BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai
|
|
- Widya Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan ilmu yang berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan tujuan untuk mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan tokoh keperawatan sepanjang masa, Florence Nightingale yang menyebutkan tujuan keperawatan adalah untuk dapat menempatkan klien dalam kondisi yang paling baik (Smeltzer & Bare, 2005). Sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan dan pendidikan, dimana tuntutan masyarakat akan peningkatan kesehatan yang berkualitas juga akan semakin meningkat. Tuntutan akan kebutuhan pelayanan asuhan keperawatan dimasa yang akan datang merupakan tantangan yang harus dipersiapkan secara benar dan ditangani dengan sungguh-sungguh oleh institusi pendidikan kesehatan (Hasan & Chitra, 2007). Schweek dan Gebbie (1996) dalam Syahreni dan Waluyanti (2007), dalam pendidikan kesehatan menyatakan bahwa pembelajaran klinik adalah the heart of the total curriculum plan. Hal tersebut dimaksudkan adalah unsur yang paling utama dalam pendidikan kesehatan adalah bagaimana proses pembelajaran klinik dikelola di lahan praktik. Corkhill (1998) dikutip dari Syahreni dan Waluyanti (2007), menjelaskan tujuan pembelajaran klinik adalah mengintegrasikan teori dengan praktik. Pengalaman belajar laboratorium harus dilaksanakan sebelum mahasiswa 1
2 2 praktek di suatu lahan klinik. Pembelajaran laboratorium akan memberi kesempatan pada mahasiswa untuk terampil dalam menerapkan teori yang sudah didapatkan di kelas. Praktek laboratorium keperawatan merupakan media praktikum yang memberikan gambaran tentang hospital image bagi mahasiswa keperawatan. Ujian skill lab harus dapat dilaksanakan secara cepat dan tepat serta harus dilakukan secara lengkap tanpa terlewati satu unsur pun dalam waktu uji yang singkat (± 10 menit tiap satu keterampilan), untuk mendapatkan nilai yang bagus (Arief, Suwadi, & Sumarni, 2003). Hal tersebut memungkinkan timbulnya kecemasan pada mahasiswa keperawatan sebelum melaksanakan ujian lab klinik keperawatan. Indonesia merupakan negara berkembang, dimana setiap tahunnya angka kecemasan semakin meningkat. Menurut data riset kesehatan dasar tahun 2007 yang diadakan Departemen Kesehatan, gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan) dialami sekitar 11,6 persen populasi Indonesia ( orang) yang usianya di atas 15 tahun. Sementara data tahun 2009, jumlah masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan jiwa seperti stres, depresi, cemas berlebihan, ketakutan, hingga kasus parah schizofrenia mencapai angka persen. Dari jumlah persen, 2-3 persen mengalami gangguan jiwa kronis kegilaan dan schizofrenia (Handayani, 2011). Diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan (Gail, 2002 dalam Hidayanto, 2010). Gangguan kecemasan ini cenderung muncul pada pertengahan usia remaja
3 3 sampai pertengahan usia 20-an serta berlangsung sepanjang hidup. Sebanyak 47,7% remaja sering merasa cemas (Haryadi, 2007 dalam Hidayanto 2010). Penelitian yang di muat dalam My Health News Daily yang melibatkan wanita dan pria berumur antara tahun, hanya sekitar 17%-18% pria berusia yang mengalami perasaan cemas, sedangkan wanita justru lebih tinggi yaitu sekitar 23%. Rasio perempuan dibandingkan laki-laki untuk gangguan kecemasan seumur hidup adalah 3:2 (Yates, 2007 dalam Widosari, 2010). Kecemasan sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dan merupakan gejala yang normal yang selalu menyertai kehidupan manusia (Zahrani, 2005). Kecemasan merupakan sesuatu yang wajar oleh karena setiap orang menginginkan segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari segala marabahaya atau kegagalan (Purba dkk, 2008). Respon seseorang terhadap kecemasan cenderung bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan, kepribadian, pengalaman sebelumnya terhadap stres, mekanisme koping, jenis kelamin, usia, besarnya stresor, dan kemampuan pengelolaan emosi dari masingmasing individu (Potter & Perry, 2006). Bagi individu yang penyesuaiannya baik, maka stres dan kecemasan dapat diatasi dan ditanggulangi. Namun bagi yang penyesuaiannya kurang baik maka stres dan kecemasan dapat menghambat kegiatan sehari-hari (Prawitasari, 1988 dalam Arief, Suwadi, & Sumarni, 2003).
