BAB II KAJIAN PUSTAKA. Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing
|
|
- Budi Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Multi Level Marketing (MLM) Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing (pemasaran berjenjang) atau direct selling yang merupakan salah satu bisnis yang berhubungan dengan pemasaran dan pendistribusian produk. MLM ini dilakukan melalui banyak level (tingkatan) dan memerlukan peran anggota (member). Member pada MLM memiliki jenjang atau tingkatan yakni, Upline dan Downline. Seorang Upline harus memiliki Downline untuk mendapatkan jenjang yang lebih tinggi, dan Downline adalah setiap orang yang direkrut oleh Upline dalam pendistribusian produk MLM dan demikian selanjutnya. Artinya, keanggotaan merupakan inti dari pemasaran Multi Level Marketing (MLM) dan tugas pokoknya adalah melakukan penjualan dan memperbesar jaringan di bawahnya. Di dalam Multi Level Marketing (MLM) terdapat 2 (dua) bentuk sistem jaringan yang dijalankan oleh perusahaan MLM yakni sistem binary/ piramida dan sistem matahari ( Sistem jaringan binary/ piramida hanya menguntungkan bagi orang-orang yang pertama atau lebih dulu bergabung sebagai anggota. Pada sistem jaringan binary, upline hanya dapat membentuk jaringan kanan-kiri. Kita misalkan upline A dapat merekrut lebih dari 2 (dua) orang B,C dan D. B dan C akan menjadi downline dari A dimana B dan C akan berada pada tingkatan pertama. D yang menjadi orang ke 3 (tiga) harus dilimpahkan sebagai downline dari B atau C dan D akan berada pada tingkatan kedua. Lebih jelasnya mengenai jaringan ini dapat dilihat dari gambaran di bawah ini :
2 Gambar 2.1 Bentuk Jaringan MLM Binary/ Piramida A Level 1 B C Level 2 D D Pada sistem jaringan MLM binary/ piramida, perusahaan hanya akan memberikan komisi (hasil penjualan) jika jaringan kiri dan kanan seimbang. Oleh karena itu jika kita menginginkan komisi maka harus dapat menyeimbangkan jaringan kiri dan kanan. Pada akhirnya kita harus bekerja keras untuk menyeimbangkan jaringan kiri dan kanan dengan merekrut member baru yang akan diletakkan ke downline kita yang belum seimbang. Sistem jaringan MLM matahari memberikan kebebasan untuk membangun jaringan. Setiap member diperkenankan membuka jaringan selebar mungkin dan sebanyak-banyaknya. Artinya para pelaku MLM tersebut dapat membuka jaringan dengan beberapa orang dengan pola menyebar. Lebih jelasnya mengenai jaringan ini dapat dilihat dari gambaran di bawah ini : Gambar 2.2 Bentuk Jaringan MLM Matahari
3 Sistem jaringan MLM matahari memberikan kebebasan kepada member untuk melebarkan jaringan yang dimiliki dan sistem seperti ini dilihat adil karena siapa yang bekerja itu yang akan mendapatkan hasil, sedangkan yang tidak bekerja tidak akan mendapatkan hasil. Semakin keras kita bekerja, maka akan semakin besar jaringan di bawah kita dan akan semakin besar hasil yang akan kita dapatkan. Sistem jaringan matahari dapat meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan baik yang di tingkat bawah maupun yang ditingkat atas. Sistem pemasaran atau penjualan pada MLM dapat dilakukan secara pribadi dan secara group/jaringan. Siklus penjualan MLM atau direct selling atau pemasaran langsung dapat dilihat dalam gambar berikut : Gambar 2.3 Sistem Penjualan MLM Produsen Distributor Independen/Member Konsumen Sistem penjualan MLM seperti ini membuat biaya distribusi menjadi rendah dan produk yang dijual juga tidak sembarangan ada. Produk yang dipesan juga hanya bisa didapat melalui distributor independen/member dan bisa dikatakan kalau pelaku dan yang mempromosikan MLM ini adalah para member dan konsumen yang kemudian direkrut jadi anggota. Pemasaran dan penjualan produk seperti ini akan memberikan keuntungan langsung sekitar 21% buat member. ( /09/24/bedah-sistem-mlm/diakses pada tanggal 31/01/2012, pukul 11.30). Semakin banyak group/ jaringan yang terbentuk maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Penghasilan yang diperoleh dari penjualan produk MLM disebut komisi. Selain komisi, dari penjualan setiap produk, member
