BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berbasis kompetensi. Penilaian diperlukan sebagai bentuk dari
|
|
- Djaja Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Ners yang diterapkan PSIK FK UGM merupakan proses pendidikan yang berbasis kompetensi. Penilaian diperlukan sebagai bentuk dari evaluasi hasil belajar yang berfungsi untuk mengukur pencapaian kompetensi suatu pendidikan. Evaluasi kompetensi harus mencakup penilaian formatif dan sumatif untuk menilai tahap peningkatan individu. Berdasarkan Panduan Akademik UGM (2013), blok assessment dan penilaian tiap mata kuliah dilakukan untuk menilai kemampuan kognitif, psikomotor dan afektif. Uji tulis untuk menilai aspek kognitif sedangkan ujian skills lab dilakukan untuk menilai aspek psikomotor, afektif dan professional behaviour dengan menggunakan checklist penilaian. Ujian skills lab dilakukan dengan Objective Structured Clinical Examination (OSCE). OSCE diperkenalkan oleh Harden pada tahun 1975 sebagai instrumen penilaian keterampilan klinik mahasiswa kedokteran kemudian diadaptasi untuk diterapkan oleh disiplin ilmu kesehatan lainnya termasuk keperawatan pada tahun 2004 di Inggris. OSCE merupakan ujian dengan penilaian berdasarkan keterampilan (performa) yang diobservasi saat melakukan berbagai ketrampilan klinik (McWilliam dan Botwinski, 2009). Secara nasional, OSCE menjadi pelengkap dari uji pengetahuan pada uji kompetensi dokter (Sailah, 2012). Hal ini juga menjadi salah 1
2 2 satu fokus profesi keperawatan untuk dapat menyelenggarakan OSCE sebagai pelengkap ujian dalam uji kompetensi perawat yang kini masih dalam tahap persiapan dan pengembangan. Pelaksanaan OSCE di PSIK UGM dilakukan setiap akhir semester untuk beberapa skill yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan pembelajaran blok. Tidak hanya itu OSCE juga menjadi salah satu komponen penilaian dari blok 4.5 CCNS (Comprehensive Clinical Nursing Skills) dengan prosentase penilaian sebesar 70% (Pertiwi, 2013). Blok 4.5 merupakan rangkaian yang dilalui mahasiswa PSIK UGM pada tahap pendidikan. Blok 4.5 yaitu CCNS, memiliki tujuan untuk mempersiapkan mahasiswa memasuki tahap pembelajaran klinik. OSCE pada CCNS merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Saat menjelang dan berlangsungnya ujian tekanan terhadap mahasiswa relatif meningkat. Hal ini disebabkan karena jumlah keterampilan yang diujikan relatif banyak yaitu 21 stase yang disertai pula dengan soal kasus. Situasi ujian yang memerlukan suatu keterampilan dengan penilaian standar yang tinggi dan bersifat kompetisi akan meningkatkan kecemasan serta mengganggu individu untuk fokus terhadap hal-hal yang perlu dilakukan ketika ujian (Zeidner & Matthews, 2005 cit. Asghari, et.al, 2012). Proses kognisi yang meliputi perhatian dan ingatan suatu urutan, kegiatan belajar dan performa berhubungan dengan munculnya kecemasan ujian (Stober dan Pekrun, 2004). Kecemasan ujian (test anxiety) memunculkan ketakutan dan kekhawatiran terhadap situasi yang mengevaluasi keterampilan terutama berkaitan dengan bidang akademik (Brown et.al, 2011).
