TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. integral pembangunan nasional. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

BAB I PENDAHULUAN. utility atau konsumsi. Dimana salah satu aktifitas konsumen tersebut adalah

II. LANDASAN TEORI A.

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki tubuh yang langsing atau berukuran kecil. Timbangan badan ringan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. minyak goreng. Sebagian besar permintaan terhadap minyak goreng ialah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ELASTISITAS PERMINTAAN. LECTURE NOTE AGRONIAGA By: Tatiek Koerniawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung lemak merupakan hal yang harus dihindari. Di zaman ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan.

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga BBM membawa pengaruh besar bagi perekonomian bangsa. digunakan semua orang baik langsung maupun tidak langsung dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PENAWARAN

Modul 3. Elastisitas Permintaan Dan Penawaran

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

IV. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Konsep Dasar Elastisitas Elastisitas Permintaan ( Price Elasticity of Demand Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0) tidak berpengaruh

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN

III. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 3 ELASTISITAS

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan,

\TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat digunakan

IX. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI

ELASTISITAS PERMINTAAN & PENAWARAN

ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN

TEORI PERMINTAAN. Suhardi, S.Pt.,MP

Elastisitas Permintaan dan Penawaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pertemuan 9

3 KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan,

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PERMINTAAN

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III Elastisitas Permintaan dan Penawaran

KAJIAN PERMINTAAN MINYAK GORENG PADA BERBAGAI GOLONGAN PENDAPATAN DAN SEGMEN PASAR DI INDONESIA ')

Add your company slogan. Permintaan Pasar LOGO

PEMBAHASAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

BAB I PENDAHULUAN. (Allium ascalonicum, L) atau dikalangan internasional. menyebutnya shallot merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian

TINJAUAN PUSTAKA. konsumen akan barang tersebut turun, apabila semua faktor-faktor lain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan terpenuhi. Kebutuhan seseorang dikatakan terpenuhi apabila ia dapat

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

: Laila Wahyu R NIM :

VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Permintaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Buah Jeruk

POKOK BAHASAN: ELASTISITAS DAN PENAWARAN. Suharyanto

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Tanaman mangga (Mangifera indica ) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan.

VII. MODEL PERMINTAAN IKAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 7FEB. Review Bab 1-6. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

TEORI ELASTISITAS. Tata Tachman

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

Template Standar Powerpoint

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fase lemak (O Brien, 2009). Banyak minyak nabati yang telah dimodifikasi untuk

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP

Pengantar Ekonomi Mikro

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk menunjang ketahanan pangan nasional. Kentang layak untuk

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

nilai ekonomis cukup tinggi dalam dunia perdagangan (Ruaw, 2011). Kelapa merupakan komoditi strategis karena perannya yang besar sebagai sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Minyak Goreng Minyak goreng merupakan salah satu bahan makanan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik yang berada di pedesaan maupun di perkotaan. Oleh karena itu, minyak goreng dapat pula dikategorikan sebagai komoditas yang cukup strategis, karena pangalaman selama ini menunjukkan bahwa kelangkaan minyak goreng dapat menimbulkan dampak ekonomis dan politis yang cukup berarti bagi perekonomian kita (Amang,dkk,1996) Minyak goreng nabati adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat digunakan sebagai bahan pangan. Penggunaan minyak goreng biasanya sebagai media penggorengan bahan pangan, penambah cita rasa ataupun shortening yang membentuk tekstur pada roti. Sebanyak 49% dari total permintaan minyak goreng di Indonesia adalah untuk konsumsi rumah tangga dan sisanya untuk keperluan industri, termasuk industri perhotelan dan restoranrestoran dan juga usaha fast food (Wijana, 2005). Menurut Amang (1993), minyak goreng dapat dibuat dari berbagai macam bahan baku, diantaranya adalah kelapa sawit, kelapa, kacang-kacangan, bunga matahari dan bahan baku lainnya. Penggunaan minyak goreng berbahan baku kelapa sawit semakin mendominasi pengolahan minyak goreng setelah sempat dipegang oleh kelapa sebagai bahan baku minyak goreng di Indonesia.

Minyak sawit terutama dikenal sebagai bahan mentah minyak dan lemak pangan yang digunakan untuk menghasilkan minyak goreng, margarin dan minyak makan lainnya. Minyak sawit mengandung asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh yang ikatan molekulnya mudah dipisahkan dengan alkali, sehingga mudah dibentuk menjadi produk dengan berbagai keperluan (Amang, dkk, 1996) Dan kini penggunaan minyak goreng sawit hampir secara penuh menggantikan minyak goreng kelapa yang sebelumnya mendominasi jumlah konsumsi minyak goreng di Indonesia. hal ini dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 1 Konsumsi Minyak Goreng Kota Medan TAHUN KONSUMSI (Gr/Kap/Bln) MINYAK KELAPA MINYAK SAWIT 1991 304,8 575,4 1992 236,1 578,7 1993 176,1 765,3 1994 189,6 882,3 1995 50.1 864,6 1996 266.4 711,9 1997 213,6 1549,2 1998 222,6 1444,2 1999 219,3 449,1 2000 137,1 439,5 2001 108,3 444,6 2002 1500 1500 2003 240 1620 2004 0 750 2005 0 750 Sumber ; Badan Ketahanan Pangan, 2006 Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah konsumsi minyak goreng sawit meningkat setiap tahunnya, sedangkan jumlah konsumsi minyak goreng kelapa semakin menurun. Bahkan ditahun 2004 dan 2005 kelapa sawit secara penuh menggantikan minyak goreng kelapa dimana jumlah konsumsi minyak goreng sawit sebanyak 750 Gr/Kap/Bln dan minyak kelapa 0 Gr/Kap/Bln.

Konsumsi Minyak Goreng Sebagian besar permintaan terhadap minyak goreng adalah untuk konsumsi rumah tangga. Tingginya tingkat permintaan terhadap minyak goreng kelapa sawit disebabkan banyaknya manfaat yang dapat diperoleh, seperti mengandung beta karoten atau pro-vitamin A serta E yang dapat berguna untuk menurunkan kolesterol dan menghambat penuaan. Berbagai kelebihan inilah yang dimanfaatkan oleh para industri minyak goreng dalam memasarkan produkproduknya (Pratomo,2008). Akan tetapi baik oleh rumah tangga maupun industri makanan, fungsi minyak goreng pada umumnya bukan sebagai bahan baku, namun sebagai bahan pembantu. Fungsinya sangat penting dalam menciptakan aroma, rasa, warna, daya simpan dan dalam beberapa hal juga dalam peningkatan nilai gizi (Amang,dkk,1996). Dan sebagaimana diketahui bahwa minyak goreng memiliki kandungan lemak yang tinggi sehingga konsumsinya cenderung dibatasi atau bahkan dikurangi. Semakin tinggi tingkat pendapatan keluarga, semakin besar pula peluang untuk menggantikan minyak goreng yang mengandung lemak atau minyak goreng curah dengan minyak goreng yang lebih baik mutu kesehatannya yaitu minyak goreng bermerek, yang pada umumnya lebih mahal (Simatupang dan Purwoto,1996).

Landasan Teori Permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Salah satu konsep permintaan dalam pasar yaitu permintaan konsumen atau yang disebut dengan konsumsi. Konsumsi merupakan bagian dari permintaan agregat yang disamping faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Permintaan konsumen (secara perseorangan) tidak akan mampu mempengaruhi harga dan persediaan barang, akan tetapi jika bersama-sama akan membentuk sisi dalam pasar (Umar,2000). Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi permintaan akan suatu barang, adalah: 1. Jumlah pembeli/konsumen 2. Besarnya penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan 3. Harga barang-barang lain 4. Pengaruh musim, mode, selera, kebiasaan, perubahan jaman, pengaruh lingkungan 5. Harapan atau pandangan orang tentang masa depan Jika jumlah pembeli suatu barang bertambah, maka pada harga yang sama jumlah yang mau dibeli bertambah banyak juga, hal ini dapat terjadi karena pertambahan penduduk. Besar pendapatan yang tersedia untuk dibelanjakan jelas berpengaruh sekali terhadap permintaan. Dari pendapatan yang lebih tinggi orang akan dapat membeli lebih banyak dari segala macam barang dan jasa (Gilarso, 1993).

Menurut Sukirno (2005), berdasarkan kepada sifat perubahan permintaan terhadap perubahan pendapatan, barang dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu a. Barang inferior adalah barang yang jumlah permintaan berkurang dengan meningkatnya pendapatan. b. Barang normal adalah barang yang apabila ia mengalami peningkatan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan. c. Barang esensial merupakan barang yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, permintaannya tidak berubah walaupun pendapatan meningkat. d. Barang mewah/superior adalah jenis barang yang dibeli orang yang pendapatannya sudah relatif tinggi, biasanya barang tersebut baru dibeli setelah memenuhi kebutuhan pokok. (Sukirno,2005). Untuk kebanyakan barang, kenaikan pendapatan akan menyebabkan kenaikan permintaan. Apabila nilai elastisitas perubahan pendapatan terhadap perubahan permintaan tingkat elastisitasnya adalah positif maka barang tersebut disebut barang normal. Elastisitas adalah ukuran derajat kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga. Disamping itu apabila terdapat barang yang mengalami pengurangan dalam jumlah yang dibeli apabila pendapatan bertambah berarti elastisitasnya adalah negatif dan barang ini disebut barang inferior. Elastisitas ini disebut dengan elastisitas pendapatan (Sukirno,2005).

Disamping elastisitas pendapatan terdapat dua elastisitas lain yaitu elastisitas harga dan elastisitas silang. Elastisitas harga adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang itu sebesar satu persen. Dari elastisitas ini dapat diketahui apakah suatu barang itu merupakan barang elastis, inelastis atau elastis tunggal. Elastisitas silang adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang lain (barang yang mempunyai hubungan) sebesar satu persen. Dari elastisitas silang dapat diketahui apakah suatu barang mempunyai sifat komplementer atau substitusi. Apabila elastisitas bernilai positif maka barang tersebut merupakan barang substitusi dan apabila bernilai negatif maka barang tersebut merupakan barang komplementer (Sukirno, 2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi Menurut Setiadi (2005) pembelian konsumen amat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara lain: 1. Umur Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Umur berhubungan dengan selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. 2. Pendapatan Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya pendapatan masyrakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada

uang yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa dan mungkin pula terhadap sebagian besar barang. Jika permintaan terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan berkurang, barang tersebut dinamakan barang normal (normal goods). Pendapatan seseorang mempengaruhi pilihan produk. 3. Pendidikan Kalau orang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkat individual yang muncul dari proses pendidikan yang dijalani. Pendidikan seseorang sangat mempengaruhi pilihannya. Apabila pendidikan konsumen tinggi maka akan lebih memilih barang yang berkualitas baik, tingkat pendidikan dapat dlihat dari pendidikan terakhir konsumen 4. Harga barang lain Permintaan terhadap suatu barang dapat dipengaruhi oleh harga barangbarang lain yang ada kaitannya. Seperti barang yang saling mengganti (substitusi) atau barang yang saling melengkapi (komplementer). Naik turunnya harga barang substitusi dan komplementer dapat mempengaruhi permintaan terhadap barang yang digantikan atau yang dilengkapi. 5. Harga barang itu sendiri Kenaikan terhadap harga barang itu sendiri dapat mempengaruhi jumlah permintaannya. Karena akibat kenaikan tersebut pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai barang pengganti terhadap barang yang mengalami kenaikan dan atau pembeli mengurangi jumlah barang yang diminta tersebut. Oleh karena itu naik turunnya harga barang tersebut secara langsung dapat mempengaruhi jumlah barang yang diminta.

Kerangka Pemikiran Konsumen melakukan kegiatan pembelian untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumen akan memenuhi semua kebutuhan yang diperlukannya. Adapun yang mempengaruhi permintaan minyak goreng adalah harga minyak goreng, pendapatan rata-rata perbulan, jumlah tanggungan dan selera konsumen yang terdiri dari umur dan pendidikan. Dari segi usianya, orang akan merubah pola pembeliannya selama usianya terus bertambah. Dan tingkat pendidikan konsumen sangat erat hubungannya dengan pengetahuan terhadap suatu barang baik dari segi kualitas maupun manfaatnya. Jumlah konsumsi sampel juga sangat dipengaruhi oleh anggota keluarga yang menjadi tanggungannya didalam kelaurga. Daya beli masyarakat dapat dilihat melalui pendapatannya, jika pendapatan cukup tinggi, maka pada umumnya daya beli masyarakat juga tinggi. Setelah mempertimbangkan berbagai faktor dalam menentukan konsumsinya, akhirnya konsumen memutuskan untuk membeli atau tidak. Untuk mengetahui sejauh mana responsifnya permintaan dari minyak goreng terhadap perubahan harga maka perlu diketahui tingkat elastisitasnya permintaan berdasarkan faktor-faktor yang diteliti. Apabila perubahan harga yang kecil menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan maka barang tersebut bersifat sangat responsif terhadap perubahan harga atau disebut elastis. Dan apabila perubahan harga relatif besar tetapi permintaannya tidak banyak berubah maka dikatakan bersifat inelastis. Dari nilai elastisitas juga dapat diketahui bahwa minyak goreng termasuk barang normal, inferior atau barang superior yang dipengaruhi oleh pendapatan konsumen.

Konsumsi Minyak Goreng Harga Minyak Goreng Sawit Jumlah Tanggungan Pendapatan Umur Pendidikan - Elastis - Inelastis - Brg Superior - Brg Normal - Brg Inferior Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan : : Adanya pengaruh

Hipotesis Penelitian 1. Ada pengaruh harga minyak goreng, pendapatan rata-rata/bulan, jumlah tanggungan, umur dan pendidikan terhadap tingkat konsumsi minyak goreng di Kota Medan.