ALTERNATIF KONSTRUKSI PELEBARAN JALAN SURABAYA - GRESIK (STA STA 7+000)

dokumen-dokumen yang mirip
I.Pendahuluan: II.Tinjauan Pustaka III. Metodologi IV. Analisa Data V. Perencanaan Perkerasaan dan Metode Perbaikan Tanah. VI.Penutup (Kesimpulan dan

PERENCANAAN JALAN DI ATAS LAPISAN TANAH SANGAT LEMBEK (GAMBUT, LEMPUNG LEMBEK) DAN METODE PERBAIKANNYA. Oleh : Mila Kusuma Wardani

Perencanaan Sistem Perbaikan Tanah Dasar Untuk Area Pembangunan Dan Jalan Pada Proyek Onshore Receiving Facilities Komplek Maspion - Gresik

PERENCANAAN SISTEM PERBAIKAN TANAH DASAR TIMBUNAN pada JEMBATAN KERETA API DOUBLE TRACK BOJONEGORO SURABAYA (STA )

PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH DAN PERKERASAN JALAN CAUSEWAY PENGHUBUNG DERMAGA TELUK LAMONG

PENDAHULUAN

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN BANK JATIM KEDIRI


JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018) ISSN: ( Print)

PERBAIKAN TANAH LUNAK DENGAN METODE PRELOADING DENGAN PREFABRICATED VERTICAL DRAINS (PVD)

Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan Masalah Stabilitas Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di Terminal Peti Kemas Semarang

BAB I PENDAHULUAN. daerah laut seluas kira-kira 1400 ha (kirakira

Perbandingan Konstruksi Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisis Ekonominya pada Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Mojoagung

Perencanaan Pondasi Jembatan dan Perbaikan Tanah untuk Oprit Jembatan Overpass Mungkung di Jalan Tol Solo-Ngawi-Kertosono STA

PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH DASAR LUNAK DENGAN PEMAKAIAN CERUCUK DAN GEOTEXTILE UNTUK KONSTRUKSI JALAN AKSES BANDARA LOMBOK

BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN PERKERASAN CONCRETE BLOCK DAN ESTIMASI BIAYA

Ir. Endang Kasiati, DEA

ALTERNATIF METODE UNTUK PENANGANAN MASALAH STABILITAS TANAH LUNAK PADA AREAL REKLAMASI DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG

DISUSUN OLEH : HENY KURNIA AGUSTINE DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUWARNO, M.Eng. MUSTA IN ARIF, ST. MT.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print D-44

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH METODE PRELOADING DENGAN KOMBINASI PEMASANGAN PVD PADA PROYEK REKLAMASI PANTAI ANCOL TIMUR JAKARTA UTARA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) D-140

BAB IV STUDI KASUS BAB 4 STUDI KASUS

EVALUASI PENURUNAN DAN KESTABILAN TIGA JEMBATAN MERR II-C YANG MENUMPU DI ATAS LEMPUNG LUNAK

II. METODOLOGI Metode yang digunakan dalam Tugas Akhir ini ialah sebagai berikut :

= tegangan horisontal akibat tanah dibelakang dinding = tegangan horisontal akibat tanah timbunan = tegangan horisontal akibat beban hidup = tegangan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

BAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian B. Rumusan Masalah

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

TUGAS AKHIR RC

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH DASAR LUNAK DENGAN PEMAKAIAN CERUCUK DAN GEOTEXTILE UNTUK KONSTRUKSI JALAN AKSES BANDARA LOMBOK

Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.2 Dasar Teori Oglesby, C.H Hicks, R.G

NYSSA ANDRIANI CHANDRA Dosen Pembimbing: Trihanyndio Rendy Satrya, ST., MT. Prof. Ir. Noor Endah, MSc., PhD.

Nila Sutra ( )

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I 1.2 Perumusan Masalah PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan 1.4 Batasan Masalah 1.5 Manfaat

BAB III METODA PERENCANAAN

BAB V VERIFIKASI PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah

Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisa Ekonominya pada Proyek Jalan Sindang Barang Cidaun, Cianjur.

Analisis Desain Perkerasan Kaku Berdasarkan AASHTO Rigid Pavement ARI SURYAWAN (hal. 213)

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN BANGKALAN BATAS KABUPATEN SAMPANG STA KABUPATEN BANGKALAN PROPINSI JAWA TIMUR

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR

ANALISIS PENURUNAN TANAH DASAR PROYEK SEMARANG PUMPING STATION AND RETARDING POND BERDASAR EMPIRIS DAN NUMERIS

METODOLOGI. Kata Kunci--Perkerasan Lentur, CTB, Analisa dan Evaluasi Ekonomi. I. PENDAHULUAN

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA

PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERENCANAAN ULANG JALAN TOL KERTOSONO MOJOKERTO STA , DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU

PERENCANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA RIGID PAVEMENT (PERKERASAN KAKU)

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

PERENCANAAN OPRIT FLY OVER PADA PROYEK BANYU URIP MOBIL CEPU LTD

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR. perumahan Puri Botanical Residence di jl. Joglo Jakarta barat. ditanah seluas 4058

Studi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993

Alternatif Perbaikan Perkuatan Lereng Longsor Jalan Lintas Sumatra Ruas Jalan Lahat - Tebing tinggi Km

Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) D-35

PERENCANAAN PERKUATAN TANAH DASAR DI BAWAH KONSTRUKSI TANGGUL WADUK JABUNG, LAMONGAN

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur

GEOSINTETIK UNTUK PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DI ATAS TANAH LUNAK DI GRESIK-LAMONGAN Sta TUGAS AKHIR

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur

Pembimbing : Ir. Imam Prayogo ( )

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. cara membandingkan hasil perhitungan manual dengan hasil perhitungan

ALTERNATIF PERENCANAAN PERKUATAN LERENG VILLA BUKIT STANGI

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konsep penelitian ini adalah untuk mendapatkan tebal lapis perkerasan dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

BAB III LANDASAN TEORI. Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan

Agus Surandono 1) Rivan Rinaldi 2)

DOSEN KONSULTASI : Dr.Ir. RIA ASIH ARYANI SOEMITRO, M.Eng. TRIHANYNDYO RENDY, ST.MT

Jenis-jenis Perkerasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN STONE COLUMN UNTUK MENGURANGI BESAR PEMAMPATAN PADA TANAH DENGAN DAYA DUKUNG RENDAH

STUDI PENGARUH PENGAMBILAN ANGKA EKIVALEN BEBAN KENDARAAN PADA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN FLEKSIBEL DI JALAN MANADO BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh muatan (beban) dari bangunan, termasuk beban-beban yang bekerja pada

ALTERNATIF PERENCANAAN ULANG DINDING PENAHAN TANAH PADA OPRIT FLYOVER TARUM BARAT CIKARANG. Mahasiswa : Harmansyah

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ABSTRAK... i ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pengumpulan Data Sekunder. Rekapitulasi Data. Pengolahan Data.