4 mendapat bonus poin dan poin tersebut dapat dikumpulkan dalam jangka waktu sebulan dan akan mempunyai nilai uang. Harga 1 (satu) poin adalah Rp Jika seorang member saja berhasil mengumpulkan 10 poin dari penjualan produk pribadinya maka ia akan mendapatkan keuntungan sebesar 10xRp 5.500=Rp Apalagi jika member tersebut sudah membangun jaringannya maka bonus yang didapat dan hasil penjualan produk akan lebih banyak lagi. Makin banyak poin yang dikumpulkan, member akan mendapatkan lebih banyak keuntungan yang diperoleh. Komisi (penghasilan) dan bonus (hasil pengumpulan poin) yang akan diperoleh member, akan ditambah dengan pedapatan reward (hadiah) berupa perjalanan ke luar negeri dan mobil gratis apabila dapat mencapai jenjang/ peringkat tertentu. Seorang upline akan cepat naik jenjang/ peringkat melalui penjualan produk yang banyak dan merekrut downline juga. 2.2 Teori Pertukaran Teori pertukaran Homans (dalam Ritzer, 2007:360) terletak pada sekumpulan proposisi fundamental yang menerangkan setidaknya antara dua individu yang berinteraksi. Hubungan sosial yang terjadi pada masyarakat mempunyai perilaku yang saling mempengaruhi yang terdiri dari unsur ganjaran, pengorbanan dan keuntungan. Ganjaran merupakan segala hal yang diperoleh melalui adanya pengorbanan, sedangkan pengorbanan merupakan semua hal yang dihindarkan, dan keuntungan adalah ganjaran dikurangi oleh pengorbanan. Jadi, perilaku sosial terdiri atas pertukaran paling sedikit antara dua orang berdasarkan
5 perhitungan untung rugi. Dalam hal ini, Homans menggunakan contoh jenis hubungan pertukaran yang menjadi sasaran perhatiannya. Bayangkan dua orang sedang melakukan pekerjaan tulis-menulis di sebuah kantor. Menurut peraturan kantor, masing-masing harus mengerjakan pekerjaannya sendiri atau bila memerlukan bantuan ia harus berkonsultasi dengan pengawas. Salah seorang diantaranya, sebut saja Person, tak begitu terampil bekerja dan hanya akan dapat bekerja lebih baik dan lebih cepat bila ia mendapat bantuan dari waktu ke waktu. Meski peraturan kantor membolehkan, ia enggan berkonsultasi dengan pengawas karena dengan mengakui ketidakmampuannya dapat merugikan peluangnya untuk promosi. Malahan ia mencari orang lain, sebut saja Dicky, untuk meminta bantuannya. Dicky lebih berpengalaman bekerja ketimbang Person. Dicky dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik dan cepat dan melewatkan waktu istirahat dan mempunyai alasan untuk mengira bahwa pengawas takkan memeriksa pelanggaran peraturan yang dibuatnya. Dicky membantu Person dan imbalannya Person menyatakan terima kasih dan persetujuannya kepada Dicky. Kedua orang itu telah bertukar bantuan dan persetujuan (Homans dalam Ritzer, 2007:361). Teori pertukaran Homans bertumpu pada asumsi bahwa orang terlibat dalam perilaku untuk memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman. Pertukaran perilaku untuk memperoleh ganjaran adalah prinsip dasar dalam transaksi ekonomi sederhana. Seseorang dapat mempertukarkan pelayanannya/ jasa untuk memperoleh upah. Homans percaya bahwa proses pertukaran dapat dijelaskan lewat proporsional yang ada (Margareth Poloma, 2000:59). Dari keenam penjelasan proposional yang ada, bisnis Oriflame ini bisa dijelaskan lewat empat proposisi dengan memusatkan perhatian pada jenis situasi. 1. Proposisi sukses Proposisi ini mengungkapkan bahwa untuk semua tindakan yang dilakukan seseorang, semakin sering tindakan khusus seseorang diberi hadiah, semakin besar kemungkinan orang melakukan tindakan itu (Homans dalam Ritzer, 2007:361). Kaitan proposisi ini dengan perekrutan anggota Oriflame, seorang upline memberikan stimulus yang baik untuk menimbulkan keinginan
6 kepada calon downline yang baru untuk bergabung yang dimulai dengan perkenalan pertama yang menyenangkan, menunjukkan katalog yang terbaru, menunjukkan produk-produk unggulan dan memberikan informasi yang menarik. Ketika calon downline sudah menyatakan diri untuk ikut sebagai member tetap maka upline memberikan arahan dalam hal kecantikan juga cara untuk menjalankan bisnis. Hal ini akan berpengaruh pada sikap downline yang juga menjadi member Oriflame serta menunjang keberhasilan upline. 2. Proposisi pendorong Proposisi ini mengungkapkan bila dalam kejadian di masa lalu dorongan tertentu atau sekumpulan dorongan telah menyebabkan tindakan orang yang diberi hadiah, maka akan semakin serupa dorongan kini dengan dorongan di masa lalu, makin besar kemungkinan orang melakukan tindakan serupa (Ritzer 2007:364). Berkaitan dengan Oriflame, maka jika seorang member mengetahui dengan memberikan perhatian yang baik pada bisnis yang dijalaninya dan mendapatkan keuntungan kepadanya, maka ia akan melakukan perhatian yang sama dengan yang sedang dijalaninya. Semakin seorang member giat dalam menjalani bisnis ini maka ia akan mendapat hal yang lebih. 3. Proposisi nilai Proposisi ini menjelaskan makin tinggi nilai hasil tindakan seseorang bagi dirinya, makin besar kemungkinan ia melakukan tindakan itu. Di sini Homans memperkenalkan konsep hadiah dan hukuman. Hadiah adalah tindakan dengan nilai positif, makin tinggi nilai hadiah, makin besar kemungkinan mendatangkan perilaku yang diinginkan. Hukuman adalah tindakan dengan nilai negatif, makin tinggi nilai hukuman berarti makin kecil kemungkinan aktor mewujudkan