3 3 Beberapa jenis format ujian yang terkait dengan kecemasan yaitu OSCE. Kondisi kecemasan selama OSCE dikaitkan dengan tingkat persiapan dalam mengahadapi ujian (Brand & Schoonheim-Klein, 2009 cit. Bedewy dan Gabriel, 2013), menunjukkan bahwa tingkat munculnya kecemasan yang wajar diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang menekan dan dengan hal tersebut individu dapat tampil dengan performa yang optimal. Hal tersebut bertentangan dengan penelitian Fidment (2012) yang menyatakan bahwa mahasiswa merasakan kecemasan saat berlangsungnya OSCE sehingga kecemasan dapat berpengaruh pada performa pelaksanaan dan kelulusan. Kecemasan ujian sering memunculkan respon multisistem dalam menghadapi situasi yang mengancam maka hal ini berpengaruh pada tiga level yaitu : fisik, emosional, dan kognisi. Respon tersebut saling berkaitan dengan sistem simpatis dan parasimpatis yang berpengaruh pada perubahan denyut jantung. Beberapa orang menunjukkan, saat denyut jantung meningkat kemudian dipertahankan maka secara internal dari individu akan mengambarkan kegagalan dan kecemasan dalam melaksanakan keterampilan (Prato, 2009), Menurut Ping et.al (2008) menyatakan bahwa 93% dari 86 mahasiswa Fakultas Kedokteran Penang di Malaysia menjalani ujian klinik dibawah performa yang seharusnya. Penyebab yang kebanyakan muncul yaitu kegugupan akibat pembatasan waktu, kurangnya pemahaman materi, pasien yang tidak kooperatif, perasaan tertekan, dan kurang percaya diri. Pengalaman negatif yang lain yaitu mahasiswa tidak mampu mengontrol perasaan cemas ketika ujian berlangsung,
4 4 kurang dapat mengungkapkan materi yang diingat, dan adanya perbedaan persepsi pada penguji. Hal tersebut menjadi stresor penting bagi mahasiswa. Kecemasan ujian juga dirasakan lebih tinggi pada materi yang sulit (Al-Doughmi et.al, 2006). Menurut penelitian Esswi, et.al (2013) saat OSCE terdapat 70% mahasiswa keperawatan Universitas King Saud di Riyadh mengalami kesulitan dalam manajemen waktu dan hal tersebut menyebabkan timbulnya perasaan tertekan. Studi pendahuluan yang dilakukan bersama mahasiwa perwakilan kelas yang menjadi koordinator dalam menyampaikan aspirasi mahasiswa kepada dosen dan staf, disebut dengan istilah dewan kelas, pada 13 November 2013 mendistribusikan kuisioner kepada 59 mahasiswa tahun ke-4. Berdasarkan kuisioner yang telah diisi dengan pertanyaan mengenai keterampilan yang diujikan dan kendala yang dirasakan saat OSCE, beberapa mahasiswa mengungkapkan, Kecewa, sedih karena ada beberapa penguji yang penilaiannya berdasarkan waktu meskipun skill sudah dilakukan dengan baik. Mahasiswa memiliki persepsi bahwa penguji mempunyai pertimbangan yang berbeda-beda dalam melakukan penilaian terhadap keterampilan mahasiswa walaupun demikian penilaian tetap berdasarkan checklist yang telah ada. Hasil berikutnya berkaitan dengan keterampilan yang memiliki tahapan prosedur panjang, keterampilan intranatal, dapat menimbulkan kecemasan karena waktu yang terbatas akan mempengaruhi konsentrasi di stase selanjutnya. Menurut data yang ada 42% dari 59 mahasiswa tahun ke-4 yang telah melengkapi kuisioner menyatakan bahwa keterampilan intranatal dapat menjadi salah satu stresor yang menyebabkan timbulnya kecemasan. Cemas agak kecewa karena kurang cepat dalam
5 5 melakukan skill dan mempengaruhi terhadap skill berikutnya. Jumlah stase dan teori yang banyak membuat khawatir mahasiswa berkaitan dengan kelulusan nilai. Mahasiswa juga dituntut secara teknik menguasai dan mampu memegang peran serta bekerjasama dalam tim di bawah tekanan, waktu, maupun masalah teknis yang tidak dikehendaki. Cara menyikapi situasi kecemasan sebelum dan saat OSCE yaitu dengan melakukan persiapan sebelumnya, memfokuskan perhatian dan mempergunakan strategi koping (Fidment, 2012). Koping dan kecemasan ujian dilihat sebagai proses pengaturan emosional (Stober dan Pekrun, 2004), seseorang akan memutuskan untuk menggunakan satu atau banyak menejemen respon atau teknik koping. Aktivitas koping perilaku yang dilakukan secara sadar dan langsung dengan tujuan untuk memodifikasi dan mendeterminasi gejala. Koping