PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

Thn Thn Thn Thn JUMLAH 91

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup dan Kategori Masalah

III. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

Proses pengaduan yang telah selesai ditangani dan terdapat penyelesaian penanganan pengaduan terjadi di Provinsi Jawa Barat.

LAPORAN TAHUNAN PPM PNPM MANDIRI PERKOTAAN WILAYAH I (Satu) Periode Januari Desember 2011

I. PENDAHULUAN PENYIM DANA DANA KEMBALI PROVINSI

I. Bagasi tenghpendahuluan

Pengaduan secara akumulatif mencapai aduan yang terdiri

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan informatif dan masalah

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

mengalami perubahan status. Kasus tersebut terdapat di Kota Pematang siantar Provinsi Sumatera Utara.

masyarakat dominan pada pelaksanaan kegiatan sosialisasi, ekonomi dan Tabel 1.1. Pengaduan Status Proses di masing-masing Provinsi

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

masyarakat. System yang dibangun ini tidak hanya dipegang dan dikendalikan oleh konsultan tetapi dikendalikan dan dimonitoring oleh pemerintah daerah.

Pengaduan tiap provinsi

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

Pengelolaan Pengaduan Bulan Juni 2017

Laporan Akhir PPM (Maret 2014)

Status Pengaduan bulan Juni 2016

Status Pengaduan bulan Sept 16

Perkembangan Pengelolaan Pengaduan Bulan Mei 2017

Perkembangan PPM Bulan Februari 2017

Perkembangan PPM Bulan April 2017

Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Bulan Agustus 2017

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan (di Wilayah Ex P2KP 2, Ex KMW Provinsi, Ex P2KP 3, OC 6, OC 7 dan OC 8) Periode Nopember 2009

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Maret Wilayah II. (OC 5 s/d OC 9)

QS PENGENDALIAN PELATIHAN MASYARAKAT PPMK 2014 Rekap Nasional Periode Laporan (Minggu ke 4) 30 April 2015

Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Bulan November 2017

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

Capaian pengaduan tiap provinsi

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Desember Wilayah II. (OC 5 s/d OC 9)

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

Perkembangan PPM Bulan Maret 2017

Kerangka Acuan PELATIHAN ASMANDAT SENIOR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHAP II

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Agustus 2010 Wilayah I (OC 5 s/d OC 9)

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

Perkembangan PPM bulan Desember 2016

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Juli 2014 Wilayah II (OSP 5, OSP 6, OSP 7, OSP 8, OSP 9, OSP 10)

JUSTIFIKASI TEKNIS PENAMBAHAN TENAGA ASISTEN MANAJEMEN DATA DI KMW DAN KOORDINATOR KOTA UPP2-2

DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : MEI 2015

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012

LAPORAN PERKEMBANGAN PENINGKATAN PENGHIDUPAN MASYARAKAT BERBASIS KOMUNITAS (PPMK)

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

I. Capaian Pengaduan status April 2016

DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : MARET 2015

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : SIM MK SEPTEMBER 2016

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

Tingkat Kemiskinan Per Provinsi Wilayah Sumatera Tahun 2014

Perkembangan PPM bulan Januari 2017

PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DIPA TA. 2015

Historical cakupan lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan

Perkembangan Kelembagaan BKM

PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DIPA TA. 2015

Panduan Penulisan Profil PNPM Mandiri Perkotaan

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

PELATIHAN DASAR P2KP BAGI SATKER/PPK PROVINSI/KOTA/KABUPATEN DALAM RANGKA PELAKSANAAN & PEMAHAMAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN ANGGARAN 2011

Yogyakarta, 13 Desember 2013

Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 3 Maret 2016

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 25 Februari 2016

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : SIM MK MARET 2016

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode April 2015 Wilayah II (OSP 5, OSP 6, OSP 7, OSP 8, OSP 9, OSP 10)

