PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI

dokumen-dokumen yang mirip
CARA PANDANG TERHADAP ORGANISASI

PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS

Komunikasi Organisasi

PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS

Harap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi

Pengantar Ilmu Komunikasi

BUDAYA ORGANISASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Konsep Budaya Organisasi 2. Budaya Dan Keberhasilan Organisasi

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke:

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia didunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

Tantangan Dasar Desain Organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

BAB I PENDAHULUAN. kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna. Untuk

PENGARUH HUMAN RELATIONS DAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

KARAKTERISTIK KOMUNIKASI

Iklim Komunikasi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung

Komunikasi Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset perusahaan. Pentingnya karyawan dalam suatu

BAB IV ANALISIS DATA. dijadikan sebagai suatu temuan penelitian yang akan mengupas

Human Relations. Memahami Konsep Dasar Komunikasi dalam Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not

Modul ke: TEORI INTERPRETIF 15FIKOM INTERAKSIONAL SIMBOLIK. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

Komunikasi Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

Komunikasi Organisasi

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

Tugas : e Learning Administrasi Bisnis Nama : Erwin Febrian Nim :

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Sosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07

PENDEKATAN HUMAN RELATIONS DAN SISTEM

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

BAB V ANALISIS DATA. dapat diperoleh temuan-temuan mengenai: 1. Pola Komunikasi elit NU Cabang Istimewa Malaysia dalam. nahdliyin di Malaysia.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam berorganisasi. Komunikasi

Komunikasi Organisasi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

PERANAN KELOMPOK INFORMAL DI DALAM PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN HAMIDAH. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang yang terdapat dalam instansi tersebut. Oleh karena itu

BAB V PENUTUP. mengenai program Kampung Ramah Anak, lahir melalui proses yang simultan dan

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. penelitian yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, yang mengakibatkan adanya hubungan timbal balik. Dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan

BAB III METODE PENELITIAN

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF BAGI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membuat perusahaan secara maksimal berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada awalnya komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Rachmat

Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang

TEORI KOMUNIKASI. Teori Berdasarkan Pendekatan Subyektif. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

Perspektif dalam Ilmu Komunikasi

PENGARUH KOMUNIKASI GURU DAN PARTISIPASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 2 KARTASURA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari seluruh pembahasan sebelumnya, maka kajian tentang pemberdayaan

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN

I. PENDAHULUAN. oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah faktor sumber daya manusia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

Pemberdayaan SDM melalui Komunikasi Organisasi: Suatu Pendekatan Subjektivis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI

BAB II HUBUNGAN ANTARA IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. A. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di zaman globalisasi sekarang ini, perusahaan dihadapkan pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEPEMIMPINAN DAN IKLIM KOMUNIKASI (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Peranan Pemimpin terhadap Iklim Komunikasi di KOMPAS-USU)

Transkripsi:

MODUL PERKULIAHAN PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Alternatif Pandangan Organisasi 2. Perkembangan Teori Dalam Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations 02 42008 Abstrak Cara pandang terhadap organisasi mempengaruhi perkembangan teori dan metodologi penelitian komunikasi organisasi Kompetensi Mampu mengetahui pandangan dunia dan implikasinya terhadap kenyataan dan organisasi serta implikasi metodologis dari perkembangan pandangan tersebut

