BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut :

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguakan angka,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negara dengan jumlah pengangguran paling tinggi di seluruh dunia.

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

III. METODE PENELITIAN. Indonesia Bank Indonesia (SEKI-BI), Badan Pusat Statistik (BPS), dan Badan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR

BAB III METODE PENILITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

3 METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan alat bantu matematika atau statistik. Disamping menggunakan metode kuantitaif penelitian ini juga menggunakan metode VECM (Vector Error Correction Model), dengan menggunakan 3 (tiga) variabel pengukuran, yaitu Kurs, Produk Domestik Bruto (PDB), dan Inflasi. B. Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh secara tidak lansung atau dengan kata lain, data sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber-sumber yang sudah dikumpulkan oleh pihak-pihak tertentu seperti dokumentasi, publikasi, karya ilmiah, ataupun catatan khusus dari dinas atau lembaga, dan pihak-pihak tertentu yang berhubungan dengan penelitian. C. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan realistis. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode studi pustaka, yang diperoleh dari instansi-instansi terkait, buku referesi, maupun jurnal-jurnal ekonomi. Data yang digunakan adalah data time series adalah data runtut waktu (time series) 42

43 yang merupakan data yang dikumpulkan, dicatat atau diobservasi sepanjang waktu secara beruntutan dengan jenis data yang digunakan adalah data sekunder. D. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian Definisi operasional adalah penentuan konstrak sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukakn replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik (Irdriantoro dan Supomo,1999). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat (dependen) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Impor, 2. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Variabel bebasnya adalah Kurs, Produk Domestik Bruto (PDB), dan Inflasi. 3. Impor adalah arus kebalikan dari ekspor yaitu barang dan jasa luar negeri yang masuk ke dalam suatu negara. 4. Kurs adalah harga mata uang rupiah terhadap mata uang dollar atau mata uang Internasional.. 5. Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai barang dan jasa suatu negara (Indonesia) yang diproduksi dalam periode satu tahun.

44 6. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terusmenerus dan saling pengaruh-memengaruhi. E. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah Vector Auto Regressive (VAR)/ Vector Error Correction Model (VECM). Proses analisis VAR dan VECM dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah uji unit roots test yang bertujuan untuk mengetahui data stasioner atau tidak. Setelah data dinyatakan stasioner, langkah selanjutnya adalah pengujian kointegrasi. Uji kointegrasi bertujuan untuk menentukan analisis yang digunakan dalam penelitian, jika data terkointegrasi maka analisis yang baik digunakan adalah VECM. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perangkat lunak Eviews 7.2 untuk menganalisis data yang telah dihimpun. 1. Vector Error Correction Model (VECM) Metode VECM (Vector Error Correction Model) pertama kali dipopulerkan oleh Engle dan Granger untuk mengkoreksi disequilibrium jangka pendek terhadap jangka panjangnya. Metode ini digunakan di dalam model VAR non struktural ketika data time series tidak stasioner pada tingkat level, namun terkointegrasi. Adanya kointegrasi pada model VECM membuat model VECM disebut sebagai VAR yang terestriksi. Model VECM meretriksi hubungan perilaku jangka panjang antar variabel yang ada agar konvergen ke dalam hubungan kointegrasi tetapi tetap membiarkan adanya perubahan-perubahan dinamis di dalam jangka

45 pendek. Terminologi kointegrasi ini disebut sebagai korelasi kesalahan (error correction) karena jika terjadi deviasi terhadap keseimbangan jangka panjang akan dikoreksi secara bertahap melalui penyesuaian parsial jangka pendek (Widarjono: 2007). VECM merupakan suatu model analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkah laku jangka pendek dari suatu variabel terhadap jangka panjangnya akibat adanya shock permanen (Kostov dan Lingard, 2000). Analisis VECM juga dapat digunakan untuk mencari pemecahan terhadap persoalan variabel runtun waktu yang tidak stasioner (non stasioner) dan regresi lancung spurious regresion) dalam analisis ekonometrika (Insukindro, 1992). Namun demikian, Gujarati (2003) berpendapat bahwa VECM ini dinilai kurang cocok jika digunakan dalam menganalisis suatu kebijakan. Hal ini dikarenakan analisis VECM yang atheoritic dan terlalu menekan pada forecasting atau peramalan dari suatu model ekonometrika. Dari hasi pengujian Uji stasioneritas, uji kointegrasi, uji penentuan lag, uji kasualitas granger, impulse response function (IRF) dan Uji Variance Decomposition diperoleh keseimbangan baru, sebagai berikut: ΔZ t = τ 1 ΔZ t-1 + τ 2 ΔZ t-1 +... + τ t-1 ΔZ t = 1+1 + ПZ t-1 + µ + ᴨ t t = 1,..., T... (3.1) Dimana : ΔZ t τ П t : Impor : Parameter diduga : vektor impuls

46 Ada beberapa keuntungan dari persamaan dalam model koreksi kesalahan atau VECM sebagai berikut (Gujarati, 2003): a. Mampu melihat lebih banyak variabel yang menganalisis fenomena ekonomi jangka pendek dan jangka panjang. b. Mampu mengkaji konsisten tidaknya model empirik dengan teori ekonometrika. c. Mampu mencari pemecahan terhadap persoalan variabel runtun waktu yang tidak stasioner (nonstasionary) dan regresi lancung (spurious regression). Namun di sisi lain menurut Gujarati (2003) terdapat beberapa kelemahan terhadap model persamaan VECM, yaitu: a. Model VECM merupakan model yang atheoritic atau tidak berdasarkan teori. b. Penekakanan pada model VECM terletak pada forecasting atau peramalan sehingga model ini kurang cocok untuk digunakan dalam menganalisis kebijakan. c. Permasalahan besar dalam model persamaan VECM adalah pemilihan lag lenght atau panjang lag yang tepat. Karena semakin panjang lag, maka akan menambah jumlah parameter yang akan bermasalah pada degree of freedom. d. Variabel yang tergabung pada model VECM harus stasioner. Jika tidak stasioner maka perlu dilakukan transformasi data, misalnya melalui first difference.

47 e. Sering ditemui kesulitan dalam mengintrepretasikan tiap koefisien pada estimasi model VECM, sehingga sebagian besar peneliti melakukan interpretasi pada estimasi fungsi impluse response dan variance decomposition. 2. Langkah-Langkah Analisis Data a. Uji Stationeritas Data Uji Stasioneritas data merupakan syarat penting bagi analisis data time series untuk menghindari regresi lancung (sporious regression). Langkah pertama yang harus dilakukan dalam estimasi model ekonomi dengan data time series adalah dengan menguji stasioneritas pada data atau disebut juga stationary stochastic prosess. Dalam penelitian ini uji stasioneritas data menggunakan Augmented Dickey-Fuller (ADF) pada derajat yang sama (level atau different) hingga diperoleh suatu data yang stasioner, yaitu data yang variansnya tidak terlalu besar dan mempunyai kecenderungan untuk mendekati nilai rata-ratanya (Enders, 1995). Data dikatakan stasioner bila memenuhi tiga syarat, yaitu rata-rata dan variannya konstan sepanjang waktu, serta kovarian antar data hanya tergantung pada (lag) (Widarjono, 2007). Gujarati (2003) menjelaskan bentuk persamaan uji stasioneritas dengan analisis ADF dalam persamaan berikut: ΔF t = α 0 + γf t-1 + βσ F t-i+1 + ɛ t... (3.2) Di mana: ΔF t = Bentuk first difference/ second difference