4 4 Timbulnya kecemasan yang paling besar adalah pada saat mahasiswa menghadapi tes atau ujian. Kecemasan menghadapi tes penting adanya selama dalam intensitas yang wajar guna meningkatkan motivasi. Permasalahannya ketika kecemasan yang dialami individu terlalu tinggi dan bersifat negatif maka dapat mengganggu keadaan fisik dan psikologis mereka sehingga ujian tersebut tidak akan dapat terlewati dengan baik (Zulkarnain, 2009). Ujian dianggap sebagai mimpi buruk, walaupun sudah belajar dan mempersiapkan diri dengan baik. Ketika ujian tetap saja muncul perasaan gelisah, panik, susah berkonsentrasi, perut terasa sakit, dan menjadi lebih sering ke kamar kecil sehingga ujian tidak dapat diselesaikan dengan baik (Zulkarnain, 2009). Mahasiswa yang mempunyai kecemasan tinggi cenderung mendapat skor yang lebih rendah daripada skor mahasiswa yang kurang cemas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arif, Suwadi, & Sumarni (2003), mengenai hubungan kecemasan menghadapi ujian skills lab modul shock dengan prestasi yang dicapai pada mahasiswa FK UGM angkatan Hasil yang diperoleh semakin besar kecemasan mahasiswa, prestasi yang dicapai semakin kecil dan sebaliknya. Sehingga mahasiswa harus benar-benar memperhatikan dan berusaha mengendalikan dengan baik faktor kecemasan sebelum menghadapi ujian skills lab. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Oktober 2013 melalui kuisioner tingkat kecemasan terhadap 80 mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
5 5 Kedokteran Universitas Udayana (PSIK FK Unud) angkatan 2013 didapatkan hasil cukup banyak mahasiswa yang mengalami kecemasan. Sebesar 11,25% mahasiswa mengalami tingkat kecemasan sedang, 7,5% mengalami tingkat kecemasan berat, dan 2,5% mengalami tingkat kecemasan sangat berat ketika akan menghadapi ujian. Data nilai ujian lab klinik dari 82 mahasiswa angkatan 2013 pada mata kuliah IDK 1 (Ilmu Dasar Keperawatan 1), didapatkan hasil sebesar 37,8% mahasiswa mendapatkan nilai dari rentang 70-80, 54,9% mahasiswa dengan rentang nilai 81-90, dan 7,3% mahasiswa mendapatkan nilai di atas 90. Kecemasan dalam menghadapi ujian dapat diatasi dengan pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis seperti olah raga teratur, humor, nutrisi dan diet yang baik, istirahat yang cukup, dan teknik relaksasi (Potter & Perry, 2006). Salah satu teknik relaksasi yang dapat mengatasi kecemasan adalah dengan teknik relaksasi masase yaitu pijat tangan aromaterapi lavender (hand massage aromatherapy lavender). Hal ini sesuai dengan pernyataan Lin (2004) dalam Siahaan (2013), yang menyebutkan bahwa cara untuk mengatasi kecemasan adalah relaksasi dengan melakukan masase/pijatan pada bagian tubuh tertentu dalam beberapa kali akan membuat perasaan lebih tenang. Synder & Lindquist (2006), menjelaskan pijat tangan aromaterapi berfokus pada efek pemijatan dan keharuman aromaterapinya. Aromaterapi yang digunakan bersamaan dengan teknik pemijatan memiliki efek ganda. Selain dari efek penyerapan minyak esensial ke dalam kulit
6 6 sehingga masuk ke dalam tubuh dan mempengaruhi organ-organ di dalam tubuh, keharuman dari aromaterapi tersebut juga akan ditangkap oleh reseptor di hidung lalu menyalurkan informasi itu ke area di otak tempat pengontrol emosi dan memori. Pada pijat tangan aromaterapi dipilih minyak essensial lavender karena pada lavender terdapat kandungan utama senyawa aktif linalool utama yang berperan pada efek anti cemas (relaksasi) (Pengelly, 2003). Penelitian ini melibatkan Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSIK FK Unud) Angkatan Pemilihan angkatan 2013 sebagai subjek penelitian dengan mempertimbangkan angkatan 2013 merupakan angkatan termuda saat ini di PSIK FK Unud. Seperti yang kita ketahui, awal masa perkuliahan merupakan masa-masa yang sangat sulit untuk dilewati. Karena masa tersebut merupakan masa transisi dari pendidikan menengah atas menuju perguruan tinggi. Dimana pada masa itu terjadi proses pendewasaan sehingga membutuhkan suatu adaptasi dari berbagai stressor dalam kehidupan akademik yang tentunya sangat berbeda dari masa Sekolah Menengah Atas (SMA) mereka dulu. PSIK FK Unud menerapkan sistem pembelajaran dengan sistem blok yang terdiri dari kegiatan lecture, SGD (Small Group Discussion), dan pleno. Kegiatan pembelajaran dengan sistem blok ini dilakukan evaluasi atau ujian di akhir mata kuliah. Sehingga para mahasiswa memikul beban yang cukup berat karena harus menguasai materi kuliah dalam waktu yang cukup singkat.