membantu mahasiswa untuk menghadapi stres dan kecemasan pada situasi ujian, menghilangkan atau mengubah kondisi penyebab stres dan menjaga supaya tidak timbul perasaan negatif yang berlebih. Hal ini tergantung pada pemilihan strategi koping dan kemampuan untuk menghasilkan perilaku yang adaptif dan fungsi positif (Lazarus & Folkman, 1984; Zeidner, 1998). Tingkat kecemasan ujian yang tinggi sebagian besar berkaitan dengan strategi koping yang memfokuskan pada emosi (emotion-focused coping) dan strategi koping penghindaran (avoidance coping) sedangkan menurut beberapa penelitian diketahui bahwa koping yang digunakan saat menghadapi kecemasan ujian memiliki model koping yang lebih adaptif yaitu seperti koping proaktif (Raffety et.al., 1997) dan
6 6 problem-focused coping, terutama pada persiapan hal-hal yang akan dihadapi (task preparation). Penelitian mengenai ujian OSCE keperawatan masih terbatas, terhitung dari tahun 1968 sampai 2001 hanya ada 15 jurnal penelitian (Walsh, 2009). Pencarian melalui situs jurnal penelitian pada 28 Januari 2014 ditemukan 215 jurnal OSCE keperawatan yang telah dipublikasikan dari tahun 2004 sampai 2014, jumlah tersebut masih relatif sedikit apabila dibandingkan dengan OSCE kedokteran yang ditemukan sejumlah 1001 jurnal yang juga dipublikasikan antara 2004 hingga Penelitian OSCE keperawatan di Indonesia belum banyak dikaji secara mendalam terkait teknis, evaluasi dan bentuk pengembangan penelitian lainnya. Setelah membaca berbagai literatur dan melihat hasil studi yang telah dilakukan, OSCE merupakan salah satu ujian yang dapat menimbulkan kecemasan ujian (Brand & Schoonheim-Klein, 2009 cit. Bedewy dan Gabriel, 2013). Penelitian mengenai kecemasan ujian sampai saat ini masih berfokus pada ujian tulis, oral, dan keterampilan yang salah satunya pada aspek keilmuan olahraga. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih perlu adanya pengembangan penelitian untuk bentuk ujian lainnya seperti halnya OSCE. OSCE CCNS dianggap mahasiswa menjadi ujian yang memiliki stresor lebih dibandingkan dengan ujian lainnya. Kecemasan ujian menjadi salah satu penyebab yang dapat mempengaruhi perfoma dan kelulusan OSCE maka dari itu kecemasan ujian saat OSCE perlu diatasi supaya dapat dicegah dan dikurangi dengan
7 7 penggunaan strategi koping yang dilakukan oleh masing-masing individu. Dari masalah tersebut peneliti tertarik untuk melihat adakah hubungan strategi koping yang digunakan oleh mahasiswa PSIK UGM terhadap kecemasan ujian saat menghadapi OSCE. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu bagaimana hubungan strategi koping terhadap kecemasan ujian mahasiswa PSIK UGM saat menghadapi OSCE? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan strategi koping terhadap kecemasan ujian dalam menghadapi OSCE pada mahasiswa PSIK UGM. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini untuk mengetahui : a. Untuk mengetahui strategi koping yang digunakan oleh mahasiswa PSIK UGM saat OSCE. b. Untuk mengetahui gambaran kecemasan ujian mahasiswa PSIK UGM saat melaksanakan ujian OSCE.
8 8 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan berdasarkan riset mengenai hubungan strategi koping dengan kecemasan ujian mahasiswa PSIK UGM menghadapi OSCE,selain itu juga untuk menguatkan teori yang sudah ada maupun melengkapinya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi mahasiswa Memberikan masukan bagi mahasiswa untuk menerapkan strategi koping yang efektif dan mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian sehingga dapat diterapkan saat menghadapi ujian OSCE ataupun bentuk ujian lainnya. b. Bagi peneliti Memberikan pengalaman yang sangat berharga dan melatih peneliti dalam melakukan penelitian secara sederhana dan ilmiah, sehingga memungkinkan untuk dapat melakukan penelitian lain yang lebih baik. c. Bagi institusi pendidikan 1) Memberikan gambaran strategi koping mahasiswa dalam mengatasi kecemasan ujian saat OSCE sehingga dari gambaran tersebut maka instansi pendidikan dapat mengambil langkah yang sesuai untuk dapat mengurangi penyebab dari timbulnya stresor ujian utamanya dari segi teknis.