Pembahasan PANDANGAN TERHADAP ORGANISASI Dunia sosial dan apa yang dianggap realitas adalah proyeksi dari kesadaran individu. Orang-orang yang berbeda berperilaku dengan cara-cara yang berbeda terhadap objek yang diamati. Perbedaan tersebut didasari pada bagaimana orang berpikir tentang objek-objek termaksud. Suatu objek sosial adalah objek yang mempunyai makna dan menuntut tindakan manusia. Ada dua cara pandang yang dapat dijadikan acuan terhadap organisasi, yaitu objektif dan subyektif. Istilah objektif merujuk pada pandangan bahwa objek-objek, perilakuperilaku, dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia nyata. Dunia sosial adalah sesuatu di luar sana yang keras, dan nyata, yang mempengaruhi setiap orang dengan suatu cara. Dunia sosial dapat dianggap sebagai suatu struktur yang terdiri dari suatu jaringan hubungan tetap antara bagian-bagian pokok. Seorang objektivis memandang dunia sosial sama seperti memikirkan dunia fisik dan alam, sebagai sesuatu yang konkret dan terstruktur. Lebih lanjut menurut pandangan objektif, realitas merupakan suatu fenomena objektif yang dapat diamati dan diukur secara cermat. Setiap aspek dunia yang tidak menyatakan diri dalam suatu bentuk aktivitas atau perilaku yang dapat diamati harus dianggap sebagai hal yang meragukan. Realitas adalah sesuatu yang bersifat eksternal dan nyata. Oleh karenanya dunia sosial adalah konkret dan nyata sebagaimana dunia alam. Sementara itu, istilah subjektif menunjuk bahwa realitas adalah konstruksi sosial. Pandangan subjektif memandang bahwa pengetahuan tidak mempunyai sifat yang objektif dan tidak mempunyai sifat yang tidak dapat berubah. Dunia sosial dan apa yang dianggap realitas adalah projeksi dari kesadaran individu, merupakan suatu tindakan imajinasi kreatif. Realitas meliputi proses-proses manusia yang menilai dan menafsirkan fenomena dalam kesadaran sebelum memahami struktur makna yang ada. Pandangan subjektif menekankan penciptaan makna. Seorang subjektivis memandang realitas sebagai suatu proses kreatif yang memungkinkan orang menciptakan apa yang ada di luar sana. Berdasarkan pandangan seorang subjektivis, oreang menciptakan suatu keteraturan dari objek. Dunia, dan semua hal yang ada di dalamnya, pada dasarnya tidak terstruktur. 2

PENGORGANISASIAN Pendekatan objektif menyatakan organisasi adalah sesuatu yang bersifat fisik dan konkret, dan merupakan sebuah struktur yang pasti. Istilah organisasi mengisyaratkan bahwa organisasi adalah sesuatu yang nyata terdiri dari orang, hubungan dan tujuan. Organisasi dalam hal ini dipandang sebagai wadah. Organisasi adalah keranjang, dimana semua unsur yang membentuk organisasi berada di dalamnya. Bedasarkan pandangan objektif: organisasi berarti struktur, sesuatu yang stabil. Metafora pendekatan objektif adalah metafora mesin. Mesin adalah konkret, dan bagian-bagiannya dapat diamati secara langsung. Dalam hal ini ciri sistematik mesin diprojeksikan kepada organisasi. Gagasan pokoknya adalah bahwa organisasi memiliki seperangkat prinsip yang sama digunakan untuk memahami mesin. Namun demikian ada perbedaan antara organisasi manusia dengan mesin, antara lain: 1) manusia tidak dapat dipertukarkan seperti bagian-bagian mesin, 2) memahami perilaku manusia tidaklah semudah memahami bagian-bagian mesin. Adapun pendekatan subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan yang dilakukan orang. Organisasi terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi, dan transaksi yang melibatkan orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi. Perilaku orangorang dalam organisasi akan membentuk organisasi. Lebih lanjut, kaum subjektivis menganggap organisasi sebagai pengorganisasian perilaku. Sebuah metafora yang menunjukkan pendekatan subjektif terhadap organisasi adalah metafora budaya. Budaya menunjukkan bahwa suatu organisasi eksis hanya melalui interaksi manusia. Budaya akan berubah sesuai dengan perkembangan perilaku manusia. SIFAT DAN TINDAKAN MANUSIA Pendekatan objektif sangat menekankan lingkungan sebagai faktor penentu dalam menjelaskan perilaku manusia. Manusia dibentuk oleh lingkungan, dan keberhasilan serta kelangsungan hidup sangat tergantung pada bagaimana manusia beradaptasi dengan realitas nyata. Karena lingkungan dan organisasi mempunyai struktur, penting untuk mencapai keselarasan diantara keduanya, agar adaptasi dapat berlangsung secara maksimal. Dengan kata lain, kelangsungan organisasi sangat tergantung pada kemampuan organisasi untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Dalam hal ini, manusia dilihat sebagai pemroses informasi yang memberikan respons terhadap lingkungan. 3