7 7 Berdasarkan fenomena ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pijat tangan dan aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan sebelum ujian lab klinik keperawatan pada mahasiswa PSIK FK Unud Angkatan 2013, karena sepanjang pengetahuan peneliti di Indonesia khususnya di PSIK FK Unud Denpasar belum ada penelitian mengenai pengaruh pijat tangan dan aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan mahasiswa sebelum ujian lab klinik keperawatan pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSIK FK Unud) Angkatan Rumusan Masalah Berdasarkan uraian masalah di atas didapatkan rumusan masalah; Adakah pengaruh pijat tangan dan aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSIK FK Unud) Angkatan 2013 sebelum ujian lab klinik keperawatan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pijat tangan dan aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSIK FK Unud) Angkatan 2013.
8 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebelum diberikan terapi pijat tangan dan aromaterapi lavender. b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah diberikan terapi pijat tangan dan aromaterapi lavender. c. Menganalisis perbedaan tingkat kecemasan mahasiswa sebelum dan sesudah pemberian terapi pijat tangan dan aromaterapi lavender pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. d. Menganalisis perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh perawat untuk melakukan modifikasi tindakan pada komunitas mahasiswa agar kejadian tingkat stres akibat kecemasan akademik dapat diminimalisir Manfaat Teoritis a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan pustaka terutama dalam bidang keperawatan komunitas, sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.
9 9 b. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi intervensi yang bisa diaplikasikan untuk perawatan pasien di komunitas terkait dengan kejadian kecemasan akademik yang cenderung meningkat.
Keywords: Hands Massage and Lavender Aromatherapy, Anxiety Level, and Skill Lab Tests
PENGARUH PIJAT TANGAN DAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA SEBELUM UJIAN LAB KLINIK KEPERAWATAN (Studi Dilakukan Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan atau keadaan khawatir dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita. Kehamilan terjadi karena adanya proses pembuahan yaitu bertemunya sel telur wanita dengan sel spermatozoa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadikan perawat sebagai satu-satunya profesi dengan intensitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keperawatan didasarkan pada sebuah upaya promotif, preventif, rehabilitatif serta kuratif bahkan kolaboratif dalam setiap asuhan keperawatan. Semua upaya tersebut menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Gangguan kecemasan diperkirakan dialami 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan (Anxiety) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan (Anxiety) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan tuntutan kehidupan (Sunaryo, 2013). Menurut Nasir & Muhith (2011) stres
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan (Sunaryo, 2013). Menurut Nasir & Muhith (2011) stres merupakan
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap pertama pertanda kedewasaan atau pubertas pada anak perempuan yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kecemasan timbul akibat adanya respon terhadap kondisi stres atau konflik. Hal ini biasa terjadi dimana seseorang mengalami perubahan situasi dalam hidupnya dan dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkonstribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI Guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, dan pengetahuan telah membawa kemajuan salah satunya yaitu meningkatnya usia
Lebih terperinciTERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI
LAMPIRAN xiii TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI PADA PASIEN POST OPERSI FAM A. Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan merupakan suatu hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya. Studi Framingham memberikan gambaran yang jelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan jenis gangguan mental paling sering terjadi di dunia dengan prevalensi lebih dari 15%, dengan persentase wanita lebih banyak dibandingkan pria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat D3 Keperawatan, S1 Keperawatan dan juga profesi ners. Imbasnya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini terjadi fenomena dimana banyak berdiri akademi keperawatan, termasuk banyak perguruan tinggi yang mulai membuka program studi keperawatan, mulai dari tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Stres tidak terpisahkan dari kehidupan setiap individu, suatu fenomena yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta akan dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan nasional yang berlangsung beberapa tahun terakhir telah menimbulkan pergeseran pola penyebab kematian dan masalah kesehatan. Sunaryo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keperawatan adalah model pelayanan profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan hampir seperempat hingga sepertiga waktunya untuk tidur. Tidur merupakan proses yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam kehidupan sehari-hari pernah mengalami kecemasan. Kecemasan merupakan hal yang alamiah yang pernah dialami oleh setiap manusia dan sudah dianggap