9 9 2) Memberi masukan terhadap institusi untuk selalu melakukan perbaikan sistem evaluasi OSCE baik dari komponennya maupun peserta ujian, mahasiswa, supaya tujuan pembelajaran keterampilan dapat memenuhi kompetensi yang diharapkan. E. Keaslian Penelitian Berdasar pengetahuan dan literatur yang telah penulis ketahui, penelitian dengan judul hubungan antara starategi koping mahasiswa PSIK UGM dengan kecemasan ujian mahasiswa PSIK UGM pada OSCE belum pernah dilakukan. Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh : 1. Wang (2005) dengan judul Stress, Coping, and Psychological Health of Vocational High School Nursing Students Associated With a Competitive Entrance Exam. Metode penelitian deskriptif cross sectional. Diteliti pada mahasiswa vokasi keperawatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi dan sumber stres ujian masuk dan perilaku koping, pengaruh dari perbedaan tingkat stres terhadap koping yang digunakan, dan penilaian fungsi koping untuk menentukan perilaku koping yang efektif dalam mengatasi pengaruh stres pada kesehatan psikologis selama mempersiapkan ujian masuk universitas. Instrumen yang digunakan stress perceived scale, coping behavior inventory, dan Chinese health questionnaire. Hasil menunjukkan terdapat lima stresor utama pada ujian yaitu menghadapi ujian, belajar, keinginan diri sendiri, harapan guru, dan harapan orang tua. Terdapat hubungan yang signifikan antara stres dengan koping berfokus pada masalah.
10 10 Persamaan penelitian Wang dengan penelitian ini adalah metode penelitian dan variabel strategi koping, yang sama untuk melihat kemampuan koping dalam menghadapi ujian. Perbedaan penelitian ini adalah variabel, subyek penelitian, dan instrumen. 2. Ping (2008), dengan judul penelitian Test Anxiety: State, Trait and Relationship with Exam Satisfication. Metode penelitian deskriptif analitik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola perubahan gejala kecemasan selama ujian dan mengetahui hubungan dengan anxiety traits. Sampel yang diteliti yaitu mahasiswa kedokteran tahun keempat yang menjalani ujian klinik optalmologi di universitas kedokteran Penang. Instrumen yang digunakan yaitu Spielberger Test Anxiety Inventory-Trait dan kuisioner yang berisi pernyataan gejala kecemasan yang muncul secara fisik dan psikologis, kuisioner kedua terkait kepuasan performa ujian, dan kuisioner ketiga evaluasi. Gejala kecemasan dilihat segera setelah ujian optalmologi sedangkan pada tahap kedua, munculnya anxiety traits dilihat enam minggu setelahnya dengan instrumen. Mahasiswa dengan kecemasan bawaan memiliki skor kecemasan yang tinggi pada 10 menit saat ujian dan ketika menghadapi penguji. Persamaaan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan variabel kecemasan ujian. Perbedaan penelitian ini adalah topik, subyek penelitian, dan instrumen yang digunakan. 3. Anggraeni (2012), Hubungan strategi koping dengan iritabilitas emosi sebelum menstruasi pada mahasiswa FK UGM. Metode yang digunakan dalam penelitian
11 11 ini adalah korelasi, menelaah hubungan antara dua variable utama dengan irritabilitas sebelum menstruasi dengan pendekatan cross sectional. Sampelnya adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada yang terdiri dari tiga program studi pendidikan dokter, ilmu keperawatan dan gizi kesehatan dari tiga angkatan 2008, 2009 dan Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna (p>0.05) antara strategi koping dengan irritabilitas sebelum menstruasi pada mahasiswi fakultas kedokteran. Strategi koping yang digunakan responden (mahasiswi fakultas kedokteran UGM) adalah koping aktif berjumlah 82 orang (91.11%) sedangkan yang menggunakan strategi koping pasif berjumlah 8 orang (9.89%). Persamaan penelitian Anggraeni dengan penelitian ini adalah metode penelitian dan tempat penelitian. Perbedaan penelitian ini terkait kuesioner, variabel, dan subyek penelitian. 4. Stöber (2004) dengan judul Dimensions of Test Anxiety: Relations to Ways of Coping with Pre-Exam Anxiety and Uncertainty. Sampel yang diteliti adalah 162 mahasiswa Universitas Martin Luther, Jerman Timur dengan pendekatan penelitian cross sectional. Penelitian ini menyatakan ada empat dimensi kecemasan ujian yaitu worry, emotionality, interference, dan lack of confidence. Penelitian Stöber bertujuan mengkaji ulang hubungan antara dimensi kecemasan ujian dan cara koping serta melihat dimensi worry dan emotionality dengan worry dan interference apakah memiliki hubungan yang berbeda terhadap cara koping mahasiswa pada kecemasan sebelum ujian. Hasil menunjukkan bahwa