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data yang digunakan untuk analisa tugas akhir ini diperoleh dari PT. Wijaya

ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN SKBI 1987 BINA MARGA DAN METODE AASHTO

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR KONSTRUKSI JALAN RAYA. 1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Spine Road III Bukit Sentul

Tinggi timbunan yang ditinjau adalah timbunan tanah yang berfungsi. dan dengan geotekstil pada konstruksi perkerasan jalan yang dibahas dalam tugas

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

BAB 3 METODOLOGI PENULISAN. program sebagai alat bantu adalah sbb: a. Penyelesaian perhitungan menggunakan alat bantu software komputer untuk

Transkripsi:

TUGAS AKHIR - RC 09380 ALTERNATIF KONSTRUKSI PELEBARAN JALAN SURABAYA - GRESIK (STA 4+800 - STA 7+000) MAHARSHI MEUNANG PERWITTA NRP 306 00 Dosen Pembimbing : Ir. Soewarno,M.Eng Prof.Ir. Indrasurya B.Mochtar,Msc,Phd JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 00

ALTERNATIF KONSTRUKSI PELEBARAN JALAN SURABAYA - GRESIK (STA 4+800 - STA 7+000) Nama Mahasiswa : Maharshi Meunang Perwitta NRP : 306 00 Jurusan : Teknik Sipil FTSP - ITS Dosen Pembimbing : Ir. Soewarno,M.Eng Prof.Ir. Indrasurya B.Mochtar,Msc,Phd. ABSTRAK Jalan Surabaya Gresik merupakan jalan nasional yang sangat penting peranannya bagi perekonomian Jawa-Timur dan nasional. Dikarenakan jalan tersebut merupakan jalur yang menghubungkan beberapa kota besar di utara pulau Jawa. Pelebaran jalan Surabaya - Gresik, Jawa Timur berada di atas lapisan tanah sangat lembek dimana kondisi tanah dasar adalah lempung lunak sedalam 5 m. Hal tersebut dapat menimbulkan masalah karena sifat tanah lempung lunak yang mudah memampat dan daya dukungnya kecil sehingga konstruksi jalan yang berdiri diatasnya mudah mengalami kerusakan. Agar konstruksi jalan yang dibangun di atas lapisan tanah sangat lembek tersebut tidak mengalami kerusakan, diperlukan metode perbaikan tanah yang berfungsi untuk mempercepat penurunan dan meningkatkan daya dukung tanah agar konstruksi jalan tersebut aman Konstruksi Perkerasaan yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah konstruksi perkerasaan kaku dan lentur,untuk perkerasaan kaku dengan umur rencana 0 tahun didapatkan tebal perkerasan 33 cm,diameter dowel 3.cm( /4 inch) dan tie bars.7 cm (/ inch).sedangkan untuk perkerasaan lentur dengan umur rencana 0 tahun didapatkan tebal lapisan permukaan setebal 3 cm (Laston),lapisan pondasi atas setebal 0 cm dan lapisan pondasi bawah 0 cm. Evaluasi Perbaikan tanah yang dilakukan menghasilkan Pengunaan PVD pola segi empat dengan jarak spasi m serta kedalaman 6 m untuk perkerasan kaku dengan umur rencana 0 tahun,kedalaman m untuk perkerasaan lentur umur rencana 0 tahun serta pengunnaan geotextille sebanyak 3 lapis dengan jarak antar lapisan 0.6 m sebagai separator dan perkuatan timbunan. BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Jalan Surabaya Gresik merupakan jalan nasional yang sangat penting peranannya bagi perekonomian Jawa-Timur dan nasional. Dikarenakan jalan tersebut merupakan jalur yang menghubungkan beberapa kota besar di utara pulau Jawa. Jalan Surabaya-Gresik yang semula lajur arah Tanpa median telah dilakukan pelebaran menjadi 6 lajur arah dengan median.hal ini dikarenakan sesuai dengan rencana nasional semua jalan arteri nasional sampai dengan radius 00 km dari Surabaya harus memiliki banyak ruas. Proyek pelebaran jalan raya Surabaya- Gresik berada di lahan tambak yang memiliki beda ketingian antara m - m dari elevasi existing, untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas maka diperlukaan timbunan tanah agar kondisi existing dan ruas jalan baru memiliki elevasi yang sama.oleh karena kondisi tanah asli adalah lempung lembek, tinggi perencanaan (H initial ) timbunan perlu diperhitungkan agar tinggi final (H final ) timbunan tetap selevel dengan elevasi existing jalan tersebut setelah terjadinya penurunan akibat konsolidasi tanah dasarnya. Pada perencanaan proyek jalan Surabaya- Gresik dikwatirkan terjadi beda penurunan antara timbunan jalan lama dan timbunan baru, hal tersebut dikarenakan timbunan lama telah lama berdiri (puluhan tahun) dan telah terkonsolidasi sedangkan timbunan baru akan terkonsolidasi secara perlahan dengan nilai yang cukup besar.akibat beda penurunan tersebut maka dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada perkerasaan jalan yang berdiri diatasnya, sehingga diperlukan suatu solusi untuk mengurangi beda penurunan tersebut. Perencanaan yang telah ada pada proyek pelebaran jalan Surabaya- Gresik memiliki beberapa kelemahan antara lain:. Perencanaan dan pelaksanaan dilapangan tidak memperhitungkan terjadinya penurunan lapisan tanah asli. Padahal jalan tersebut terletak di atas lapisan tanah lunak sampai dengan kedalaman 5 meter dari muka tanah asli, sehingga dapat terjadi penurunan badan jalan yang cukup besar akibat konsolidasi tanah dasarnya.. Pada perencanaan yang ada lapisan perkerasaan yang digunakan adalah lapisan perkerasaan dengan tebal minimum, kondisi tersebut dikwatirkan perkerasaan jalan tidak mampu menahan beban kendaraan yang ada dilapangan selama umur rencana sehingga perkerasaan rusak dalam waktu relatif singkat. Perencanaan jalan yang baik harus sesuai dengan aturan (code) yang dipakai dan harus memperhatikan penurunan tanah dasar yang terjadi akibat pemampatan tanah dasarnya sehingga jalan