Lebih terperinciSiswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi
STUDI PENDAHULUAN MENGUJI PERBEDAAN KETEGANGAN OTOT ANTARA JENIS KELAMIN, USIA, DAN SUBJEK YANG NOR- MAL DENGAN YANG MENGALAMI KELUHAN NYERI KEPALA DAN PUNDAK Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia semakin mengalami perkembangan ke era globalisasi. Dengan adanya perkembangan zaman ini, masyarakat dituntut untuk mengikuti perkembangan modern. Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan arus listrik. Berat
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender
digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan hasil penelitian mengenai pengaruh aromaterapi lavender secara inhalasi terhadap nyeri jahitan perineum pada ibu
Lebih terperinciTerapi Komplementer Massage Punggung untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan
Terapi Komplementer Massage Punggung untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Makalah Ini Digunakan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Holistik II Disusun oleh : Dahlia Budi Utami (22020112120004)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya pernah mengalami stres. Stres merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari. Meskipun demikian stres bukan sesuatu hal yang buruk dan
Lebih terperinciPrevalensi Ansietas Menjelang Ujian Tulis pada Mahasiswa Kedokteran Fk Unand Tahap Akademik
666 Artikel Penelitian Prevalensi Ansietas Menjelang Ujian Tulis pada Mahasiswa Kedokteran Fk Unand Tahap Akademik Tomas Apriady 1, Amel Yanis 2, Yulistini 3 Abstrak Ansietas atau kecemasan adalah perasaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adaptasi yang juga berbeda pada setiap individu baik secara biologis, psikologis dan sosial (Ntoumanis, Edmunds & Duda, 2009).
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stres disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan respon yang berbeda terhadap stres sehingga menghasilkan adaptasi yang juga berbeda
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi
Lebih terperinciPENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN
PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Isa Khasani dan Nisa Amriyah Abstrak Sectio caesarea merupakan salah satu pembedahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri itu merupakan alasan yang paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri biasanya menderita
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang
BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual yang utuh dan unik, artinya yang merupakan satu kesatuan yang utuh dari aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang merupakan perguruan tinggi swasta yang mempunyai berbagai fakultas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami
19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami fraktur dan bisa menyebabkan kematian lebih dari 1,25 juta orang setiap tahunnya, dimana sebagian besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda (Double
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda (Double Burden Nutrition). Masalah gizi kurang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara gizi lebih juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan perasaan yang paling umum dialami oleh pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas terhadap penyakit yang mereka alami dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang TBC adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara-negara maju, modern dan industri. Keempat masalah kesehatan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa
ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perawat yang bekerja di Instalasi Rawat Darurat dituntut untuk memiliki kecekatan, keterampilan dan kesiagaan setiap saat (Mahwidhi, 2010). Para perawat tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural. Ini menjadi prinsip keperawatan bahwa asuhan keperawatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan di bidang ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada peningkatan usia harapan hidup (life expectancy) seseorang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah komitmen negara terhadap rakyat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) adalah komitmen negara terhadap rakyat sendiri dan masyarakat global yang merupakan suatu kesepakatan dan kemitraan global untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan adalah keadaan indvidu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom berespons terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh semua orang. Menurut Yosep (2007), kesehatan jiwa adalah. dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan, sehat jiwa tidak hanya terbatas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap individu tidak terlepas dari aktivitas atau pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut membutuhkan energi dan kekuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terapi lingkungan merupakan salah satu bentuk upaya kuratif yang dapat dilakukan untuk membantu proses penyembuhan penyakit karena lingkungan berkaitan erat dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY). Hasil penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kemajuan ekonomi yang telah mengubah gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah menyebabkan transisi epidemiologi dimana
Lebih terperinciSTRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Nurhafizah* Erniyati** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan Maternitas