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

STATUS : 18 AGUSTUS 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

TARGET DAN KINERJA USK KMP PNPM MANDIRI PERKOTAAN SAMPAI DENGAN APRIL Satker P2KP Pusat

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN III (BASELINE )

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 21 Januari 2016

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 KEGIATAN REMBUG KESIAPAN MASYARAKAT (RKM) Bulan Agustus 2009

PENILAIAN KINERJA PROPINSI TINGKAT KAB./KOTA. Triwulan 2 - Tahun 2012

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Sampai dengan periode Juli 2013 pengelolaan pengaduan masyarakat di PNPM Mandiri Perkotaan wilayah I sampai dengan bulan Juli 2013 telah mencapai 34.600 pengaduan. Pengaduan yang telah selesai mencapai 34.598 pengaduan (99,99%) dan yang masih proses sebanyak 2 pengaduan (0,01%). Pengaduan informatif sampai dengan periode Juli 2013 masih mendominasi dan mencapai jumlah aduan sebanyak 32.616 pengaduan (94,26%) atau turun 0,22% dan pengaduan masalah 1.503 pengaduan (4,34%) atau turun 1,08% dari bulan sebelumnya. Pengaduan pada bulan Juli 2013 sebanyak 543 pengaduan atau naik 11,48% dari bulan sebelumnya. Penambahan jumlah aduan dibandingkan pengaduan pada periode sebelumnya berkaitan dengan aktiv kembali pendamping di lapangan pasca berkonsentrasi menyelesaikan data tindak-lanjut BPKP di bulan Juni. II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan Pengaduan berdasarkan lingkup keuangan dan adminstrasi secara akumulatif sampai pada periode Juli 2013 mencapai 30.413 pengaduan (87,89%) dan pada lingkup keuangan 4.187 pengaduan (12,10%) dari total pengaduan sebanyak 34.600 aduan. Pengaduan pada lingkup keuangan masih terdapat 1 pengaduan yang masih proses. Begitupun dengan pengaduan pada lingkup keuangan informatif masih terdapat 1 aduan yang berstatus proses. Pengaduan yang berstatus proses tersebut berkenaan dengan tindak-lanjut BPKP di Kab.Subang Propinsi Jawa Barat yang belum selesai sampai dengan periode Juli 2013. Pada periode Juli 2013 secara terinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1.Berdasarkan Lingkup Administrasi dan Keuangan (Periode Juli 2013) Propinsi Admin Keuangan Total Proses Selesai Proses Selesai Total Grand Total NAD 2605 2605 277 277 2882 SUMUT 4190 4190 282 282 4472 SUMBAR 6494 6494 1413 1413 7907 RIAU 948 948 142 142 1090 JAMBI 204 204 40 40 244 SUMSEL 1316 1316 106 106 1422 BENGKULU 178 178 34 34 212 LAMPUNG 1050 1050 170 170 1220 BABEL 526 526 69 69 595 KEPRI 803 803 471 471 1274 DKI 2786 2786 388 388 3174 JABAR 1 5176 5177 1 501 502 5679 BANTEN 1583 1583 144 144 1727 KALBAR 2553 2553 149 149 2702 Grand Total 1 30412 30413 1 4186 4187 34600 1

Pengaduan pada lingkup administrasi dan keuangan pada periode Juli 2013, lingkup adminstrasi 495 aduan(87.47%) dan pada lingkup keuangan 48 aduan (12.52%) Propinsi dengan jumlah pengaduan lebih banyak pada lingkup administrasi dan keuangan sampai dengan Juli 2013 terdapat di Propinsi NAD dengan jumlah 117 aduan, disusul Propinsi DKI Jakarta dengan 109 aduan dimana kedua propinsi ini mengalami peningkatan jumlah aduan sekira 10%-14%. 2. Berdasarkan Sifat Pengaduan Pengaduan berdasarkan sifat aduan terdiri dari pengaduan informatif dan masalah pengaduan informatif adalah pengaduan yang berupa pertanyaan, kritik dan saran. Pengaduan informatif secara akumulatif sampai dengan bulan Juli 2013 berjumlah 32.616 dengan jumlah aduan dominan pada kategori pertanyaan 74,75%. Jumlah aduan pada kategori pertanyaan setiap bulan selalu mendominasi. Pengaduan yang bersifat informatif pada kategori kritikan yang dominan dengan jumlah pengaduan di atas seribu terdapat di Propinsi Sumatera Utara. Bila dibandingkan dengan jumlah lokasi kelurahan di Propinsi tersebut 597 kelurahan maka rasio pengaduan di tiap kelurahan berjumlah 2 kritikan setiap kelurahan. Namun demikian rasio kritikan tertinggi terdapat di Propinsi Kalimantan barat dari jumlah kelurahan 88 kelurahan, data aduan informatif kategori kritik mencapai 4 kritik per kelurahan. Sedangkan pada kategori pertanyaan jumlah aduan yang masuk pada kategori pertanyaan di atas seribu aduan terdapat di Propinsi NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Barat dan Jawa Barat. Rasio pertanyaan dengan jumlah kelurahan yang dimiliki dimasing-masing propinsi tersebut yang tertinggi terdapat di Propinsi Kalimantan Barat, dengan jumlah 23 pertanyaan per kelurahan disusul Propinsi Sumatera Barat dengan jumlah pertanyaan 20 pertanyaan per kelurahan. 2

Tabel 2.1.Status Pengaduan Informatif (Periode Juli 2013) Propinsi Kritik Pertanyaan Saran Grand Total NAD 566 1737 371 2674 SUMUT 1289 2229 767 4285 SUMBAR 177 7521 174 7872 RIAU 272 742 63 1077 JAMBI 39 82 23 144 SUMSEL 230 764 202 1196 BENGKULU 18 83 7 108 LAMPUNG 222 851 82 1155 BABEL 131 281 103 515 KEPRI 115 966 115 1196 DKI 274 2533 337 3144 JABAR 876 3754 509 5139 BANTEN 334 842 294 1470 KALBAR 381 1995 265 2641 Grand Total 4924 24380 3312 32616 Pertanyaan yang selalu mendominasi dalam setiap aduan yang disampaikan bila dilihat pada siklus pemanfaatan BLM lebih dominan pada pertanyaan pada pelaksanaan kegiatan infra-struktur dan ekonomi di tahun 2013 ini. Hal tersebut sangat wajar karena hampir sebagian besar dana alokasi BLM di setiap pemanfaatan BLM di kelurahan dipergunakan untuk kegiatan infra-stuktur dan ekonomi apalagi di PNPM ICDD wilayah I kecenderungan pertanyaan pada hal-hal yang berkaitan dengan infrastruktur tersebut pasti akan sangat dominan. Khususnya setelah adanya dana alokasi BLM istisna a dan Jeddah deklaration yang mengkhususkan dana tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan pelaksanaan infrastuktur umum dan infrastruktur yang mendukung agro-bisnis. Pengaduan yang bersifat masalah yang didasarkan pada kategori yang terdapat di tabel di bawah ini, sampai dengan status Juli 2013 yang lebih dominan terjadi di setiap propinsi adalah yang berkaitan dengan mekanisme dan prosedur dalam setiap pelaksanaan siklus pemberdayaan maupun pada kegiatan pemanfaatan BLM. Secara umum jumlah aduan yang berkaitan dengan hal tersebut mencapai 44%. Disusul dengan kategori penyimpangan dana yang mencapai 11%. Aduan yg berkaitan dengan penyimpangan dana di atas 20 terdapat di Propinsi Jawa Barat, Sumatera selatan, Bengkulu dan Sumatera Utara. 3

Propinsi Pada grafik trend penyimpangan dana selama periode Januari Juni 2013 bahwa penyimpangan dana hanya terjadi di bulan Februari Mei 2013. Penyimpangan tersebut terjadi pada bidang kegiatan pelaksanaan sosialisasi dan pemanfaatan BLM. Khusus pada pelaksanaan pemanfaatan BLM telah terjadi penyimpangan dana pada pelaksanaan kegiatan infrastruktur di bulan April 2013. Penyimpangan tersebut terjadi di Propinsi sumatera selatan, NAD dan Bangka Belitung. Berdasarkan tabel 2.2. berikut dibawah bahwa masalah pada kategori mekanisme dan prosedur masih mendominasi di bulan Juli 2013, dengan capaian 43,64%. Kesalahan mekanisme dan prosedur tersebut masih dominan terjadi pada pelaksanaan pemanfaatan dana BLM atau pelaksanaan kegiatan tridaya, yakni pelaksanaan kegiatan infrastruktur dan ekonomi. Force Majeur Tabel 2.2.Pengaduan Masalah berdasarkan kategori (Periode Juli 2013) Penyimp Intervens Kode Mek. & angan i Negatif Etik Prosedur Dana Perubahan Kebijakan Lainnya Grand Total NAD 5 14 15 118 18 9 29 208 SUMUT 12 8 35 46 39 4 43 187 SUMBAR 1 2 19 13 35 RIAU 2 5 3 3 13 JAMBI 5 64 3 1 27 100 SUMSEL 9 15 19 114 42 8 19 226 BENGKULU 2 7 62 22 6 5 104 LAMPUNG 9 6 36 5 2 7 65 BABEL 3 2 23 26 6 6 14 80 KEPRI 1 2 20 7 48 78 DKI 1 15 4 7 3 30 JABAR 8 32 53 177 50 31 189 540 BANTEN 12 18 142 9 28 48 257 KALBAR 1 22 5 33 61 Grand Total 39 98 185 866 213 102 481 1984 Pengaduan bersifat masalah secara umum berdasarkan pada capaian sampai dengan akhir Juli 2013 berdasarkan rasio kelurahan di masing-masing propinsi bahwa Propinsi Kalimantan Barat, Sumatera Barat dan Riau memiliki jumlah 4

aduan yang lebih dominan. Rasio kelurahan Propinsi yang dominan terdapat di Propinsi Jambi dengan jumlah aduan 1 aduan/ kelurahan. Secara detail dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.3 Rasio Pengaduan Masalah (Periode Juli 2013) Jmlh Propinsi Masalah Kelurahan Rasio NAD 401 208 0,5 SUMUT 597 187 0,3 SUMBAR 383 35 0,1 RIAU 103 13 0,1 JAMBI 81 100 1,2 SUMSEL 307 226 0,7 BENGKULU 122 104 0,9 LAMPUNG 152 65 0,4 BABEL 85 80 0,9 KEPRI 110 78 0,7 DKI 267 30 0,1 JABAR 1697 540 0,3 BANTEN 423 257 0,6 KALBAR 88 61 0,7 3. Berdasarkan asal pengaduan Tabel.3.1. Berdasarkan Asal Aduan Propinsi Kabupaten/ Kota Kecamatan Kelurahan Provinsi Pusat Grand Total NAD 186 93 2540 60 3 2882 SUMUT 208 13 4181 36 34 4472 SUMBAR 30 16 7787 71 3 7907 RIAU 30 10 1041 7 2 1090 JAMBI 14 1 227 2 244 SUMSEL 466 21 907 23 5 1422 BENGKULU 19 1 169 14 9 212 LAMPUNG 155 41 998 19 7 1220 BABEL 38 82 410 65 595 KEPRI 73 10 1165 13 13 1274 DKI 442 30 2326 355 21 3174 JABAR 479 112 5057 25 6 5679 BANTEN 363 31 1270 18 45 1727 KALBAR 23 2 2671 3 3 2702 Grand Total 2526 463 30749 711 151 34600 Secara akumulatif sampai dengan periode Juli 2013 pengaduan berdasarkan asal aduan paling dominan terdapat di tingkat kelurahan sebanyak 30.749 (88,86%). Pengaduan di tingkat kelurahan masih tetap dominan karena basis saluran aduan lebih banyak disampaikan oleh masyarakat kepada pendamping kelurahan. Artinya 5

kepercayaan masyarakat dalam menyampaikan aduan masih cenderung kepada pihak konsultan. Pengaduan yang masuk pada periode Juli 2013 Propinsi Kelurahan Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi Pusat Grand Total NAD 111 5 1 117 SUMUT 1 1 RIAU 20 2 22 SUMSEL 49 3 27 2 81 BABEL 40 1 4 45 KEPRI 37 37 DKI 89 2 8 10 109 JABAR 113 5 12 1 131 Grand Total 460 16 54 11 2 543 Pada tabel di atas bahwa pada tingkatan kelurahan masih dominan dari masingmasing propinsi. Beberapa propinsi telah menunjukkan adanya pengaduan yang dikelola di tingkat kota/kabupaten, yang cukup dominan terdapat di Propinsi Sumatera selatan dan Jawa Barat. Propinsi 4. Pengaduan berdasarkan media pengaduan. Pengaduan berdasarkan media penyampaian pada Juli 2013 masih didominasi pengaduan pada media tatap langsung mencapai 433 aduan (93,25%). Pengaduan yang muncul di bulan Juli 2013 melalui media sms, telephone,lainnya (temuan BPKP) di Kab.Cirebon Jawa Barat dan surat. Media lain yang cukup dominan pada bulan Juli melalui temuan BPKP dengan jumlah aduan terbanyak pada media ini di Propinsi Jawa Barat Kab.Cirebon 19 temuan aduan. Buku aduan Tabel.4.1. Pengaduan berdasarkan Media Aduan Email Faksimili Lainnya MB PO Telepon SMS Surat Tatap Langsung NAD 2 6 41 2 1 30 78 177 2545 2882 SUMUT 5 71 3 59 6 104 4224 4472 SUMBAR 1 6 14 28 1 80 7777 7907 RIAU 1 1 1 35 6 76 970 1090 JAMBI 7 16 3 14 204 244 SUMSEL 4 11 4 31 10 99 1263 1422 BENGKULU 5 7 1 62 137 212 LAMPUNG 3 2 54 23 55 1083 1220 BABEL 5 22 18 2 37 18 30 463 595 KEPRI 1 1 1 21 7 7 1236 1274 DKI 6 3 63 122 24 58 2898 3174 JABAR 68 9 2 35 8 3 165 255 201 4933 5679 BANTEN 380 1 2 3 36 17 44 1244 1727 KALBAR 1 5 1 15 13 2667 2702 Grand Total 464 36 2 280 37 12 656 449 1020 31644 34600 Grand Total 6

Pengaduan secara akumulatif sampai periode Juli 2013 dengan media pengaduan tatap langsung masih mendominasi. Media tatap langsung yang disampaikan oleh masyarakat masih cenderung menggunakan media tatap langsung yang disampaikan oleh masyarakat berupa pertanyaan, kritik dan saran (pengaduan informatif) yang cenderung sering disampaikan kepada pendamping/ fasilitator. Media tatap langsung sampai dengan Juli 2013 yang digunakan dalam penyampaian pengaduan mencapai 91,32% dari jumlah total pengaduan 34.600 pengaduan. 5. Penyimpangan dana. Penyimpangan dana terdiri dari 2 jenis aduan, yaitu : Penyimpangan dana hasil temuan BPKP dan penyimpangan hasil temuan masyarakat (Non BPKP). a) Penyimpangan dana Hasil temuan BPKP Penyimpangan dana hasil temuan BPKP sampai dengan Juli 2013 dari data yang telah dikelola di SIM PPM mencapai 6,4 Milliar dengan dana kembali mencapai 5,9 Milliar atau 92,70% dana telah kembali. Penyimpangan dana hasil temuan BPKP tertinggi terdapat di wilayah OC-2 dengan jumlah dana hasil temuan mencapai 5,2 Milliar dan dana yang telah dikembalikan mencapai 5,03 Milliar (95.29%). Penyimpangan tertinggi di OC-2 terdapat di Propinsi Sumatera Selatan dengan jumlah dana yang telah disimpangkan mencapai 2,7 Milliar dengan dana telah kembali sebesar 2,6 Milliar(97%). Disusul dari Propinsi Bengkulu yang mencapai 1,6 Milliar dan telah kembali 1,6 Milliar kurang 2,5 juta. Secara keseluruhan ada penurunan data pengembalian dari 6,04 Milliar dana yang telah dikembalikan menjadi 5,9 Milliar. 7