tersebut tetap berada dalam kondisi baik selama umur yang direncanakan. Oleh karena beberapa kekurangan diatas, diperlukaan adanya suatu perencanaan baru yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.dengan adanya design baru diharapkan pihak yang terkait dapat menerapkannya di lapangan sehingga dapat dihindari kerusakan badan jalan akibat penurunan tanah dan rusaknya lapisan perkerasaan akibat tidak mampu menahan beban yang akan lewat.. Perumusan Masalah Dari uraian diatas, masalah yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:. Berapa tinggi initial (Hintial) timbunan agar tinggi akhir timbunan yang direncanakan tetap tercapai setelah settlement pada lapisan tanah lembek berakhir?. Bagaimanakah caranya mengurangi pengaruh beda penurunan antara timbunan yang lama dan yang baru? 3. Bagaimana perbaikan tanah dasar agar dapat mempercepat settlement yang diprediksi akan terjadi serta dapat meningkatkan daya dukung tanah dasarnya? 4. Berapa tebal perkerasan untuk kondisi lalulintas yang ada selama umur rencana?.3 Tujuan Tugas Akhir. Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah :. Mengetahui tinggi initial (Hintial) timbunan.. Mengetahui cara mengurangi pengaruh beda penurunan antara timbunan yang lama dan yang baru. 3. Mengunakan beberapa metode perbaikan tanah untuk menghilangkan settlement dan meningkatkan daya dukung tanah dasarnya. 4. Merencanakan Tebal perkerasan sesuai kondisi lalu-lintas yang ada selama umur rencana..4 Batasan Masalah Batasan masalah dalam perencanaan Tugas Akhir ini adalah:. Data tanah yang digunakan berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil, ITS. Jalan yang dirncanakan Antara STA 4+800-7+000 3. Umur rencana perkerasan jalan adalah 0 tahun untuk perkerasaan kaku dan 0 tahun untuk perkerasaan lentur. 4. Tidak membahas biaya pelaksanaan yang digunakan. 5. Tidak membahas metode pelaksanaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkerasan Jalan (Pavement) Perkerasan jalan adalah suatu lapisan tambahan yang diletakan diatas jalur tanah, dimana lapisan tambahan tersebut terdiri dari material yang lebih keras/ kaku dengan tujuan agar jalur jalan tersebut dapat dilalui oleh kendaraan dalam segala cuaca.berdasarkan material pengikatnya perkerasaan jalan dibedakan menjadi macam yaitu perkerasaan kaku (Rigid Pavement) dan perkerasaan lentur (Flexible Pavement)... Perkerasan Kaku Konstruksi perkerasan kaku (Rigid Pavement) yaitu perkerasan yang menggunakan semen sebagai bahan pengikat. Perkerasan kaku menggunakan pelat beton dengan atau tanpa tulangan yang diletakkan diatas tanah dasar. Pelat beton sebagian besar berfungsi sebagai pemikul beban kendaraan dan membantu tanah dasar dalam menyangga beban kendaraan yang lewat diatasnya. Perkerasan kaku dipilih jika kondisi tanah dasar yang akan dibangun jalan merupakan tanah dasar yang jelek. Perkerasan kaku (Rigid Pavement) dibedakan menjadi jenis berdasarkan susunan lapisan perkerasan, yaitu:. Perkerasan kaku tanpa lapisan perantara. Perkerasan kaku dengan lapisan perantara.. Perkerasan Lentur Konstruksi perkerasan lentur (Flexible Pavement) yaitu perkerasan yang menggunakan material aspal sebagai bahan pengikat. Beban lalu lintas yang melewati perkerasan lentur akan langsung disebarkan ke dasar tanah. Jadi fungsi dari lapisan perkerasan lentur adalah memikul beban lalu lintas dan langsung menyebarkannya ke tanah dasar. Perkerasan lentur dipilih jika kondisi tanah dasar yang akan dibangun jalan cukup bagus yaitu memiliki nilai CBR minimum sebesar 5%...3 Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Bina Marga Pada konstruksi perkerasan lentur dengan Metode Bina Marga rumus untuk menentukan tebal perkerasan menggunakan persamaan sebagai berikut: LogWt 8 = 9.36 Log - 0. + Log + 0.37 (.) Dimana: Wt 8 = Total ekuivalen axle load 8.000 lbs EAL selama umur rencana FR = Faktor regional G t = Log ` ITP = Indeks Tebal Perkerasan DDT = Daya dukung tanah 3

..4 Perencanaan Tebal Perkerasan Rigid Metode AASHTO 98 Pada konstruksi perkerasan rigid dengan Metode AASHTO rumus untuk menentukan tebal perkerasan menggunakan persamaan sebagai berikut: LogWt 8 = 7,35 log (D+) 0,06 + + 3.4 log..(.) Dimana: Wt 8 = Total ekuivalen axle load 8.000 lbs EAL selama umur rencana D G t = S c = Tebal dari pelat beton perkerasan = Modulus hancur beton pada umur rencana 8hari J = Load transfer coeficient = 3, Z E k = E / k = Modulus young dari beton = Modulus of sub grade reaction. Prakiraan Pemampatan Lapisan Tanah Lempung Pada tanah lempung parameter yang dibutuhkan untuk menghitung perkiraan pemampatan adalah indeks compressi (Cc), indeks mengembang (Cs), tegangan prakonsolidasi ( p). Nilai Cc, Cs, dan p didapatkan dari hasil tes konsolidasi di laboratorium dengan pemberian beban bertahap selama 4 jam. Ratio penambahan beban di laboratorium / =. Teori Terzaghi (95) untuk perhitungan pemampatan pada tanah lempung : Pc : efektif past overburden pressure, tegangan konsolidasi efektif di masa lampau..3 Metode Perbaikan Tanah Lempung Lembek Pembangunan konstruksi diatas tanah lunak dikhawatirkan akan terjadi perbedaan penurunan tanah (differensial settlement) yang berakibat pada kerusakan konstruksi yang bersangkutan. Untuk itu diperlukan perbaikan tanah yang mampu menghilangkan sama sekali atau sebagian besar pemampatan serta mampu meningkatkan daya dukung tanah. Teknologi perbaikan tanah compressible (lempung lembek) yang digunakan (Indrasurya B.M., 000) adalah:. Perbaikan Tanah Cara Pemberian Kekuatan (Reinforcement). Perbaikan Tanah Dengan Teknik Pemampatan Awal (Precompression)..3. Perbaikan Tanah Dengan Teknik Pemampatan Awal (Precompression) Metode perbaikan tanah lunak yang umum adalah metode pemampatan awal (precompression). Metode ini bertujuan untuk memampatkan partikel tanah agar lebih kokoh dan rapat sehingga daya dukung tanah meningkat. Dengan metode pemampatan awal (precompression) maka :. Penurunan konsolidasi yang akan terjadi pada tanah lunak sebagai akibat adanya beban konstruksi yang ada akan hilang sama sekali atau hilang sebagian sesuai dengan perencanaan yang dilakukan.. Nilai gaya geser (Shear Strength) dari tanah meningkat. Pemampatan pada tanah dapat mempengaruhi naiknya nilai gaya geser dari tanah sehingga daya dukung dari tanah yang semula kurang mampu untuk menahan beban menjadi lebih kuat dan stabil dalam mendukung beban. Dalam metode pemampatan awal (precompression) dikenal beberapa jenis teknik pemampatan. Teknik pemampatan awal (precompression) secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu:. Pemberian Beban Awal Eksternal. Pemberian Beban Awal Internal.3. Metode Pemampatan Awal Dengan. untuk tanah terkonsolidasi normal (NC Soil) S ci ' Cc p o p log ' eo po H i...(.3). untuk tanah terkonsolidasi lebih (OC Soil) S ci ' ' Cs p c Cc p o p log log ' ' eo po e0 pc H i...(.4) Percepatan... (.9) Sistem drainase vertikal (vertical drain) Dimana : sangat efektif untuk mempercepat konsolidasi dari Sci : pemampatan konsolidasi pada lapisan tanah ke-i tanah compressible (seperti tanah lempung atau tanah yang ditinjau. lempung berlanau). Vertical Drain umumnya berupa Hi : tebal lapisan tanah ke-i eo : angka pori awal dari lapisan tanah ke-i tiang tiang vertikal yang mudah mengalirkan air Cc : indeks kompresi dari lapisan ke-i yang dapat berupa sand drain / tiang pasir atau dari Cs : indeks mengembang dari lapisan ke-i bahan geosintesis yang dikenal dengan wick drain Po : tekanan tanah vertikal efektif dari suatu titik atau juga dikenal Prefabricated Vertikal Drain ditengah-tengah lapisan ke-i akibat beban tanah sendiri (PVD) diatas titik tersebut di lapangan(efektif overburden pressure) 4

A.Waktu Konsolidasi dengan Vertical Drain Penentukan waktu konsolidasi menurut Barron (948) berdasarkan teori aliran pasir vertikal, menggunakan asumsi teori terzagi tentang konsolidasi linier satu dimensi. Teori tersebut menetapkan hubungan antara waktu, diameter drain, jarak antara drain, koefisien konsolidasi dan rata rata derajat konsolidasi. Penentuan waktu konsolidasi dari teori Barron (948) adalah : BAB III METODOLOGI F n ln Uh...ds...(.5) Dimana : t = waktu untuk menyelesaikan konsolidasi primer. D = diameter equifalen dari lingkaran tanah yang merupakan daerah pengaruh dari PVD. Harga D =.3 x s untuk pola susunan bujur sangkar (Gambar.3). Harga D =.05 x s untuk pola susunan segitiga (Gambar.4) Ch = koefisien konsolidasi tanah horisontal Uh = derajat konsolidasi tanah (arah horisontal) B.Perhitungan Kenaikan Daya Dukung Tanah Akibat Pemasangan PVD Penggunaaan PVD yang dikombinasikan dengan preloading mempercepat waktu konsolidasi dan memampatkan tanah. Dengan memampatnya tanah, maka nilai Cu (undrained shear strength) pada tanah menjadi meningkat sehingga daya dukung tanah meningkat. Nilai kenaikan Cu (undrained shear strength) dapat dicari dengan menggunakan Persamaan:.untuk harga Plastisitas Indeks, PI tanah < 0%. Cu (kg/cm ) = 0.0737 + ( 0.899 0.006 PI ) P.untuk harga Plastisitas Indeks, PI tanah > 0 %. Cu (kg/cm ) = 0.0737 + ( 0.0454 0.00004 PI ) P dimana : harga P dalam kg/cm.4.3 Metode Perbaikan Tanah Dengan Geotextile Geotextile merupakan bahan geosynthetics yang paling luas pengunnaanya dalam bidang teknik sipil.pada Timbunan tanah geotextile berfungsi sebagai separator dan reinforcer. Adanya geotextile sebagai separator ( pemisah) memudahkan pengurugan timbunan tersebut karena tidak banyak material timbunan yang hilang karena masuk kedalam lapisan tanah dasar. Sedangkan sebagai reinforcer (penguat),adanya geotextile akan meningkatkan daya dukung tanah dasarnya. Untuk perencanaan stabilitas timbunan di atas tanah lunak yang diperkuat dengan bahan geotextile, ada 3 kondisi yang harus ditinjau : - Stabilitas Internal - Stabilitas Pondasi - Stabilitas Keseluruhan Gambar 3. Flowchart Prosedur Pengerjaan Tugas akhir. Gambar 3. Flowchart Prosedur Pengerjaan Tugas akhir.(lanjutan) 5

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA 4. Elevasi Final Timbunan Elevasi final timbunan disesuaikan dengan tinggi jalan lama yang telah berdiri disampingnya, dan pada kondisi di lapangan tinggi timbunan dari muka tanah aslinya antara m- m 4. Data Tanah Timbunan Data tanah yang diperlukan untuk perencanaan tebal perkerasan adalah data CBR lapisan tanah subgrade (tanah timbunan dibawah perkerasan). Data tanah timbunan tersebut selain CBR juga diberikan sifat fisiknya yaitu:. Sifat fisik timbunan meliputi Gs =.57, Wc = %, dengan asumsi bahwa nilai = 30 dan nilai c = 0.. Nilai CBR test (CBR rendaman) = 4.37% Nilai CBR rencana = 60 % x 4.37% = 5 % 4.3 Data Lalu Lintas Harian (LHR) Pada perencanaan Tugas Akhir ini, penggolongan jenis kendaraan didasarkan pada penggolongan kendaraan Bina Marga Data LHR lengkap yang diperoleh dari Dinas Bina Marga disajikan pada lampiran 3. Dari data tersebut ditentukan jumlah LHR yang maksimum untuk penentuan tebal perkerasan. Data LHR yang digunakan untuk perencanaan Tugas Akhir adalah jumlah LHR pada ruas Jalan Surabaya gersik yang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Data LHR yang Digunakan Dalam Perencanaan (PU Bina Marga Jawa Timur,009) Konfigurasi sumbu. MP. BUS.L truck. H truck..+. Jumlah (kendaraan/ hari/ arah) 46 77 4 54.49 37 4.4 Data Kependudukan dan Perekonomian. Adapun data kependudukan dan perekonomian yang digunakan meliputi:. Jumlah Penduduk.. PDRB Jawa Timur. 3. PDRB per kapita. Data kependudukan dan perekonomian disajikan pada Tabel 4., Tabel 4.3 dan Tabel 4.4. Dari data yang diperoleh tersebut, dilakukan penggambaran grafik hubungan antara tahun dengan masing masing parameter, Jumlah penduduk, PDRB dan PDRB per kapita. Penggambaran grafik disajikan pada gambar 4., Gambar 4. dan Gambar 4.3. Tabel 4. Data Penduduk Jawa Timur Tahun Jumlah penduduk (jiwa) 000 34456897 00 3495668 00 3548579 003 3699078 004 36396345 005 3707073 006 37478737 007 37794003 Tabel 4.3 PDRB Jawa Timur (Milyar Rupiah) Jumlah Penduduk TAHUN PDRB 004 34065.5 005 40339.35 006 47067.49 007 53499.33 008 658.96 Tabel 4.4 PDRB Per Kapita (ribu rupiah) 38500000 38000000 37500000 37000000 36500000 36000000 35500000 35000000 34500000 34000000 Tahun PDRB per kapita 000 57.96 00 59.05 00 78.47 003 8073.43 004 9047.68 005 0584.89 006 09.87 Jumlah Penduduk y = 499,.5x - 963,98,08.00 R² = 0.98 999 000 00 00 003 004 005 006 007 008 Tahun Gambar 4. Grafik Jumlah Penduduk dan Tahun 6

4.5 Data Tanah Dasar 4.5.. Data tanah dasar diperoleh dari Laboratorium Mekanika Tanah dan Batuan Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS.Data tersebut berdasarkan pengujian dilapangan di jembatan Greges (4+75). 0 PDRB per Kapita Gambar 4. Grafik PDRB dan Tahun. 4000 000 0000 8000 6000 4000 000 0 PDRB Per kapita y =,5.8x -,300,755.80 R² = 0.99 999 000 00 00 003 004 005 006 007 Tahun Gambar 4.3 Grafik PDRB Per kapita dan Tahun. Dari Grafik dan persamaan linear tersebut diatas kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari faktor pertumbuhan yang digunakan sebagai dasar perencanaan dari lalu lintas rencana. F = P x (+ i ) n i = ( ) /n x - Dimana: F = nilai tahun yang akan dating P = nilai sekarang n = tahun kei = factor petumbuhan Dalam perencanaannya, dibedakan menjadi 3 jenis faktor pertumbuhan untuk menghitung lalu lintas rencana yaitu:. Jumlah penduduk untuk menghitung faktor pertumbuhan lalu lintas kendaraan bus.. PDRB digunakan untuk menghitung faktor pertumbuhan lalu lintas kendaraan truk. 3. PDRB perkapita digunakan untuk menghitung faktor pertumbuhan lalu lintas mobil pribadi. Faktor pertumbuhan (i) yang digunakan untuk perencanaan jumlah lalu lintas rencana yaitu : -.5-5 -.5-30 Dengan mengunakan persamaan Kosasih dan Mochtar,997 maka diperoleh nilai Cc dan Cs : Cc = 0.007LL+0.000wc - 0.8 Cs = 0.00LL+ 0.0000 wc - 0.06 Tabel 47 Perhitungan nilai Cc dan Cs. Kedalaman (m) y sat (gr/ cc) Liquid Limit (%) e o Wc Cc Cs -.5.566 76.6.75 67.6 0.83 0.85.5-5.609 70.04.658 63.3 0.7 0.60 5-.5.66 63.5.58 57. 0.589 0.3.5-30.60 69.53.574 6.8 0.689 0.55 Tabel 4.5 Faktor pertumbuhan ( i ). Tahun i Bus i Truk i Mobil pribadi 0.% 5.8% 4.8% 0.0% 3.5% 3.% 7