Hubungan antara manusia dan lingkungan sangat ditentukan oleh pertukaran informasi yang dilakukan. Untuk menjaga interaksi dengan lingkungan, kaum objektivis memiliki pandangan bahwa tindakan manusia harus memiliki tujuan, intensional, goal oriented, dan rasional. Dalam hal ini, tindakan ditentukan oleh lingkungan dan manusia berperilaku sesuai dengan ketentuan lingkungan dengan cara-cara tertentu. Karena tindakan manusia ditentukan oleh lingkungan, maka objektivis mempercayai bahwa organisasi dapat dikelola dan dikendalikan oleh keputusan-keputusan rasional yang menstrukturkan aktivitas sesuai dengan tuntutan lingkungan dan kemampuan individu. Pendekatan subjektif menekankan bahwa manusia punya peran yang lebih aktif dan kreatif. Kreasi manusia bukanlah produk lingkungan, namun merupakan kreatifitas dimana manusia menciptakan lingkungan. Hal ini yang membedakan pandangan subjektif dengan objektif. Pandangan subjektif beranggapan bahwa lingkungan akan terwujud tergantung pada kreatifitas manusia, semakin kreatifitas mausia berkembang maka lingkungan pun akan berkembang, dan sebaliknya. Menurut pandangan subjektif, lingkungan bukan sesuatu yang konkret dan independen terlepas dari tindakan manusia. Lebih lanjut, pandangan subjektif menekankan bahwa manusia hidup dalam dunia simbolik, dimana lingkungan simbolik akan berubah dan dapat ditafsirkan dengan berbagai cara. Manusia menciptakan, memelihara, dan memutuskan realitas melalui penggunaan simbol. Manusia tidak hanya merespons dan beradaptasi dengan lingkungan, namun juga menciptakan dan berpartisipasi dengan lingkungan. Perspektif kaum subjektivis terhadap tindakan manusia berbeda dengan kaum objektivis. Bagi kaum subjektivis, tindakan muncul dari proses sosial dalam interaksi manusia. Yaitu, bahwa perilaku manusia akan berkembang tergantung pada konstruksi sosial yang terjadi selama proses interaksi. Pandangan kaum subjektivis ini sangat mempengaruhi pandangan mereka terhadap sebuah organisasi. Menurut mereka, perkembangan organisasi akan sangat ditentukan oleh interaksi para anggota organisasi. Perilaku pegawai merupakan tanggapan dari perilaku manajer. Walaupun struktur telah ditetapkan, namun siapa yang akan menjamin bahwa manusia akan selalu mentaati dan mengikuti struktur yang ada. Bagaimana jika perilaku manusia adalah inefisien, tidak teramalkan, irasional, tidak kompeten, bebal dan berprasangka? Pandangan objektif dan subjektif sama-sama menegaskan bahwa organisasi senantiasa berorientasi pada manusia. Namun kedua pandangan ini memiliki cara pandang yang berbeda. Kaum objektivis menyatakan bahwa manusia dapat diramalkan, selama kekuatan-kekuatan pokok keteraturan alamiah dapat diuraikan. Manusia akan 4

berperilaku secara rasional yang akan menjadi penentu bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan. Pendekatan objektif juga menegaskan akan adanya keteraturan eksis dalam dunia nyata. Karena keteraturan dunia adalah nyata, maka perilaku manusia pun dapat diramalkan. Berdasarkan pandangan ini, manusia akan berperilaku sesuai dengan ketentuan, peraturan, struktur yang ada dalam sebuah organisasi. Pandangan kaum subjektivis menekankan bahwa manusia menciptakan keteraturan dan situasi. Manusia tidak terikat pada keteraturan alamiah, namun menciptakan keteraturan, makna dalam keteraturan, dan akibat-akibat dari keteraturan yang diciptakan. Berdasarkan pandangan ini, manusia harus dimotivasi untuk senantiasa kreatif dan inovatif dalam mengembangkan gagasannya. Manusia yang menciptakan dunia sosial, keteraturan lingkungan dan mengembangkan semua ciptaannya untuk mencapai tujuan bersama. PENGARUH PANDANGAN TERHADAP DEFINISI ORGANISASI Kaum objektivis mendefinisikan organisasi sebagai suatu struktur yang nyata. Organisasi adalah sebuah wadah yang menampung orang-orang dan objek untuk mencapai tujuan bersama. Bila organisasi sehat, bagian-bagian yang interdependen akan bekerja sama secara sistematik untuk menghasilkan karya dalam upaya mencapai tujuan bersama. Kaum objektivis juga menekankan pada struktur, perencanaan dan pengawasan, dan tujuan. Lingkungan, menurut pandangan objektif akan sangat menentukan prinsip-prinsip organisasi. Pemahaman ini menyebabkan adanya upaya pencarian keselarasan antara struktur organisasi dengan faktor-faktor penentu lingkungan. Organisasi dianggap sebagai pemroses informasi, dimana sistem terstruktur yang mengatur jabatan-jabatan dan peran telah dirancang sebelum diisi oleh para pelaku organisasi. Singkat kata, kaum objektivis memandang organisasi sebagai suatu entitas besar dengan struktur yang terkendali yang terdiri dari kebijakan dan prosedur. Sistem organisasi ditata berdasarkan logika untuk mencapai tujuan bersama. Karena itu pendekatan objektif menekankan pentingnya struktur dalam memandu perilaku. Lebih lanjut menurut pandangan objektif, bila seseorang memahami struktur maka akan memahami organisasi. Pada sisi lain, lingkungan menurut kaum objektivis, merupakan pendorong di balik perilaku organisasi. Organisasi dikondisikan oleh lingkungan, dan keberlangsungan hidup organisasi sangat tergantung pada kemampuan para pelaku organisasi untuk menafsirkan lingkungan dan beradaptasi dengannya. Kaum subjektivis mendefinisikan organisasi sebagai perilaku pengorganisasian. Berdasarkan definisi ini, pemahaman organisasi diperoleh melalui pengamatan perilaku- 5

