HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN MEKANISME KOPING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN MENGHADAPI PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. dilatih untuk mengajar, penilaian, tujuan evaluasi dan secara konsisten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas juga (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Nursalam, 2008). Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi identik dengan era telekomunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. membuatnya depresi. Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan) dan Profesional (Ners) dengan sikap, tingkah laku, dan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

BAB 1 PENDAHULUAN. keperawatan. Perubahan ini tidak serta-merta diterima oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

ANALISIS PENGALAMAN KERJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum pendidikan Sarjana Keperawatan atau Ners yang

PERBEDAAN KECEMASAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UMS YANG TINGGAL DI PONDOKAN DENGAN MAHASISWA YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin

Patria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan serta teknologi, tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat. terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kesepakatan Nasional yang secara konseptual mengakui

Naskah Publikasi Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta SRI MUHARNI

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, di Amerika Serikat penyebab kematian nomer tiga pada

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia supaya mampu bersaing di era globalisasi, baik di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kemampuan professional yang optimal. Untuk membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat di Indonesia (KKI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keperawatan sebagai profesi dikembangkan sesuai dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan (Anxiety) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif non-eksperimental

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres merupakan bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan. 1 Setiap

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi harus membekali peserta didiknya dengan attitude, knowledge, memiliki daya saing tinggi (Nursalam & Ferry, 2008).

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari dalam upaya melakukan perawatan. Upaya peningkatan derajat

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di bidang kedokteran atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK SEMESTER V DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan tanggung jawab utama pendidikan tinggi adalah menyiapkan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan. tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas guru sampai saat ini tetap menjadi persoalan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat D3 Keperawatan, S1 Keperawatan dan juga profesi ners. Imbasnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua. yang sesungguhnya(emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berbasis kompetensi. Penilaian diperlukan sebagai bentuk dari

HUBUNGAN FREKUENSI PENGGUNAAN SKILLS LAB DENGAN PENAMPILAN MAHASISWA PRAKTIK KETRAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK DI LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh:

Transkripsi:

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan oleh: ANA SULISTYOWATI J 210 050 047 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergeseran dalam pemahaman terhadap profesi keperawatan yang sedang berlangsung saat ini mencoba mengubah anggapan keperawatan yang semula merupakan pekerjaan vokasional secara bertahap mulai diterima keberadaannya sebagai profesi yang memberikan pelayanan yang profesional. Upaya profesionalisasi bertujuan agar keperawatan mampu meningkatkan perannya secara aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, walaupun juga tidak dapat dilepaskan dari usaha dalam rangka mewujudkan pengakuan sebagai suatu profesi yang mandiri. Pendidikan kesehatan yang berkualitas akan sangat mendukung terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu. Perawat adalah salah satu profesi kesehatan yang sangat berkompeten dalam peningkatan pelayanan kesehatan. Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, interpersonal, kemampuan teknis dan moral. Untuk memperoleh tenaga keperawatan tersebut, diperlukan proses pembelajaran baik di institusi pendidikan maupun pengalaman belajar klinik dirumah sakit dan komunitas. Untuk memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas maka pada tanggal 13 Oktober 2003, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan Program Studi Keperawatan S1 sebagai pendidikan tinggi dalam pendidikan keperawatan sesuai dengan surat keputusan dari Dirjen 1