b) Penyimpangan dana Hasil laporan masyarakat (Non BPKP) Penyimpangan dana hasil laporan masyarakat (Non BPKP) sampai dengan status Juli 2013 mencapai 1,7 Milliar, dengan dana yang telah kembali mencapai 538 juta (30%). Jumlah penyimpangan tertinggi terdapat di OC-3 mencapai 813 juta dengan dana kembali 0%. Penyimpangan dana tertinggi di OC-3 berasal dari Propinsi Banten dari kasus dana fixed cost TA.2010 sebesar 595 juta. Dan BKM di Kota Tangerang melakukan penyimpangan dana sebesar 218 juta yang telah melarikan diri. Penyimpangan dana tersebut terjadi pada tahun 2005 sehingga dokumennya tidak dapat terlacak. Tingkat pengembalian dana temuan Non BPKP yang cukup tinggi terdapat di Propinsi Jawa Barat dengan tingkat pengembalian dana mencapai 72.01% dari penyimpangan dana sebesar 282 juta. Masih rendahnya tingkat pengembalian dana pada kasus temuan non BPKP karena masih lemahnya perhatian semua pihak terhadap penyelesaian dan penanganan masalah penyimpangan dana yang tidak diawasi dan ditagih terus pelaporannya. IV. Isue-issue Strategis Issue strategis yang terjadi selama kurun waktu periode Juli 2013 masih berkisar yaitu : 1) Masih rendahnya tingkat pengembalian dana Non BPKP terutama di Propinsi-propinsi yang telah terjadi penyimpangan dana tetapi kasus penyelesaian penyimpangan dana tersebut tidak diselesaikan secara serius dan menjadi perhatian semua pihak. 2) Permasalahan gaji fiktif dari quota jumlah fasilitator di suatu kota/kabupaten yang menjadi celah terjadinya korupsi atau manipulasi data personil, yang menjadi issue hangat di tahun 2013 bila satker baru pengganti tidak mengetahui prosedur dan dokumen yang harus diverifikasi atau tidak paham terhadap tupoksi pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan. 3) Pelaksanaan fasilitasi penanganan pengaduan masyarakat selama ini menjadi tanggung-jawab korkot dan penginputan data diserahkan kepada assmandat sehingga menyebabkan antara pengisian data subtansi aduan dengan penanganan tidak sesuai. Issue ini sudah dilakukan perubahan dengan menjadikan askot CD dan faskel CD untuk menjadikan tugas tersebut 8

bagian dari tupoksinya karena sudah ada di MSAP mereka masingmasing.tetapi penguasaan terhadap aplikasi SIM PPM menjadi kendala baru saat ini karena belum dilatih. 4) Penyimpangan dana baik dana BLM maupun pelatihan masyarakat pelakunya telah bergeser dari masyarakat/ KSM/ anggota BKM ke pendamping masyarakat fasilitator,bahkan koordinator kota (Korkot) dan subprof Admin KMW. Sudah ada kebijakan dari Pusat dana pelatihan masyarakat tidak dikeluarkan secara terpisah tetapi sudah menjadi bagian daripada BLM. Jadi 10% dari dana BLM untuk pelatihan masyarakat sehingga mekanisme penggunaannya pun mengikuti mekanisme pemanfaatan BLM. Hanya belum dijelaskan, pos penggunaannya. 5) Pengaduan masyarakat yang cenderung lebih dominan melalui media tatap langsung di tingkat kelurahan dengan pertanyaan, kritik dan saran terutama pada kategori pertanyaan. (catatan : apakah hal tersebut menunjukkan masyarakat belum paham tentang program dan masih tergantung kepada faskel/ konsultan atau kah hanya aduan yang dibuat oleh faskel untuk memenuhi syarat quota pengaduan) 6) Unit Pengelola pengaduan baik di tingkat kelurahan, kota/kabupaten maupun propinsi belum berfungsi dan efektif. Pencatatan aduan dan penanganan pengaduan masih di dominasi fasilitator dibandingkan anggota BKM. Keterlibatan aparat pemerintah daerah di tingkat kelurahan, kecamatan maupun kota/kabupaten. Hal ini menjadi kesepakatan di dalam EGM Monev PPM yang dilaksanakan pada April 2013 dimana langkah awal dari pelaksanaan ini adalah melibatkan aparat pemerintah daerah dalam penangaan kasus penyimpangan dana baik temuan BPKP maupun non BPKP. III. Rekomendasi Berdasarkan Issue permasalahan yang terekam berdasarkan trends di bulan ini, maka rekomendasi yang disampaikan sebagai berikut : 1) Perlu adanya konsolidasi bersama antara pihak KMP dan KMW di dalam penyelesaian dan penanganan kasus penyimpangan dana. Upaya penyelesaiannya diutamakan melalui jalur non litigasi sehingga diharapkan uang yang telah diselewengkan oleh pelaku dapat dikembalikan dengan jaminan aset yang dapat disita oleh masyarakat yang berhak menerima dana tersebut. 2) Perlunya melakukan pelatihan khusus untuk Tim Satker baru tentang PNPM Mandiri Perkotaan karena berdampak pada proses verifikasi dan pengawasan dari Satker terhadap evaluasi pelaksanaan pendampingan oleh faskel dan Korkot tidak tepat. 9

3) Penanganan masalah pengaduan yang dikhususkan dilakukan oleh faskel CD dan asskot CD di wilayah I dalam pengorganisasiaan penyelesaian masalah dan penginputan data secara substantif di dalam SIM PPM akan lebih efektif sehingga perekaman data dalam SIM lebih baik dibandingkan oleh asmandat. 4) Kecenderungan meningkatnya penyimpangan dana yang diadukan oleh masyarakat dan semakin meningkatnya jumlah pelaku penyimpangan dana oleh konsultan sehingga perlu pembenahan terhadap system recruitmen dan pelatihan/ peningkatan kapasitas. Peningkatan kapasitas lebih didorong pada kepedulian dan rasa emphatic seluruh jajaran konsultan terhadap kelompok marginal dengan model pelatihan langsung di lingkungan kelompok tersebut. 5) Perlu adanya sistem kaderisasi anggota BKM di dalam mengantisipasi lemahnya pemahaman anggota BKM terhadap program serta terjadinya disorientasi dan motivasi anggota BKM di dalam mengelola program penanggulangan kemiskinan di wilayahnya. 6) Perlunya mendorong kota/kabupaten yang mendukung PNPM Mandiri Perkotaan dan telah memiliki Perda Nangkis supaya dapat merevitalisasi TKPKD tingkat kota/kabupaten dan membentuk struktur Pokja Pengelolaan Pengaduan sampai tingkat Kecamatan. Demikian laporan progress pengaduan masyarakat ini disampaikan. Mohon saran dan masukan dalam perbaikan laporan ini sangat diharapkan. Jakarta, 22 Agustus 2013 PPM KMP PNPM WILAYAH-1 10