perilaku manusia, dan makna perilaku termaksud. Dalam hal ini, struktur diciptakan dan dikembangkan oleh para pelaku organisasi. Kaum subjektivitis menegaskan bahwa organisasi akan berkembang dan mencapai tujuan bersama sangat dipengaruhi oleh interaksi para pelaku organisasi. Organisasi tidak berperilaku, yang berperilaku adalah para anggotanya. Kaum subjektivis tertarik pada perilaku para anggota, akibat dan makna akibat bagi mereka. Bagi kaum subjektivis, organisasi adalah suatu kolektivitas dari tindakantindakan (perilaku) yang bertautan. Terkait dengan struktur, pandangan subjektif juga mengakui struktur namun tekanan mereka adalah perilaku manusia. Struktur tidaklah independen dari tindakan-tindakan manusia. Manusia yang menciptakan, memelihara, mengembangkan struktur. Untuk itu, suatu proses pengorganisasian yang kreatif sangat diperlukan. Pandangan subjektif juga menegaskan bahwa perilaku dan tindakan manusia merupakan kekuatan utama dalam organisasi. Dalam hal ini, struktur diposisikan sebagai hasil perilaku manusia. Oleh karena itu, para pelaku organisasi haruslah senantiasa peka terhadap proses interaksi dalam organisasi. Adapun lingkungan menurut kaum subjektivis adalah sesuatu yang diciptakan. Lingkungan diciptakan oleh manusia dan akan memengaruhi perilaku manusia. Karena lingkungan adalah ciptaan manusia maka adalah mungkin untuk melakukan perubahan organisasi melalui proses pembuatan kesepakatan bersama. Pada akhirnya dapatlah ditarik kesimpulan, bahwa 1) pendekatan objektif adalah sebuah pendekatan yang cenderung mereduksi organisasi menjadi bagian-bagian yang berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Organisasi adalah stabil dan merupakan sesuatu yang rutin. Sementara itu, 2) pandekatan subjektif adalah sebuah pendekatan yang menyatakan bahwa kaum objektivitis mengabaikan proses kreatif manusia dan menganggap bahwa proses dalam kehidupan manusia adalah niscaya. Lebih lanjut, pandangan subjektif menegaskan bahwa organisasi terbentuk dan berkembang karena proses kreatifitas dan interaksi manusia. Organisasi adalah sesuatu yang berkembang dinamis menuju tujuan bersama, dan bukanlah suatu rutinitas belaka. PERKEMBANGAN TEORI DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI Pada dasarnya, organisasi mempunyai sifat berusaha memenuhi jenjang keteraturan tertentu sehingga dapat bertahan dan mencapai tujuan. Hal ini berarti organisasi harus dapat mengajak anggotanya bersikap dengan cara-cara yang bermanfaat bagi organisasi. Ada dua cara pandang terhadap sebuah organisasi, yaitu objektif dan subjektif. Pandangan objektif menekankan arti pentingnya struktur pada organisasi. Sementara, pandangan subjektif menekankan pada interaksi manusia. 6

Kedua pandangan terhadap organisasi ini mempengaruhi perkembangan teori dalam komunikasi organisasi. Secara prinsip ada tiga kelompok teori dalam komunikasi organisasi, yaitu: teori klasik, teori transisional, dan teori modern. Teori klasik dalam komunikasi organisasi adalah teori-teori merupakan teori dengan pandangan objektif murni. Teori klasik membedakan antara struktur organisasi sosial dan struktur organisasi formal. Pada struktur organisasi sosial, dipahami bahwa adanya pola atau regularitas dalam interaksi sosial mengisyaratkan adanya hubungan antara sekelompok orang ataupun sejumlah kelompok untuk menjadi suatu sistem sosial yang lebih besar. Misalnya, satu bus orang yang pergi ketempat yang berbeda bukanlah organisasi sosial. Namun, satu bus anggota klub sepak bola merupakan organisasi sosial. Jaringan hubungan dalam kelompok akan membuat struktur yang akan menghasilkan budaya kelompok. Dalam hal ini, hubungan-hubungan berfungsi mengorganisasikan perilaku manusia dalam suatu organisasi. Ada tiga cara komunikasi dalam organisasi sosial, yaitu (1) sistem sosial dihasilkan lewat komunikasi. Keseragaman perilaku dan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma dihasilkan lewat komunikasi di antara anggota kelompok. (2) Pada sistem sosial yang sudah berkembang maka akan terbentuk status sosial tertentu. Sistem sosial akan mempengaruhi bagaimana, ke, dan dari siapa, dengan pengaruh bagaimana komunikasi terjadi di antara anggota sistem. (3) Melalui peran dalam sistem. Suatu peranan merujuk kepada seperangkat perilaku dan jabatan tertentu dalam suatu sistem sosial. Berbeda dengan organisasi sosial yang muncul manakala orang-orang berasosiasi antara satu dengan lainnya, maka organisasi formal didirikan dengan sengaja untuk tujuantujuan tertentu. Organisasi formal secara populer juga disebut birokrasi. Pada organisasi formal, komunikasi akan terjalin berdasarkan struktur dan hirarki organisasi. Ciri-ciri organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut komunikasi jabatan. Hubungan dibentuk antara jabatan. Mereka yang memiliki jabatan tertentu akan berkomunikasi dengan cara yang sesuai dengan jabatan yang dimiliki. Menurut pandangan kaum subjektivis, model teori klasik menunjukkan pencarian keteraturan, rasionalitas atas perilaku manusia. Teori-teori klasik senantiasa menunjukkan bahwa bila struktur telah ditentukan maka perilaku manusia akan dapat diramalkan, rasional dan efisien. Setiap orang mengetahui peran mereka melalui struktur: tanggung jawab dan kepada siapa harus bertanggung jawab. Struktur menentukan perilaku dan menghasilkan keteramalan. Pertanyaan yang muncul dalam benak pikiran kaum subjektivis adalah bagaimana bila kewenangan dan tanggung jawab tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan 7