2 Dikti Depdiknas RI nomer: 3477/DIT/2005. Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesional diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang menguasai pengetahuan dan ketrampilan professional di bidang keperawatan serta menampilkan sikap professional. Profesionalisasi mulai terbentuk ketika mahasiswa keperawatan menjalani tahap akademik. Tahap ini berlanjut, ketika mahasiswa keperawatan menjalani tahap praktek klinik keperawatan di Rumah Sakit/ di Komunitas. Oleh karena itu, mahasiswa perlu mengaplikasikan ilmu pengetahuannya di dunia kerja yang sesungguhnya. Selain sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan, tujuan lainnya agar kemampuan dasar mahasiswa meningkat, mahasiswa mampu menghadapi tantangan dunia kerja dan mampu menganalisis gejala yang timbul. Kemampuan tersebut diperoleh dengan strategi belajarmengajar dalam bentuk pengalaman belajar ceramah, diskusi, laboratorium dan praktek klinik/ lapangan. Reilly dan Oermann (2002), menyatakan bahwa pengalaman pembelajaran klinik (rumah sakit dan komunitas) merupakan bagian penting dalam proses pendidikan mahasiswa keperawatan, karena memberikan pengalaman yang kaya kepada mahasiswa bagaimana cara belajar yang sesungguhnya. Keberhasilan pendidikan tergantung ketersediaan lahan praktek di rumah sakit harus memenuhi persyaratan, diantaranya 1) melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan yang baik (good nursing care), 2) lingkungan yang kondusife, 3) ada role model yang cukup, 4) tersedia kelengkapan sarana dan prasarana serta staf yang memadai, 5) tersedia standar pelayanan / SOP keperawatan yang lengkap. Dalam

3 memasuki lahan praktek klinik, mahasiswa diharapkan mempersiapkan diri dengan baik, faktor-faktor kesiapan mental mahasiswa dipengaruhi oleh perkembangan, pengalaman, kepercayaan diri, dan motivasi (Minarsih, 2004). Hasil riset di The Institute of HeartMath menunjukkan bahwa 89,3% kecemasan yang dirasakan lebih didasarkan pada persepsi tentang seseorang, tempat dan kejadian, transisi kehidupan yang besar seperti pergantian pekerjaan, perpindahan tempat tinggal menjadi suatu ujian bagi seorang individu dalam beradaptasi dan tetap fleksibel. Demikian pula Beck dan Srivastara (cit. Saseno, 2001), yang meneliti tingkat persepsi dan sumber sters pada mahasiswa perawat, studi mereka menampakan tingkat rata-rata yang relatif tinggi terhadap stres yang dialami mahasiswa dan penyebabnya diidentifkasi seperti jumlah tugas, prosedur pengujian dan harapan yang tidak pasti akan pendidikan tersebut. Menurut Shohib (2005), hasil penelitian tentang kecemasan menghadapi lingkungan baru sebesar 85,8 %. Bagi sekelompok manusia, kecepatan perubahan menyebabkan manusia tidak bisa menggunakan pengalaman-pengalaman hidup yang lalu sebagai pedoman hidupnya, dan kehilangan kemampuan untuk meramalkan masa depannya. Hal ini diduga dapat merupakan dampak positif maupun dampak negatif yang terutama dialami oleh para mahasiswa dalam bentuk kecemasan. Kecemasan bisa terjadi dimanapun dan pada siapapun, juga pada mahasiswa. Keberhasilan proses belajar mengajar sebagai tujuan utama pendidikan tidaklah ditentukan oleh faktor-faktor yang bersifat akademik, tetapi dipengaruhi juga oleh faktor-faktor non akademik baik yang bersifat eksternal

4 maupun internal. Faktor eksternal dapat berupa dukungan maupun hambatan lingkungan, fasilitas, sistem sosial ekonomi, kondisi alam dan sebagainya. Adapun faktor internal berupa kondisi kesehatan jasmani maupun kondisi kesehatan psikis atau emosional. Faktor internal memegang peranan yang paling menentukan dalam keberhasilan proses belajar karena kesehatan psikis seorang mahasiswa dapat berubah dengan adanya perubahan lingkungan (Sumarni, 1998). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 27 Agustus 2008 terhadap mahasiswa semaster III S1 keperawatan, mahasiswa mempunyai persepsi masing-masing dalam menilai praktek klinik keperawatan yaitu : Kegiatan akademik yang padat berlangsung dari hari senin sampai jumat tidak hanya pagi hari, tetapi kadang sampai sore hari. Sedangkan hari sabtu digunakan untuk kegiatan non akademik yaitu organisasi dan seminar. Tuntutan akademik, mahasiswa harus dapat menyelesaikan beban akademik dalam waktu yang sudah ditentukan. Suasana tempat tinggal baru, mahasiswa yang tidak mempunyai kendaraan pribadi harus menyewa di rumah penduduk sekitar rumah sakit, hal ini memerlukan proses adaptasi. Tuntutan finansial, harus memprioritaskan pengeluaran pendidikan yang tidak sedikit padahal harus memikirkan biaya yang lainnya. Dengan adanya latar belakang ini peneliti berminat untuk melakukan penelitian yang dapat menggambarkan hubungan persepsi mahasiswa tentang praktek klinik keperawatan dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa S1 keperawatan UMS.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah yaitu Adakah hubungan persepsi mahasiswa tentang praktek klinik keperawatan dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa S1 keperawatan UMS. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi mahasiswa tentang praktek klinik keperawatan dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa S1 keperawatan UMS. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui persepsi mahasiswa S1 keperawatan UMS tentang praktek klinik keperawatan. b. Mengetahui tingkat kecemasan pada mahasiswa S1 keperawatan UMS tentang praktek klinik keperawatan. c. Mengetahui hubungan persepsi mahasiswa tentang praktek klinik keperawatan dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa S1 keperawatan UMS. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa keperawatan Sebagai bahan pertimbangan serta masukan bagi mahasiswa agar dapat mempersiapkan diri secara optimal dan dapat membentuk persepsi yang positif

6 tentang praktek klinik keperawatan sehingga dapat beradaptasi dengan keadaan di rumah sakit. 2. Bagi institusi pendidikan keperawatan a. Sebagai bahan pertimbangan dalam menciptakan komunitas keperawatan profesional antara institusi pendidikan dengan rumah sakit sebagai mitra pengembangan dalam mempersiapkan perawat profesional. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang masalah psikologis yang sering dihadapi para mahasiswa dan bagaimana mengantisipasinya. 3. Bagi peneliti Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam mengkaji permasalahan hubungan persepsi mahasiswa tentang praktek klinik keperawatan dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa. E. Keaslian Penelitian 1. Ranse & Grealish (2007), dengan judul nursing students perception of learning in the clinical setting of the Dedicated Education Unit. Penelitian ini dilaksanakan tahun 2004 dengan jenis metode penelitian kualitatif pada mahasiswa keperawatan semester 3. Tema yang diangkat yaitu penerimaan, pelajaran dan timbal-balik, dan tanggung-jawaban. Sedangkan perbedaan dengan peneliti ini terletak pada metode penelitian, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dan data diperoleh dari kuesioner. Sampel adalah mahasiswa keperawatan S1 semester IV yang sedang melaksanakan praktek klinik keperawatan.

7 2. Tajmiati (2000), meneliti tentang persepsi mahasiswa PSIK (B) FK UGM terhadap proses pembelajaran pada tahap profesi. Penelitian ini bersifat deskriptif non analitik dengan metode survei. Sampel adalah mahasiswa angkatan pertama yang sedang melaksanakan proses pembelajaran tahap profesi dengan sub variabel: kepentingan kontak, frekuensi kontak, tujuan pengajaran, nilai potensial dan nilai aktual aktivitas pengajaran, rencana karir, orientasi belajar, orientasi sosial dan tugas keperawatan. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada metode penelitian, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dan data diperoleh dari kuesioner. Subjek penelitian adalah mahasiswa keperawatan program regular S1 semester IV yang sedang melaksanakan praktek klinik keperawatan. 3. Ustadi (2005), tentang hubungan antara persepsi terhadap penatalaksanaan testing psikologi dengan kecemasan calon tenaga kerja job-hoping. Jenis penelitian ini non eksperimental, rancangan cross sectional, teknik sampling purposive insidental sampling dan metode kuantitatif deskriptif analitik. Perbedaan terdapat pada metode penelitian yaitu peneliti menggunakan metode deskriptif correlatif dengan pendekatan accidental sampling. Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi keperawatan S1 semester IV yang sedang melaksanakan praktek klinik keperawatan. Penelitian ini meneliti tentang persepsi mahasiswa pada saat awal praktek klinik keperawatan serta tingkat kecemasan mahasiswa.