HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MOTIVASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. SIGMA UTAMA PALEMBANG. Reva Maria Valianti *) Abstrak

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA GURU DI YAYSAN BAITUSSALAM SEMARANG

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. SURACO JAYA ABADI MOTOR DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

PENGARUH SISTEM PENGUPAHAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP HASIL PRODUKSI PADA PERUSAHAAN GENTENG TH. SOKKA KEBUMEN

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEMAMPUAN KERJA KARYAWAN KOPERASI ANUGERAH DI PURWOREJO

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT COLUMBINDO PERDANA CABANG PURWOREJO

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMUNIKASI, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. AXA FINANCIAL INDONESIA SURABAYA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. FINANCIA MULTI FINANCE PALOPO. Hapid¹ Acep Rochmat Sunarwan²

ANALISIS PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI JASA INDONESIA DI MAKASSAR

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. SUZUKI DIANA MOTOR CABANG PALOPO. Haedar¹ Suandi Putra Syamsuddin²

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG

CYBER-TECHN. VOL 5 NO 1 (2010)

PENGARUH KONFLIK DAN STRESS TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. BINA CIPTA NUSA PERKASA BANDAR LAMPUNG. Oleh Ahiruddin Dosen Tetap Fakultas Ekonomi USBRJ

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. CABANG BANJARMASIN. Erni Alfisah* dan Selamet Sutopo**

PENGARUH DISIPLIN KERJA, PENGAWASAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT.MMW DI SIDOARJO

PENULISAN ILMIAH. Pengaruh Peranan Pimpinan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Katra Yatra (Radio Suara Bekasi 855 AM)

PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU (STUDI PADA GURU SMK DI KOTA MALANG)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara 1 Cot Girek)

ANALISIS PENGARUH TRAINING DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. MULTI MAKMUR MITRA ALAM MEDAN

PENGARUH INSENTIF DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. MAJU MAKMUR JAYAPURA

Jurnal ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015

PENGARUH MOTIVASI, KEMAMPUAN DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN KANTOR BAPPEDA KUTAI TIMUR SANGATTA. Eka Yuliani ABSTRAK

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU

JURNAL KEWIRAUSAHAAN

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN KUD MARGOREJO KABUPATEN PATI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

ANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PNS PADA DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) PROVINSI SUMATERA SELATAN.

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA UPT. REHABILITASI TUNASUSILA KEDIRI RETNO MURTI A.

DAFTAR PUSTAKA. Marihot T. E Hariandja. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

KARYA ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari

PENGARUH TINGKAT PENDIDKAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP N 3 WADASLINTANG WONOSOBO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. UD. Inter merupakan salah satu usaha dagang yang terbilang baru diindustri

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada PT. Victory International Futures Malang)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BISNIS RETAIL DI LOTTEMART SURAKARTA

Kata Kunci : Kompensasi dan Kinerja Karyawan

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT DELTOMED DI WONOGIRI

ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA KSP. TUNAS ARTHA MANDIRI PROPINSI JAWA TIMUR.

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RESTORAN A&W MALL TRANS STUDIO MAKASSAR. A s m a w i y a h 1

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

VERONIKA SELVIATI. Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang.

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, KOMITMEN DAN KOMPETENSI TERHADAP PROMOSI JABATAN DI PT. PANARUB INDUSTRY TANGERANG

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

PENGARUH PELATIHAN DALAM MENCIPTAKAN KARYAWAN PROFESIONAL UNTUK MENGHADAPI DAYA SAING

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK LP3I MEDAN

Zakiah Jamal /4EA03 Manajemen

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITA KERJA PEGAWAI KPP PRATAMA PARE

MOTIVASI, LINGKUNGAN KERJA DAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN SEKOLAQ DARAT KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. lokasi penelitian, yaitu SD Negeri di wilayah Kecamatan Bangunrejo Kabupaten

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMITMEN KARYAWAN TERHADAP PRESTASI KERJA PADA PT. MARINA PUTRA INDONESIA PERWAKILAN KABUPATEN LUWU UTARA. Salju¹ Mastia Makmur²

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

ANALISIS DISIPLIN KERJA DAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI BAGIAN PRODUKSI PADA PT. SEI BELAYAN RIMBA JAYA TIMBER INDUSTRIES DI GRESIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH EFEKTIVITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KOTA KEDIRI

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BANK SYARIAH MANDIRI Tbk CABANG DEPOK. Nama : Septiani Sukma D Kelas : 4EA12 NPM :

PENGARUH PELATIHAN DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA CV. ANEKA JASA MOTOR BOGOR

Analisis Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Kompensasi tidak Langsung Terhadap Kinerja Karyawan Apartemen Nifarro

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Kampung Kabupaten Kutai Barat

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. AGROWISATA ANUGERAH DI SEMARANG

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk KC Malang)

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY

ESENSI, Vol. 19 No. 2 / 2016 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KERJA MELALUI PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMENUHAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DIV. PEMASARAN PT.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A.

PENGARUH KOMPENSASI, KEPEMIMPINAN, PROMOSI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. BALI INTERCONT CARGO DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN. tentang manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi yang relevan

KORELASI DAN ASOSIASI

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN INDUSTRI GENTENG SHT DI DESA GIWANGRETNO KECAMATAN SRUWENG KABUPATEN KEBUMEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DIKLAT DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PUSAT KOPERASI POLISI SUMATERA BARAT (PUSKOPPOLDA SUMBAR) JURNAL. Oleh : GUSRIA YUSRI

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Analisis Quality of Work Life (QWL) terhadap Kepuasan Kerja Tenaga Perawat di Rumah Sakit

ANALISIS PROMOSI JABATAN TERHADAP PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN GOWA

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PANASONIC LIGHTING INDONESIA SKRIPSI. Oleh : Abdul Gofur

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT DAN UKURAN KAP TERHADAP MANAJEMEN LABA. : Kurnia Pandu Wibowo NPM :

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA KANTOR PT. JAYA MAKMUR GEMILANG MANDIRI DI SAMARINDA

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN :

BAB IV ANALISIS DATA A. PENGUJIAN HIPOTESIS

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X 1 ),

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MOTIVASI, DISIPLIN DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

: Zerry Olander Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Handrijaningsih., SE.,MM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA, FASILITAS DAN PELAYANAN PADA YAMIEN 88 CIJANTUNG

Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang

Prosiding Manajemen ISSN:

Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1

Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Astra Daihatsu Motor

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

[ JURNAL ECOBISMA ] Vol. 2 No. 1 Juni 2015

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Lingkungan Kerja, Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Asuransi Astra Buana Garda Oto

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN Oleh: Reni Febrianti Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi Universitas Mohammad HusniThamrin Email: reni_maliki@yahoo.com; nibhot@gmail.com ABSTRAK Faktor Sumber Daya Manusia dalam setiap perusahaan, memegang peranan penting. Sebagai perencana, pelaksana dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan. Karyawan menjadi pelaku yang menunjang tercapainya tujuan, mempunyai pemikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikap-sikap terhadap pekerjaannya. Kinerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian digunakan sebagai dasar penentuan kebijaksanaan perusahaan dalam upaya peningkatan pembaharuan prestasi kerja. Penelitian ini meneliti tiga faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu: tingkat pendidikan, motivasi, dan gaya kepemimpinan, membahas tentang hubungan antara tingkat pendidikan, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan. Proses analisis dimulai dari pengujian data yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Setelah itu, dilanjutkan pada analisis deskriptif frekuensi.tujuannya adalah untuk memperoleh banyaknya jawaban yang berhubungan dengan nilainilai berbeda dari satu variabel dan untuk menggambarkanya dalam bentuk presentase.analisis yang terakhir adalah analisis regresi dan regresi sederhana sampai regresi berganda.data masukan analisis regresi diperoleh dari angka komulatif penilaian masing-masing responden yang berpartisipasi dalam pengisian kuesioner.tujuan adalah untuk mengetahui hubungan pada masingmasing variabel yang ada. Hasil pada taraf kepercayaan 95% membuktikan bahwa hubungan antara tingkat pendidikan, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan saling berpengaruh. Perolehan persamaan regresi. Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa apabila tingkat pendidikan (X 1 ), motivasi kerja (X 2 ) dan gaya kepemimpinan (X 3 ) secara bersama-sama naik masing-masing satu poin atau satu skor, maka akan diikuti oleh kenaikan kinerja karyawan ( ) sebesar 3,534 kali X 1 ditambah 1,019 kali X 2 dan ditambah -0,102 kali X 3. Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan antara tingkat pendidikan, motivasi karyawan dan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan. Kata Kunci: Tingkat Pendidikan, Motivasi Karyawan, Gaya Kepemimpinan, Kinerja Karyawan. 82 dari 94

