 Salatiga mengenai harga diri siswa kelas X E. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa memiliki harga diri 19

sedang cenderung sedang lihat tabel 4.2. Melihat hasil tersebut, maka perlu adanya layanan bimbingan pribadi yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa. Pada kenyataannya, di sekolahan tersebut tidak ada jam klasikal untuk layanan BK terutama layanan BK pribadi. Guru BK merasa kesulitan untuk melaksanakan program secara klasikal kepada siswa. Hal itu membuat layanan BK serta program kerja BK tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya. Dari data self esteem inventory dan program BK yang ada di sekolah, maka perlu adanya suatu program layanan BK yang lebih fleksibel, kreatif, dan inovatif. Layanan tersebut dapat diberikan secara kelompok, klasikal, maupun berkolaborasi dengan pihak pihak yang terkait. Layanan dasar untuk BK pribadi dapa berupa klasikal maupun kelompok. Penyusunan program ini perlu menggunakan metode dan media yang kreatif. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa antusias untuk mengikuti layanan BK pribadi terutama untuk meningkatkan harga diri siswa. Dalam penyampaian layanan BK pribadi terutama mengenai harga diri akan dibagi menjadi empat bagian sesuai dengan aspek harga diri. Aspek tersebut mencakup penerimaan diri, penyesuaian sosial, interaksi sosial, dan penghargaan. Berikut ini usulan program BK pribadi untuk meningkatkan harga diri siswa. Tabel 4.7 Usulan Progam BK Pribadi No Temuan Usulan Program Metode 1. Penyesuaian diri 1.Mengadakan kegiatan pemberian informasi tentang cara menyesuaikan diri di lingkungan yang baru. Kegiatan ini dapat bekerjasama dengan wakil kepsek bidang kesiswaan pada saat awal masuk sekolah ajaran baru (masa orientasi) 2. Mengadakan game atau outbond yang diadakan pada saat kegiatan class meeting. Permainan yang dilakukan harus berhubungan dengan penyesuaian diri siswa. Klasikal Ceramah Penugasan Kelompok Permainan 2. Penerimaan sosial 1.Pemberian informasi mengenai penerimaan sosial. 2. Mengadakan kegiatan menulis ekspresif (story telling) mengenai keluarga dan aku. 3. Pembuatan data diri siswa dan keluarga serta catatan hal hal yang menyenangkan Klasikal Ceramah Story telling Kelompok Role play 20

maupun menyedihkan tentang diri siswa di lingkungan tempat tinggal. 3. Interaksi social 1.Pemberian informasi mengenai interaksi sosial. 2. Mengadakan fieldtrip untuk melatih siswa melakukan interaksi kepada lingkungan luar. 3. Mengadakan games interaksi. Hal ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak ekstrakulikuler misalnya pramuka atau pun dilaksanakan pada saat kegiatan tengah semester atau classmeeting. 4. Mengadakan diskusi berkelompok antar siswa yang dapat dilakukan di luar jam sekolah untuk membicarakan cara meningkatkan interaksi sosial. 4. Penghargaan Kegiatan pemberian informasi mengenai penghargaan. Mengadakan hari apresiasi siswa. Klasikal Ceramah Pentas seni Pada aspek pertama, layanan BK dapat diberikan secara klasikal pada saat jam tertentu atau saat guru BK diberi kesempatan mengisi kelas. Hal ini menimbang tidak adanya jam khusus BK. Penggunaan metode yang inovatif dan kreatif seperti storytelling, game, outbond, ceramah, diskusi secara klasikal, menulis ekspresif, narrative therapy akan membuat siswa antusias. Sedangkan aspek penyesuaian sosial, interaksi sosial maupun penghargaan dapat dilaksanakan dalam format kelompok kelompok kecil yang dilakukan di luar jam sekolah ataupun menggunakan waktu secara fleksibel. Dalam format kelompok dapat menggunakan metode diskusi, role play, dan penugasan. Diperlukan kreativitas guru BK untuk membuat suasana kelompok menjadi hidup. Layanan BK pribadi ini dapat menggunakan musik, teater, dan sebagainya tetapi guru BK dalam pelaksanaan layanan klasikal tersebut sebagai pemegang kendali penting dalam proses penyampaian pesan. Teknik, metode, dan media hanya merupakan sarana untuk menyampaikan pesan dan inti layanan. Ada baiknya guru BK menonjolkan dan mempertegas maksud dari layanan yang diberikan tidak hanya fokus pada fasilitas saja. 21