BAB V PERENCANAAN PERKERASAN DAN METODE PERBAIKAN TANAH 5. Perencanaan Tebal Perkerasan Menghitung nilai LHR rencana selama umur rencana Perhitungan LHR rencana menggunakan persamaan: o LHR Lajur rencana = LHR * i *C i = faktor pertumbuhan per tahun ( dari Tabel 4.5) Tabel 5. Perhitungan LHR rencana selama umur rencana Tahun i Bus i Truk I Mobil PNilai C LHR Bus LHR T...LLHR T...H LHR T.. LHR T.+. LHRMobil 009 364 7 77 575 659 0573 00.% 5.8% 4.8% 0.5 84 376 408 304 349 5540 0.% 5.8% 4.8% 0.5 86 398 43 3 369 5806 0.% 5.8% 4.8% 0.5 88 4 457 340 390 6085 03.% 5.8% 4.8% 0.5 90 445 483 360 43 6377 04.% 5.8% 4.8% 0.5 9 47 5 38 437 6683 05.% 5.8% 4.8% 0.5 94 499 54 403 46 7004 06.% 5.8% 4.8% 0.5 96 58 57 47 489 7340 07.% 5.8% 4.8% 0.5 99 558 605 45 57 769 08.% 5.8% 4.8% 0.5 0 590 640 478 547 806 09.% 5.8% 4.8% 0.5 03 65 677 505 579 8449 00.% 5.8% 4.8% 0.5 05 66 77 535 63 8854 0.0% 3.5% 3.% 0.5 07 684 74 553 634 99 0.0% 3.5% 3.% 0.5 09 708 768 573 656 94 03.0% 3.5% 3.% 0.5 733 795 593 679 9703 04.0% 3.5% 3.% 0.5 4 758 8 63 703 0004 05.0% 3.5% 3.% 0.5 6 785 85 635 78 034 06.0% 3.5% 3.% 0.5 8 83 88 657 753 0634 07.0% 3.5% 3.% 0.5 0 84 9 680 779 0964 08.0% 3.5% 3.% 0.5 870 944 704 807 303 09.0% 3.5% 3.% 0.5 5 90 977 79 835 654 030.0% 3.5% 3.% 0.5 7 93 0 754 864 05 Total LHR Lajur Rencana Selama Umur Rencana 44 3 4337 0693 55 77483. Menghitung nilai EAL pada masing masing jenis kendaraan. Nilai EAL dihitung dengan: o EAL = E x LHR selama umur rencana (per lajur per arah) Perhitungan EAL pada masing masing kendaraan dijumlahkan untuk mendapatkan nilai EAL total yang digunakan dalam perencanaan. Perhitungan nilai EAL disajikan pada Tabel 5.6. Dengan : SF = Faktor keamanan untuk mengatasi kelebihan muatan yang biasa terjadi di Indonesia Digunakan SF = 5 (Mochtar dkk. 999) o Log Wt 8 = Log (4046675) = 8.6. Menghitung tebal perkerasan kaku dengan menggunakan Persamaan.. Adapun data data yang digunakan untuk perencanaan perkerasan adalah: o f'c = 40 MPa = 400 kg/cm =569 lb/in o Umur rencana = 0 tahun o S'c = 0.6 = 3.9MPa = 39 kg/cm = 555 lb/in o E = x0 4 MPa =.84 x 0 6 lb/in o CBR design = 5 % k = 60 MPa/mm = 3.6 lb/in 3 o J = 3. Dengan menggunakan persamaan. didapatkan tebal perkerasan (t) =.8 inch = 3.5cm. Untuk memudahkan didalam pelaksanaan, maka untuk tebal perkerasan menggunakan tebal = 33 cm. Dari ketebalan plat = 33 cm, direncanakan untuk dowel dan tie bars. Berdasarkan Tabel.3 dan Tabel.4, ukuran perencanaan untuk dowel dan tie bars adalah: Dowel : dowel =.5 in = 3. cm Panjang dowel = 8 in = 45.7 cm Spasi dowel = in = 30.48 cm Tie Bars tie bars = ½ in Spasi tie bars = 3 in Jarak sambungan : 8-0 x tebal pelat. (beton tebal 33 cm, jarak sambungan 6-6.6 m). Gambar sketsa pemasangan dowel, tie bar dan jarak sambungan disajikan dalam Gambar 5.. Tabel 5. Perhitungan EAL Jenis Kendaraan Konfigurasi LHRLajur Beban Sumbu Selama Rencana E EAL (berd.bina Marga) umur Rencana Bus. 44 0.384 584 Jeep (Mobil Pribadi). 77483 0.00 355 Pick Up. Truk T..L 3 0.78 3676 Truk gandar T..H 4337 6.4 9044 Truk 3 gandar T.. 0693 5.4 56053 Truk 4 gandar T..- 5.536 T..+. 55 5.887 745 Truk 5 gandar atau lebih T..- 6.659 Total EAL Selama Umur Rencana 5856 6-6.6 m 6-6.6 m o EAL UR 0 Tahun = EAL x 365 x SF* = 5856 x 365 x 5 = 48700 Gambar 5. Sketsa Pemasangan dowel, tie bar dan jarak sambungan yang digunakan untuk perkerasan. 8

3. Menghitung tebal perkerasan Lentur dengan menggunakan Persamaan.. Adapun data data yang digunakan untuk perencanaan perkerasan adalah: o IPt =.5 (jalan arteri LER> 000) o IPo = 4.5 o Umur rencana = 0 tahun o CBR Subgrade (Tanah timbunan) design = 5 % DDT = 6.75 o CBRbase(Batu pecah kelasa) = 80% DDT = 9.88 o CBR Sub Base (Sirtu kelas A) = 50 % DDT = 9 o FR =.5 Maka dipakai D= 3 cm Tebal lapisan pondasi atas (base course): ITP = a.d+a.d persamaan. 9.46= 0.4. 3 + 0.4. D D=.857 < Tebal minimum Maka dipakai tebal minimum D = 0 cm Tebal lapisan pondasi Bawah (Sub base course): ITP = a.d+a.d+ a3. D3 persamaan. = 0.4. 3 + 0.4.0 + 0. D3 D3 = - 8.333 < Tebal minimum Maka dipakai tebal minimum D3 = 0 cm Tabel 5.5 Perhitungan LHR rencana selama umur rencana Tahun i Bus i Truk I Mobil P Nilai C LHR Bus LHR T...L LHR T...H LHR T.. LHR T.+. LHR Mobil 009 364 7 77 575 659 0573 00.0% 5.80% 4.80% 0.5 84 376 408 304 349 5540 0.0% 5.80% 4.80% 0.5 86 398 43 3 369 5806 0.0% 5.80% 4.80% 0.5 88 4 457 340 390 6085 03.0% 5.80% 4.80% 0.5 90 445 483 360 43 6377 04.0% 5.80% 4.80% 0.5 9 47 5 38 437 6683 05.0% 5.80% 4.80% 0.5 94 499 54 403 46 7004 06.0% 5.80% 4.80% 0.5 96 58 57 47 489 7340 07.0% 5.80% 4.80% 0.5 99 558 605 45 57 769 08.0% 5.80% 4.80% 0.5 0 590 640 478 547 806 09.0% 5.80% 4.80% 0.5 03 65 677 505 579 8449 00.0% 5.80% 4.80% 0.5 05 66 77 535 63 8854 Total LHR Lajur Rencana Selama Umur Rencana 955 596 5635 40 486 735 Tabel 5.6 Perhitungan EAL selama 0 tahun Jenis Kendaraan Konfigurasi LHRLaj ur Beban Sumbu Selama Rencana E EAL (berd.bina Marga) umur Rencana Bus. 955 0.384 75 Jeep (Mobil Pribadi). 735 0.00 45 Pick Up. Truk T..L 596 0.78 445 Truk gandar T..H 5635 6.4 3674 Truk 3 gandar T.. 40 5.4 08 Truk 4 gandar T..- 5.536 T..+. 486 5.887 835 Truk 5 gandar atau lebih T..- 6.659 Total EAL Selama Umur Rencana 88894 o EAL UR 0 Tahun = EAL x 365 x SF* = 88894 x 365 x 5 = 63550 Dengan : SF = Faktor keamanan untuk mengatasi kelebihan muatan yang biasa terjadi di Indonesia Digunakan SF = 5..(Mochtar dkk. 999) o Log Wt 8 = Log(674975) = 8. Tebal lapisan permukaan (surface course): ITP = a. D persamaan. 8.9 = 0.4. D D = 8.9/0.4 =.5 > Tebal minimum Gambar 5. Rencana Tebal Perkerasaan Lentur 5.. Perhitungan H initial Timbunan : Penentuan H initial timbunan dihitung dengan menghitung pemampatan terlebih dahulu akibat beban permisalan konstan (Beban timbunan saja) yaitu 8 t/m, 6 t/m, 4 t/m, dan t/m. Dengan besar pemampatan diketahui maka dapat dihitung H initial sesuai dengan H final yang direncanakan. Perhitungan H initial dan H final menggunakan Persamaan 3.3 dan 3. Hinitial Hfinal Vs Hinitial 6.00 4.00 y =.668x - 0.37.00 R² = 0.998 0.00 0.00.00 4.00 Hfinal Gambar 5.3 Grafik H final vs H initial Series Linear (Series) 9

Sc.00.00 0.00 Hfinal Vs Sc y = 0.668x - 0.37 0.00.00 4.00 H final Series Series Linear (Series) Sc.00.50.00 0.50 0.00 Gambar 5.4 Grafik H final vs Sc Hinitial Vs Sc y = 0.40x - 0.6 0.00 5.00 0.00 Hinitial Series Series Gambar 5.5 Grafik H initial vs Sc Linear (Series) 5.3 Metode Perbaikan Tanah dengan PVD 5.4..Pola pemasangan dan jarak PVD Perencanaan PVD yang digunakan untuk perencanaan Tugas Akhir ini adalah tipe PVD Nylex Flodrain dengan lebar 00 mm dan tebal 5 mm. PVD dipasang dengan pola pemasangan segi-3 dan segi-4, dengan jarak pemasangan bervariasi. Jarak pemasangan dilakukan bervariasi terlebih dahulu karena dalam menentukan derajat konsolidasi (U%) 90 % dipilih pola, waktu dan jarak yang efisen Tabel 5.7 Pola Pemasangan PVD dan Jaraknya. Gambar 5.6 Grafik Derajat Konsolidasi Gabungan versus Waktu. 5.3. Penentuan Kedalaman PVD Untuk menentukan kedalaman PVD rencana maka dicari rate of settlement dari lapisan tanah dibawah kedalaman PVD yang direncanakan dengan asumsi beban koanstan q = 5.79 ton/m akibat timbuanan setinggi 3m (tinngi timbunan maksimum). Pemasangan PVD direncanakan mulai dari muka tanah asli sampai ke lapisan yang memiliki nilai rate of settlement cm/tahun. Penentuan kedalaman PVD di rencanakan sampai pada umur jalan mengalami overlay yaitu selama 0 tahun untuk jalan aspal dan 0 tahun untuk jalan dengan perkerasan kaku. Perhitungan kedalaman PVD disajikan dalam Tabel 5. dan 5.. Dari Tabel 5.3 dan 5.4 didapat pemasangan PVD dilakukan sampai pada kedalaman m dari muka tanah asli untuk umur rencana 0 tahun(perkerasan lentur) dan 6 m untuk umur rencana 0 tahun (perkerasan kaku) karena rate of settlement pada tanah sudah menunjukkan nilai 0.943 cm/tahun dan 0.978 cm/tahun ( cm/tahun). Tabel 5.8 Perbandingan kedalaman PVD dengan Rate of Settlement untuk umur rencana 0 tahun. Tebal lapisan terkonsolidasi Kedalaman Koefisien di bawah Settlement akibat timbunan Setelah 0 tahun Rate of konsolidasi PVD Settlement ( cm Total Kedalaman Di bawah Kedalaman Total Sedalam PVD Sisa Settlement / tahun ) Cv rata-rata Tv Uv (%) (m) PVD (m) PVD (m) (m) (m) (m) Settlement (m) (m) 5 4 0.0006 4.306 0.6.044 0.039 0.457 0.4.36 5 3 0.0006 3.306 0.396 0.90 0.0358.346 0.94.94 5 3 0.0006.306 0.5 0.795 0.039.36 0.77.774 5 4 0.0006.306 0.60 0.696 0.049 3.379 0.63.68 5 5 0 0.0006 0.306 0.696 0.60 0.0473 4.548 0.50.497 5 6 9 0.0006 9.306 0.77 0.534 0.054 5.840 0.38.380 5 7 8 0.0006 8.306 0.838 0.468 0.0584 7.75 0.8.75 5 8 7 0.0006 7.306 0.897 0.409 0.0655 8.880 0.8.80 5 9 6 0.0006 6.306 0.950 0.356 0.0739 30.685 0.09.09 5 0 5 0.0006 5.306 0.996 0.30 0.084 3.73 0.0.04 5 4 0.0006 4.306.037 0.69 0.0965 35.068 0.094 0.943 5 3 0.0006 3.306.075 0.3 0.0 37.766 0.087 0.874 5 3 0.0006.306.07 0.99 0.34 40.93 0.08 0.83 5 4 0.0006.306.35 0.7 0.564 44.633 0.076 0.764 5 5 0 0.0006 0.306.58 0.48 0.89 49.096 0.073 0.76 5 6 9 0.0006 9.306.79 0.7 0.336 54.55 0.070 0.695 0