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI OLEH ANDITA NOVTIANA SARI FLAMINGO 1 P17420509004 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI KEPERAWATAN MAGELANG 2011 SATUAN ACARA PENYULUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun. Menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada saluran pencernaan (gastrointestinal) merupakan sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medik. Kasus pada sistem gastrointestinal
Lebih terperinciBAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam
BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu terutama wanita. Pada masa ini, terjadi proses transisi dari masa anak ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada fungsi ginjal, dimana tubuh tidak mampu untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah seseorang yang berada pada usia perkembangan dari masa remaja akhir sampai dewasa awal (dewasa madya), yang dimulai dari usia 18 sampai 25
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi konflik pada diri seseorang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penanganan (Asrinah, 2010 dalam Nuraisyah, 2012, hlm. 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah proses persalinan sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu dan bayi, kondisi psikis maupun penolong yang membantu proses persalinan. Bila salah
Lebih terperinciPemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015
Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015 A. Pengertian Chaplin (2011) memberi pengertian relaksasi sebagai kembalinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah penggunaan tenaga dan penggunaan bagian tubuh seperti tangan
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Organisasi atau perusahaan merupakan sebuah tempat dimana pekerja merupakan salah satu bagian penting dalam kesuksesan sebuah perusahaan. Bekerja adalah penggunaan tenaga
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres muncul akibat suatu stresor. Stresor yaitu penghalang, kesukaran, atau aral melintang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di Indonesia. Pergeseran tersebut terjadi dari penyakit menular menjadi penyakit degeneratif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan yang baik adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN MEKANISME KOPING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN MENGHADAPI PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN DI RUMAH SAKIT SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN MEKANISME KOPING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN MENGHADAPI PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN DI RUMAH SAKIT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah makhluk yang berakal budi / mampu menguasai makhluk lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap tekanan baik internal maupun eksternal. Istilah kecemasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan waktu yang ditunggu tunggu setelah 9 bulan
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Persalinan merupakan waktu yang ditunggu tunggu setelah 9 bulan mengandung.akan tetapi, pada ibu yang akan menghadapi proses persalinan tersebut tidak jarang diikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang mahasiswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin di masa yang akan datang. Untuk itu diharapkan mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuatnya depresi. Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang pasti akan mengalami kesulitan hidup, terkadang hal tersebut menjadi penyebab beberapa orang mengalami putus asa dan membuatnya depresi. Depresi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang ini berakibat makin kompleks kebutuhan masyarakat. Industrialisasi dan urbanisasi makin lekat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari populasi umum (perempuan lebih banyak dibandingkan prevalensi laki-laki). Kecemasan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan keadaan dimana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial dan perkembangan atau spiritual seseorang
Lebih terperinciPENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR
PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO pada tahun 1995, penderita non psikotis di Indonesia seperti stres
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus menjalani rawat inap adalah sesuatu yang membuat mereka cemas. Faktor kecemasan ini dipicu karena
Lebih terperincidan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. antara satu sama lain. Pada tahap akademik mahasiswa mendapatkan teori-teori
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menghasilkan seorang perawat profesional, harus melewati dua tahap pendidikan yaitu tahap pendidikan akademik yang lulusannya mendapat gelar S.Kep. dan tahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat. terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan berkelompok yang direncanakan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan bagian penting dalam rangka tercapainya peningkatan kualitas hidup manusia secara menyeluruh. Transformasi kehidupan masyarakat dari pola agraris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua. yang sesungguhnya(emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua mahasiswa untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan yang sesungguhnya(emilia, 2008).
Lebih terperinci