BAB I PENDAHULUAN Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Sleman DIY. Simpang ini menghubungkan kota Jogjakarta dengan kota-kota lain di

BAB VI KESIMPULAN. kemudian didapatkan temuan penelitian. Temuan-temuan penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan Hakim (19 91) dimana ruang terbuka merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek. Perkembangan kota tergantung dari lokasi, kepadatan kota, dan berkaitan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00

BAB I PENDAHULUAN Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jalan sebagai salah satu sarana transportasi darat mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik untuk aktifitas formal maupun nonformal seperti pendidikan,

Aksesibilitas a. Geometri koridor jalan b. Tautan & kontinuitas akses spasial & visual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dalam sebuah kota, maupun pendapatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

BAB I PENDAHULUAN Urban Heat Island Sebagai Dampak Dari Pembangunan Perkotaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENATAAN KORIDOR JALAN LETJEN S. PARMAN SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN DI PURWOKERTO

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. menjadikan Kota Semarang sebagai pusat segala aktifitas dan interaksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

UKDW. Pengertian Rusunawa Apartemen sejahtera Bentuk bangunan rusunawa Rusunawa Juminahan Konstruksi bangunan Rusunawa Sanitasi bangunan rusunawa

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bertambah banyaknya kebutuhan akan sarana dan prasarana

UKDW. UU Reepublik Indonesia no.40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Taman Sekartaji merupakan salah satu taman kota bantaran sungai di

2. Tata Ruang adalah wujud struktur dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan maupun tidak (Kamus Tata Ruang, Ditjen Cipta Karya, 1997).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB III TINJAUAN WILAYAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I-1

2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan ditunjukan dengan adanya peningkatan jumlah pemakaian

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan ekonomi kota dan urbanisasi serta globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. berada di Kota Yogyakarta dan banyaknya juga obyek wisata, menjadikan

Bab I PENDAHULUAN. sarana dan prasarana mencakup pada sarana transportasi. Transportasi merupakan

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. sebelum manusia mengenal makna arsitektur itu sendiri, namun pada saat ini signage

BAB I PENDAHULUAN. cukup tinggi mengakibatkan peningkatan jumlah kendaraan yang beroperasi di

BAB III TINJAUAN WILAYAH

HIRARKI ANTARA PERENCANAAN WILAYAH KAB/KOTA DENGAN PERANCANGAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

lib.archiplan.ugm.ac.id

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

BAB I PENDAHULUAN Fenomena Elemen Elemen Kawasan terhadap kawasan Tugu Pal Putih

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PUSAT PERTOKOAN DENGAN KONSEP PEDESTRIAN MALL DI KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II. Analisa yang Mewujudkan Art Deco. Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data

6.3 Hasil Perubahan Elemen Kawasan

BAB 6 : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil analisis dan pembahasan terhadap

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Ruang Terbuka Publik Sebagai Tempat Berinteraksi dan

Tingkat pelayanan pada ruas jalan berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk sebagai salah satu komponen dalam sistem wilayah atau kawasan.

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III: DATA DAN ANALISA

Gambar Persilangan Tak Sebidang Simpang Kentungan

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kawasan yang pesat di perkotaan memberikan tantangan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman Jalan merupakan salah satu ruang publik dalam suatu kawasan yang memiliki peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut. Jalan berfungsi sebagai penguhubung akses dalam kawasan tersebut yang juga merupakan unsur penting yang mempengaruhi perkembangan kawasan di sekitarnya. Perempatan Ring RoadCondong Catur yang terletak di Kabupaten Sleman merupakan salah satu jalan dengan lokasi yang strategis di Yogyakarta. Lokasinya dekat dengan terminal Condong Catur yang melayani jalur dalam kota. Selain itu, Perempatan Ring Road Condong Catur juga merupakan lokasi pertemuan antara jalur menuju Yogyakarta dan Jawa Tengah, menjadi jalan yang memiliki aktivitas pengguna yang cukup padat.dalam UU Penataan Ruang No.26 tahun 2007, kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Berdasar data BPN tahun 1999, terdapat 44 wilayah yang secara administratif dikategorikan sebagai desa dan 42 wilayah yang dikategorikan sebagai kota. WilayahCondong Catur ini termasuk dalam kawasan perkotaan. 1 Secara umum, generator utama perkembangan permukiman di wilayah Kabupaten Sleman adalah perguruan tinggi. Kegiatan ini menjadi penentu utama arah perkembangan permukiman dan perkembangan karakter perkotaan. Wilayah yang 1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2005-2014, Halaman II-69 1

tumbuh pesat karena adanya perguruan tinggi adalah sekitar Ring Road Utara, Jalan Monjali dan di wilayah Pakem. 2 Wilayah Perempatan Condong Catur berada di area Ring Road Utara. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kabupaten Sleman Tahun 2014, Kabupaten Sleman sebagai salah satu bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertumbuhannya sangat pesat, mengalami perkembangan di seluruh bidang kegiatan. Baik dalam bidang ekonomi, industri, jasa, permukiman, pendidikan, maupun transportasi. Seiring dengan perkembangan wilayah perkotaan tersebut, diiringi dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang cukup pesat mengakibatkan peningkatan aktivitas masyarakat. Pola jaringanjalanpada Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut: 3 a). Jalan arteri primer membujur arah timur-barat melewati Wilayah Kabupaten Sleman bagian selatan, yaitu Jalan Wates Jalan Lingkar utara Perkotaan Yogyakarta - Jalan Solo, serta membujur arah utara selatan melewati wilayah Sleman bagian barat (Jalan Magelang). b). Jalan Kolektor Primer membujur arah utara selatan melewati wilayah Kabupaten Sleman bagian tengah (Jalan Kaliurang), arah timur barat (Godean-Nanggulan), arah utara selatan melewati wilayah Kabupaten Sleman bagian timur (Piyungan- Prambanan), melingkar lewat tepi timur-utara-barat KabupatenSleman (Jalan Tembus Prambanan-Tempel lewat Cangkringan dan Pakem, serta Jalan Tempel- Moyudan lewat Minggir) c). Jalan lokal primer adalah semua jalan di wilayah Kabupaten Sleman selain jalan tersebut di atas. 2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2005-2014, Halaman II-68 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2005-2014, Halaman II-80 2

Terdapat kecenderungan pengembangan wilayah perkotaan dari Innerringroad Perkotaan Yogyakarta ke arah utara, timur laut dan ke arah barat. 1.1.2. Pentingnya Karakter Fisik Ruang Jalan pada Perempatan Ring Road Condong Catur Kondisi suatu ruang jalan dapat membentuk karakter pada suatu ruang jalan. Karakter fisik suatu ruang jalan diperkuat melalui elemen-elemen fisik pembentuk ruang jalan yang terdapat pada kawasan tersebut. Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur yang merupakan lokasi strategis hendaknya juga memperhatikan elemen-elemen fisik yang dapat memperkuat karakternya. Elemen-elemen yang dapat menjadi pembentuk karakter ruang jalan pada lokasi ini yaitu tata guna lahan (land use) tepi jalan pada kawasan, sirkulasi dan parkir, ruang terbuka (open space),jalur pejalan kaki, vegetasi, reklame dan signage, serta aktivitas kendaraan pada jalan tersebut. Dampak perkembangan ekonomi pada kawasan perkotaan yang terbukti dengan adanya bangunan komersial yang memenuhi fungsi bangunan di sekitar Perempatan Ring Road Condong Catur ini. Bentuk bangunan pada kawasan ini didominasi oleh bangunan modern dengan fungsi bangunan sebagai bagunan komersial. Bangunan-bangunan komersial tersebut menjadi salah satu magnet yang dapat menarik pengunjung yang berkepentingan untuk menbeli barang maupun menggunakan jasa yang ditawarkan oleh fungsi bangunan tersebut. Hal itu menimbulkan adanya parkir on street yang terdapat pada kawasan. Parkir off street yang disediakan oleh pengelola bangunan komersial tersebut masih kurang memadai. 3

Gambar 1.1.Kondisi parkir off street dan on street pada Perempatan Ring Road Condong Catur Sumber: Survei, 2015 Selain banyaknya bangunan komersial, lokasi yang strategis ini juga dipenuhi dengan jajaran papan reklame di setiap sudut perempatan. Reklame di lokasi tersebut menjadi salah satu sumber pendapatan daerah, dan diijinkan oleh pemerintah daerah. Berdasarkan Perbup No. 14 Tahun 2011 Tentang Cara Perhitungan Pajak Reklame Kabupaten Sleman, pada pasal 7, sudah terdapat aturan mengenai jenis reklame yang diijinkan dan tarif pemasangannya. Namun, belum adaperaturan mengenai standar ukuran dan bentuk reklame yang diijinkan dipasang di kawasan Perempatan Ring Road Condong Catur. Saat ini, pemasangan reklame pada area ini tidak teratur, baik dari segi ukuran, jenis bahan, maupun bentuk reklame. Selain itu kurangnya kontrol terhadap pemasangan reklame membuat kondisi ruang jalan semakin tidak teratur.begitu pula untuk kondisi signage(baik public dan privat) yang terdapat di sekitar kawasan ini. Signage yang ada tampak tidak teratur dan belum memiliki keselarasan satu sama lain. 4

Gambar 1.2.Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Siang Hari Sumber: Survei, 2015 Gambar 1.3.Kondisi badan jalan yang biasa digunakan oleh pejalan kaki Sumber: Survei, 2015 Jalur pejalan kaki (pedestrian ways) belum tersedia pada sebagian besar tepi jalan di kawasan ini. Awalnya, jalan Ring Road Utara (disebut juga Jalan Arteri) di kawasan ini merupakan jalur penghubung antar kota yang hanya terdiri dari jalur 5

untuk kendaraan dengan jalur cepat dan jalur lambat. Namun, munculnya fungsi komersial di sepanjang jalan di kawasan ini menimbulkan adanya pejalan kaki yang mulai menggunakan jalan ini.saat ini, tepi Jalan Arteri didominasi oleh bangunan komersial, sedangkan fasilitas untuk para pejalan kaki tidak ada. Pada Jalan Gejayan, sudah terdapat pedestrian ways, namun kebutuhan akan parkir pada bangunan pertokoan di jalan tersebut membuat sebagian pedestrian ways digunakan untuk lahan parkir. Gambar 1.4.Patung Affandi pada Perempatan Ring Road Condong Catur Sumber: Survei, 2015 Perempatan Ring Road Condong Catur merupakan titik menuju Jalan Affandi (dikenal juga dengan sebutan Jalan Gejayan) dari arah utara. Pada Perempatan tersebut terdapat ruang terbuka hijau yang didalamnya dibangun Patung Affandi.Selain itu, terdapat ruang terbuka yang berfungsi sebagai pembatas jalan di salah satu sisi perempatan jalan ini. Tingkat kepadatan lalu lintas di jalan Kabupaten Sleman dinilai semakin tinggi.sejumlah titik kepadatan lalu lintas di Sleman antara lain terdapat di Simpang 6

Empat Demak Ijo, Simpang Empat Condong Catur, dan Pandega. 4 Sebagian kendaraan yang melewati kawasan ini memiliki kecepatan yang tinggi. Pada waktu-waktu tertentu terjadi kemacetan pada kawasan ini, yaitu pada pagi hari (pukul 07.30-10.00) dan sore hari (pukul 15.00-18.30). Oleh sebab itu, kawasan ini merupakan kawasan yang cukup bising dengan banyaknya kendaraan yang melewati kawasan ini. Kawasan ini mempunyai potensi untuk dikembangkan karena selain dekat dengan Terminal Condong Catur, juga dekat dengan Kantor Kecamatan Depok, Kantor Kelurahan Condong Catur, Polda DIY, hotel-hotel dan Bangunan-bangunan komersial. Gambar 1.5.Foto Udara Kawasan Perempatan Ring Road Condong Catur Sumber : Google Earth, 2014 4 http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diy-nasional/14/01/03/mysia8-lalu-lintas-slemanmakin-padat 7

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter fisik yang dominan berdasarkan elemen-elemen fisik pembentuk ruang jalan pada Perempatan Ring Road Condong Catur sehingga dalam perencanaan kawasan ini di masa mendatang, hasil penelitian ini bisa menjadi dasar arahan perencanaan kawasan. 1.2. Rumusan Permasalahan a. Elemen-elemen pembentuk karakter fisik ruang jalan pada Perempatan Ring Road Condong Catur masih belum terencana dengan baik karena adanya ketidakteraturan elemen-elemen ruang jalan yang ada saat ini. b. Adanya elemen-elemen pembentuk karakter ruang jalan yang belum terencana dengan baik tersebut belum dapat menunjukkan karakter fisik ruang jalan pada Perempatan Ring Road Condong Catur. c. Elemen-elemen pembentuk karakter fisik ruang jalan yang berpengaruh untuk menunjang karakter fisik kawasan di Perempatan Ring Road Condong Catur masih kurang memadai karena adanya permasalahan-permasalahan berkaitan dengan elemen fisik pembentuk ruang jalan, seperti: ketidakteraturan signage/ reklame, kurang menonjolnya landmark dan belum tersedianya jalur pedestrian ways. 1.3. Pertanyaan Penelitian a. Faktor-faktor apa sajakah yang berperan membentuk karakter fisik ruang jalan di Perempatan Ring Road Condong Catur? b. Bagaimanakah kualitas karakter fisik ruang jalan di Perempatan Ring Road Condong Catur? 8

1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui karakter fisik ruang jalan di Perempatan Ring Road Condong Catur, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. b. Mengetahui dominasi elemen-elemen yang mempengaruhi karakter fisik ruang jalan di Perempatan Ring Road Condong Catur, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. c. Mengetahui kualitas elemen-elemen yang mempengaruhi karakter fisik ruang jalan di Perempatan Ring Road Condong Catur, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. d. Mendapatkan arahan yang sesuai (guideline) untuk meningkatkan karakter ruang jalan di Perempatan Ring Road Condong Catur, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Manfaat dalam penelitian, antara lain: a. Bagi Pemerintah Daerah Memberikan kontribusi bagi Pemerintah Daerah dalam upaya pengembangan ruang jalan dan kawasan di Kabupaten Sleman dan Daerah Istimewa Yogyakarta. b. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat sekitar kawasan Perempatan Ring Road Condong Catur, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, agar karakter ruang jalan dalam kawasan dapat terbentukdan terolah dengan baiksehingga dapat memperkuat citra kawasan dalam Kabupaten Sleman yang termasuk bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan, untuk masyarakat umum pengguna jalan adalah untuk menyediakan guideline yang berguna dalam menunjang kenyamanan masyarakat yang melewati Perempatan Ring Road Condong Catur. c. Bagi Peneliti Untuk mengetahui karakter ruang jalan pada Perempatan Ring Road Condong Catur, dan membuat arahan yang sesuai bagi kawasan tersebut. 9

1.5. Sasaran Penelitian Sasaran dalam penelitian, antara lain: a. Mengamati faktor-faktor pembentuk karakter fisik ruang jalan pada Perempatan Ring Road Condong Catur. b. Menganalisis faktor-faktor pembentuk karakter fisik ruang jalan pada Perempatan Ring Road Condong Catur. c. Memperoleh temuan-temuan yang akan dijadikan dasar dalam arahan perancangan. d. Merumuskan arahan yang sesuai (guideline) bagi kawasan Perempatan Ring Road Condong Catur. 1.6. Keaslian Penelitian Berdasarkan fokus dan lokus penelitian ini, peneliti akan meneliti mengenai Karakter Fisik Ruang Jalan pada Perempatan Ring Road Condong Catur, dengan fokus penelitian elemen-elemen pembentuk karakter fisik ruang jalan yang terdapat pada ruang jalan di Perempatan Ring Road Condong Catur, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang terkait dengan karakter ruang jalan pada suatu kawasan, dan yang terkait dengan lokus penelitian yaitu Perempatan Ring Road Condong Catur. Tabel 1.1. Keaslian Penelitian No. Peneliti Judul Tujuan Lokasi Metoda 1. M.Safril Masnur 2002 (S2/MDKB/UGM) Seting Papan Reklame di Jalur Pedestrian Kota. Studi kasus : di kawasan Jl. Kaliurang Km. 4,5 s/d. 5,8 Yogyakarta. - Menemukan faktorfaktor yang menyebabkan persepsi tidak nyaman secara visual bagi pejalan kaki yang beraktivitas di Jl. Kaliurang Km. 4,5 Km. 5,8. - Mengemukakan ide, Jl. Kaliurang Km. 4,5 s/d. 5,8 Yogyakarta. Metoda Rasionalistikdeduktif 10

gagasan, maupun konsep desain yang dapat digunakan sebagai arahan desain Jl. Kaliurang Km, 4,5 - Km, 5,8 agar integrasi antara seting signage dan kenyamanan pejalan kaki dapat terwujud. 2. Agustina Fitriani Ersa (S2/MDKB/UGM) 3. Fajar Affanul Hakim 2010 (S2/MDKB/UGM) Karakter Papan Reklame Pada Berbagai Macam Segmen (A,B,C,D) Di Kawasan Komersial Laksda Adisucipto K.4,5- KM.7 Ruang jalan Sebagai Struktur Ruang Urban Tinjauan Perilaku Pengguna Ruang dengan Setting Fisik - Mengetahui sejauh mana karakter papan reklame pada berbagai macam segmen (segmen A, B, C, dan D) dan faktor apa yang mempengaruhinya, yang terdapat di kawasan komersial Laksda Adi Sucipto Km 4,5 Km 7. -Mendapatkan rekomendasi untuk penataan elemen papan reklame, lokasi, jenis, skala, bentuk, arah, ketinggian, komposisi warna, efek pencahayaan yang ditimbulkan, dll, yang sesuai dengan karakter fungsi kawasan komersial Laksda Adi Sucipto Km 4,5 - Km 7. 1. Mengetahui bagaimana perkembangan elemen pembentuk ruang fisik ruang jalan Selokan Mataram. 2. Mengetahui aktifitas dan kegiatan yang terdapat di ruang jalan Selokan Mataram. 3. Mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku pengguna ruang jalan. 4. Memberi arahan yang sesuai untuk mewujutkan Jalan Laksda Adisucipto K.4,5- KM.7 Ruang Jalan Selokan Mataram Metoda Rasionalistikdeduktif Rasionalistik 11

4. Wahida Kartika Asfahani 2009 (S2/MDKB/UGM) Faktor Pembentuk dan Kualitas Enclosure Ru ang Jalan Pada Jalan Godean KM.2 KM.5.5 lingkungan yang baik sebagai struktur urban yang menghubungkan kegiatan di ruang jalan, kawasan dan wilayah perkotaan. Bagaimanakah karakteristik faktor pembentuk enclosure koridor Jl.Godean km.2 km.5.5? Bagaimanakahkualitas enclosurepada koridorjl.godeankm.2 km.5.5? Jl.Godean km.2 km.5.5 Rasionalistik 5. Rainard Arditya Buana 2014 (S2/MDKB/UGM) Karakter fisik Ruang Jalan Pada Perempatan Ring Road Condong Catur a. Faktor-faktor apa sajakah yang berperan membentuk karakter fisik ruang jalan di Perempatan Ring Road Condong Catur? b. Bagaimanakah kualitas karakter fisik ruang jalan di Perempatan Ring Road Condong Catur? Perempatan Ring Road Condong Catur Yogyakarta Rasionalistik kualitatif 12