7 perilaku yang tak diinginkan. Pada bisnis Oriflame, member harus semangat dalam merekrut dan menjalankan bisnisnya karena pada tiap tingkatan levelnya menghasilkan hadiah yang berbeda dalam setiap tingkatannya. Semakin banyak member merekrut calon downline dan mempertahankan downlinenya maka hadiah yang diperoleh setiap bulan meningkat. Bonus yang diperoleh pada setiap tingkatannya menjadi salah satu penarik bagi setiap member. Bila para member tidak dapat menjalankan bisnis Oriflame, maka member tidak mendapatkan bonus. 4. Proposisi rasionalitas Dalam memilih di antara berbagai tindakan alternantif, seseorang akan memilih satu diantaranya, yang dia anggap saat itu memiliki value sebagai hasil, dikalikan dengan probabilitas untuk mendapatkan hasil yang lebih besar. Artinya, aktor yang bertindak sesuai dengan proposisi rasionalitas adalah yang memaksimalkan kegunaannya. Proposisi ini menerangkan kepada kita bahwa apakah orang akan melakukan tindakan atau tidak tergantung pada persepsi mereka mengenai peluang sukses. Dari hal tersebut di atas dapat dilihat bahwa seorang member adalah aktor yang di mana mencari keuntungan rasional yaitu hadiah dan memperoleh tingkatan yang lebih tinggi. Semakin tinggi tingkatan yang diperoleh oleh seorang member akan memberikan keuntungan yang lebih dalam menjalankan bisnis Oriflame. Rasionalitas seorang member dapat dilihat di sini sebagi pencari keuntungan, bahwa seseorang yang menjalankan sebuah usaha atau bisnis akan mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh dalam setiap aksinya. Merekrut member baru dan menjual produk yang banyak akan menghasilkan keuntungan yang besar bagi seorang member tetap. Reaksi yang
8 positif atau negatif dipengaruhi oleh masa lalu, yang akan menentukan pada perilaku si masa depan (Ritzer, 2007:356). 2.3 Strategi Strategi merupakan upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan ataupun seseorang dalam mencapai sasaran yang diinginkan. Strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih untuk mengalokasikan usaha suatu perusahaan (M.Fuad, Christian.H, 2000:94,95). Strategi yang dimaksud adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh upline dalam merekrut dan mempertahankan downline yang ada. Teori tentang strategi dengan asumsi tersendiri yang mampu menjelaskan peristiwa yang menyangkut strategi, diantaranya sebagai berikut : a. Classical Theory (Teori Klasik) Clasiccal theory atau teori klasik menekankan pada perencanaan dalam suatu strategi untuk mencapai kesuksesan penting yakni memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. ( Strategi merekrut downline merupakan cara upline akan mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh tidak secara langsung diterima oleh, namun dapat dalam jangka panjang. Upline harus mampu memotivasi downline untuk bisa bekerja sama dalam mengumpulkan poin dari penjualan produk group dan terus merekrut calon downline yang baru. b. Systemic Theory Asumsi dari teori ini berbeda dengan teori klasik, perbedaannya ialah bagaimana bertahan dalam situasi yang ada. Dalam bidang bisnis teori sistemik ini sendiri berpandangan bahwa kegiatan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari
9 hubungan sosial seperti keluarga, teman kerja, teman kuliah, tetangga, teman dekat, dan siapa pun yang mereka temui di jalan. Faktor-faktor sosial mempengaruhi cara dan menentukan strategi apa yang cocok untuk menghadapi keadaan( Pada bisnis Oriflame setiap upline akan mengajak orang-orang terdekat terlebih dahulu, seperti anggota keluarga, teman kerja, teman kuliah, dan tetangga, untuk dijadikan sebagai dowline baru. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengembangan bisnis Oriflame secara efektif dan efisien karena hanya membutuhkan ruang yang tidak terlalu luas serta waktu yang singkat. c. Motivasi Vroom (dalam Liliweri, 1997:329) menjelaskan bahwa motivasi adalah sebuah proses untuk menentukan pilihan yang membuat seseorang merasa sukarela atas pekerjaannya. Motivasi selalu digunakan untuk menggambarkan dorongan manusia yang membuat manusia itu bekerja, misalnya keinginan dan kebutuhan dari dalam diri untuk memperoleh sesuatu dari pekerjaanya. Halloran (dalam Liliweri, 1997: 323) mengemukakan bahwa bentuk motivasi yang dapat dikenakan kepada manusia dengan memberikan insentif, yang dimana ini merupakan tindakan seperti pemberian hadiah dan prestise (penghargaan). Adanya hadiah dari setiap jenjang karier di Oriflame menjadikan ini salah satu strategi dalam bentuk motivasi yang memicu setiap member untuk bekerja. Usaha member dalam mencapai jenjang karier diberikan prestise (penghargaan) oleh perusahaan dengan adanya komisi (hasil penjualan produk),bonus (hasil pengumpulan poin) dan reward (hadiah).