Tabel 5.9 Perbandingan kedalaman PVD dengan Rate of Settlement untuk umur rencana 0 tahun. peningkatan nilai Cu akibat adanya penimbunan.berikut ini akan disajikan tabel Perhitungan nilai Cu baru pada kedalaman 0-0 m : Tabel 5. Tabel Perhitungan Tegangan Efektip Vertical pada Lapisan Satu(0-m). 5.4 Preloading dengan Kombinasi PVD Pada pelaksanaan di lapangan, timbunan yang dibutuhkan (H initial ) ditimbun secara bertahap (Preloading),dikarenakan daya dukung tanah dasarnya yang rendah hal ini dapat dilihat melalui hasil perhitungan dengan menggunakan program bantu XSTABL yang disajikan dalam Tabel 5.7. Tabel 5.0 Tabel Perhitungan Tinggi Timbunan dengan Safety Faktor mengunakan program bantu XSTABL No Htimb Pusat lingkaran Radius Resisting Moment SF (m) x (m) y (m) (m) (t.m) Nama file 3.0 0.658.6 33.78 5.87 56.57 UNANGA.opt.4 0.793.38 3.99 4.69 35.6 UNANGB.opt 3.8.06.75 34.48 5.5 39.67 UNANGC.opt 4..3.38 3.78.6 6.9 UNANGD.opt 5 0.6.4 0.96 3.56.83 3.49 UNANGE.opt Berdasarkan data diatas,maka penimbunan secara bertahap direncanakan memiliki kecepatan penimbunan 60 cm/minggu. Jumlah tahapan penimbunan yang dilakukan adalah H initial timbunan dibagi dengan kecepatan penimbunan. Kecepatan penimbunan = 60 cm/minggu H initial timbunan = 3m Jumlah timbunan bertahap = 5 kali Tabel 5. Tabel Umur Timbunan. Tinggi Waktu (minggu) Timbunan 0,6 m, m,8 m,4 m 3,0 m 0,6 m, m 4,8 m 6 4 4,4 m 8 6 4 3,0 m 0 8 6 Dari kecepatan penimbunan tersebut akan menimbulkan pemampatan pada tanah dasar. Dengan pemampatan yang terjadi daya dukung tanah dapat meningkat.hal ini dikarenakan terjadinya Cu baru = 0.74 + (0.9-0.006.PI). baru Dengan lapisansatu PI = 4 Cu baru = 0.74 + (0.9-0.006.4)..9 Cu baru =. t/m Dengan cara seperti diatas,hitung perubahan nilai Cu pada kedalaman 0-0 m yang dibagi menjadi 5 lapisan tanah(sedalam m per lapisan).berikut ini akan disajikan tabel rekapitulasi perhitungannya: Tabel 5.3 Tabel Perhitungan Cu baru pada Lapisan 0-0m. 5.5 Perhitungan Kekuatan Geotextile 5.5. Perhitungan untuk Bidang Longsor degan SF Terkecil Dari perhitungan program XSTABL dengan memasukan nilai Cu baru di atas,maka diperoleh nilai SF terkecil : Dari hasil XSTABL diperoleh data: SF min =.03 Titik pusat lingkaran (titik O ) : x =.6 m y = 34.m Radius ( R ) = 6.55 M res = 903 knm A Z O C R B Gambar 5.9 Kordinat Bidang Longsor. Timbunan Tanah asli

Koordinat dasar bidang longsor (Titik C ): x C =.49 y C = 6,37 Koordinat batas longsor (Titik A dan B) : x A = 6.67 y A = 30 x B = 6.6 y B = 9.7 Untuk mencapai SF =. digunakan geotextile untuk meningkatkan daya dukung tanah dasarnya,selain itu pengunaan geotextile juga berfungsi sebagai pemisah (separator) agar tanah timbunan tidak ambles ke tanah dasarnya.untuk lebih jelasnya perhitungan kebutuhan geotextile dijelaskan sebagai berikut:.perhitungan nilai momen dorong. M dorong = = = 88 knm.perhitungan Momen penahan rencana M res (rencana) = M dorong x SF = 88 knm x. = 060 knm 3.Perhitungan Mr. Mr = Mres (rencana)- Mres (min) = 060-903 = 57 knm 4.Menghitung kekuatan Geotextile (T allow ) Kekuatan Geotextile dihitung berdasarkan kuat tarik ultimate panjang geotextile (T) dan dipengaruhi oleh nilai angka keamanan dari beberapa faktor,antara lain: Angka keamanan untuk instalasi (Fsid) =.3 Angka keamanan untuk faktor rangkak (Fcr) = Angka keamanan untuk faktor kimiawi (Fscd) =. Angka keamanan untuk faktor biologi (Fsbd) =. T allow = Dalam Perencanaan ini mengunakan tipe geotextile UW-50 dengan kekutan tarik sebesar 5kN/m,maka diperoleh kekutan tarik ijin geotextile sebesar: T allow = = 5.5 kn/m 5.Menghitung jumlah kebutuhan lapisan geotextile. Jumlah kebutuhan lapisan geotextile dihitung berdasarkan nilai Mr,M geotextile,jarak pemasangan antar lapisan geotextile dan jumlah lembar geotextile per lapisan. Mr M geotextile Jarak pemasangan antar lapisan geotextile = 0.6 m Jumlah perlapisan = buah M geotextile = T allow x T i dimana : T allow = Kekuatan Geotextile T i = Jarak vertikal antara geotextile dengan pusat bidang longsor (Titik O pada Gambar) Hi = H timbunan = 3 meter Ti = y o y Z = 34.3 30 = 4.3 meter Maka Ti = 4.3-0.6 = 3.7 m Ti 3 = 3.7-0.6 = 3. m M geotextile =. 5.5 x 4.3 x = 65.4 knm. 5.5 x 3.7 x = 56.05 knm 3. 5.5 x 3. x = 46.96 knm + M geotextile (Total) = 68.5 knm M geotextile Mr 68.5 knm 57 knm. (OK) Jadi,dilakukan pemasangan geotextile UW -50 sebanyak 3 lapis dengan jumlah geotextile lembar per lapisan. 6.Menghitung Panjang Geotextile di Belakang Bidang Longsor: Fx 0 TallowxFS xle xe TallowxFS Le xe dimana : L e = Panjang geotextile di belakang bidang bidang longsor =tegangan geser antar tanah timbunan dengan geotextile Cu v tan = tegangan geser antar tanah dasar dengan geotextile Cu v tan E = efisiensi diambil E = 0.8 FS rencana =. H i = Tinggi timbunan di atas geotextile Data timbunan : H i = 3 meter timb =.93 t/m 3 = 9.3 kn/m 3 V = timb x H i = 9.3 x 3 = 57.9 kn/m Cu = 0 = 30 o