Selain teknik ada baiknya layanan didukung oleh media yang tepat. Contoh media layanan informasi BK Pribadi khususnya untuk meningkatkan harga diri siswa yang bisa dikembangkan di sekolah seperti gambar, kartun, komik, poster, hasil fotografi, puisi, cerpen, novel, film, blog, dan sebagainya. Diharapkan pemilihan media ini yang ekspresif, kreatif, dan inovatif. 4.5 Pembahasan Dari hasil analisis data maka dapat diketahui bahwa profil harga diri siswa kelas X E SMK PGRI 2 Salatiga berada pada kategori sedang dengan prosentase 89%. Dari deskripsi harga diri siswa dapat dijabarkan menjadi 4 aspek yaitu aspek penyesuaian diri, penerimaan sosial, interaksi sosial, dan penghargaan. Hasil deskriptif berdasarkan aspek harga diri dapat dijelaskan bahwa pada aspek penyesuaian diri 25 siswa (92%) ada pada kategori sedang, 18 siswa (18%) ada pada aspek penerimaan sosial sedang, 16 siswa (60%) untuk aspek interaksi sosial ada pada kategori sedang, dan untuk aspek penghargaan ada 17 siswa (63%) pada kategori sedang. Stuart dan Sundeen (1991), mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Jadi, harga diri merupakan gambaran sejauhmana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. Program layanan BK Pribadi belum di laksanakan dengan maksimal di SMK PGRI 2 Salatiga. Hal ini disebabkan karena minimalnya jam klasikal BK dikelas. Selain itu program layanan BK hanya dilaksanakan secara incidental atau apabila ada siswa yang sudah bermasalah. Program BK Pribadi hanya beberapa kali diberikan karena guru BK cenderung memberikan layanan bimbingan belajar dan karier sedangkan untuk materi harga diri masih jarang diberikan. Salah satu cara meningkatkan harga diri siswa adalah dengan layanan BK Pribadi. Menurut Setyawati (2010) bimbingan merupakan bimbingan untuk membantu individu dalam memecahkan masalah-masalah pribadi. Yang tergolong dalam masalah- masalah pribadi adalah masalah hubungan dengan pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat tinggal, dan penyelesaian konflik. Bimbingan pribadi digunakan untuk membantu individu menangani permasalahan pribadi serta pengembangan diri. Pada layanan BK pribadi ini diharapkan individu mampu mengembangkan pribadinya sesuai tahap perkembangannya sehingga mampu mencapai hidup yang seimbang. Maka diharapkan penyusunan layanan BK pribadi ini perlu melihat karakteristik individu yang akan dilayani agar sasaran layanan tersebut menjadi efektif. Layanan BK Pribadi dapat diberikan dalam bentuk pelayanan dasar. Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konsei melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas tugas perkembangan yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian yang diperlukan dalam 22

pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupan (Rahman, 2008). Pada masalah peningkatan harga diri, layanan BK pribadi dapat dilaksanakan dalam format klasikal yang diberikan pada saat jam kosong atau pada saat ada kesempatan mengisi kelas dan format kelompok yang berupa bimbingan kelompok sebagai usaha untuk pencegahan maupun konseling kelompok apabila sejumlah siswa mempunyai masalah yang berhubungan dengan harga diri. Koseling kelompok harga diri merupakan layanan BK untuk mengatasi masalah yang telah terjadi (kuratif). Rahman (2008) berpendapat bahwa pelayanan ini bertujuan untuk membantu semua konseli agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu konseli agar dapat mencapai tugas tugas perkembangannya. Diharapkan dengan layanan BK pribadi baik secara klasikal maupun kelompok, individu dapat mengembangkan diri khususnya yang berhubungan dengan harga diri siswa sehingga individu dapat menjalankan kehidupannya sesuai tahap perkembangan yang normal. Fokus pengembangan layanan dasar bimbingan pribadi berkaitan dengan upaya membantu konseli mencapai tugas perkembangannya sebagai suatu standar kompetensi kemandiriannya. Materi pelayanan dasar dirumuskan dan dikemas atas dasar standar kompetensi kemandirian, salah satunya mencakup pengembangan self esteem atau harga diri (Rahman, 2008). Pembentukan kompetensi dalam penyusunan layanan BK pribadi mengacu pada Standar Kompetensi Konselor sebagaimana tercantum dalam Permendiknas No. 27/2008, yaitu menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan. Adapun rincian sub-kompetensi yang diacu, yaitu mengimplementasikan program Bimbingan dan Konseling yang komprehensif khususnya layanan BK Pribadi, melaksanakan program bimbingan dan konseling.dalam aspek pribadi, melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam layanan BK pribadi, memfasilitasi perkembangan pribadi dan sosial siswa di sekolah, mengelola sarana dan biaya program BK pribadi (Setyawati, 2010). Dari sub- kompetensi tersebut diharapkan guru BK mampu menyusun indikator indikator yang nantinya akan dijabarkan menjadi materi layanan BK pribadi khususnya materi mengenai harga diri siswa baik layanan secara klasikal maupun secara kelompok. Materi BK Pribadi mengenai harga diri siswa dapat dijabarkan menjadi 4 aspek yang nantinya dapat diberikan secara klasikal maupun secara berkelompok. Sebelum memberikan layanan, guru Bk memberikan asesmen mengenai harga diri siswa menggunakan SEI (self esteem inventory) sesuai teori dari Coopersmith (1967) untuk menetapkan jumlah siswa yang mengalami harga diri rendah yang nantinya dapat dirujuk ke dalam kegiatan kelompok seperti bimbingan kelompok maupun konseling kelompok. Metode Bimbingan klasikal yang bisa dikembangkan dalam layanan BK Pribadi untuk meningkatkan harga di sekolah seperti storytelling, game, outbond, ceramah, diskusi secara klasikal, menulis ekspresif, narrative therapy. Tentunya diharapkan kreatifitas guru BK dalam menyelenggarakan layanan dalam bentuk yang menarik, kreatif, dan interaktif. 23

Layanan BK pribadi ini dapat menggunakan musik, teater, dan sebagainya tetapi guru BK dalam pelaksanaan layanan klasikal tersebut sebagai pemegang kendali penting dalam proses penyampaian pesan. Teknik, metode, dan media hanya merupakan sarana untuk menyampaikan pesan dan inti layanan. Ada baiknya guru BK menonjolkan dan mempertegas maksud dari layanan yang diberikan tidak hanya fokus pada fasilitas saja. Selain teknik ada baiknya layanan didukung oleh media yang tepat. Contoh media layanan informasi BK Pribadi khususnya untuk meningkatkan harga diri siswa yang bisa dikembangkan di sekolah seperti gambar, kartun, komik, poster, hasil fotografi, puisi, cerpen, novel, film, blog, dan sebagainya. Diharapkan pemilihan media ini yang ekspresif, kreatif, dan inovatif. 24