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN A. PENDAHULUAN Beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi kerja antara lain: tingkat pendidikan, pelatihan, motivasi, kompensasi, gaya kepemimpinan, lingkungan kerja,absensi, dan lain-lain. Namun didalam penelitian ini hanya akan meneliti tiga faktor saja yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu: tingkat pendidikan, motivasi, dan gaya kepemimpinan. Pendidikan merupakan usaha sadar (dilakukan dengan kesadaran dari diri sendiri tanpa ada unsur paksaan dari orang lain atau disengaja), teratur dansistematis dalam memberikan bantuan atau bimbingan kepada orang lain (anak) yang sedang berproses menuju kedewasaan. (Heijdrachman Ranupandoyo dan Suad Husnan, 1994: 121) Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam memberikan pengarahan kepada karyawan apalagi pada saat-saat sekarang ini dimana semua serba terbuka, maka kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang bisa memberdayakan karyawannya. Motivasi adalah keadaan didalam diri seseorang yang mendorong keinginan indvidu untuk melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan (Soekamto Reksahadipraja, T. Hani Handoko, 1997: 252). Jadi motivasi merupakan faktor penggerak bagi seseorang untuk bertindak. Dengan adanya kepemimpian, pendidikan, dan motivasi, maka diharapkan akan menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan mampu memberikan hasil yang terbaik dalam pencapaian tujuan perusahaan. Gaya kepemimpinan, tingkat pendidikan, dan motivasi merupakan proses berlanjut karena munculnya kondisi-kondisi baik perkembangan teknologi, perkembangan ekonomi, dan non ekonomi dalam perusahaan. Prestasi karyawan merupakan salah satu fakta penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya, setiap adanya motivasi pendidikan khususnya dalam peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan yang dihasilkan karyawan.hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran karyawan dalam dunia pendidikan. Apakah terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan, motivasi kerja, dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama dengan prestasi karyawan di International High School Beberapa hal yang menjadi landasan teori adalah 1. Gaya Kepemimpinan Adalah serangkaian upaya dari pemimpin dalam mempengaruhi dan mengerakkan bawahanya sedemikian rupa sehingga para bawahanya dapat bekerja dengan baik, bersemangat tinggi, dan mempunyai disiplin serta tanggung jawab yang tinggi pula terhadap atasan. 2. Motivasi Kerja Adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai suatu kepuasan (Hasibuan, 1996:95). 83 dari 94

3. Tingkat Pendidikan Adalah suatu proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usahanya mendewasakan manusia melalui suatu upaya pengajaran dan pelatihan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994:204). 4. Prestasi Adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh karyawan International High School dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Indikatorindikatornya meliputi a. Kualitas kerja; (ketepatan, ketelitian, keterampilan, kebersihan) b. Kuantitas kerja; bukan hanya output tapi juga berapa cepat bisa menyelesaikan kerja ekstra, c. dapat atau tidaknya mengikuti intruksi, inisiatif, hati-hati, dan kerajinan d. sikap; terhadap perusahaan, karyawan lain dan kerja sama. 5. Karyawan Karyawan adalah seorang pekerja tetap yang bekerja dibawah perintah orang lain dan akan mendapat kompensasi serta jaminan. (Hasibuan, 2003:41). B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan dua metode pengumpulan data, yaitu wawancara langsung dengan responden dan responden mengisi sendiri kuesionernya (Burn and Bush, 2000).Untuk exploratory researchdigunakan metode pertama atau disebut juga persen administered surveys (Burn and Bush, 20002). Metode ini memiliki keuntungan, yaitu : pewawancara dapat melihat langsung sikap respondennya, pewawancara memiliki hubungan langsung dengan respondennya, pewawancara dapat mengontrol kualitas survey dengan memilih responden yang betul-betul sesuai dan pewawancara dapat beradaptasi dengan sifat-sifat respondennya. Adapun kerugian adalah memakan banyak waktu dan biaya.dalam exploratory research lebih tepat digunakan metode ini agar dapat diperoleh jawaban yang terarah sebagai dasar penyusunan kuesioner.untuk pengisian kuesioner disebut juga self-administered surveys (Burn and Bush, 2000). Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu : hemat biaya, responden merasa lebih bebas dalam mengisi kuesionernya dan tidak ada tekanan pewawancara. Adapun kerugian metode ini adalah adanya kemungkinan kesalahan responden dalam mengisi kuesioner dan ketidakmengertian itu semakin berlanjut maka responden dapat menjadi frustasi tidak mau lagi mengisi kuesioner.digunakan metode ini dalam pengisian kuesioner terutama karena lebih hemat biaya. Untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian yang telah dikemukakan berdasarkan data empirik yang telah dikumpulkan sebagai berikut: 84 dari 94

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN 1. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Kinerja Karyawan Hipotesis pertama yang diuji dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubunganpositif tingkat pendidikan (X 1 ) dengan kinerja karyawan ( ). Analisis regresi linear sederhana terhadap data penelitian hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja karyawan menghasilkan koefisien arah b sebesar 8,908 dan konstanta a sebesar 88,381. Dengan demikian bentuk hubungan antara kedua variabel tersebut dapat disajikan oleh persamaan regresi.persamaan tersebut dapat diartikan bahwa apabila tingkat pendidikan (X 1 ) naik satu poin atau satu skor (misalkan dari pendidikan sebelumnya SLTA menjadi sarjana S1), maka akan diikuti oleh kenaikan kinerja karyawan ( ) sebesar 8,908 poin. Untuk mengetahui derajat signifikansinya, maka persamaan regresi tersebut selanjutnya diuji dengan menggunakan uji-f.adapun hasilnya seperti tertera dalam tabel analisis varians di bawah ini. Tabel ANAVAuntuk Regresi Linear Sederhana Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2514,731 1 2514,731 26,579,000(a) Residual 4730,711 50 94,614 Total 7245,442 51 Keterangan: a. Predictors: (Constant), Tingkat Pendidikan b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Jika divisualisasikan maka hubungan antara tingkat pendidikan (X 1 ) dengan kinerja karyawan (Y) dengan persamaan regresi akan tampak seperti gambar dibawah ini. Analisis korelasi terhadap pasangan-pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r product-moment sebesar 0,589. Telaah signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi tersebut diperoleh nilai p = 0,000. Karena nilai p <5% berarti hipotesis nol ditolak, hal ini menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja karyawan adalah signifikan. Artinya terdapat hubungan yang cukup erat dan positif antara tingkat pendidikan dengan kinerja karyawan. Selanjutnya karena koefisien korelasi r y1 = 0,589 maka dapat diperoleh nilai koefisien determinasinya sebesar R 2 = 0,347 yang berarti bahwa 34,7% variansi kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh tingkat pendidikan melalui persamaan regresi:. Dengan kata lain kontribusi tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan, sebesar 34,7%, sedangkan sisanya 65,3% oleh karena faktor lainnya. 85 dari 94

150 Kinerja Karyawan 140 130 120 110 Observed 100 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 Linear Tingkat Pendidikan Gambar: Hubungan Antara X 1 (Tingkat Pendidikan) dengan Y(Kinerja Karyawan) 2. Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja Karyawan Hipotesis kedua yang diuji dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan positif motivasi kerja (X 2 ) dengan kinerja karyawan (Y). Analisis regresi linear sederhana terhadap data penelitian hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan menghasilkan koefisien arah b sebesar 1,189 dan konstanta a sebesar -4,100. Dengan demikian bentuk hubungan antara kedua variabel tersebut dapat disajikan oleh persamaan regresi. Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa apabila motivasi kerja (X 2 ) naik satu poin atau satu skor, maka akan diikuti oleh kenaikan kinerja karyawan ( ) sebesar 1,189 poin. Untuk mengetahui derajat signifikansinya, maka persamaan regresi tersebut selanjutnya diuji dengan menggunakan uji-f.adapun hasilnya seperti tertera dalam tabel analisis varians di bawah ini. Tabel ANAVA untuk Regresi Linear Sederhana Sum of Model Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 3998,771 1 3998,771 61,583,000(a) Residual 3246,671 50 64,933 Total 7245,442 51 Keterangan: a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja 86 dari 94

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Jika divisualisasikan maka hubungan antara motivasi kerja (X 2 ) dengan kinerja karyawan (Y) dengan persamaan regresi tampak seperti gambar dibawah ini. Analisis korelasi terhadap pasangan-pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r product-moment sebesar 0,743. Telaah signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi tersebut diperoleh nilai p = 0,000. Karena nilai p < 5% berarti hipotesis nol ditolak, hal ini menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan adalah signifikan. Artinya terdapat hubungan yang erat dan positif antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan. Selanjutnya karena koefisien korelasi r y2 = 0,743 maka dapat diperoleh nilai koefisien determinasinya sebesar R 2 = 0,552 yang berarti bahwa 55,2% variansi kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh motivasi kerja melalui persamaan regresi:. Dengan kata lain kontribusi motivasi kerja terhadap kinerja karyawan, sebesar 55,2%, sedangkan sisanya 44,8% oleh karena faktor lainnya. 150 Kinerja Karyawan 140 130 120 110 100 Observed 90 80 90 100 110 120 130 Linear Motivasi Kerja Gambar : Hubungan Antara X 2 (Motivasi Kerja) dan (Kinerja Karyawan) 3. Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja Karyawan Hipotesis ketiga yang diuji dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara gaya kepemimpinan (X 3 ) terhadap kinerja karyawan ( ).Analisis regresi linear sederhana terhadap data penelitian hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan menghasilkan koefisien arah b sebesar 0,632 dan konstanta a sebesar 55,362. Dengan demikian bentuk hubungan antara kedua variabel tersebut dapat disajikan oleh persamaan regresi. Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa apabila gaya kepemimpinan (X 3 ) naik satu poin atau satu skor, maka akan diikuti oleh kenaikan kinerja karyawan ( ) sebesar 0,632 poin.untuk mengetahui derajat signifikansinya, maka persamaan regresi tersebut selanjutnya diuji dengan 87 dari 94

menggunakan uji-f.adapun hasilnya seperti tertera dalam tabel analisis varians di bawah ini. Model Tabel ANAVA untuk Regresi Linear Sederhana Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 1198,825 1 1198,825 9,913,003(a) Residual 6046,617 50 120,932 Total 7245,442 51 a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Jika divisualisasikan maka hubungan antara gaya kepemimpinan (X 3 ) dengan kinerja karyawan ( ) dengan persamaan regresi tampak seperti gambar dibawah ini. Analisis korelasi terhadap pasangan-pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r product-moment sebesar 0,407. Telaah signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi tersebut diperoleh nilai p = 0,000. Karena nilai p < 5% berarti hipotesis nol ditolak, hal ini menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan adalah signifikan. Artinya terdapat hubungan yang cukup erat dan positif antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan. Selanjutnya karena koefisien korelasi r y3 = 0,407 maka dapat diperoleh nilai koefisien determinasinya sebesar R 2 = 0,165 yang berarti bahwa 16,5% variansi kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan melalui persamaan regresi:. Dengan kata lain kontribusi gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, sebesar 16,5%, sedangkan sisanya 83,5% oleh karena faktor lainnya. 150 Kinerja Karyawan 140 130 120 110 Observed 100 70 80 90 100 110 120 130 Linear Gaya Kepemimpinan Gambar : Hubungan Antara X 3 (Gaya Kepemimpinan) dan Y(Kinerja Karyawan) 88 dari 94

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN 4. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Motivasi Kerja dan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Karyawan. Hipotesis ketiga yang diuji dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan (X 1 ), motivasi kerja (X 2 ) dan gaya kepemimpinan (X 3 ) terhadap kinerja karyawan (Y). Analisis regresi berganda terhadap data penelitian hubungan antara tingkat pendidikan (X 1 ), motivasi kerja (X 2 ) dan gaya kepemimpinan (X 3 ) dengan kinerja karyawan (Y) menghasilkan koefisien arah b 1 sebesar 3,534, b 2 sebesar 1,019, b 3 sebesar -0,102 dan konstanta a sebesar 11,222. Dengan demikian bentuk hubungan antara tingkat pendidikan, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan dapat disajikan oleh persamaan regresi. Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa apabila tingkat pendidikan (X 1 ), motivasi kerja (X 2 ) dan gaya kepemimpinan (X 3 ) secara bersama-sama naik masing-masing satu poin atau satu skor, maka akan diikuti oleh kenaikan kinerja karyawan ( ) sebesar 3,534 kali X 1 ditambah 1,019 kali X 2 dan ditambah -0,102 kali X 3. Untuk mengetahui derajat signifikansi koefisien regresinya secara simultan, maka persamaan regresi tersebut selanjutnya diuji dengan menggunakan uji- F.Adapun hasilnya seperti tertera dalam tabel analisis varians di bawah ini. Model Tabel ANAVA untuk Regresi Linear Ganda Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 4231,403 3 1410,468 22,462,000(a) Residual 3014,040 48 62,792 Total 7245,442 51 a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Tingkat Pendidikan, Motivasi Kerja b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil analisis varians di atas, dapat disimpulkan bahwa karena nilai p (sig.) = 0,000 lebih kecil dari 5%. Analisis korelasi ganda terhadap hubungan antara tingkat pendidikan, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan menghasilkan nilai R y.123 sebesar 0,764. Analisis signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi ganda tersebut diperoleh nilai p = 0,000 < 5% berarti hipotesis nol ditolak, hal ini menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi ganda R y.123 = 0,764 yang diperoleh dalam penelitian ini ternyata signifikan. Artinya terdapat hubungan yang erat dan positif antara tingkat pendidikan, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan. Dengan koefisien korelasi ganda R y.123 sebesar 0,764 maka koefisien determinasinya R 2 y.123 diperoleh sebesar 0,584 yang berarti bahwa kontribusi tingkat pendidikan, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama terhadap variansi (naik turunnya) kinerja 89 dari 94