12 12 secara keseluruhan kecemasan ujian berkaitan dengan dimensi mencari dukungan sosial. Penelitian ini juga melihat hubungan jenis kelamin dengan dimensi kecemasan ujian. Persamaan dari penelitian Stöber yaitu topik penelitian kecemasan ujian dan koping, metode penelitian, instrumen kecemasan ujian sedangkan perbedaan dari penelitian Stöber adalah variabel koping yang diteliti yaitu dilihat koping sebelum menghadapi ujian. 5. Dani (2011) dengan judul Hubungan antara tingkat stres dengan strategi koping pada mahasiswa kepaniteraan klinik fakultas kedokteran Universitas Riau. Metode penelitian analisis pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Riau Sampel penelitian diambil dengan teknik random sampling. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat stres adalah kuesioner yang diadopsi dari penelitian Hsiao (2003) yaitu Dietetics Students Clinical Stress Quesionnaire (DSQ) sedangkan untuk mengukur strategi koping digunakan The Ways Of Coping yang diadopsi dari penelitian Folkman dan Lazarus (1985). Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan strategi koping (p=0,001, r=-0,280) menunjukkan korelasi kearah negatif dengan kekuatan korelasi lemah. Persamaan dari penelitian Dani yaitu metode penelitian dan teknik pengambilan sampel sedangkan perbedaan dari penelitian ini adalah variabel dan instrumen.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi lulusan pendidikan ilmu kesehatan termasuk pendidikan ilmu kedokteran gigi meliputi kognitif, skill, dan afektif. Kompetensi kognitif, skill dan afektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam kehidupan sehari-hari pernah mengalami kecemasan. Kecemasan merupakan hal yang alamiah yang pernah dialami oleh setiap manusia dan sudah dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. afektif. Kompetensi kognitif, keterampilan, dan afektif harus diuji dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran yang berdasarkan pada kompetensi mencakup tiga ranah (domain) yang saling terintegrasi yaitu kognitif, keterampilan, dan afektif. Kompetensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Multiple Choice Question (MCQ) merupakan bentuk ujian pada mahasiswa kedokteran untuk menilai hasil belajar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Gangguan kecemasan diperkirakan dialami 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres muncul akibat suatu stresor. Stresor yaitu penghalang, kesukaran, atau aral melintang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk dapat menjalankan praktik keperawatan, seorang perawat wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). Sedangkan untuk mendapatkan STR, seorang perawat harus memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menampilkan kemampuan professional yang optimal. Untuk membentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi program sarjana merupakan komponen utama dalam menilai kemampuan peserta didik pada pendidikan tinggi ilmu keperawatan. Pengujian klinik lapangan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya pernah mengalami stres. Stres merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari. Meskipun demikian stres bukan sesuatu hal yang buruk dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan keperawatan merupakan suatu proses pembentukan tenaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan keperawatan merupakan suatu proses pembentukan tenaga kesehatan yang ahli dalam bidang keperawatan dalam menciptakan tenaga kesehatan yang professional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan serta sesuai kebutuhan masyarakat (Febriyani, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu keperawatan, sangat penting untuk membentuk perawat-perawat yang profesional. Dengan demikian diperlukan suatu sistem pendidikan yang bermutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi program sarjana merupakan komponen utama dalam menilai kemampuan peserta didik pada pendidikan tinggi ilmu keperawatan. Pengujian klinik lapangan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua. yang sesungguhnya(emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua mahasiswa untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan yang sesungguhnya(emilia, 2008).
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN MEKANISME KOPING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN MENGHADAPI PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN DI RUMAH SAKIT SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN MEKANISME KOPING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN MENGHADAPI PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN DI RUMAH SAKIT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan,
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan, latihan-latihan untuk menentukan tingkat pengetahuan, kemampuan, bakat atau kualifikasi seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah seseorang yang berada pada usia perkembangan dari masa remaja akhir sampai dewasa awal (dewasa madya), yang dimulai dari usia 18 sampai 25
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa usia lanjut merupakan periode terakhir dalam perkembangan kehidupan manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi fisik,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab II ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori-teori yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab II ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dan terkait dengan topik yang akan di ambil. Bab II ini akan menjelaskan tentang landasan teori, kerangka
Lebih terperinciAbstrak. i Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui strategi penanggulangan stres pada perawat instalasi bedah sentral/ operasi kamar (OK) di rumah sakit X Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis beserta pengobatannya mempunyai dampak besar terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut (LLA). LLA merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat dialami oleh siapa saja dan memiliki implikasi negatif jika berakumulasi dalam kehidupan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dengan teman sebaya (Peer-Assisted Learning; selanjutnya disingkat PAL) sudah cukup populer dan sejak lama digunakan dalam pendidikan kedokteran. Jika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat. terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan berkelompok yang direncanakan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini yang paling dibutuhkan dalam dunia kesehatan adalah kerja sama tim antar sesama profesi kesehatan. Keselamatan dan kualitas pelayanan kesehatan bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilatih untuk mengajar, penilaian, tujuan evaluasi dan secara konsisten
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai penentuan kelulusan pada perkuliahan keperawatan, salah satu ujian yang wajib di ikuti olah mahasiswa keperawatan yaitu mengikuti ujian OSCA (Objective Structured
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa kedokteran merupakan golongan dewasa muda yang unik, yang memiliki komitmen akademik dan gaya hidup yang dapat berimbas pada kebiasaan tidurnya dan mengakibatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Penelitian Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan desain observasional analitik menggunakan pendekatan cross sectional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan ilmu yang berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan tujuan untuk mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI Guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berupa pergerakan sendi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mobilitas merupakan kebutuhan dasar manusia yang diperlukan oleh individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berupa pergerakan sendi, sikap, gaya berjalan, latihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasien dengan gangguan saluran perkemihan. Kateter sendiri mengganggu
3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan kateter merupakan salah satu intervensi yang diberikan kepada pasien dengan gangguan saluran perkemihan. Kateter sendiri mengganggu pertahanan alami dari
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Kecemasan pada Mahasiswa Kedokteran saat Menghadapi OSCE
BAB V PEMBAHASAN A. Kecemasan pada Mahasiswa Kedokteran saat Menghadapi OSCE 1. Persepsi OSCE menurut Mahasiswa Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan mendefinisikan OSCE sebagai ujian praktik untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran.
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION (OSCE) DENGAN NILAI OSCE MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI Diajukan ke Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan bahwa terdapat negara dengan beban Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi dan kasus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang merupakan perguruan tinggi swasta yang mempunyai berbagai fakultas,
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI
HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep koping 1.1. Pengertian mekanisme koping Koping adalah upaya yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan, ancaman, luka, dan
Lebih terperinciEndah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping Mahasiswa Semester II D-III Keperawatan Dalam Menghadapi Praktek Klinik Keperawatan Di Universitas Nusantara PGRI Kediri Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994).
BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994). Seseorang mengalami kecemasan ketika mereka menjadi waspada terhadap keberadaan atau adanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adaptasi yang juga berbeda pada setiap individu baik secara biologis, psikologis dan sosial (Ntoumanis, Edmunds & Duda, 2009).
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stres disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan respon yang berbeda terhadap stres sehingga menghasilkan adaptasi yang juga berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aman dan etis (College of Nurses of Ontario, 2014). Salah satu kompetensi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan penilaian/sikap yang diperlukan dalam melakukan praktik keperawatan yang aman dan etis (College of Nurses
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif observasional
39 BAB III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif observasional dengan rancangan studi cross-sectional, identifikasi pekerja pabrik shift
Lebih terperinciPEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN
BAB V EVALUASI KEBERHASILAN Evaluasi dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan metode PBL ini meliputi elemen hasil pembelajaran yaitu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh mahasiswa), proses
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang terletak di Jl. Ringroad
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres bukan sesuatu hal yang buruk dan menakutkan, tetapi merupakan bagian dari kehidupan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan. tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik mahasiswa maupun sumber daya yang ada. Pembelajaran merupakan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
36 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan kesehatan tidak terlepas dari pembelajaran praktik bagi mahasiswa. Ketika pembelajaran praktik, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi didefinisikan sebagai interaksi sosial yang terjadi melalui pesan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi didefinisikan sebagai interaksi sosial yang terjadi melalui pesan yang melibatkan transmisi informasi dari satu orang ke orang lain (Groves, 2014), dan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah reaksi normal terhadap stressor yang membantu seorang individu untuk menghadapi situasi yang menuntut motivasi untuk mengatasinya, tetapi ketika
Lebih terperincimahasiswa fakultas kedokteran di dunia Pendahuluan rata-ratanya mencapai 80%. Ketika ujian Objective Structured Clinical
Pendahuluan Objective Structured Clinical Examination merupakan ujian dengan penilaian berdasarkan keterampilan yang diobservasi saat melakukan berbagai keterampilan klinik yang diuji secara objektif dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Stres tidak terpisahkan dari kehidupan setiap individu, suatu fenomena yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta akan dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium. Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat Skills lab) memiliki peran penting untuk melatih mahasiswa S1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era Globalisasi sekarang ini kesehatan menjadi hal yang sangat berharga. Terutama pada kesehatan reproduksi yang sekarang ini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergeseran pembelajaran adalah pergeseran paradigma, yaitu paradigma dalam cara kita memandang pengetahuan, paradigma belajar dan pembelajaran itu sendiri. Paradigma
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
40 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Fika Nur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.A.
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Penggunaan multiple choice question (MCQ soal pilihan berganda) sebagai metode untuk menguji pencapaian hasil akhir belajar saat ini sudah sangat luas. Mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin perception; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti
70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti PAL. 2. Mahasiswa yang mengikuti PAL mempunyai persepsi yang baik tentang PAL. 3.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidakcocokan antara tuntutan fisiologis dan psikologis berdasarkan situasi dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres merupakan sebuah kondisi kesenjangan akibat terjadinya ketidakcocokan antara tuntutan fisiologis dan psikologis berdasarkan situasi dari sumber biologis, psikologis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kesehatan profesional termasuk perawat perlu memiliki kemampuan komprehensif yang meliputi tiga ranah, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor (Susanti, 2010).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kota Bandung melalui kuesioner yang disebarkan secara online dengan format Google Docs melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. A. Latar belakang Rumah sakit adalah
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stres menjadi fenomena psikologis yang dihadapi oleh mahasiswa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres menjadi fenomena psikologis yang dihadapi oleh mahasiswa kedokteran setiap harinya (Reang & Bhattacharjya, 2012). Penelitian yang dilakukan pada sebuah perguruan
Lebih terperinciGambar 3.1 Desain Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian diperlukan dalam satu penelitian karena desain penelitian dapat menjadi pegangan yang lebih jelas dalam melakukan penelitiannya. Design
Lebih terperinciGAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
13 GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Anies Andriyati Devi 1 Dra.Retty Filiani 2 Dra.Wirda Hanim, M.Psi 3 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, sehingga data
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, sehingga data yang sudah valid dan reliabel menjadi data hasil penelitian. Selanjutnya dilakukan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT STRES DENGANMEKANISME KOPING DAN SIKAP DALAM MENJALANKAN PROFESI NERS PADA MAHASISWA UNIVERSITASRESPATI YOGYAKARTAANGKATAN
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGANMEKANISME KOPING DAN SIKAP DALAM MENJALANKAN PROFESI NERS PADA MAHASISWA UNIVERSITASRESPATI YOGYAKARTAANGKATAN 2013 Christin Wiyani INTISARI Latar Belakang: Mahasiswa ners
Lebih terperinciProdi kedokteran FK UNS Oktober 2016
Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016 Pimpinan Fakultas Pengelola Program Studi Kedokteran VISI Prodi Kedokteran Menjadi Prodi Kedokteran Sebagai Pusat Pengembangan IPTEK Kedokteran bereputasi Internasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dunia pendidikan adalah dunia yang terus berubah sesuai perkembangan zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan yang terjadi meletakkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PRESTASI UJI OSCA I PADA MAHASISWA AKPER PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PRESTASI UJI OSCA I PADA MAHASISWA AKPER PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Ida Untari STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Peningkatan mutu pendidikan merupakan tuntunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), dan tindakan (psychomotor) (Yosep, 2013). Gangguan jiwa yaitu suatu
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Uji Kompetensi
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan seluruh responden merasakan bahwa Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era global seperti saat ini, seorang tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu dapat diperoleh dari kolaborasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan yang baik adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin maju menuntut masyarakat untuk semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah satu tujuan seseorang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana peneliti
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana peneliti mencoba untuk mencari
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu
PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Peraturan Republik Indonesia No. 30 tahun 1990 mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa sebagai subjek yang menuntut
Lebih terperinciKesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Modul ke: Kesehatan Mental Mengatasi Stress / Coping Stress Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Coping Stress Coping Proses untuk menata tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. antar bangsa yang semakin nyata serta agenda pembangunan menuntut sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian yang penting untuk pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Setiap negara sangat membutuhkan sumber daya manusia berkualitas, siap
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang efektif harus didasarkan pada pemahaman tentang bagaimana mahasiswa belajar. Perkembangan teori belajar dari perspektif konstruktivisme menyebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat D3 Keperawatan, S1 Keperawatan dan juga profesi ners. Imbasnya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini terjadi fenomena dimana banyak berdiri akademi keperawatan, termasuk banyak perguruan tinggi yang mulai membuka program studi keperawatan, mulai dari tingkat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika
76 BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian JAFEB-UB merupakan salah satu jurusan dari tiga jurusan yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung mengalami stres apabila ia kurang mampu mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih luas yaitu rasional dan obyektif (Sudaryanto, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kedokteran merupakan bidang ilmu terapan, di mana pengetahuan kompleks digunakan untuk memecahkan satu masalah sama. Hal ini berbeda dengan ilmu murni dimana
Lebih terperinciPrevalensi Ansietas Menjelang Ujian Tulis pada Mahasiswa Kedokteran Fk Unand Tahap Akademik
666 Artikel Penelitian Prevalensi Ansietas Menjelang Ujian Tulis pada Mahasiswa Kedokteran Fk Unand Tahap Akademik Tomas Apriady 1, Amel Yanis 2, Yulistini 3 Abstrak Ansietas atau kecemasan adalah perasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedokteran dengan sistem integrasi berbagai multidisiplin ilmu dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Problem Based Learning (PBL) telah populer di pendidikan kedokteran dengan sistem integrasi berbagai multidisiplin ilmu dalam sebuah kasus (Barral dan Buck, 2013). Problem
Lebih terperinciArtikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Dinda Putri Amir 1, Detty Iryani 2, Laila Isrona 3
139 Artikel Penelitian Hubungan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dengan Kelulusan OSCE pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Dinda Putri
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap orang mampu menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang mampu menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, salah satunya adalah kegiatan tidur. Tidur merupakan suatu keadaan bawah sadar saat seseorang dapat dibangunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk mendongkrak kualitas pendidikan. Inovasi ini dimulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan media dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dalam pelaksanannya terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Pemerintah dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah suatu keadaan yang sangat serius pada pasien pre operasi yang ditandai dengan perasaan ketakutan dan gelisah serta menggambarkan perasaan keraguraguan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran untuk melakukan pembaharuan dan memajukan kualitas sebagai institusi pendidikan dengan memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era gobalisasi seperti ini, bekerja bukan hanya menjadi kemauan tetapi menjadi sebuah tuntutan. Bekerja hakekatnya merupakan bagian dari hidup manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya dalam rangka mendapatkan kebebasan itu. (Abdullah, 2007
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada setiap fase kehidupan manusia pasti mengalami stres pada tiap fase menurut perkembangannya. Stres yang terjadi pada mahasiswa/i masuk dalam kategori stres
Lebih terperinciPENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR
PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinci