HUBUNGAN MOTOR EDUCABILITY, INDEKS MASSA TUBUH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJASORKES. Myrza Akbari*)

dokumen-dokumen yang mirip
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 2 No.1 Pebruari 2016 ISSN

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH. Abstrak

HUBUNGAN MOTOR EDUCABILITY, KEBUGARAN JASMANI, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

KORELASI KESULITAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN COMPUTER NUMERICAL CONTROL SISWA SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB III METODE PENELITIAN A.

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

KEMAMPUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DI SLB BAGIAN A KOTA BANDUNG

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON SKRIPSI

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

Ontong Sinaga Surel:

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

Kata kunci: Perhatian Orang Tua, Kebiasaan Belajar, Nilai UAN

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KETERAMPILAN DAN SIKAP PRAKTIK SISWA KELAS XII PADA MATA PELAJARAN POWER TRAIN DI SMK N 1 WADASLINTANG

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan siswa perlu ditingkatkan. Dalam kamus umum

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 3 (1), 6-10 (2017)

KONTRIBUSI MINAT, KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI MURID SD NEGERI 32 BANDA ACEH.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GALING KABUPATEN SAMBAS

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQH (Penelitian di MA Hidayatul Faizien Bayongbong)

III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN

PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TAPA ROSNAWATY BURUDJI

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN GAYA KOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI SE-KECAMATAN KOTA BARU JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

SKRIPSI. Oleh: SUGIYARNO NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

PEMBELAJARAN DRIBBLE MENGGUNAKAN VARIASI BOLA TERHADAP HASIL DRIBBLE DALAM PERMAINAN BOLABASKET PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 KOTA KEDIRI TAHUN 2016

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol 1, No. 2, Oktober 2016,

Oleh: Binuko Pambagyo, Widiyatmoko Pendidikan Teknik Otomotif FKIP. Universitas Muhammadiyah Purworejo

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh : ARDITYA PRADANA

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan prestasi belajar penjasorkes

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Bengkulu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata-1 Program studi Pendidikan Akuntansi.

Inayatul Uliya

PENGARUH KREATIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANJARMASIN

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

Pengaruh Penerapan Metode Resitasi Terhadap Hasil Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Bagi Peserta Didik

Nisa Dian Rachmawati* Wahyudin Noe ABSTRAK

Universitas Pendidikan Indonesia

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

ARTIKEL ILMIAH STUDI KASUS PERANAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD IQRA MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang

PENERAPAN IPTEKS. NurmanHasibuan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MELALUI PENDEKATAN BERMAIN. Hendra Saputra 1. Abstrak

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MAN Tebing Tinggi Tahun Pelajaran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang Pengaruh

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

KONTRIBUSI KOMPETENSI MEMBACA GAMBAR TEKNIK TERHADAP KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN BUBUT SISWA SMK

hlm (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, ( Bandung : Alfabeta, 2009 ),

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT

ANALISIS KESULITAN BELAJAR ILMU GIZI KELAS X PATISERI DI SMK NEGERI 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan. potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU

HUBUNGAN KONSEP DIRI, POLA HIDUP SEHAT DAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI. M. Ziad*)

HUBUNGAN STIMULASI PENDIDIKAN TK DENGAN INDEKS PRESTASI DI SD JURANG SAPI 3 KECAMATAN TAPEN KABUPATEN BONDOWOSO

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2013

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN NO.28/I MALAPARI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada hakekatnya pendidikan merupakan sarana yang dapat

Transkripsi:

HUBUNGAN MOTOR EDUCABILITY, INDEKS MASSA TUBUH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJASORKES Myrza Akbari*) Abstrak: Prestasi belajar pendidikan jasmani dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan psikologis. faktor fisiologis yaitu keadaan fisik yakni, motor educability dan indeks massa tubuh, sedangkan psikologis yakni motivasi dan prestasi belajar Besar tergambar baik baik, ini diketahuidari nilai rata-rata pendidikan jasmani siswa yang mampu melewati KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 7,5. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan Motor Educability (X 1 ), Indeks Massa Tubuh (X 2 ) dan motivasi belajar (X 3 ) dengan prestasi belajar (Y) Penjasorkes siswa SUPM Negeri Ladong Aceh Besar Tahun Pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini penelitian deskriptif korelasional. Sampel 34 siswa SUPM Negeri Ladong. Instrumen yang digunakan motor educability test, indeks massa tubuh,, instrument motivasi belaja serta nilai raport siswa. Hasil analisis diperoleh terdapat hubungan X 1 dengan Y dengan koefisien korelasi sebesar 0,48. Terdapat hubungan X 2 dengan Y dengan koefisien korelasi sebesar 0,65. Terdapat hubungan antara X 3 dengan Y dengan koefisien korelasi sebesar o,35. Koefisien korelasi secara bersama-sama X 1, X 2, X 3 dengan Y sebesar 0,88. Dengan r tabel =0.339 dapat disimpulkan bahwa r hitung > r tabel (0,88>0,339), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan Motor Educability, Indeks Massa Tubuh dan Motivasi Belajar dengan prestasi belajar Besar Tahun Pelajaran 2012/2013. Kata Kunci: Motor Educability, Indeks Massa Tubuh, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar Pendahuluan Pendidikan jasmani sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah memiliki peranan yang relatif besar dalam membantu dan mengembangkan kemampuan siswa seperti kemampuan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Lutan (1988:15) menjelaskan bahwa: Penjasorkes adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup domain psikomotor, kognitif, dan afektif Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat digambarkan bahwa Penjasorkes merupakan pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan kemampuan gerak menuju kebulatan pribadi yang seutuhnya. Penjasorkes juga memberi sumbangan positif dan efektif dalam membantu mewujudkan tujuan-tujuan yang menyangkut kerjasama, pengambilan keputusan, keterampilan motorik, kebugaran jasmani dan pengetahuan tentang gerakan manusia. Ciri khas dalam pembelajaran Penjasorkes yaitu proses pembelajaran melalui gerak atau keterampilan gerak. Gerak yang bermakna proses pendidikan dalam bentuk pembelajaran gerak yang berdimensi luas tidak hanya pada pembekalan kemampuan gerak, tetapi juga pembelajaran gerak dalam dimensi kebugaran jasmani, pertumbuhan dan perkembangan, dan gerak dalam dimensi sosial termasuk pada upaya-upaya pencapaian kualitas hidup para siswa, sehingga untuk dapat menguasai gerak-gerak baru yang cepat, siswa harus memiliki Motor Educability yang baik, ini sesuai dengan pendapat Lutan (1988:115) Motor Educability adalah suatu istilah yang cukup populer, karena berkenaan langsung dengan pengungkapan cepat lambatnya seseorang menguasai suatu keterampilan baru secara cermat. Motor Educability dapat dijadikan acuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mempelajari keterampilan gerak yang baru, sehingga kedudukannya dalam suatu kerangka pembelajaran Penjasorkes menjadi penting, terutama dalam mengidentifikasi dan mengklasifikasi kemampuan gerak siswa, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap prestasi belajar Penjasorkes siswa tersebut. Kualitas gizi seseorang berpengaruh terhadap komposisi tubuh, komposisi tubuh juga berpengaruh terhadap kesehatan Hughes (2002:18) Perubahan komposisi tubuh juga menyebabkan sakit dan memiliki keterbatasan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. kesehatan siswa kurang baik akan mengakibatkan kurang produktifnya siswa tersebut dalam beraktifitas fisik pada saat pembelajaran Penjasorkes yang pada akhirnya tentu saja berpengaruh terhadap prestasi belajar Penjasorkes siswa tersebut. Komposisi tubuh dapat diketahui dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT). Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau komposisi tubuh dan status gizi seseorang, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Pengukuran Indeks Massa Tubuh sangat penting dilakukan dan dipahami oleh guru Penjasorkes, dengan melakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh dengan cermat dan sistematis guru penjasorkes juga 30 Myrza Akbari

akan mengetahui perkembangan dan perubahan fisik baik itu anak didiknya yang dapat dilihat dari peningkatan berat badan ataupun tinggi badan. Selain itu, guru dapat pula mengetahui tentang tipe tubuh muridnya seperti: kekurangan berat badan, normal, kelebihan berat badan, dan kegemukan. Selain faktor jasmaniah, Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yaitu faktor psikis yang dalam hal ini adalah motivasi. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Hal ini sesuai dengan pendapat Uno (2006:1) bahwa, motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah di tetapkan sebelumnya. Motivasi ini sangat menarik untuk dipelajari dan diterapkan dalam proses belajar mengajar khususnya dalam Penjasorkes Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan tertentu. Gagne (2006:10) mengemukakan bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabiltas baru, Siswa belajar secara rutin, monoton, dan tidak ada variasi dalam proses pembelajaran akan mengakibatkan rasa jenuh, sehingga motivasi belajar siswa menjadi berkurang. Kejenuhan yang timbul sering membuat siswa merasa malas dan kurang bersemangat dalam hal belajar, untuk mengatasi timbulnya kejenuhan siswa, maka diharapkan guru atau pihak sekolah melakukan usahausaha yang dapat membangkitkan kembali motivasi siswa dalam belajar Berdasarkan uraian tersebut faktor-faktor seperti Motor Educability, Indeks Massa Tubuh dan motivasi belajar merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran penjas, ini dikarenakan Motor Educability, Indeks Massa Tubuh dan motivasi belajar mempengaruhi performa seorang anak dalam beraktifitas jasmani karena pada hakikatnya Penjasorkes adalah pendidikan yang berfokus pada aktifitas jasmani dan rohani, faktor tersebut pada akhirnya akan berpengaruh terhadap menentukan prestasi belajar penjas Prestasi belajar adalah gambaran keberhasilan seseorang dalam mewujudkan kemampuan yang dimilikinya. Prestasi belajar tersebut dapat berupa perubahan perilaku, perubahan dalam pola kepribadian. Sebagai wujud konkrit dapat dilihat dalam bentuk nilai atau angka-angka seperti halnya dalam laporan hasil prestasi belajar siswa (raport). Prinsip belajar tuntas yang berlaku pada saat sekarang ini merupakan gambaran awal dari prestasi belajar minimal yang harus dicapai oleh siswa pada tiap semesternya yakni dengan adanya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap mata pelajaran, begitu pula dengan pelajaran Penjasorkes. Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Ladong Aceh Besar adalah sekolah kejuruan yang khusus mendidik siswa untuk memiliki keahlian pada jurusan perikanan, sekolah tipe boarding school (sekolah berasrama) ini mempunyai tiga jurusan yaitu Teknologi Budidaya Perikanan, Teknika Perikanan Laut dan Nautika Perikanan Laut. Alasan penulis memilih sekolah ini sebagai sekolah sampel adalah karna faktor letak geografis sekolah tersebut yang memudahkan penulis menjangkau sekolah tersebut dan juga merujuk dari observasi awal penulis dilapangan dimana peneliti melihat minat siswa SUPM Negeri Ladong Aceh Besar dalam mengikuti pembelajaran Penjasorkes sangat baik dan prestasi belajar Penjasorkes mereka secara umum juga sangat baik. Siswa mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan ketuntasan belajar Penjasorkes secara langsung, dengan kata lain siswa tidak harus menempuh proses remedial untuk ketuntasan pembelajarannya, hal ini terjadi karena siswa mampu memahami dan mahir dalam melakukan gerak-gerak yang diajarkan dalam materi-materi Penjasorkes, hal ini terjadi karena siswa-siswa tersebut rata-rata memiliki porsi tubuh yang proporsional, proporsionalitas ini diperoleh karena siswa-siswa dibiasakan dalam kegiatan sehariharinya selalu berhubungan dengan aktifitas fisik hal ini sesuai dengan yang dikatakan kepala sekolah sekolah tersebut bahwa pola pendidikan di SUPM lebih dekat ke semi militer, sedangkan prestasi belajar itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain faktor psikologis faktor fisiologis juga sangat menentukan. Berdasarkan hasil observasi di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Ladong, dapat di gambarkan bahwa prestasi belajar Penjasorkes siswa sangat baik, ini tergambar dari nilai rata-rata Penjasorkes siswa yang mampu melewati KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 7,5. hasil yang baik ini tidak terlepas dari faktor fisiologis dan psikologis yang mempengaruhinya, hal ini juga sesuai dengan pendapat Syah (2010:129) bahwa prestasi belajar ditentukan oleh faktor fisiologis yaitu keadaan/kondisi fisik dan psikologis yang didalamnya terdapat aspek motivasi. tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan Motor Educability, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Myrza Akbari 31

Besar Tahun Pelajaran 2012/2013. Prosedur Penelitian Rancangan penelitian dapat dilihat dari gambar berikut ini (X 1 (X 2 (X 3 Keterangan: X 1 = Motor Educability X 2 = Indeks Massa Tubuh X 3 = Motivasi Belajar Y = prestasi belajar = Korelasi Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Ladong Aceh Besar tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 336 siswa dengan perincian 236 siswa lakilaki dan 100 siswa perempuan.. Mengingat jumlah populasi yang besar, maka peneliti mengambil 10 % subyek dari keseluruhan populasi. Berdasarkan acuan ini jumlah sampel diambil berdasarkan persentase tersebut sehingga didapat sampel 24 siswa laki laki dan 10 siswa perempuan sehingga jumlah sampel secara keseluruhan adalah 34 siswa. Teknis pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah memilih sampel secara acak baik pada kelompok siswa putera maupun puteri dari kelas X-XII sehingga diharapkan penelitian ini dapat merepresentasikan keadaan siswa SUPM ladong secara keseluruhan. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cepat, lengkap, sistematis, sehingga lebih mudah diolah Arikunto (1998:91). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Motor Educability: Data Motor Educability siswa diperoleh dari tes Motor Educability dari Iowa Brace Tes yang terdiri dari 21 jenis item tes. Adapun macam-macam tes motor educability tersebut (Nurhasan 2000:109-114). 2. Indeks Massa Tubuh (IMT): Penentuan IMT dilakukan dengan mengukur berat badan, dan tinggi badan. Berat badan diukur dengan timbangan berat Y badan dan Tinggi badan di ukur dengan meteran pengukur tinggi berat badan. Berat badan dan tinggi badan dapat digunakan untuk mengukur tingkat Overweight responden dengan menggunakan standar BMI (Body Mass Index) sebagaimana yang dikutip oleh Nurhasan (2000:53) Berat badan kg = Tinggi Badan m. Tinggi Badan(m) Batas berat badan normal pada anak dapat kemudian di interpretasikan menggunakan kurva Indeks Massa. Tubuh The Centers for Disease Control(CDC) yang di buat berdasarkan usia dan jenis kelamin TabelKlasifikasi Indeks Massa Tubuh Terhadap Umur Kategori IMT Kegemukan > 95 persentil Kelebihan Berat Badan 85 < 95 persentil Normal 5-85 persentil Kekurangan Berat Badan < 5 persentil Data motivasi belajar siswa diperoleh dari instrumen motivasi belajar siswa dalam bentuk angket yang disebar kepada sampel penelitian untuk diisi. Sebelum menyusun instrumen motivasi belajar penulis terlebih dahulu menyusun kisi-kisi instrumen untuk mengungkap motivasi belajar siswa yang dikembangkan oleh penulis dengan berdasarkan definisi operasional motivasi belajar dengan merujuk pada teori Uno (2006:23) yang terlebih dahulu divalidasi oleh pakar yang dalam hal ini adalah Dr. Saifuddin, M.Pd dan Dr. M. Ikhsan, M.Pd. Hasil dan Pembahasan Penelitiian Berdasarkan analisis data maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut. 1. Berdasarkan tabel korelasi di atas, maka koefisien korelasi yang ditemukan sebesar r= 0,48. Harga harga r tabel. Untuk taraf signifikansi α = 0,05 dan n = 34 yaitu 0,339, maka r hitung =0,48 dan r tabel =0,339. Hal ini dapat disimpulkan bahwa r hitung >r tabel (0,48 > 0,339) berarti ada hubungan variabel motor educability (X 1 ) dan prestasi belajar penjasorkes (Y). 2. Berdasarkan tabel korelasi di atas, maka koefisien korelasi yang ditemukan sebesar r= 0,65. Harga harga r tabel. Untuk taraf signifikansi α = 0,05 dan n = 34 yaitu 0,339, maka r hitung =0,65 dan r tabel =0,339. Hal ini dapat disimpulkan bahwa r hitung >r tabel (0,65>0,339) berarti terdapat hubungan indeks massa tubuh (X2) dan prestasi belajar penjasorkes (Y). 3. Berdasarkan tabel korelasi di atas, maka koefisien korelasi yang ditemukan sebesar r = 0,35. Harga 32 Myrza Akbari

harga r tabel Untuk taraf signifikansi α = 0,05 dan n = 34 yaitu 0,339, maka r hitung =0,35 dan r tabel =0,339. Hal ini dapat disimpulkan bahwa r hitung >r tabel (0,35>0,339) berarti Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar (X 3 ) dan prestasi belajar penjasorkes (Y). 4. Berdasarkan tabel korelasi di atas, maka korelasi yang ditemukan sebesar 0,88 dan termasuk pada kategori Kuat. Jadi terdapat hubungan yang kuat antara motor educability, indeks massa tubuh dan penjasorkes pada Siswa-siswi SUPM Negeri Ladong Tahun Pelajaran 2012/2013. Harga r hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel Untuk taraf signifikansi α = 0,05 dan n = 34 yaitu 0,339 maka r hitung = 0,88 dan r tabel = 0,339. Hal ini dapat disimpulkan bahwa r hitung >r tabel (0,88 >0,339) berarti Terdapat hubungan yang signifikan motor educability, indeks massa tubuh dan penjasorkes pada Siswa-siswi SUPM Negeri Ladong Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, kemudian penulis menginterpretasikan data-data tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ratarata motor educability Siswa SUPM Negeri Ladong Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah 7,97 dan berdasarkan tabel kategori motor educability, motor educability Siswa SUPM Negeri Ladong Tahun Pelajaran 2012/2013 termasuk kedalam kategori baik, kemudian rata-rata indeks massa tubuh Siswa putra SUPM Negeri Ladong Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah 20,07 dan rata-rata Indeks Massa Tubuh Siswa putri SUPM Negeri Ladong Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah 22,517 berdasarkan grafik presentil Indeks Massa Tubuh berdasarkan usia dan jenis kelamin, siswa putra mempunyai kategori tubuh yang normal dan siswa putri juga berada pada kategori tubuh normal, ini bermakna bahwa siswa SUPM Negeri Ladong Tahun Pelajaran 2012/2013 mempunyai keadaan tubuh yang normal. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata motivasi belajar siswa SUPM Negeri Ladong Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah 97,72 dan berdasarkan tabel kategori Motivasi Belajar siswa, Motivasi Belajar Siswa SUPM Negeri Ladong Tahun Pelajaran 2012/2013 termasuk kedalam kategori baik. Kemudian berdasarkan pengumpulan data nilai raport untuk melihat prestasi belajar Penjasorkes siswa menunjukkan bahwa rata-rata nilai Penjasorkes Siswa SUPM Negeri Ladong Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah 8,40 jika mengacu pada nilai KKM yang telah dibuat oleh sekolah yaitu 7,50 berarti Siswa SUPM Negeri Ladong Tahun Pelajaran 2012/2013 mempunyai prestasi belajar penjasorkes yang baik. Analisis data untuk menemukan korelasi menunjukkan bahwa korelasi X 1 dengan Y sebesar 0,48 dengan t Hitung =3,081>t tabel =1,694 menunjukkan bahwa terdapat hubungan Motor Educability dengan prestasi belajar Penjasorkes, dengan demikian untuk meningkatkan prestasi belajar Penjasorkes perlu memperhatikan aspek Motor Educability karena tingkat Motor Educability berhubungan dengan prestasi belajar Penjasorkes. Kemudian analisis data korelasi juga menunjukkan koefisien korelasi X 2 dengan Y sebesar 0,65 dengan t Hitung =4,832>t tabel =1,694 menunjukkan bahwa terdapat hubungan Indeks Massa Tubuh dengan prestasi belajar Penjasorkes, sehingga untuk meningkatkan prestasi belajar Penjasorkes juga perlu memperhatikan aspek Indeks Massa Tubuh siswa karena Indeks Massa Tubuh berhubungan dengan prestasi belajar Penjasorkes. Selanjutnya koefisien korelasi X 3 dengan Y sebesar 0,35 dengan t Hitung =2,088>t tabel =1,694 menunjukkan bahwa terdapat hubungan Motivasi Belajar dengan prestasi belajar Penjasorkes, dengan demikian untuk meningkatkan prestasi belajar Penjasorkes perlu memperhatikan Motivasi Belajar siswa karena Motivasi Belajar berhubungan dengan prestasi belajar Penjasorkes. Sedangkan koefisien korelasi X 1, X2, X 3, dengany sebesar 0,88 dengan F hitung = 33,01 > dan nilai F tabel, = 2,92 (F hitung lebih besar dari F tabel ) hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan Motor Educability, Indeks Massa Tubuh dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Penjasorkes pada Siswa-siswi SUPM Negeri Ladong Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil analisis data yang telah penulis lakukan maka dapat dideskripsikan bahwa bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar Penjasorkes Siswa Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Ladong Aceh Besar Tahun pelajaran 2012/2013 berhubungan dengan tingkat Motor Educability, keadaan Indeks Massa Tubuh, dan Motivasi Belajar siswa dan hal tersebut sesuai denga teori Syah (2010:129) bahwa prestasi belajar ditentukan oleh faktor fisiologis yaitu keadaan fisik dan kondisi fisik. Prestasi belajar juga ditentukan oleh faktor psikologis yang didalamnya terdapat aspek motivasi Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis mengenai hubungan motor educability, indeks massa tubuh dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Penjasorkes siswa SUPM Negeri Ladong Aceh Besar Tahun Pelajaran 2012/2013, maka penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis data, koefisien korelasi motor educability dengan prestasi belajar Penjasorkes siswa SUPM Negeri Ladong Aceh Besar Tahun Myrza Akbari 33

Pelajaran 2012/2013 adalah sebesar 0,48 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan motor educability dengan prestasi belajar Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan tingkat hubungan yang sedang. 2. Berdasarkan analisis data, koefisien korelasi indeks massa tubuh dengan prestasi belajar Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah sebesar 0,65 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan indeks massa tubuh dengan prestasi belajar Penjasorkes siswa SUPM Negeri Ladong Aceh Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan tingkat hubungan yang cukup. 3. Berdasarkan analisis data, koefisien korelasi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah sebesar 0,35 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan tingkat hubungan yang rendah. 4. Berdasarkan analisis data, Koefisien korelasi secara kolektif motor educability, indeks massa tubuh dan Penjasorkes adalah sebesar 0,88 Sehingga terdapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan motor educability, indeks massa tubuh dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Penjasorkes siswa SUPM Negeri Ladong Aceh Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan tingkat hubungan yang tinggi. Daftar Pustaka Agung, Sunarto (2006). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Asdi Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. B. Uno (2011) Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis Pendidikan. Jakarta: Bumi Angkasa Calhoun dan Desmita (2009) Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dalyono, M et al (1997) Psikologi Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press Desmita (2009) Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Siswa Rosdakarya Effendi,J.S.P (1984) Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Mahendra, A (2009) Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI. Makmun, A (2005) Psikologi dan Pendidikan. Bandung: UPI. Makmun, A. (2010) PsikologiPendidikan. Bandung: UPI. Purwanto, N (1999). Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda. Rogers, S (2005) Teaching Through Play. Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia. Sobur (2003 ) Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia. Soemanto, W (1987)Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Sudjana, (1992). Metode Statistka. Bandung: Tarsito. Sunaryo, E (2004). FisafatPendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi. FPOK UPI. Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta. Uno H. B (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. 34 Myrza Akbari