karyawan sebesar 58,4%, sedangkan sisanya sebesar 41,6% ditentukan oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini. C. PEMBAHASAN Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa keempat hipotesis kerja yang diajukan dalam penelitian ini semuanya sangat signifikan. Hal ini berarti bahwa secara umum, terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara simultan (bersama-sama). Secara lebih terinci, hasil pengujian hipotesis tersebut dapat ditafsirkan sebagai berikut: Pertama, mengenai hubungan tingkat pendidikan dengan kinerja karyawan, terlihat bahwa ada hubungan positif tingkat pendidikan dengan kinerja karyawan dan hubungannya cukup erat (r y1 = 0,589). Hal ini mengandung makna bahwa faktor tingkat pendidikan berpengaruh cukup erat terhadap kinerja karyawan. Dengan kata lain faktor tingkat pendidikan mempunyai peran yang cukup erat terhadap kinerja karyawan.selanjutnya dengan koefisien determinasi sebesar 0,347, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 34,7% varians kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel tingkat pendidikan atau dengan kata lain, faktor tingkat pendidikan memberikan kontribusi sebesar 34,7% terhadap naik turunnya (varians) kinerja karyawan, sedangkan sisanya 65,3 % ditentukan oleh faktor lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Andrew E Sikula dalam Mangkunegara (2003:50) menyatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan suatu proses jangka panjang dengan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga manajerial mempelajari pengatahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Dengan demikian peningkatan tingkatan pendidikan akan diikuti dengan peningkatan pengetahuan secara konseptual dan teoritis, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi kerjanya atau kinerjanya. Untuk itu tingkat pendidikan memegang peranan penting bagi peningkatan kinerja karyawan. Kedua, mengenai hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan, terlihat bahwa terdapat pengaruh positif motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dan pengaruhnya dengan kriteria kuat/erat (r y2 = 0,743). Hal ini mengandung makna bahwa semakin baik motivasi kerja karyawan, maka semakin baik pula kinerjanya.selanjutnya dengan koefisien determinasi sebesar 0,552, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 55,2% varians kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel motivasi kerja atau dengan kata lain, faktor motivasi kerja memberikan kontribusi sebesar 55,2% terhadap naik-turunnya (varians) kinerja karyawan melalui persamaan regresi linear Y = -4,100 + 1,189X 2, sedangkan sisanya 44,8% ditentukan oleh faktor lainnya. Hasil ini sesuai dengan teori Mc. Clelland, adanya motivasi kerja atau berprestasi, karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Dengan energi ini akan mendorong karyawan untuk mengembangkan kreativitas dan mengerahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja (kinerja) yang maksimal. Untuk itu peran motivasi kerja seseorang akan memberi pengaruh yang kuat bagi peningkatan kinerjanya. 90 dari 94

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN Ketiga, hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan, terlihat bahwa terdapat hubungan positif antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan dengan criteria cukup erat (r y3 = 0,407). Hal ini mengandung makna bahwa semakin baik gaya kepemimpinannya maka akan semakin tinggi kinerja karyawan.selanjutnya dengan koefisien determinasi sebesar 0,165, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 16,5% varians kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan atau dengan kata lain, faktor gaya kepemimpinan memberikan kontribusi sebesar 16,5% terhadap varians kinerja karyawan, sedangkan sisanya 83,5% ditentukan oleh faktor lainnya, baik faktor-faktor internal maupun eksternal. Menurut Ishak Arep, Hendri Tanjung (2003:93), dalam bukunya yang berjudul Manajemen Motivasi,menyatakan bahwa: Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang untuk menguasai atau mempengaruhi orang lain atau masyarakat yang berbeda-beda menuju pencapaian tertentu. Setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan sendiri, seorang pemimpin yang berhasil di lingkungan kerja, dengan adanya kepemimpinan belum tentu cocok bila diaplikasikan pada perusahaan lain karena keberhasilan gaya kepemimpinan sangat tergantung pada situasi perusahaan yang dipimpinnya itu. Dengan kata lain, seorang pemimpin yang berhasil mengusahakan karyawannya untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, akan bergantung dengan kemampuannya dalam menyesuaikan gaya kepemimpinannya pada situasi kerja yang dihadapinya. Dengan demikian kepemimpinan yang baik akan mendorong karyawan untuk bekerja dalam suasana kondusif, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja karyawannnya. Keempat, hubungan antara tingkat pendidikan, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan, terlihat bahwa terdapat hubungan positif dari ketiga variabel terdebut terhadap kinerja karyawan dengan kriteria yang erat (R y.123 = 0,764). Hal ini mengandung makna bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi motivasi kerja dan semakin baik gaya kepemimpinannya maka akan semakin tinggi kinerja karyawan.selanjutnya dengan koefisien determinasi sebesar 0,584, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 58,4% varians kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh ketiga variabel tersebut atau dengan kata lain, faktor tingkat pendidikan, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan memberikan kontribusi sebesar 58,4% terhadap varians kinerja karyawan, sedangkan sisanya 41,6% ditentukan oleh faktor lainnya, baik faktorfaktor internal maupun eksternal. Berdasarkan data penelitian yang telah diolah dan dianalisis, ternyata menunjukkan bahwa hipotesis kerja yang telah dirumuskan di depan dapat diterima, yaitu terdapat pengaruh positif dari ketiga variabel bebas yaitu tingkat pendidikan, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Hal ini mengandung makna bahwa kedudukan ketiga variabel bebas tersebut sebagai prediktor (peramal) dari kinerja karyawan tidak perlu diragukan lagi. Diantara ketiga faktor tersebut, terlihat bahwa variabel motivasi kerja ternyata mempunyai daya pengaruh yang jauh lebih besar dibanding variable tingkat pendidikan dan gaya kepemimpinan. Hal ini dapat dimengerti, karena 91 dari 94

memang secara umum dapat dibuktikan bahwa faktor motivasi kerja yang semakin baik,akan lebih signifikan dalam menentukan tinggi rendahnya kinerja karyawan dibanding faktor tingkat pendidikan dan gaya kepemimpinan. D. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan disimpulkan hal-hal sebagai berikut: sebelumnya, maka dapat 1. Hasil Analisis regresi linear sederhana terhadap data penelitian hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja karyawan menghasilkan persamaan regresi Y = 88,381 + 8,908 X 1. Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa apabila tingkat pendidikan (X 1 ) naik satu poin atau satu skor (misalkan dari pendidikan sebelumnya SLTA menjadi sarjana S1), maka akan diikuti oleh kenaikan kinerja karyawan (Y) sebesar 8,908 poin. Mengenai hubungan tingkat pendidikan dengan kinerja karyawan, terlihat bahwa ada hubungan positif tingkat pendidikan dengan kinerja karyawan dan hubungannya cukup erat (ry1 = 0,589). Hal ini mengandung makna bahwa faktor tingkat pendidikan berpengaruhcukup erat terhadap kinerja karyawan. Dengan kata lain faktor tingkat pendidikan mempunyai peran yang cukup erat terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya dengan koefisien determinasi sebesar 0,347, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 34,7% varians kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel tingkat pendidikan atau dengan kata lain, faktor tingkat pendidikan memberikan kontribusi sebesar 34,7% terhadap naik turunnya (varians) kinerja karyawan, sedangkan sisanya 65,3 % ditentukan oleh faktor lainnya 2. Hasil analisis regresi linear sederhana terhadap data penelitian hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan menghasilkan persamaan regresi Y = -4,100 + 1,189X 2. Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa apabila motivasi kerja (X 2 ) naik satu poin atau satu skor, maka akan diikuti oleh kenaikan kinerja karyawan (Y) sebesar 1,189 poin. mengenai hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan, terlihat bahwa terdapat pengaruh positif motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dan pengaruhnya dengan kriteria kuat/erat (r y2 = 0,743). Hal ini mengandung makna bahwa semakinbaik motivasi kerja karyawan, maka semakin baik pula kinerjanya. Selanjutnya dengan koefisien determinasi sebesar 0,552, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 55,2% varians kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel motivasi kerja atau dengan kata lain, faktor motivasi kerja memberikan kontribusi sebesar 55,2% terhadap naik-turunnya (varians) kinerja karyawan melalui persamaan regresi linear Y = -4,100 + 1,189X 2, sedangkan sisanya 44,8% ditentukan oleh faktor lainnya. 3. Hasil analisis regresi linear sederhana terhadap data penelitian hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan menghasilkan persamaan regresi Y = 55,362 + 0,632 X 3. Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa apabila gaya kepemimpinan (X 3 ) naik satu poin atau satu skor, maka 92 dari 94

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN akan diikuti oleh kenaikan kinerja karyawan (Y) sebesar 0,632 poin. hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan, terlihat bahwa terdapat hubungan positif antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan dengan kriteria cukup erat (r y3 = 0,407). Hal ini mengandung makna bahwa semakin baik gaya kepemimpinannya maka akan semakin tinggi kinerja karyawan. Selanjutnya dengan koefisien determinasi sebesar 0,165, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 16,5% varians kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan atau dengan kata lain, faktor gaya kepemimpinan memberikan kontribusi sebesar 16,5% terhadap varians kinerja karyawan, sedangkan sisanya 83,5% ditentukan oleh faktor lainnya, baik faktor-faktor internal maupun eksternal. 4. Hasil analisis regresi berganda terhadap data penelitian hubungan antara tingkat pendidikan (X 1 ), motivasi kerja (X 2 ) dan gaya kepemimpinan (X 3 ) dengan kinerja karyawan (Y) menghasilkan persamaan regresi Y = 11,222 + 3,534X 1 + 1,019X 2-0,102X 3. Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa apabila tingkat pendidikan (X 1 ), motivasi kerja (X 2 ) dan gaya kepemimpinan (X 3 ) secara bersama-sama naik masing-masing satu poin atau satu skor, maka akan diikuti oleh kenaikan kinerja karyawan (Y) sebesar 3,534 kali X 1 ditambah 1,019 kali X 2 dan ditambah -0,102 kali X 3. hubungan antara tingkat pendidikan, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan, terlihat bahwa terdapat hubungan positif dari ketiga variable terdebut terhadap kinerja karyawan dengan kriteria yang erat (R y.123 = 0,764). Hal ini mengandung makna bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi motivasi kerja dan semakin baik gaya kepemimpinannya maka akan semakin tinggi kinerja karyawan. Selanjutnya dengan koefisien determinasi sebesar 0,584, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 58,4% varians kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh ketiga variable tersebut atau dengan kata lain, faktor tingkat pendidikan, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan memberikan kontribusi sebesar 58,4% terhadap varians kinerja karyawan, sedangkan sisanya 41,6% ditentukan oleh faktor lainnya, baik faktor-faktor internal maupun eksternal. 93 dari 94

Daftar Pustaka Achmad S. Ruky (2002), Sistem Manajemen Kinerja, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Arikunto, Suharsimi. (1997), Prosedur Penelitian, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Sumitro (1998), Pengantar Ilmu Pendidikan, IKIP Yogyakarta, Yogyakarta. Tim Pengembangan MKDK. (1997), Dasar-dasar Kependidikan, IKIP Semarang Press, Semarang. Hasibuan, Melayu S.P. (2007), Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta. Sedarmayanti (2001), Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja, Mandar Maju, Bandung. Sondang P. Siagian (2003), Teori Budaya Organisasi, PT. Rhineka Cipta, Jakarta. Terry, George. (1985), Manajemen, Edisi Terjemahan, Gahlia Indonesia, Jakarta. Simamora, Henry. (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta. T. Tani Handoko (1992), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Andi, Yogyakarta. Wahjosumindjo(1987),Kepemimpinan Dan Motivasi, Galia Indonesia, Jakarta. Manulang M. (1998), Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta. Keith Davis and Hohn W. (1985), Perilaku Dalam Organisasi, Alih Bahasa, Agus Dharma,Erlangga, Jakarta. Rivai Veithzal, H. (2009), Islamic Human Capital, Manejer Sumber Daya Islami, Rajawali Pers, Jakarta. Website: http://pustaka.ut.ac.id/puslata Teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia. http://www.guruvalah.tk Journal Guru Valah. http://www.webcasemy/com http://pustaka.ut.ac.id/puslata/pdf/40155.pdf pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya. 94 dari 94