10 Kesuksesan dalam mengembangkan bisnis Multi level marketing (MLM) tidak akan terlepas dari kemampuan upline yang wajib dimiliki dalam hal memberikan dorongan serta motivasi kepada downline. Memimpin dengan memberikan contoh adalah cara terbaik untuk memotivasi downline kita. Dalam hal ini yang di maksud dari memberikan contoh adalah selalu membantu mengarahkan si downline akan berbagai cara untuk fokus membangun bisnisnya, membantu mereka memahami poin apa saja yang bisa meningkatkan kesuksesan, dan membantu downline jika memiliki kendala dalam menjalankan bisnis. Memberikan panduan berarti membangun relasi yang baik antara upline dan downline. Upline harus selalu memotivasi dengan selalu memberikan semangat bagi downline. 2.4 Sosiologi Organisasi Sosiologi organisasi mengenal 3 (tiga) unit kajian organisasi, yaitu kajian terhadap individu, hubungan antar pribadi dalam kelompok kerja atau hubungan antar pribadi dalam organisasi dan kajian terhadap organisasi formal atau organisasi besar (Liliweri, 1997:7). Ditinjau dari segi sosiologi, organisasi merupakan satuan sosial atau komunitas khusus yang merupakan gabungan dan ikatan pribadi. Individu perlu berinteraksi karena didorong oleh faktor keberadaannya sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin memenuhi kebutuhan diri sendiri, karena itu individu membutuhkan orang lain. Manusia organisasi adalah manusia yang mempunyai kemauan, kemampuan untuk bekerja sama dalam suatu wadah. Manusia mulai sadar bahwa melalui kerja sama maka akan memperoleh hasil yang efektif dan efisien. Di dalam bisnis MLM Oriflame kemampuan untuk bekerja sama antara upline dan
11 downline menjadi hal yang paling diutamakan. Terbentuknya kelompok karena adanya persamaan dalam kebutuhan akan berkelompok membuat setiap anggota tim akan saling membutuhkan bantuan individu yang lain untuk saling bekerja sama. Satu organisasi tidak mungkin ada kalau tidak memiliki sekelompok orang sebagai anggota, di mana anggota akan menyesuaikan diri karena kepentingan bersama. Kelompok tidak mungkin ada kalau tidak ada struktur dan hierarki yang menempatkan kedudukan para anggotanya. Struktur dan hierarki pun tidak mungkin ada kalau tidak ada pengelompokan tugas dan fungsi. Tugas dan fungsi yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi pun tidak akan berhasil kalau tidak ada komunikasi. Sosiologi memandang komunikasi dalam organisasi bersifat inherent dengan mata rantai komando atau perintah. Perintah itu berdasarkan struktur/hierarki kewenangan yang vertikal maupun horizontal yang menunjukkan kejelasan hubungan atau alur pekerjaan (Liliwer, 1997:276). Weber (dalam Liliweri, 1997:6) menyatakan bahwa organisasi yang baik harus mempunyai struktur dan fungsi yang mampu menjelaskan pembagian tugas dan fungsi, serta mekanisme reward dan punishment. Organisasi merupakan sistem hubungan perilaku sosial dari sejumlah orang yang dapat diajak berpartisipasi. Setiap ganjaran yang diberikan kepada anggota bermaksud agar anggota itu bergiat dan faktor motivasi dapat membantu para anggota. Adanya reward (hadiah) yang diberikan oleh Oriflame untuk setiap usaha yang dilakukan membuat setiap member lebih membentuk tim yang solid dan mampu untuk bekerja sama.
12 2.5 Kelompok Sosial Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya interaksi antar individu satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok akan terpenuhi kebutuhan dalam berkelompok. ( pada tanggal 11/02/2014, pukul ). Kelompok sosial sangat penting karena sebagian besar kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Menurut Bierstedit (dalam Kamanto, 2004:126) kelompok dapat dibedakan berdasarkan kriteria dan jenis kelompok. Di dalam jenis kelompok asosiasi para anggota mempunyai kesadaran dalam persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Kepentingan bersama yang dimiliki upline dan downline Oriflame yang tergabung sebagai member membuat mereka akan bekerja sama untuk mencapai target poin yang diinginkan. Di samping itu diantara para anggota kelompok akan dijumpai hubungan sosial (kontak dan komunikasi). Merton (dalam Kamanto, 2004:127) menyebutkan ada 3 (tiga) kriteria objektif bagi suatu kelompok antara lain kelompok ditandai oleh sering terjadinya interaksi, pihak yang berinteraksi mendefinisikan diri mereka sebagai anggota dan pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok. Di dalam pembentukan kelompok mengikuti 3 (tiga) tahap yaitu tahap orientasi, tahap evaluasi dan tahap kontrol atau mencari perbaikan (Liliweri, 1997:173). Pada tahap orientasi individu masih berusaha untuk mengenal pihak lain dari luar. Individu akan melontarkan gagasan dan ide untuk menyatukan pendapat. Setelah waktu tertentu individu akan melihat adanya reaksi dari pihak lain dan disitulah individu itu sendiri akan meningkatkan interaksi dan relasi. Mulai lah individu
13 akan melakukan tindakan untuk mengevaluasi apakah pihak lain ini bisa dijadikan sebagai relasi di dalam kelompok. Selama berapa lama individu akan mengontrol interaksi dan relasi yang akan diubah menjadi transaksi antarpribadi. Itulah yang terjadi dalam proses pembentukan kelompok. Emile Durkheim (dalam Liliweri, 1997:175) adalah seorang ilmuwan sosial yang mengajurkan istilah komunitas profesional sebagai faktor yang bertanggung jawab atas peningkatan dan kemunduran kohesivitas dan solidaritas kelompok. istilah kohesi dan kohesivitas mengacu pada kecenderungan para anggota kelompok agar tetap bersatu. Hal ini dapat diukur dengan ada atau tidaknya semangat kerja sama dalam satuan waktu tertentu. Deutcher dan Deutcher (dalam Liliweri, 1997:175) menyebutkan bahwa kohesivitas terbentuk oleh faktor yang membuat semua anggota kelompok bersama-sama memelihara kekompakan di antar mereka dan anggota kelompok cenderung termotivasi untuk bekerja sama. Keadaan kohesivitas kelompok ikut memberikan kontribusi terhadap tingkat efektivitas kelompok. Pengukuran tingkat efektivitas dapat dipandang dari sejauh mana manusia tersebut dapat bekerja sama dalam beragam bentuk kebutuhan serta harapan yang berbeda-beda. Kepuasan atas hasil kerja sama pun berbeda-beda diantara manusia.
BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu hidup bersama dengan individu lainnya sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu hidup bersama dengan individu lainnya sehingga menjadikan mereka sebagai makhluk sosial yang akan melakukan interaksi di dalam hidupnya. Interaksi sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Fokus Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang berkomunikasi dan berintekrasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya, baik itu lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan kerja.
Lebih terperinciSTRATEGI MEMBER MULTI LEVEL MARKETING (MLM) DALAM PENCAPAIAN JENJANG KARIER. (Studi Deskriptif : Pada Upline MLM Oriflame di Kota Medan) SKRIPSI
STRATEGI MEMBER MULTI LEVEL MARKETING (MLM) DALAM PENCAPAIAN JENJANG KARIER (Studi Deskriptif : Pada Upline MLM Oriflame di Kota Medan) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memainkan strategi pemasaran yang cerdik untuk dapat bertahan dan terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan strategi yang paling handal untuk menghadapi perubahan era globalisasi, persaingan yang semakin ketat, konsumen semakin kritis, juga berbagai perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kosmetik dan barang perawatan tubuh untuk kebutuhan sehari hari, dengan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Oriflame Indonesia merupakan sebuah perusahan yang memproduksi kosmetik dan barang perawatan tubuh untuk kebutuhan sehari hari, dengan menggunakan sistem pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia.sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya.ia ingin mengetahui lingkungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dewasa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dewasa ini masalah tekanan ekonomi semakin terasa berat khususnya bagi negara-negara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. pengembangan bisnis dan sistem pengembangan diri member-member-nya adalah
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN Perbandingan perusahaan sampel penelitian dalam hal sistem pengembangan bisnis dan sistem pengembangan diri member-member-nya adalah sebagai berikut : 1.
Lebih terperinciEfektivitas Sistem Pemasaran Berjenjang
Efektivitas Sistem Pemasaran Berjenjang Andara Livia-NIM 13507054 Jurusan Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Bandung 40135, email: if17054@if.itb.ac.id Abstract Pemasaran berjenjang
Lebih terperinciPANDANGAN TENTANG MLM
PANDANGAN TENTANG MLM Di susun oleh : Toib 10.12.5277 / S1 SI 2L I.Abstract Sekarang ini bisnis MLM sudah mulai meluas, mungkin karena semua orang bisa bergelut dengan bisnis ini dan modal yang relatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan untuk dapat bersaing di dalam pasar. Konvergensi dibidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan bisnis yang semakin mengglobal menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat sehingga membutuhkan strategi pemasaran yang baik bagi sebuah perusahaan
Lebih terperinciStrategi Perekrutan Prospek di Multi Level Marketing Tiens Kota Medan Naila Vellayati. Abstrak
Strategi Perekrutan Prospek di Multi Level Marketing Tiens Kota Medan Naila Vellayati Abstrak Penelitian ini berjudul strategi perekrutan prospek di multi level marketing TIENS Kota Medan. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki era globalisasi ini, perkembangan perekonomian khususnya di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan riset penelitian yang dilakukan dari mulai proses identifikasi permasalahan sampai proses analisis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Multi Level Marketing (MLM). Sudah lebih dari sepuluh jenis multi level yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, banyak sekali kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia baik yang bersifat primer, sekunder, maupun tertier.
Lebih terperinciPENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS
PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS Modul ke: 03 Fakultas Ilmu Komunikasi Pokok Bahasan 1. Pendekatan Klasik 2. Pendekatan Human Relations Dr. Inge Hutagalung Program Studi Public Relations PENDEKATAN
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,
13 II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kotler dan Amstrong (2008 : 7) Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, banyak timbul persaingan bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, banyak timbul persaingan bisnis yang semakin kompetitive. Perusahaan dituntut tidak sekedar menerapkan berbagai strategi
Lebih terperinciI Dewa Gde Mahendra Putra S1 SI 2A / ABSTRAKSI
I Dewa Gde Mahendra Putra S1 SI 2A / 10.12.4395 ABSTRAKSI Karya tulis ini menjelaskan tentang garis besar bisnis MLM (Multi Level Marketing). Kelebihan serta kekurangan bisnis MLM itu sendiri juga akan
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran terjadi ketika sekurang-kurangnya satu pihak calon pelaku pertukaran berpikir tentang sarana-sarana untuk memperoleh tanggapan yang diinginkan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Wawancara Terhadap Sales & Marketing Manager PT Senswell International:Ibu Vanny
L.1 LAMPIRAN 1 Wawancara Terhadap Sales & Marketing Manager PT Senswell International:Ibu Vanny 1. Berikan penjelasan singkat mengenai Senswell? Senswell bergerak di industri wewangian dan perawatan tubuh,
Lebih terperinciPERATURAN PERUSAHAAN & KODE ETIK DISTRIBUTOR PT MEGA REZEKI INDONESIA
PERATURAN PERUSAHAAN & KODE ETIK DISTRIBUTOR PT MEGA REZEKI INDONESIA I. PENDAHULUAN Peraturan dan kode etik distributor ini disahkan dan ditetapkan oleh PT. Mega Rezeki Indonesia sebagai acuan dan pedoman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan global, keberadaan sumber daya manusia yang handal memiliki peran yang lebih strategis dibandingkan sumber daya yang lain. Sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menurut Kotler, (2002 :18) adalah Seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai
Lebih terperinciKode Etik Compro Compro Ethical Code
A. PENDAHULUAN Kode etik Affiliate Compro ini adalah suatu rangkaian ketentuan serta prinsip-prinsip tertentu berkaitan dengan hak dan kewajiban serta tanggung jawab seorang Affiliate dalam mengembangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui bisnis MLM tersebut, tetapi apabila diajukan beberapa. pertanyaan mendasar mengenai sistem operasional MLM maka, dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis Multi Level Marketing atau yang biasanya lebih dikenal dengan bisnis MLM, sebagian orang mengaku bahwa telah mengenal dan mengetahui bisnis MLM tersebut,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut kotler (Ginting 2011 : 15) menyatakan Marketing is a social and
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Menurut kotler (Ginting 2011 : 15) menyatakan Marketing is a social and managerial prossess by which individuals and groups obtain what they need and what through
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara peserta didik yang belajar dengan guru yang mengajar. Keberhasilan komunikasi dua arah
Lebih terperinciKODE ETIK. Ethical Code
KODE ETIK Ethical Code TABLE OF CONTENTS A. PENDAHULUAN... 1 B. DEFINISI... 2 C. MENJADI SEORANG AFFILIATE... 4 D. HAK DAN KEWAJIBAN AFFILIATE... 5 E. KEWAJIBAN PERUSAHAAN... 6 F. SPONSORISASI, AKTIVITAS,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan untuk dapat bersaing dan bertahan. Menghadapi kenyataan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Di era globalisasi saat ini, sistem pemasaran menjadi faktor penting dalam suatu perusahaan untuk dapat bersaing dan bertahan. Menghadapi kenyataan banyaknya barang
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Pada Perusahaan Mandala Airlines Perwakilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini pertama-tama bertujuan untuk mengetahui pengaruh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini pertama-tama bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekuitas merk dan harga terhadap loyalitas konsumen produk tas merk Sophie Paris di Jakarta
Lebih terperinciSistem Multi Level Marketing?
Sistem Multi Level Marketing? { Disajikan oleh: Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MMA., MA. Network Purchasing Network Distributing Network Marketing Potensi Relasi Antar Manusia Dreams & Commitment Presentation
Lebih terperinciRencana Penjualan dan Pemasaran
Rencana Penjualan dan Pemasaran ADMINISTRASI USAHA TINJAUAN Rencana pemasaran Herbalife menawarkan kesempatan unik yang dapat membawa Anda pada tingkat kesuksesan dan pencapaian yang lebih tinggi. Rencana
Lebih terperinciBAB II PERTUKARAN SOSIAL GEORGE CASPAR HOMANS
BAB II PERTUKARAN SOSIAL GEORGE CASPAR HOMANS George Ritzer menjelaskan gagasan George C Homans tantang teori Pertukaran sebagai berikut : Homans memandang perilaku sosial sebagai pertukaran aktivitas,
Lebih terperinciMobilisasi Masyarakat
Mobilisasi Masyarakat Dalam tulisan ini saya mencoba memadukan beberapa pengalaman dan pengamatan tentang Community Mobilization (Penggerakan Masyarakat), dengan tujuan agar masyarakat ikut melakukan kegiatankegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung (direct selling), sistem penjualan langsung ini tentunya mengizinkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini ada banyak sekali perusahaan yang menawarkan sistim penjualan langsung (direct selling), sistem penjualan langsung ini tentunya mengizinkan para anggotanya
Lebih terperinciPENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI
MODUL PERKULIAHAN PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Alternatif Pandangan Organisasi 2. Perkembangan Teori Dalam Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public
Lebih terperinciGagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial
Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Filsafat Ilmu Sosial 1 Positivistik (Value free) Fenomenologi (Value Bound) Perbedaan Paradigma dalam Sosiologi 2 3 Ilmu-ilmu sosial (seperti Sosiologi) telah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil penelitian secara terperinci akan dijabarkan sebagai berikut.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai pembahasan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh dalam Bab III untuk menjawab masalah penelitian yang dirumuskan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berupa MLM (Multi level
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berupa MLM (Multi level Marketing) banyak sekali ditemukan dewasa ini. Sistem pemasaran MLM (Multi level Marketing)
Lebih terperinciPERATURAN UMUM DAN KODE ETIK DISTRIBUTOR PT. Tridaya Sinergi Indonesia
PERATURAN UMUM DAN KODE ETIK DISTRIBUTOR PT. Tridaya Sinergi Indonesia BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Maksud dan Tujuan Peraturan umum dan kode etik distributor PT. Tridaya Sinergi Indonesia dibuat dengan maksud
Lebih terperinciLONGRICH BIOSCIENCE INDONESIA KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
Kode Etik LONGRICH BIOSCIENCE INDONESIA KEBIJAKAN DAN PROSEDUR BAB 1 - PENDAHULUAN BAB 2 - DEFINISI 2.1 Perusahaan 2.2 Distributor 2.3 Masa Keanggotaan 2.4 Bisnis 2.5 Rencana Pemasaran Longrich 2.6 Sales
Lebih terperinciKODE ETIK FLASHIN. BAB I Ketentuan Umum. Pasal 1
BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : a. Perusahaan adalah PT. Flavia Sejahtera Indonesia didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia yang kemudian dikenal dengan nama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpikir dalam melaksanakan penelitian. Penjabaran teori terbagi dalam sejumlah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijabarkan sejumlah teori yang menjadi kerangka berpikir dalam melaksanakan penelitian. Penjabaran teori terbagi dalam sejumlah bagian yaitu tinjauan teori mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan nasional. Untuk melihat maju atau tidaknya suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perekonomian merupakan suatu bidang yang memiliki peranan penting dalam proses pembangunan nasional. Untuk melihat maju atau tidaknya suatu negara sangat tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, persaingan antar perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, persaingan antar perusahaan telah menjadi semakin ketat sehingga menyebabkan setiap perusahaan harus memperbaiki kegiatan
Lebih terperinciKompensasi Finansial Langsung
Kompensasi Finansial Langsung Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti atas layanan mereka. Tujuan umum pemberian kompensasi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Bagaimana konsep atau model bisnis yang dijalankan oleh TalkFusion?
BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian Perkembangan teknologi informasi telah menciptakan banyak terobosanterobosan baru disegala bidang. Setiap inovasi perkembangan teknologi informasi Tersebut telah banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan untuk merancang dan mengaplikasikan strategi pemasaran seakurat mungkin dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satunya ialah sistem pemasaran jaringan atau network marketing atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di tengah persaingan pasar yang semakin ketat, sekarang ini bermunculan perusahaan-perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran yang beragam. Salah satunya
Lebih terperinciKompensasi Finansial Langsung
MSDM Materi 10 Kompensasi Finansial Langsung http://deden08m.com 1 Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti atas layanan mereka.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Hierarki Kebutuhan Terdapat berbagai macam teori motivasi, salah satu teori motivasi yang umum dan banyak digunakan adalah Teori Hierarki Kebutuhan. Teori
Lebih terperinciSALESMANSHIP STRUKTUR ORGANISASI DAN KARIR DALAM BIDANG PENJUALAN. Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Modul ke:
Modul ke: 03 Christina Fakultas EKONOMI DAN BISNIS SALESMANSHIP STRUKTUR ORGANISASI DAN KARIR DALAM BIDANG PENJUALAN Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era sekarang banyak orang lebih memilih untuk menjalani bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era sekarang banyak orang lebih memilih untuk menjalani bisnis daripada harus bekerja di perusahaan orang lain, dengan harapan mereka dapat mengelola bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi secara menyeluruh. Berbicara masalah bisnis tentu tidak lepas dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan pasar global berdampak pada perkembangan bisnis dan ekonomi secara menyeluruh. Berbicara masalah bisnis tentu tidak lepas dari aktivitas produksi,
Lebih terperinciPENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN. Skripsi
PENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan globalisasi bukanlah sesuatu yang aneh. Hal ini menyebabkan secara otomatis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di era modern seperti sekarang ini dimana perubahan, perkembangan dan globalisasi bukanlah sesuatu yang aneh. Hal ini menyebabkan secara otomatis mau tidak mau kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dibidang teknologi, komputer, dan telekomunikasi mendukung perkembangan teknologi internet. Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi mengalami kesulitan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk yang nantinya akan digemari oleh calon pelanggan. Banyaknya perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan dunia yang serba cepat telah menyebabkan persaingan di berbagai bidang usaha menjadi sangat ketat. Sehingga menghadirkan berbagai ancaman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PRAKTEK PELAKSANAAN SISTEM PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK INTERNATIONAL
64 BAB IV ANALISIS PRAKTEK PELAKSANAAN SISTEM PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK INTERNATIONAL A. Insentif Passive Income di PT. K-Link International Dalam pembagian bonus
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting dalam siklus yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam salah satu perusahaan, pemasaran merupakan salah
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu memahami kebutuhan para karyawannya agar karyawan. mampu memberikan feedback positif bagi perusahaan, Persaingan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan aktualisasi diri adalah sebagai kebutuhan final setiap individu yang bekerja di suatu perusahaan, dimana perusahaan harus mampu memahami kebutuhan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. MLM pada PT. Oriflame, Cabang Medan, menarik kesimpulan bahwa kebijakan
Sumber : Fred R. David (2006 : 292) BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Penelitian Terdahulu Osni Linda Yusmawaty Sianturi (2005) dalam penelitiannya tentang analisis strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efisien dan efektif. Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau yang sering dikenal dengan nama Multi Level Marketing ( MLM ) sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan paradigma dan perspektif baru sering kali menyebabkan pro dan kontra dalam masyarakat. Salah satu paradigma yang cukup kontroversial dalam dunia marketing
Lebih terperinciNOVIYANTI MANAJEMEN EKONOMI Penerapan Strategi Pemasaran Dalam Konsep Sisitem Multi Level Marketing Pada PT IFARIA GEMILANG
NOVIYANTI 15210087 MANAJEMEN EKONOMI 2013 Penerapan Strategi Pemasaran Dalam Konsep Sisitem Multi Level Marketing Pada PT IFARIA GEMILANG Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan selalu berusaha agar produknya
Lebih terperinciPENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS
MODUL PERKULIAHAN PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS Pokok Bahasan 1. Pendekatan Klasik 2. Pendekatan Human Relations Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran ( Marketing ) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini meneliti tentang strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Lion Star dalam menarik minat konsumen. Dalam bab ini akan membahas tentang konsep dan teori- teori
Lebih terperinciBAB V REFLEKSI PERUBAHAN. A. Pengaruh Teori Pertukaran terhadap terhadap para Waria di Situbondo
BAB V REFLEKSI PERUBAHAN A. Pengaruh Teori Pertukaran terhadap terhadap para Waria di Situbondo Jika kita menilik ulang bagaimana perjalanan selama tiga bulan berada di Kabupaten Situbondo maka kita akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan. Dalam berinteraksi sosial manusia yang satu dengan lainnya akan mengalami proses
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Greedy Knapsack untuk Optimalisasi Poin pada Situs Anggota Direct Selling Oriflame
Penerapan Algoritma Greedy Knapsack untuk Optimalisasi Poin pada Situs Anggota Direct Selling Oriflame Vaxtra Maendhapaskha, Andi Wahju Rahardjo Emanuel Jurusan S1 Teknik Informatika Fakultas Teknologi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan mengarahkan para pegawai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang
46 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distributor memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat karena distributor merupakan perantara antara produsen dan konsumen. Menurut Anief (2000),
Lebih terperinciPROYEK DAN MANAJEMEN FUNGSIONAL
PROYEK DAN MANAJEMEN FUNGSIONAL Konsep dan Pemikiran Proyek Manajemen Klasik - berkembang secara alamiah Manajemen Modern - dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad 20 MANAJEMEN PROYEK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pencapaian tujuan tersebut, perusahaan membutuhkan tenaga-tenaga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan atau target tertentu yang hendak dicapai. Dalam pencapaian tujuan tersebut, perusahaan membutuhkan tenaga-tenaga profesional
Lebih terperinciPemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika
Modul ke: Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,
Lebih terperinciPEREMPUAN DALAM SISTEM JARINGAN MULTI LEVEL MARKETING ORIFLAME CABANG YOGYAKARTA
PEREMPUAN DALAM SISTEM JARINGAN MULTI LEVEL MARKETING ORIFLAME CABANG YOGYAKARTA DOSEN PEMBIMBING V.Sundari Handoko, M.Si SKRIPSI Disusun Oleh: Friska Novita Manurung 02 10 02134 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Marketing (MLM) kini bukan menjadi suatu istilah yang asing lagi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata Marketing Network atau yang lebih dikenal dengan Multi Level Marketing (MLM) kini bukan menjadi suatu istilah yang asing lagi. Marketing Network merupakan salah
Lebih terperinciNaskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh derajat sarjana S-1 Psikologi. Oleh : Muhammad Kelik Prasetyo Putro F
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP SISTEM KERJA NETWORK DENGAN KEPUASAN ATAS PENGHARGAAN PADA MEMBER PERUSAHAAN MULTI LEVEL MARKETING ( MLM ) DI SURAKARTA Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan salah satu kota pariwisata di Indonesia. Kota ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan salah satu kota pariwisata di Indonesia. Kota ini telah dikenal oleh wisatawan domestik dan wisatawan manca negara. Berbagai lokasi wisata
Lebih terperinciKODE ETIK DAN PERATURAN PERUSAHAAN PT LONGRICH BIOSCIENCE INDONESIA
KODE ETIK DAN PERATURAN PERUSAHAAN PT LONGRICH BIOSCIENCE INDONESIA DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN BAB 2 DEFINISI 2.1 Perusahaan 2.2 Distributor 2.3 Masa Keanggotaan 2.4 Bisnis 2.5 Rencana Pemasaran Longrich
Lebih terperinciKuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi
Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana. Ph.D a.wardana@uny.ac.id Overview Perkuliahan Konstruksi Teori Sosiologi Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu Pengetahun
Lebih terperinciCopyright Rani Rumita
Strategi Distribusi Topik yang Dibahas Bagaimana sifat saluran pemasaran dan mengapa saluran pemasaran penting? Bagaimana perusahaan saluran berinteraksi dan diatur untuk melakukan pekerjaan saluran? Masalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya terdapat perbedaan antara keadaan sistem
Lebih terperinciBerikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu elemen pokok yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Pemasaran berkaitan erat dengan bagaimana cara perusahaan dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. di luar perusahaan, oleh karena itu kegiatan Public Relations (Humas) bertujuan
22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PengertianPublic Relations Pada pelaksanaan suatu kegiatan komunikasi dalam perusahaan, tidak akan lepas hubungannya dengan khalayak (masyarakat) baik di dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan ketatnya persaingan antar organisasi, sumber daya manusia merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan ketatnya persaingan antar organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting
Lebih terperinciStruktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki
Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciKonsep Multi Level Marketing?
Konsep Multi Level Disajikan oleh: Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MMA., MA. Filosopi MLM Click Here Jualan Door To Door Tidak profesional Produknya tidak laku tanpa MLM Mark-up harga produk Merugikan
Lebih terperinciBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Relasi Kekuasaan Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial selalu tersimpul pengertian pengertian kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan terdapat disemua bidang
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Penerapan Motivasi Kerja di BMT Marhamah Purworejo Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan terhadap datadata yang diperoleh dengan membandingkan antara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1996 tidak
BAB 1 PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1996 tidak saja melumpuhkan dunia usaha, tetapi juga menggoyahkan sendi-sendi kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hubungan bermasyarakat dapat dibangun melalui kepentingan yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Problema kehidupan umat manusia yang semakin kompleks dengan tuntutan hajat hidup yang semakin besar telah banyak membentuk pola pikir dan perilaku masyarakat.
Lebih terperinci