RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

dokumen-dokumen yang mirip

NURSING CARE PLAN (NCP)


Koping individu tidak efektif

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM. Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan proses pikir : Waham

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN KONSEP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan

BAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB II KONSEP DASAR. Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB II KONSEP DASAR. berhubungan dengan orang lain termasuk persepsi individu akan sifat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

TUK: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di

BAB II TINJAUAN TEORI. kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman.

BAB II KONSEP DASAR A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN TEORI. sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan,

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

STUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA

LAMPIRAN. Implementasi dan Evaluasi keperawatan Hari/ tanggal 18 Juni 2013

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN:

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

BAB III TINJAUAN KASUS

HESTI CATUR HANDAYANI NIM. P.09081

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN PADA SDR. A : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RSJD SURAKARTA

Lampiran 1. JADUAL KEGIATAN HARIAN Nama : No. Kode: Ruang Rawat : No. Waktu Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Ket

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

MERAWAT PASIEN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORIK : HALUSINASI

BAB II TINJAUAN TEORI

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN

LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

BAB III TINJAUAN KASUS

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Isolasi sosial Pertemuan : I (satu)

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

BAB II TINJAUAN TEORI. Amarah merupakan suatu emosi yang menentang dari sifat mudah tersinggung

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara,

BAB III TINJAUAN KASUS. paranoid. Klien bernama Tn.ES, umur 33 th, laki-laki, pendidikan terakrih

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB III TINJAUAN KASUS

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

BAB III TINJAUAN KASUS. Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009.

BAB II KONSEP DASAR. perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana individu melakukan atau. (1998); Carpenito, (2000); Kaplan dan Sadock, (1998)).

BAB II TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VI (Gatot Kaca) RSJ Amino

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK Stimulasi Persepsi Halusinasi

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL (MENARIK DIRI)

BAB II TINJAUAN TEORI. Adapun definisi lain yang terkait dengan halusinasi adalah hilangnya

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Saat ini saya sedang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Walgito (2001, dalam Sunaryo, 2004).

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA TN

Transkripsi:

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI Nama Klien : Diagnosa Medis : No MR : Ruangan : Tgl No Dx Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan persepsi: halusinasi (lihat/dengar/ penghidu/raba/ kecap) TUM: Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya TUK 1: Klien dapat membina hubungan saling percaya 1. Setelah...x interaksi klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat: o Ekspresi wajah bersahabat o Menunjukkan rasa senang o Ada kontak mata o Mau berjabat tangan o Mau menyebutkan nama o Mau menjawab salam o Mau duduk berdampingan dengan perawat o Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi 1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik: Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien Buat kontrak yang jelas Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien TUK 2: Klien dapat mengenal 2.1 Setelah... x interaksi klien menyebutkan: 2.1.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap

o Isi o Waktu o Frekuensi o Situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi 2.1.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan (*dengar/lihat/penghidu/raba/kecap), jika menemukan klien yang sedang halusinasi: Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu (halusinasi dengar/lihat/penghidu/raba/kec ap) Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminiya Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut, namun perawat sendiri tidak mengalaminya (dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi) Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama Katakan bahwa perawat akan membantu klien 2.2.3 Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien: Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore, malam atau sering dan kadang-kadang) Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak

TUK 3: Klien dapat mengontrol 2.2 Setelah... x interaksi klien menyatakan perasaan dan responnya saat mengalami halusinasi: o Marah o Takut o Sedih o Senang o Cemas o Jengkel 3.1 Setelah...x interaksi klien menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasi. 3.2 Setelah...x klien menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi. 3.3 Setelah...x klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi halusinasi (dengar/lihat/penghidu/raba/ kecap). 3.4 Setelah...x klien melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan. 3.5 Setelah...x klien mengikuti terapi aktivitas kelompok menimbulkan halusinasi 2.2.1 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya. 2.2.2 Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut. 2.2.3 Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati 3.1 Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri, dll). 3.2 Diskusikan cara yang digunakan klien, Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut. 3.3 Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi: Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata ( saya tidak mau dengar/lihat/ penghidu/raba/kecap pada saat halusinasi terjadi). Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk menceritakan tentang Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari yang telah

TUK 4: Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol 4.1 Setelah x pertemuan keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat. 4.2 Setelah...x interaksi keluarga menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi disusun. Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika sedang berhalusinasi. 3.4 Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya 3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih 3.6 Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri pujian 3.7 Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi 4.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu, tempat, dan topik). 4.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat pertemuan keluarga/kunjungan rumah) Pengertian halusinasi Tanda dan gejala halusinasi Proses terjadinya halusinasi. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi. Obat-obatan halusinasi. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah (beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama, memantau obat-obatan dan cara pemberiannya untuk mengatasi halusinasi). Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara

mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi di rumah. TUK 5: Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik 5.1 Setelah...x interaksi klien menyebutkan: o Manfaat minum obat o Kerugian tidak minum obat o Nama, warna, dosis, efek samping obat 5.2 Klien mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar. 5.3 Interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter 5.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat. 5.2 Pantau klien saat penggunaan obat. 5.3 Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar. 5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter. 5.5 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan