INDUKSI TUNAS TIGA AKSESI Stevia rebaudiana Bertoni PADA MEDIA MS DENGAN PENAMBAHAN BAP DAN IAA SECARA IN VITRO

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN A.

TUGAS AKHIR (SB )

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Fakultas

Puput Perdana Widiyatmanto Dosen Pembimbing Tutik Nurhidayati S.Si., M.Si. Siti Nurfadilah, S.Si., M.Sc. Tugas Akhir (SB091358)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Gedung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Januari 2011 Maret 2011

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian pendahuluan

Tugas Akhir - SB091358

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan sukrosa dalam media kultur in vitro yang terdiri atas 5 variasi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium terpadu Kultur jaringan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan BAP dan 2,4-D pada Percobaan Induksi Mata Tunas Aksilar Aglaonema Pride of Sumatera Secara In Vitro

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Induk Hortikultura Gedung Johor Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

3 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan / Ilmu Tanaman Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, yaitu penambahan konsentrasi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian,

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) varietas Dewata F1

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. 1. Pengaruh konsentrasi benziladenin dengan dan tanpa thidiazuron terhadap

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stevia (Stevia rebaudiana) merupakan salah satu jenis tanaman obat di

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN TANAMAN

Pengaruh Jenis Eksplan dan Komposisi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Induksi Kalus Pada Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.

BAB III METODE PENELITIAN. Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Januari-Juli 2014.

UJI KONSENTRASI IAA (INDOLE ACETIC ACID) DAN BA (BENZYLADENINE) PADA MULTIPLIKASI PISANG VARIETAS BARANGAN SECARA IN VITRO

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB 3 BAHAN DAN METODA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Khansa Orchid Cimanggis-

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

RESPON PERTUMBUHAN MERISTEM KENTANG (Solanum tuberosuml) TERHADAP PENAMBAHAN NAA DAN EKSTRAK JAGUNG MUDA PADA MEDIUM MS

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Bahan dan Alat Metode Penelitian

RESPON REGENERASI EKSPLAN KALUS KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) TERHADAP PEMBERIAN NAA SECARA IN VITRO

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan

PENGARUH NAA DAN BAP TERHADAP INISIASI TUNAS MENGKUDU (Morinda citrifolia) SECARA IN VITRO ABSTRAK

3. METODOLOGI PENELITIAN

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

Pengaruh Retardan dan Aspirin dalam Menginduksi Pembentukan Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum) Secara In Vitro

Pembuatan Larutan Stok, Media Kultur Dan Sterilisasi Alat Kultur Jaringan Tumbuhan. Nikman Azmin

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan

III. BAHAN DAN METODE. 1. Percobaan 1: Pengaruh konsentrasi 2,4-D terhadap proliferasi kalus.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Untuk analisis sitologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk

LAMPIRAN. Lampiran 1. Persentase Data Pengamatan Kultur yang Membentuk Kalus. Ulangan I II III. Total A 0 B

PERBANYAKAN TUNAS APIKAL KRISAN (Chrysanthemum morifolium Ram.) DENGAN PENAMBAHAN NAA, BAP DAN AIR KELAPA SECARA KULTUR IN VITRO

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini terdiri atas dua percobaan utama dan satu percobaan lanjutan, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan siklamat semakin meningkat. Hal ini nampak pada industri makanan, meningkatkan gizi makanan, dan memperpanjang umur simpan.

INDOLE ACETID ACID (IAA) VARIATION ON BARANGAN BANANA S BUD GROWTH (Musa acuminata L. AAA triploid.) IN IN VITRO CULTURE

LAPORAN BIOTEKNOLOGI KULTUR ORGAN_by. Fitman_006 LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN. Kultur Organ OLEH : FITMAN D1B

BAB I PENDAHULUAN. Stevia rebaudiana Bertoni termasuk tanaman famili Asteraceae

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Kerja Persiapan Bibit Tumih

PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus undatus L.) YANG DIBERIKAN BERBAGAI KONSENTRASI NAA (Napthalen Acetic Acid) SECARA IN VITRO

Transkripsi:

TUGAS AKHIR (SB 091358) INDUKSI TUNAS TIGA AKSESI Stevia rebaudiana Bertoni PADA MEDIA MS DENGAN PENAMBAHAN BAP DAN IAA SECARA IN VITRO Mirza Merindasya NRP. 1509 100 022 Dosen Pembimbing: Tutik Nurhidayati, S.Si., M.Si. Parnidi, S.Si., M.Si. Dosen Penguji : Kristanti Indah Purwani, S.Si., M.Si Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si JURUSAN BIOLOGI Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

Latar Belakang GULA Kebutuhan Pokok Masyarakat Indonesia Alternatif untuk memenuhi kebutuhan gula Produksi Impor 60% 40%

Latar Belakang Aren Jagung Sorgum Kelapa Agave Stevia Tebu Alternatif Tanaman Penghasil Gula

Daun Alternatif Tanaman Penghasil Gula Stevia Di Jepang 5,6 % gula stevia sudah dipasarkan. Daun stevia mengandung glikosida dengan tingkat kemanisan 200-300 kali lipat daripada gula tebu Di Indonesia tahun 1977

Latar Belakang KENDALA Budidaya Tanaman Habitat hidup terbatas Bagaimana cara mengatasinya??? Presentase perkecambahan biji rendah Kultur Jaringan (Goettemoeller & Ching, 1999)

Latar Belakang Faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan teknik Kutur Jaringan yaitu : giberelin etilen ZPT sitokinin auksin asam absisat

Latar Belakang Interaksi sitokinin dan auksin menyebabkan diferensiasi jaringan. Kombinasi dan konsentrasi sitokinin dan auksin yang berbeda-beda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula pada eksplan kultur jaringan sesuai dengan tujuan Kombinasi menggunakan metode Mohr Faktor lain yang penentu keberhasilan teknik kultur jaringan adalah Genetik (spesies, varietas, klon, aksesi) (Hendaryono, 1994)

Latar Belakang Beberapa penelitian pendahuluan induksi tunas stevia : Peneliti Tahun Kombinasi ZPT Hasil Penelitian Sivaram dan Mukudan 2003 BA 2 ppm + IAA 1 ppm 11,2 tunas per eksplan Anbazhaghan 2010 BA 1 ppm + IAA 0,5 ppm 16 tunas per eksplan Alhady 2011 BAP 2 ppm + kin 0,5 ppm maksimum Studi Pendahuluan (Penelitian) 2012 BAP 1 ppm + IAA 0,5 ppm terbaik

Belum banyak penelitian tentang respon aksesi terhadap induksi tunas Stevia rebaudiana Bertoni pada beberapa kombinasi media (BAP dan IAA) Induksi Tunas Tiga Aksesi Stevia rebaudiana Bertoni Pada Media MS dengan Penambahan BAP dan IAA Secara In Vitro

Permasalahan 1. Bagaimana respon tiga aksesi Stevia rebaudiana Bertoni pada komposisi media yang berbeda terhadap induksi tunas secara in vitro? 2. Berapa konsentrasi zat pengatur tumbuh BAP dan IAA yang terbaik dalam menginduksi tunas pada tiga aksesi tanaman Stevia rebaudiana Bertoni secara in vitro?

Batasan Masalah 1. Tanaman stevia yang digunakan untuk penelitian ini berumur kurang lebih 3 bulan. 2. Karakter tiga aksesi. tanaman eksplan diabaikan, karena belum ada informasi secara molekuler. 3. Zat pengatur tumbuh yang digunakan adalah kombinasi BAP dan IAA. 4. Pengamatan dilakukan selama 30 hari setelah penanaman (inokulasi eksplan). 5. Jumlah tunas sebagai parameter utama pengamatan.

Tujuan 1. Untuk mengetahui respon tiga aksesi Stevia rebaudiana Bertoni pada komposisi media yang berbeda terhadap induksi tunas secara in vitro. 2. Untuk mengetahui konsentrasi zat pengatur tumbuh BAP dan IAA yang terbaik dalam menginduksi tunas pada tiga aksesi tanaman Stevia rebaudiana Bertoni.

Manfaat Aksesi dan komposisi media yang berbeda dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap respon induksi tunas Stevia rebaudiana Bertonii secara in vitro sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi metode kultur jaringan stevia untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas tanaman stevia yang ada di Indonesia.

METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Cara Kerja Analisis Statistik Rancangan Penelitian

METODOLOGI Waktu Bulan Februari - April 2013 Tempat Laboratorium Kultur Jaringan Pemuliaan Tanaman, Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (BALITTAS) Karangploso, Malang, Jawa Timur.

Alat Alat dan Bahan Bahan Masker Latex Jas labortorium Sarung tangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Oven Microwave Autoklaf Neraca analitik Hot plate Magnetic stirrer Lemari pendingin PH indicator Rak kultur Gelas beker Erlenmeyer Botol duran Botol kultur Pipet gondok Bulb Pipet tetes Pipet mikro Tip Plastik Karet gelang Gelas ukur Bunsen Sprayer Pinset Spatula Skalpel Pisau kecil Cutter Pisau kebun Kertas aluminium foil Keranjang sampah Tissue Kamera digital Tanaman Stevia rebaudiana Bertoni genotipe 1, genotipe 2, dan genotipe 3 Bahan-bahan dasar untuk membuat media MS (Murashige and Skoog) Zat Pengatur Tumbuh BAP (Benzyl Amino Purin) dan IAA (Indol Acetic Acid) Akuades steril Tween 20 Larutan sodium hypocloride 1,5 %.

Cara Kerja 1. Pemilihan Bahan Eksplan (Aksesi Jumbo, Super Kuning, Mini) 2. Sterilisasi Alat dan Media Autoklaf pada suhu 121 C, tekanan 1,5 atm, selama 20 menit Flame Sterilisation (Peralatan diseksi) 3. Pembuatan Media Media dasar kultur jaringan Stok hormon BAP dan IAA 4. Tahap Induksi Tunas Sterilisasi eksplan dan inokulasi eksplan 5. Pengamatan 30 HST terhadap: Jumlah tunas, presentase eksplan bertunas, kecepatan muncul tunas 6. Analisis Data Annova general linear model-tukey SK 95%

Variabel Pengamatan Presentase Eksplan Bertunas Σ Eksplan yang bertunas Σ Eksplan yang tersedia pada setiap perlakuan X 100% Kecepatan muncul tunas (Hari ke-) Kecepatan muncul tunas diukur dengan mengamati tunas yang pertama kali muncul pada masing-masing eksplan setiap hari selama 30 hari setelah tanam (HST). Jumlah tunas Dihitung setelah 30 hari setelah tanam (HST) dengan cara menghitung jumlah tunas yang muncul pada eksplan.

Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial dengan jumlah ulangan sebanyak 3 kali. Faktor pertama: A1 = Aksesi 1 A2 = Aksesi 2 A3 = Aksesi 3 Pengamatan selama 30 hari Faktor kedua M 1 = MS + BAP 0 ppm + IAA 0 ppm (kontrol) M 2 = MS + BAP 1 ppm + IAA 0 ppm M 3 = MS + BAP 2 ppm + IAA 0 ppm M 4 = MS + BAP 0 ppm + IAA 0,5 ppm M 5 = MS + BAP 1 ppm + IAA 0,5 ppm M 6 = MS + BAP 2 ppm + IAA 0,5 ppm

Analisis Statistik Analisis data dilakukan menggunakan program minitab ANOVA. Apabila terdapat pengaruh yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Tukey dengan taraf kepercayaan 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Tunas Presentase Eksplan Bertunas Kecepatan Muncul Tunas

Jumlah Tunas Hasil uji Anova menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan aksesi dan media tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah tunas. Namun untuk pemberian perlakuan aksesi secara tunggal atau media secara tunggal dapat memberikan pengaruh terhadap jumlah tunas. Tabel 1. Pengaruh interaksi aksesi dan media terhadap jumlah tunas Stevia rebaudiana Bertonii secara in vitro. Aksesi (A) Kombinasi ZPT pada media MS M1 M2 M3 M4 M5 M6 A1 2,7 a 1,3 a 1,3 a 1,7 a 1,7 a 2,3 a A2 1,7 a 2,3 a 2,7 a 1,3 a 4,7 a 5 a A3 2 a 2 a 4,7 a 2 a 2,3 a 3,7 a * Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Tukey selang kepercayaan 95%.

Tabel 2. Pengaruh aksesi terhadap jumlah tunas Stevia rebaudiana Bertonii secara in vitro. Aksesi Jumbo Super Kuning Mini Jumlah Tunas 1,8 a 2,9 a 2,8 a * Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Tukey selang kepercayaan 95%. Media MS + BAP 2 mg/l + IAA 0,5 mg/l (5 tunas per eksplan). Kombinasi sitokinin dan auksin yang digunakan dalam media ini sesuai dengan rasio perbandingan metode Mohr 4:1.

Tabel 3. Pengaruh media terhadap jumlah tunas Stevia rebaudiana Bertonii secara in vitro. Media (M) Jumlah Tunas 1 2,1 ab 2 1,9 ab 3 2,9 ab 4 1,7 b 5 2,9 ab 6 3,7 a * Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Tukey selang kepercayaan 95%. MS + BAP 0 mg/l + IAA 0,5 mg/l Media Kurang optimal dalam menginduksi tunas tanpa adanya penambahan BAP proses pembelahan sel dan morfogenesis kurang optimal, akibatnya jumlah tunas yang dihasilkan sedikit (Campbell et al.,2003).

Aksesi Jumlah Tunas Berpengaruh Aksesi berpengaruh terhadap respon jumlah tunas karena masingmasing aksesi memiliki sifat (genotipe) yang berbeda dalam pertumbuhan, morfologi, maupun kandungan kimia (Hendaryono & Wijayani, 1994). Beberapa penelitian pada tanaman lain menunjukkan bahwa setiap genotipe (varietas maupun aksesi) tanaman membutuhkan komposisi media tertentu guna mendukung pertumbuhan eksplan yang optimal (Takumi and Shimada, 1997; Iser et al., 1999; Basri, 2003 dalam Basri, 2008).

Presentase Eksplan Bertunas Tabel 2. Persentase eksplan bertunas Aksesi (A) Kombinasi ZPT pada media MS M1 M2 M3 M4 M5 M6 A1 100% 100% 100% 100% 100% 100% A2 100% 100% 100% 100% 100% 100% A3 100% 100% 100% 100% 100% 100% MS+BAP 0 mg/l+iaa 0 mg/l Eksplan tetap tumbuh dengan adanya hormon endogen Hormon endogen dalam tanaman tersebut mampu memacu sel untuk berkembang dan memperbanyak diri. Pertumbuhan tanaman secara in vitro dikendalikan oleh keseimbangan dan interaksi dari zat pengatur tumbuh yang ada dalam eksplan baik secara endogen maupun eksogen (Gunawan, 1995 dalam Nisak, 2012).

Kecepatan Muncul Tunas M6 M5 M4 M3 M2 Mini Super Kuning Jumbo Rata-rata tunas tumbuh pada hari ke 2,8 M1 0 2 4 6 Hari Ke-

Kecepatan Muncul Tunas Kecepatan dalam menginduksi tunas dipengaruhi oleh sifat dari masing-masing aksesi. Aksesi Jumbo memiliki ukuran lebih besar dari aksesi Super Kuning aksesi Mini relatif lebih lambat. Karena tanaman yang memiliki batang dengan diameter yang lebih besar akan cenderung memicu kearah pertumbuhan sekunder untuk memperbesar ukuran batang, sehingga laju pertumbuhan primernya lebih lambat (Campbell et al.,2003)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Interaksi antara tiga aksesi tanaman stevia dan enam kombinasi media tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah tunas. Namun pemberian perlakuan aksesi atau media secara tunggal dapat memberikan pengaruh terhadap jumlah tunas.. Super Kuning = 2,9 tunas per eksplan Mini = 2,8 tunas per eksplan Jumbo = 1,8 tunas per eksplan 2. Konsentrasi terbaik = MS + BAP 2 mg/l + IAA 0,5 mg/l. Saran 1. Penggunaan konsentrasi BAP dan IAA dengan rentangan yang lebih kecil. 2. Uji lanjutan sampai tahap subkultur untuk menginduksi akar.