struktur? Berangkat dari pertanyaan inilah muncul teori-teori transisional yang mulai memperhatikan perilaku manusia. Sesuatu yang terabaikan dalam teori-teori klasik. Teori-teori transisional berpandangan bahwa organisasi adalah sistem orang, bukan struktur yang direkayasa secara mekanis. Dalam organisasi, struktur saja tidaklah cukup. Eksistensi suatu organisasi bergantung pada kemampuan manusia untuk berkomunikasi dan berkemauan untuk bekerja sama guna mencapai tujuan bersama. Adapun kewenangan merupakan suatu fungsi kemauan untuk bekerja sama. Singkat kata, teori-teori transisional mengubah teori-teori klasik kearah pandangan struktur murni dan pembagian tugas kepada pandangan mengenai manusia dan moral. Dalam setiap organisasi, akan tumbuh kelompokkelompok informal. Hubungan informal muncul sebagai tanggapan dari berbagai kesempatan yang diciptakan lingkungan. Biasanya, iklim yang tercipta dalam organisasi formal akan mempengaruhi kelompok informal. Semakin tidak kondusif iklim organisasi maka hubungan informal akan semakin bermunculan, dan sebaliknya. Menyadari bahwa organissai informal senantiasa akan muncul sebagai bayangan dari organisasi formal, maka sebaiknya organisasi informal juga harus diperhatikan. Organisasi informal dan organisasi formal harus seiring dalam gerak sebuah organisasi. Organisasi informal sebagai hasil dari interaksi para pelaku organisasi juga perlu mendapatkan perhatian, sehingga tidak mengganggu kerja nyata organisasi secara formal. Teori komunikasi organisasi pada perkembangan selanjutnya semakin menggambarkan pengaruh subjektivisme yang tergambar pada adanya pengorganisasian dan budaya organisasi. Pengorganisasian yang terdiri dari struktur, perilaku dan lingkungan dipandang sebagai aktivitas komunikasi. Aktivitas komuniaksi yang menghasilkan interaksi diantara para pelaku organisasi dalam kurun waktu tertentu akan membentuk sebuah budaya. Setiap budaya akan mengembangkan harapan-harapan yang tertulis maupun tidak tertulis tentang perilaku (aturan dan norma-norma) yang akan mempengaruhi para anggota organissai dimana budaya dikembangkan. Peranan komunikasi dalam budaya organisasi sangatlah penting sebagai sarana pembentukan makna pemahaman bersama dalam upaya untuk mencapai sebuah tujuan. Para pelaku organisasi harus memahami organisasi. Pemahaman tersebut akan dapat dilakukan melalui pemahaman budaya organisasi. Melalui budaya organisasi akan dapat dipahami pula pola komunikasi dalam sebuah organisasi. Budaya diciptakan melalui interaksi. Lebih lanjut, pandangan subjektif menegaskan bahwa organisasi adalah perilaku simbolik, dan eksitensinya bergantung pada makna bersama, yang penafsirannya diperoleh melalui interaksi manusia. Lambang-lambang dan perilaku simbolik membuat kehidupan organisasi berlangsung. Memahami perilaku simbolik adalah memahami bagaimana sebuah organisasi tertentu mewarnai apa yang dilakukan dan yang tidak dilakukan. 8

Selain perkembangan teori komunikasi organisasi berdasarkan pandangan objektif dan subjektif, teori komunikasi organisasi juga membicarakan masalah yang muncul dalam organisasi. Teori-teori ini merupakan kepanjangan pemikiran dari kaum subjektivis, yang memerhatikan akibat-akibat yang akan muncul sebagai akibat interaksi para anggota organisasi. Beberapa isu yang senantiasa diperhatikan terkait masalah organisasi antara lain adalah motivasi, iklim organisasi, maupun gaya kepemimpinan. Motivasi, yang merupakan faktor-x dalam efisiensi dipahami sebagi salah satu isu penting dalam pengembangan organisasi. Motivasi menyangkut alasan-alasan mengapa orang mencurahkan tenaga untuk melakukan pekerjaan. Di sisi lain, seseorang akan termotivasi sangatlah tergantung pada iklim organisasi. Iklim organisasi yang kondusif akan memotivasi orang untuk berkembang dalam karya dan karsa. Sebaliknya, iklim organisasi yang kurang atau tidak kondusif akan menjadi penghambat orang untuk berkembang. Menurut kaum subjektivis, interaksi-interaksi dan proses yang terbentuk merupakan hal yang penting untuk perkembangan iklim organisasi. Iklim bukanlah sifat seorang individu, tetapi sifat yang dibentuk, dimiliki bersama, dan dipelihara oleh para anggota organisasi. Iklim suatu organisasi diungkapkan melalui isi pesan dan bentuk-bentuk simbolik yang digunakan dalam interaksi. Pada saat anggota organisasi berinteraksi dan menggunakan bentuk-bentuk simbolik, maka bentuk-bentuk tersebut akan memberikan rasionalisasi atas tindakan organisasi, dan sekaligus menunjukkan apa yang diharapkan dari iklim organisasi. Adapun gaya kepemimpinan perlu diperhatikan, karena kepemimpinan hanya akan mempunyai makna bila dibentuk dan ditentukan oleh anggota organisasi. Seorang pemimpin akan peka dan tanggap pada tuntutan organisasi dengan memahami interaksi yang dilakukan oleh para anggotanya. 9

Daftar Pustaka Arni Muhammad. Arni. 2002.. Jakarta: Bumi Aksara. Pace, Wayne., Faules, Don.F. 2005.. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 10