48 α 0 γ p ɛ t = Intersep = Variabel yang diuji stationeritasnya = Panjang lag yang digunakan = error term Dalam persamaan tersebut diketahui bahwa hipotesis nol (H 0 ) menunjukkan adanya unit root dan hipotesis satu (H 1 ) menunjukkan tidak ada unit root. Jika dalam uji stasioneritas ini menunjukkan nilai ADF statistik lebih besar dari Mackinnon Critical Value, maka dapat diketahui bahwa data tersebut stasioner karena tidak mengandung unit root. Sebaliknya jika nilai ADF statistik lebih kecil dari Mackinnon critical value, maka dapat diketahui data tersebut tidak stasioner pada derajat level. Dengan demikian harus dilakukan uji ADF dalam bentuk first difference. Jika data belum juga stasioner kemudian dilanjutkan pada differensiasi ketiga, yakni pada 2nd difference untuk memperoleh data yang stasioner pada derajat yang sama. b. Penentuan Lag Optimal Salah satu permasalahan yang terjadi dalam uji stasioneritas adalah lag optimal. Haris (1995) menjelaskan bahwa jika lag yang digunakan dalam uji stasioneritas terlalu sedikit, maka residual dari regresi tidak akan menampilkan proses white noise sehingga model tidak dapat mengestimasi actual error secara tepat. Akibatnya γ dan standar kesalahan tidak diestimasi dengan baik. Namun jika memasukkan terlalu banyak lag maka mengurangi kemampuan untuk

49 menolak H 0 karena tambahan parameter yang terlalu banyak akan mengurangi degress off freedom. Selanjutnya untuk mengetahui lag optimal dalam uji stasioneritas maka digunakan kriteria-kriteria berikut ini: Akaike Information Criterion (AIC) : -2 ( + 2 (k + T)... (3.3) Schwarz Information Criterion (SIC) : -2 ( + k... (3.4) Hannan-Quinn (HQ) : -2 ( + 2k log ( )...(3.5) Dimana : 1 : Jumlah Observasi k : Parameter yang diestimasi Penentuan jumlah lag ditentukan pada kriteria informasi yang direkomendasikan oleh Final Prediction Error (FPE), Aike Information Criterion (AIC), Schwarz Criterion (SC), dan Hannan- Quinn (HQ). Dimana hasil dalam uji panjang lag (Lag Length) ditentukan dengan jumlah bintang terbanyak yang direkomendasi dari masing-masing kriteria uji lag length. c. Uji Kointegrasi Tes kointegrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kointegrasi Johansen. Tes kointegrasi ini dilakukan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan jangka panjang dan jangka pendek antar variabel. Terdapat beberapa keunggulan menggunakan pengujian kointegrasi dengan teknik Johansen. Pertama, menguji kointegrasi

50 antar variabel dengan multivariate model. Kedua, mengidentifikasi apakah terdapat trend pada data kemudian menganalisa variabel apakah harus masuk ke dalam kointegrasi atau tidak. Ketiga, menguji variabel eksogen yang lemah. Keempat, menguji hipotesis linier pada hubungan kointegrasi (Harris, 1995). Kointegrasi merupakan kombinasi hubungan linear dari variabel-variabel yang non-stasioner dan semua variabel tersebut harus terintegrasi pada orde derajat yang sama. Widarjono (2007) menjelaskan bahwa salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam uji kointegrasi adalah dengan Uji Johansen. Uji yang dikembangkan oleh Johansen dapat digunakan untuk menentukan kointegrasi sejumlah variabel (vektor). Uji Johansen dapat dilihat dengan model autoregresif dengan order p sebagai berikut: y t = A 1 y t-1 +... + A p y t-p + Bπ t + ɛ t... (3.6) Dimana : y t π t ɛ t : vector-k pada variabel-variabel tidak stasioner : vector-d pada variabel deterministik : vector inovasi Selanjutnya persamaan tersebut dapat ditulis ulang menjadi: Δy t = Πy t-1 + tδy t-1 + Bπ t + ɛ t... (3.7) Dimana :

51 Π = i I, Π i = j... (3.8) Representasi teori Granger menyebutkan bahwa koefisien matrik Π memiliki π < k reduce rank yang mempunyai k x π matriks α dan β dengan rank, π seperti Π = αβ yang merupakan I(0). II merupakan bilangan kointegrasi (rank). Sedangkan tiap kolom β menunjukkan vector kointegrasi. A lebih dikenal dengan parameter penyesuaian pada VECM. Pengujian kointegrasi menggunakan selang optimal atau lag sesuai dengan pengujian sebelumnya untuk penentuan asumsi deterministik yang melandasi pembentukan persamaan kointegrasi didasarkan pada nilai kriteria informasi Akaike Information Criterion (AIC) dan Schwarz Information Criterion (SIC) yang dikembangkan oleh Johansen (Johansen Cointegration Approach). Pada uji kointegritas ini akan terlihat banyaknya hubungan kointegrasi, syarat kointegrasi adalah seluruh variabelnya terintegrasi pada derajat yang sama dimana hasil dari pengujian ini dilakukan adalah untuk melihat hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara variabel dependen dan independen. d. Uji Kasualitas Granger Uji kausalitas granger untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antar variabel dalam penelitian. Uji granger Causality dimaksudkan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel terhadap variabel lainnya satu persatu.

52 e. Estimasi Model Vector Error Correction Model (VECM) Jika suatu data time series telah terbukti terdapat hubungan kointegrasi, maka VECM dapat digunakan untuk mengetahui tingkah laku jangka pendek dari suatu variabel terhadap nilai jangka panjangnya. VECM juga digunakan untuk menghitung hubungan jangka pendek antar variabel melalui koefisien standar dan mengestimasi hubungan jangka panjang dengan menggunakan lag residual dari regresi yang terkointegrasi. Vector Error Correction Model (VECM) merupakan model turunan dari VAR (Vector Autoregression) atau VAR yang terestriksi. Perbedaan antara VAR dengan VECM terdapat hubungan kointegrasi antara masing-masing variabel yang menunjukkan hubungan dalam jangka panjang. Basuki & Yuliadi (2015), menjelaskan bahwa VECM sering disebut sebagai desain VAR bagi series non stasioner yang memiliki hubungan kointegrasi. Alat estimasi yang digunakan dalam pengujian estimasi VECM di atas adalah dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Eviews versi 7.2 sedangkan, untuk pembuatan tabel untuk keperluan impor data digunakan Microsoft Excel 2010. Menurut Winarno (2015), untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya, maka dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t-

53 statistik parsial dengan nilai pada tabel (2,02108). Hipotesis yang digunakan, yaitu: H 0 = variabel independen tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. H 1 = variabel independen mempengaruhi signifikan variabel dependen. Wilayah untuk menolak H 0 dan menerima H 1, apabila nilai t- statistik parsial lebih dari +2,02108 atau kurang dari -2,02108 (Winarno, 2015). Ada dua cara melihat karakteristik dinamis model VECM, yaitu melalui impulse respons dan variance decompositions. Impulse response menunjukkan berapa lama pengaruh shock variabel yang satu terhadap variabel lainnya, sedangkan variance decomposition menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel yang satu terhadap variabel lainnya. f. Uji Impulse Response Function (IRF) Uji Impulse Response Function (IRF) menggambarkan tingkat laju dari shock suatu variabel terhadap variabel lainnya pada suatu periode tertentu. Fungsi Impulse Response Function (IRF) yaitu dapat melihat lamanya pengaruh dari shock suatu variabel terhadap variabel lain sampai pengaruhnya hilang atau kembali ke titik keseimbangan g. Uji Variance Decomposition Variance decompositions atau sering disebut forecast error variance decompositions merupakan perangkat pada model VECM

54 yang akan memisahkan variasi dari sejumlah variabel yang diestimasi menjadi komponen-komponen shock akan menjadi variabel innovation dengan asumsi bahwa variabel-variabel innovation tidak saling berkorelasi. Selanjutnya variance decompositions akan memberikan informasi mengenai proporsi dari pergerakan pengaruh shock pada sebuah variabel terhadap shock variabel yang lain pada periode saat ini dan periode yang akan datang.