o = 0 + (57.9 x tan 0 o ) =.07 kn/m Data lapisan atas tanah dasar : =,566 t/m 3 = 5,66 kn/m 3 Cu = 6.7 kn/m = 0 o = 6.7 + (0) = 6.7 kn/m Panjang geotextile di belakang bidang longsor : L e T ulti xfs xe 5x..07 6. 7 x0. 8 =.8 meter Untuk lebih jelasnya akan perhitungan di atas akan disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.4 Tabel Perhitungan Panjang Geotextile di Belakang Bidang Longsor (Le) 7.Menghitung Panjang Geotextile di depan bidang longsor (LD). Panjang geotextile ini dihitung dengan bantuan out put dari program XSTABL dengan cara : LD = (koordianat-x bidang longsor lapisan i geotextile terpasang) (koordinat tepi timbunan lapisan i geotextile dipasang) Panjang geotextile di depan bidang longsor adalah sebagai berikut : Tabel 5.5 Tabel Perhitungan Panjang Geotextile di depan Bidang Longsor (Ld) Gambar 5.0 Pemasangan Geotextile untuk SF terkecil. 5.5.. Perhitungan untuk Bidang Longsor degan Jari-jari Terbesar Dari perhitungan program XSTABL dengan memasukan nilai Cu baru,maka diperoleh nilai SF =.084m dengan jari-jari bidang longsor terbesar yaitu: 0.73 m. Untuk lebih jelasnya perhitungan kebutuhan geotextile dijelaskan dibawah ini dengan data perencannaan sebagai berikut: Dari hasil XSTABL diperoleh data: SF min =.084 Titik pusat lingkaran (titik O ) : x =.7 m y = 37.3m Radius ( R ) = 0.73 m M res = 38 knm A Z C R 8.75 m Timbunan Tanah asli Timbunan B Tanah asli Gambar 5. Kordinat Bidang Longsor Terbesar. Koordinat dasar bidang longsor (Titik C ): 8.Menghitung Panjang Total Geotextile Panjang total geotextile lapis = Le + Ld Tabel 5.6 Tabel Perhitungan Panjang Geotextile Total (Lt) x C =.9 y C = 7.5 Koordinat batas longsor (Titik A dan B) : x A = 3.33 y A = 30 x B = 8.9 y B = 9.7 Adapun langkah-langkah dalam perencanaan geotextile adalah sebagai berikut:.perhitungan nilai momen dorong. M dorong = = = 064 knm.perhitungan Momen penahan rencana 3

M res (rencana) = M dorong x SF = 064 knm x. = 477 knm 3.Perhitungan Mr. Mr = Mres (rencana)- Mres (min) = 477-38 = 39 knm 4.Menghitung kekuatan Geotextile (T allow ) T allow = = 5.5 kn/m 5.Menghitung jumlah kebutuhan lapisan geotextile. M geotextile Mr Jarak pemasangan antar lapisan geotextile = 0.6 m Jumlah perlapisan = buah M geotextile = T allow x T i dimana : T allow = Kekuatan Geotextile T i = Jarak vertikal antara geotextile dengan pusat bidang longsor (Titik O pada Gambar) Hi = H timbunan = 3 meter Ti = y o y Z = 37.3 30 = 7.3 meter Maka Ti = 7.3-0.6 = 6.63 m Ti 3 = 6.63-0.6 = 6.03 m M geotextile =. 5.5 x 7.3 x = 09.53 knm. 5.5 x 6.63 x = 00.44 knm 3. 5.5 x 6.06 x = 9.8 knm + M geotextile (Total) = 30.78 knm M geotextile Mr 30 knm 39 knm. (OK) Panjang geotextile di belakang bidang longsor : L e T ulti xfs xe 5x..07 6. 7 x0. 8 =.8 meter Untuk lebih jelasnya akan perhitungan di atas akan disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.7 Tabel Perhitungan Panjang Geotextile di Belakang Bidang Longsor (Le) 7.Menghitung Panjang Geotextile di depan bidang longsor (LD). Panjang geotextile ini dihitung dengan bantuan out put dari program XSTABL dengan cara : LD = (koordianat-x bidang longsor lapisan i geotextile terpasang) (koordinat tepi timbunan lapisan i geotextile dipasang) Panjang geotextile di depan bidang longsor adalah sebagai berikut : Tabel 5.8 Tabel Perhitungan Panjang Geotextile di depan Bidang Longsor (Ld) Jadi,dilakukan pemasangan geotextile UW -50 sebanyak 3 lapis dengan jumlah geotextile lembar per lapisan jarak antar lapisan 0.6 m. 6. Panjang Geotextile di Belakang Bidang Longsor memiliki nilai yang sama dengan nilai Le pada Perhitungan sebelumnya ( perhitungan Le pada SF minimum) karena letak dan spasi geotextile yang digunakan sama : 8.Menghitung Panjang Total Geotextile Panjang total geotextile lapis = Le + Ld Tabel 5.9 Tabel Perhitungan Panjang Geotextile Total (Lt) T L Fx 0 allow e xfs T allow xfs xe xl xe e 4

Timbunan 8.75 m Tanah asli Gambar 5. Pemasangan Geotextile untuk Jari-jari Terbesar Dari kedua perencanaan tersebut diatas maka desain berdasarkan perhitungan jari-jari terbesarlah yang digunakan, karena dengan desain tersebut lapisan geotextile dapat memotong seluruh bidang longsor yang mungkin akan terjadi serta desain tersebut juga akan memudahkan pelaksanaan dilapangan. BAB VI PENUTUP 6. Kesimpulan Dalam perencanaan Tugas Akhir ini dapat diperoleh kesimpulan yaitu:. H intial timbunan yang direncanakan adalah bervariasi antara.3-3 m, sesuai dengan variasi elevasi yang ada dilapangan.. Beda penurunan dapat diatasi dengan mempercepat proses penurunan tanah dasar dibawah timbunan baru dengan mengunakan PVD,sehinga pada saat konstruksi jalan berdiri diatasnya tanah dasar telah terkonsolidasi hinga derajat konsolidsi 90%.Dengan demikian penurunan yang terjadi selama umur rencana sangat kecil nilainya yaitu kurang dari cm/tahun. 4. PVD yang digunakan adalah jenis PVD tipe Nylex Flodrain dengan lebar 00 mm, tebal 5 mm, pola pemasangan segi-4, jarak pemasangan m dan untuk mencapai derajat konsolidasi 90 % dibutuhkan waktu selama 5 bulan. Penggunaan PVD dikombinasikan dengan menggunakan preloading dengan kecepatan penimbunan 60 cm/minggu serta pengunaan geotextile sebanyak 3 lapisan sebagai perkutaan dan separator. 5. Tebal perkerasan Kaku metode AASHTO dengan umur rencana 0 tahun, didapat: tebal perkerasan setebal 33 cm, dengan perkerasan kaku tanpa tulangan dengan jarak sambungan 6 m sampai 6.6 m, Diameter Dowel = 3,cm, Panjang Dowel = 46 cm, Spasi = 30.5 cm, Diameter Tie Bar =.7 cm,spasi = 8.3cm. 6. Tebal perkerasan Lentur diperoleh dengan metode BINA MARGA selama umur rencana 0 tahun,yaitu : tebal lapisan permukaan setebal 3 cm(laston), lapisan pondasi atas sebesar 0 cm (batu pecah kelas A),dan lapisan pondasi bawah 0cm (sirtu kelas A). 6. Saran Dari hasil analisa perhitungan yang dilakukan dan kesimpulan diatas, maka saran yang diberikan antara lain:. Untuk mengatasi Penurunan elevasi permukaan jalan akibat sisa settlement sebesar cm/tahun maka dilakukan overlay permukaan jalan dalam kurun waktu tertentu agar elevasi jalan baru dan jalan lama tetap sama. 3. Metode perbaikan tanah yang digunakan untuk mempercepat pemampatan adalah dengn cara memberikan beban timbunan dan PVD,sedangkan geotextile digunkan sebagai perkuatan timbunan dan juga sebagai separator tanah timbunan dan tanah dasarnya. 5